BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual skundernya sampai saat ia mencapai
kematangan seksual. Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa. Terjadi peralihan dari
ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri. Dalam masa pertumbuhan tersebut remaja perlu mempunyai kematangan
berfikir yang menjangkau tahap global dalam menghadapi globalisasi. Apabila mereka tidak memiliki kematangan dalam berfikir maka mereka tidak akan dapat
menjalani roda kehidupan dengan sempurna. Jelasnya remaja adalah suatu periode dengan permulaan dan masa
perlangsungan yang beragam, yang menandai berakhirnya masa anak dan merupakan masa diletakkannya dasar-dasar menuju taraf kematangan.
Perkembangan tersebut meliputi dimensi biologik, psikologik dan sosiologik yang saling terkait antara satu dengan lainnya. Secara biologik ditandai dengan
percepatan pertumbuhan tulang, secara psikologik ditandai dengan akhir perkembangan kognitif dan pemantapan perkembangan kepribadian. Secara
sosiologik ditandai dengan intensifnya persiapan dalam menyongsong peranannya kelak sebagai seorang dewasa muda
1
.
1
http.h2dy.wordpress.com20081210definisi-remaja diakses 14 Juni 2009
Seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi, kebutuhan manusia semakin kompleks, bahkan sampai kebutuhan pendidikan dari berbagai bidang ilmu.
Walaupun pendidikan merupakan hak setiap warga negara, tidak setiap orang mendapat kesempatan untuk belajar. Adapun sistem pendidikan di Indonesia
diselenggarakan pemerintah maupun swasta, dan jenis pendidikan dibedakan menjadi 3 macam, yaitu pendidikan formal, informal dan non formal. Pada
Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 5 telah jelas tertulis:
1. Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu. 2.
Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan atau sosial berhak memperoleh pendidikan
khusus. 3.
Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan
khusus. 4.
Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus.
5. Setiap warga negara berhak mendapat kesempatan meningkatkan
pendidikan sepanjang hayat.
Dalam hadistpun ilmu pengetahuan diwajibkan untuk setiap muslim. Seperti H.R. Ibnu Majah, Rasulullah berkata:
2
2
Dr. Abdullah Nashih Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam jilid 2, Semarang: CV. Asy Syfa’, 1993, h. 183.
Artinya:
Mencari ilmu pengetahuan adalah wajib bagi setiap Muslim.H.R. Ibnu Majah.
Dalam hadist diatas tersebut Rasulullah mewajibkan kepada setiap muslim untuk mencari ilmu pengetahuan. Hal ini dianjurkan agar para kaum muslim di
dunia tidak menjadi kaum yang bodoh. Namun dengan berjalannya waktu banyak masalah sosial yang sering
dihadapi oleh masyarakat seperti himpitan ekonomi yang semakin sulit sehingga menyebabkan banyaknya remaja yang menjadi putus sekolah. Faktor ekonomi
inilah yang dijadikan alasan mengapa mereka memutuskan untuk berhenti sekolah. Pemerintah telah menetapkan program perluasan dan pengembangan
pendidikan sebagai salah satu prioritas utama dalam pembangunan, walaupun telah diusahakan agar semua warga negara Indonesia memperoleh pendidikan
melalui sekolah secara formal. Namun karena keterbatasan dan ketidak mampuannya membiayai sekolah keadaan inilah yang dapat menyebabkan warga
negara yang tidak dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi sehingga mengalami putus sekolah.
Meski Jakarta menyandang kota metropolitan dengan tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi dibandingkan kota-kota lain di Indonesia tapi masih ada 63.407
remaja yang putus sekolah. Mereka terpaksa putus sekolah karena berasal dari keluarga tidak mampu atau miskin sehingga tidak memiliki biaya untuk
melanjutkan pendidikan.
3
3
http: forum.cekinfo.comshowthread.php?t=1440 diakses 21 Oktober 2009
Menurut data resmi yang dihimpun dari 33 Kantor Komnas Perlindungan Anak PA di 33 provinsi, jumlah anak putus sekolah pada tahun 2007 sudah
mencapai 11,7 juta jiwa. Jumlah itu pasti sudah bertambah lagi tahun ini, mengingat keadaan ekonomi nasional yang kian memburuk
4
. Peningkatan jumlah anak putus sekolah di Indonesia sangat mengerikan
pada tahun 2006 jumlahnya masih sekitar 9,7 juta anak, namun pada tahun 2007 sudah bertambah sekitar 20 persen menjadi 11,7 juta jiwa
5
. Dan menurut data Departemen Pendidikan Nasional, dari 25.982.000 siswa tingkat SD pada tahun
ajaran 20052006, jumlah siswa putus sekolah mencapai 824.684 anak. Sedangkan pada tingkat SMP, dari 8.073.086 siswa, jumlah anak yang putus sekolah
sebanyak 148.890. Begitu banyaknya anak Indonesia yang putus sekolah dan setiap tahun semakin meningkat seharusnya menambah keprihatinan terhadap
bangsa ini dan sistem pendidikannya. Berdasarkan data Pusat Pengkajian Jakarta PPJ, pada tahun 2008 di wilayah DKI Jakarta SMP terdapat 1004 siswa putus
sekolah dan 22.104 siswa kurang mampu atau sekitar 6,3 persen dari jumlah siswa SMP di seluruh DKI Jakarta yang berjumlah sekitar 346.862 murid.
6
Menurut Sekjen Komnas Perlindungan Anak, Aris Merdeka Sirait, kasus putus sekolah yang paling menonjol tahun ini terjadi di tingkat SMP, yaitu 48
persen. Adapun di tingkat SD tercatat 23 persen. Sedangkan prosentase jumlah putus sekolah di tingkat SMA adalah 29 persen. Kalau digabungkan kelompok
usia puberitas, yaitu anak SMP dan SMA, jumlahnya mencapai 77 persen. Dengan kata lain, jumlah anak usia remaja yang putus sekolah tahun ini tak kurang dari 8
4
http:muslimyouthsmasa.multiply.comjournalitem19 diakses 11 September 2009
5
http:www.republika.co.idberita9552LAZ_Portal_Infaq_Bantu_Anak_Putus_Sekolah diakses 11 September 2009
6
http:www.indosiar.comragam74497pendidikan-barang-mahal diakses 21 Oktober 2009.
juta orang, 8 juta remaja yang masih labil dan mencari identitas diri terpaksa putus sekolah dan terpaksa meninggalkan teman-temannya yang masih terus bersekolah,
dan juga terpaksa menelan kenyataan pahit sebagai manusia yang gagal dan tereliminasi.
7
Dampak dari banyaknya remaja putus sekolah ini mengakibatkan juga jumlah pengangguran di Indonesia semakin meningkat. Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia LIPI memproyeksikan angka pengangguran pada 2009 ini naik menjadi 9 persen dari angka pengangguran 2008 sebesar 8,5 persen.
Kenaikan angka pengangguran ini disebabkan semakin merosotnya sumbangan sektor tradable dari 34,9 persen pada kuartal II 2007 kemudian turun menjadi 26,6
persen pada kuartal II 2008
8
. Berdasarkan proyeksi Institute for Development Economics and Finance Indef, tingkat pengangguran dan kemiskinan pada 2009
akan mencapai 9,5 persen dan 16,3 persen. Ekonom Indef M. Ikhsan Modjo menuturkan, angka tersebut jauh di atas target pemerintah, yaitu tingkat
pengangguran dan kemiskinan masing-masing 7 sampai 8 persen dan 12,5 persen. Proyeksi itu juga jauh di atas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
RPJMN 2004–2009 dengan target angka pengangguran dan kemiskinan masing- masing 5,1 persen dan 8,2 persen.
9
Analisis Divisi Vibiz Research unit dari Vibiz Consulting melihat dengan adanya potensi peningkatan pengangguran tersebut maka akan membuat
7
http:www.serunifoundation.orgjournal_read.php?sxEntryID=5comments=5 diakses 21
Oktober 2009
8
http:teguhimanprasetya.wordpress.com20090304tahun-2009-angka-kemiskinan-dan- penganguran diakses 11 September 2009
9
http:www.seputar-indonesia.comedisicetakcontentview19067238 diakses tanggal 11
September 2009
pengangguran meningkat menembus level 10 juta pada tahun ini. Berdasarkan data BPS jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 9,4 juta orang.
10
Sa’id bin Manshur meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud ra. bahwa ia berkata, “Sesungguhnya saya sangat benci melihat seorang penganggur, tidak bekerja
untuk kehidupan dunia dan akhirat”.
11
Atas dasar pernyataan diatas, jelas bagi kita bahwa islam sangat memperhatikan pekerjaan, mencari nafkah dari hasil usaha sendiri, menekankan
pada keterampilan, dan tidak menyukai kemalasan dan pengangguran. Dalam hadist Ath-Thabarani, Ibnu ’Adiy, dan At-Tirmidzi meriwayatkan
dari Rasulullah SAW, bahwa beliau bersabda:
12
Artinya:
Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bekerjakreatif
Oleh karena itu remaja putus sekolah harus diberdayakan melalui pendidikan luar sekolah sehingga mereka memiliki bekal untuk bekerja dan juga,
agar para remaja sekolah tersebut dapat menjadikan diri mereka menjadi lebih mandiri. Pada pasal 1 ayat 12 Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional juga dijelaskan ”Pendidikan non-formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur
dan berjenjang”.
10
http:www.vibiznews.comnews_last.php?id=2169sub=newsmonth=Marettahun=20 09awal=70page=economy
diakses tanggal 11 September 2009
11
Dr. Abdullah Nashih Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam jilid 2, Semarang: CV. Asy Syfa’, 1993, h.425-426.
12
Ibi, h. 424.
Pendidikan berpengaruh mutlak terhadap peluang bekerja, posisi di bidang kerja, tingkat salary dan fasilitas yang dapat dinikmati, menentukan pula terhadap
perilaku individu dalam rumah tangga, tanggung jawab sosial, dan mempengaruhi bobot independensi individu di bidang sosial-politik. Mutu pendidikan akan lebih
diarahkan pada pendidikan siap kerja dan mandiri Broad Based Education System
13
. Pembinaan remaja merupakan bagian dari upaya meningkatkan kualitas
sumber daya manusia, peningkatan sumber daya manusia yang merupakan tanggung jawab antara orang tua, masyarakat, pemerintah serta anak itu sendiri.
Karena itu pembinaan dan perkembangan harus dimulai sejak dini dan perlu ditekankan pada kedudukan dan fungsi mereka sebagai harapan bangsa. Dalam
upaya mengembangkan dan meningkatkan produktivitas dan daya saing, maka upaya peningkatan kemampuan dalam pengembangan potensi bagi para remaja
harus lebih dikembangkan. Dengan pemberdayaan sebagai basis utama, diharapkan nantinya para remaja menjadi masyarakat yang bersifat rasional yang
turut berperan serta dalam pembangunan nasional dan mengerti arti mekanisme pasar sehingga menjadi suatu kekuatan besar. Pembaharuan akan mendapat
dukungan yang luas apabila mampu menempatkan manusia sebagai titik sentral pembangunan. Pembangunan secara langsung dan konsisten diarahkan pada
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat agar mampu menjadi kekuatan yang mandiri. Dalam pemberdayaan dan pengembangan itu, manusia-manusia
Indonesia diberi dukungan pemberdayaan yang komprehensif secara terpadu
13
http:www.serunifoundation.orgjournal_read.php?sxEntryID=5comments=5 diakses 21 Oktober 2009
untuk menjadikannya kekuatan pembangunan yang mampu mengembangkan prakarsa, memiliki vitalitas yang tinggi, dan siap bekerja.
14
Salah satu usaha yang bisa membangun remaja dalam mengembangkan potensi dari dalam diri mereka yakni dapat dilakukan dengan memberikan
pendidikan non formal seperti pelatihan-pelatihan, dan juga keterampilan. Selain itu usaha lain yang dapat diberikan adalah dengan memberikan pendidikan yang
berlandaskan pada peningkatan kemampuan, kemandirian, dan budi pekerti agama, sehingga pada saatnya nanti para remaja tersebut mampu berproduksi
dengan hasil yang maksimal.
15
Idealnya para remaja putus sekolah diberikan keterampilan agar kelak mereka bisa mandiri, dan membangun kemampuan dalam dirinya masing-masing.
Lebih ideal lagi apabila mereka dapat dibina di panti-panti yang sekaligus tempat mereka dididik, belajar dan mengembangkan diri, sehingga keseharian mereka
tetap terawasi. Pada wacana diatas terdeskripsikan jika para remaja putus sekolah tersebut
tidak memiliki keterampilan maka mereka hanya akan menambah tingkat pengangguran di Indonesia. Sehingga dapat menyebabkan roda perekonomian di
negeri ini semakin memburuk. Untuk itu Panti Sosial Bina Remaja PSBR Taruna Jaya Tebet yang
bergerak dalam bidang pelayanan sosial bagi para remaja putus sekolah yang awalnya berdiri dibawah naungan Departemen Sosial, kemudian sejak tanggal 13
November 2002 menjadi salah satu Lembaga atau Unit Pelaksana Teknis UPT dari Dinas Sosial Propinsi DKI Jakarta memberikan pelatihan-pelatihan
14
http:muslimyouthsmasa.multiply.comjournalitem19 diakses tanggal 27 Oktober 2009
15
http:www.borneotribune.comheadlinedua-tahun-kabupaten-kayong-utara.html diakses tanggal 27 Oktober 2009
keterampilan kepada para remaja putus sekolah, dan salah satunya adalah pelatihan keterampilan otomotif. Diharapkan dengan memberikan keterampilan
ini akan menjadikan para remaja putus sekolah tersebut menjadi remaja yang dapat berkembang secara wajar dan mampu hidup mandiri.
Menariknya dari Panti Sosial Bina Remaja PSBR Taruna Jaya Tebet adalah lembaga ini memberikan pelatihan keterampilan kepada para remaja putus
sekolah secara cuma-cuma dengan kwalitas yang mungkin tidak jauh berbeda dengan tempat-tempat pelatihan lainnya. Hal ini sangat menguntungkan bagi para
remaja putus sekolah, terutama kepada mereka yang kurang mampu. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka penulis
tertarik meneliti mengenai Pemberdayaan Keterampilan Otomotif Bagi Remaja Putus Sekolah Di Panti Sosial Bina Remaja PSBR Taruna Jaya Tebet DKI
Jakarta.
B. Pembatasan dan perumusan Masalah