Sesuai dengan teori di atas, untuk point pemberian pembinaan dan motivasi di keterampilan otomotif telah diberikan oleh instruktur kepada para peserta tetapi
masih kurang maksimal. Hal ini dapat dilihat dari pemberian motivasi yang hanya diberikan kepada peserta yang benar-benar mengikuti pelatihan dengan baik tetapi
tidak dengan peserta yang kurang serius dalam mengikuti pelatihan
80
. Selain itu kurang tegasnya instruktur dalam memberikan hukuman kepada peserta yang telat
ataupun tidak mengikuti praktek. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh M. Saiful A peserta angkatan 80 kepada penulis, bahwa:
”…kurang tegas aja, kurangnya tuch kalo ada anak-anak yang telat masuk ga ada hukuman. Kaya anak AC kalo telat dikit aja kadang ga boleh ikut
pelajaran atau dusuruh keluar.”
81
Dalam point kedua dari langkah-langkah belajar mengajar yang dikemukakan oleh Syamsuar Mochtar dalam memberikan rangsangan kepada para
peserta instruktur masih kurang sehingga suasana kelas didominasi oleh peserta yang hanya benar-benar mengikuti pelatihan tersebut.
82
d. Praktek Belajar Kerja
Praktek belajar kerja adalah kegiatan para peserta pelatihan untuk mengasah kemampuan mereka di dunia kerja nantinya. Praktek belajar kerja yang akan
dilakukan peserta pada akhir setelah mereka mengerti dengan apa yang telah diajarkan instruktur dalam pemberian keterampilan. Dalam praktek belajar kerja
ini peserta pelatihan akan melakukan praktek membongkar motor dan
80
Observasi Penulis, Jakarta 12 Oktober 2009
81
Wawancara Pribadi dengan Saiful Peserta Pelatihan Otomotif, Jakarta 5 November 2009
82
Observasi Penulis 12 Oktober 2009.
memperbaiki secara langsung di bengkel-bengkel tempat mereka melakukan praktek.
Dalam mencari tempat praktek ini para peserta diberikan kebebasan untuk mencari tempat praktek belajar kerja yang mereka inginkan, agar dalam menjalani
praktek belajar kerja nantinya mereka akan merasa nyaman. Namun apabila dalam jangka waktu yang telah ditentukan mereka maasih belum mendapatkan tempat
untuk praktek belajar kerja maka instruktur akan mencarikan tempat untuk mereka praktek belajar kerja nantinya. Praktek belajar kerja ini diadakan untuk melihat
tingkat kemampuan para peserta pelatihan setelah mereka menerima pelatihan di PSBR.
Dari hasil observasi yang penulis lakukan kepada peserta pelatihan keterampilan otomotif di PSBR pada kegiatan praktek di bengkel AHASS motor
dapat dilihat peserta pelatihan sudah bisa membongkar motor sendiri seperti memeriksa kekencangan rantai. Namun dalam praktek belajar kerja ini peserta
belum bisa langsung memperbaiki sepeda motor karena masih dalam pengawasan oleh pihak AHASS itu sendiri, jadi peserta masih di dampingi oleh seorang
mekanik dari AHASS dan membantu mekanik tersebut ketika memperbaiki sepeda motor. Hal tersebut dapat dilihat dari kinerja peserta pelatihan yang cukup
cekatan dalam membantu mekanik seperti membongkar body motor sebelum motor tersebut diservis
83
Meskipun hanya membantu mekanik tersebut dalam memperbaiki motor peserta pelatihan tetap diberikan kesempatan untuk memperbaiki sepeda motor,
hal tersebut dapat penulis lihat bahwa peserta sudah dapat membongkar
83
Observasi Penulis 17 November 2009
karburator motor dan kemudian membersihkannya tanpa perlu diberi petunjuk oleh mekanik tersebut dan kemudian peserta tersebut memasangnya kembali.
84
Maka dapat disimpulkan hasil dari pemberdayaan remaja putus sekolah pada keterampilan otomotif di PSBR menuai hasil yang baik, karena remaja yang
tadinya tidak mengerti bahkan tidak bisa memperbaiki sepeda motor menjadi terlatih dan sudah bisa membongkar sebuah sepeda motor meskipun masih dalam
dasar-dasarnya saja. Selama kurang lebih satu bulan setelah melaksanakan praktek belajar kerja
para peserta diminta untuk membuat karya tulis tentang hasil praktek belajar kerja mereka. Karya tulis tersebut akan dimasukkan dalam hasil penilaian peserta
nantinya. Selain praktek belajar kerja dan membuat karya tulis para peserta pelatihan juga akan melakukan ujian tulis, akan tetapi ujian ini hanya menyangkut
tentang bimbingan sosial dan bimbingan agama saja dan ujian tulis ini dilakukan selama dua hari. Setelah menerima hasil penilaian dari PSBR para peserta akan
melakukan perpisahan bersama dengan para staf panti dan para instruktur. Perpisahan tersebut biasanya dilakukan di luar kota selama satu hari.
Dalam pelaksanaan pelatihan keterampilan di PSBR tersebut panti memiliki tugas dan tanggung jawab. Sesuai dengan tugas dan tanggung jawab panti yang
telah penulis tulis pada BAB II, maka dari hasil pelaksanaan pemberdayaan pada keterampilan otomotif ini PSBR telah menjalankan tugasnya. Hal tersebut dapat
dilihat dari awal perekrutan para peserta pelatihan dimana panti bertugas melakukan rehabilitasi sosial untuk memulihkan rasa percaya diri, dan tanggung
jawab kepada para remaja putus sekolah dengan memberikan motivasi kepada
84
Ibid.
mereka. Selain itu panti juga bertugas mencegah timbulnya permasalahan sosial dengan melakukan deteksi dan pencegahan sedini mungkin. Dalam hal ini PSBR
melakukan tugasnya dengan pembentukan kabinet di panti, yaitu kegiatan pemilihan presiden atau ketua dari semua WBS dan juga pembentukan kelompok
kerja yang berguna nantinya sebagai kelompok piket harian. Pembentukan kabinet dan kelompok kerja ini dimaksudkan agar para remaja ini memiliki tanggung
jawab dalam diri mereka dan juga kedisiplinan dalam mengikuti pelatihan. Tugas lain dari panti adalah mengembalikan para peserta ke masyarakat
serta mau menerima kehadiran mereka dan membantu penyaluran ke berbagai sektor kerja dan usaha produktif. Hal ini dapat dilihat setelah para peserta selesai
mereka dikembalikan kekeluarga mereka, dan kemudian disalurkan ke sektor kerja yang sesuai dengan jurusan yang mereka ambil.
2. Hasil yang dicapai dalam kegiatan Pemberdayaan Keterampilan