Praktek Pelatihan Otomotif Gambaran pelaksanaan Pemberdayaan Keterampilan Otomotif di Panti

pelatihan ini diberikan teori tentang teknik-teknik pembongkaran mesin kemudian mereka langsung mempraktekkannya.

c. Praktek Pelatihan Otomotif

Dari enam bulan pelatihan itu yang benar-benar digunakan untuk pelatihan dari setiap jurusan kurang lebih hanya empat bulan. Dalam empat bulan pelatihan tersebut keterampilan otomotif menerapkan strategi pembelajaran sendiri. Dalam hal ini instruktur mempunyai strategi dalam pembelajaran keterampilan otomotif agar para peserta dapat mengikuti pelatihan dengan baik. Sesuai dengan yang dikatakan instruktur otomotif Pak Kodir kepada penulis tentang strategi pembelajaran, bahwa: “dengan 1 bulan teori dan 3 bulan praktek.” 75 Dimana pada jangka waktu 1 bulan para peserta pelatihan diberikan materi-materi dasar tentang pembongkaran mesin dan lain-lainya, dan di waktu 3 bulan itu mereka diajarkan praktek dari teori yang sebelumya sudah diberikan. Pada bulan ketiga sampai dengan kelima ini para peserta diberikan pelatihan praktek. Pemberian pelatihan otomotif dilakukan mulai dari pukul 10.00 WIB setelah para peserta menerima materi bimbingan sosial, dan setelah pukul 12.00 WIB para peserta beristirahat dan makan siang, yang kemudian dilanjutkan kembali menerima pelatihan pada pukul 13.30 WIB sampai dengan pukul 16.30 WIB. Dalam keterampilan otomotif antara ruang teori dan ruang praktek berbeda. Di dalam ruang praktek itu sendiri terdapat sebuah mesin mobil yang sudah terpisah dari rangkanya dan juga ada beberapa sepeda motor, namun sepeda motor yang dapat digunakan untuk parktek hanya satu saja. Selain itu juga ada mobil 75 Wawancara Pribadi dengan Pak Kodir Instruktur Otomotif, Jakarta 5 November 2009 yang masih lumayan lengkap keadaannya. 76 Dalam pemberian praktek ini instruktur memperagakan cara-cara membongkar mesin dan kemudian di ikuti oleh para peserta. Karena alat praktek yang digunakkan seperti sepeda motor hanya satu buah maka para peserta mempraktekkannya secara bergantian. 77 Hal ini sesuai dengan yang dikatakan instruktur otomotif Pak Kodir kepada penulis tentang saran dan pra sarana, bahwa: “..untuk standart tingkatan PSBR sudah mencukupi tapi kalau untuk standar pelatihan diluar saya kurang tau karena setiap tempat pelatihan kurikulumnya biasanya berbeda-beda, untuk peralatan-peralatan di PSBR ini sudah mencukupi tapi kalau untuk bengkel diluar tidak, pelatihan otomotif diluar biasanya peralatannya sudah lebih modern agar lebih produktif dan lebih baik. Hal tersebut dikarenakan di PSBR materi yang dajarkan hanya tingkat dasar, sedangkan diluar materi yang diajarkan tingkat bekerja yang sebenarnya.” 78 Menurut Syamsuar Mochtar ada langkah-langkah belajar mengajar yang selaras dengan penerapan keterampilan yaitu sebagai berikut: 1. Membina dengan memotivasi belajar dan memberikan rangsangan belajar 2. Mendorong timbulnya pertanyaan dari siswa dan keberanian siswa untuk mencari jawaban 3. Membimbing siswa dalam berbagi kegiatan belajarnya 4. Membimbing siswa dalam menafsirkan hasil penelitian serta melaporkan hasil kerjanya baik lisan maupun tertulis. 79 76 Observasi Penulis 12 Oktober 2009. 77 Ibid. 78 Wawancara Pribadi dengan Pak Kodir Instruktur Otomotif, Jakarta, 5 November 2009. 79 Drs. Syarif Makmur. M.Si. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dan Efektifitas Organisasi: Kajian Penyelenggaraa Pemerintah Desa , Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2008, h 119 Sesuai dengan teori di atas, untuk point pemberian pembinaan dan motivasi di keterampilan otomotif telah diberikan oleh instruktur kepada para peserta tetapi masih kurang maksimal. Hal ini dapat dilihat dari pemberian motivasi yang hanya diberikan kepada peserta yang benar-benar mengikuti pelatihan dengan baik tetapi tidak dengan peserta yang kurang serius dalam mengikuti pelatihan 80 . Selain itu kurang tegasnya instruktur dalam memberikan hukuman kepada peserta yang telat ataupun tidak mengikuti praktek. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh M. Saiful A peserta angkatan 80 kepada penulis, bahwa: ”…kurang tegas aja, kurangnya tuch kalo ada anak-anak yang telat masuk ga ada hukuman. Kaya anak AC kalo telat dikit aja kadang ga boleh ikut pelajaran atau dusuruh keluar.” 81 Dalam point kedua dari langkah-langkah belajar mengajar yang dikemukakan oleh Syamsuar Mochtar dalam memberikan rangsangan kepada para peserta instruktur masih kurang sehingga suasana kelas didominasi oleh peserta yang hanya benar-benar mengikuti pelatihan tersebut. 82

d. Praktek Belajar Kerja