mereka. Selain itu panti juga bertugas mencegah timbulnya permasalahan sosial dengan melakukan deteksi dan pencegahan sedini mungkin. Dalam hal ini PSBR
melakukan tugasnya dengan pembentukan kabinet di panti, yaitu kegiatan pemilihan presiden atau ketua dari semua WBS dan juga pembentukan kelompok
kerja yang berguna nantinya sebagai kelompok piket harian. Pembentukan kabinet dan kelompok kerja ini dimaksudkan agar para remaja ini memiliki tanggung
jawab dalam diri mereka dan juga kedisiplinan dalam mengikuti pelatihan. Tugas lain dari panti adalah mengembalikan para peserta ke masyarakat
serta mau menerima kehadiran mereka dan membantu penyaluran ke berbagai sektor kerja dan usaha produktif. Hal ini dapat dilihat setelah para peserta selesai
mereka dikembalikan kekeluarga mereka, dan kemudian disalurkan ke sektor kerja yang sesuai dengan jurusan yang mereka ambil.
2. Hasil yang dicapai dalam kegiatan Pemberdayaan Keterampilan
Otomotif di PSBR.
Dari hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan, hasil yang dicapai dalam kegiatan pemberdayaan keterampilan otomotif adalah para peserta
mendapatkan materi dasar dari teori teknik pembongkaran motor, hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Pak Kodir instruktur otomotif kepada penulis, bahwa:
”..materi yang diberikan kepada anak sebatas materi dasar teori motor 4 tak dan 2 tak disertai dengan praktek-praktek bongkar pasang mesin secara terus
menerus agar para WBS dapat mengingat dengan kontruksi dan rangkaian mesin-mesin tersebut.”
85
85
Wawancara Pribadi dengan Pak Kodir Instruktur Otomotif, Jakarta 5 November 2009.
Dalam pemberian materi tersebut peserta pun mengungkapkan cukup mengerti dengan materi yang diberikan instruktur. Hal ini sesuai dengan yang
dikatakan oleh Bambang alumni PSBR angkatan 79 jurusan otomotif, bahwa: “Yang saya dapat di pelatihan otomotif ya materi-materi dasar, cara-cara
membongkar motor, servis kecil motor, dan servis berkala.”
86
Hasil yang telah dicapai setelah pelatihan ini berlangsung pun telah didapatkan, seperti yang
dikatakan oleh Bambang alumni PSBR angkatan 79 jurusan otomotif, bahwa: ”Dari pelatihan itu pertama yang kita dapetin yang tadinya belum ngerti
bidang otomotif jadi lebih ngerti, selanjutnya kita masih ingin menekuni bidang itu dan sampai saat sekarang saya latihan di bengkel ini jadi kita
tinggal nerusin tinggal menyesuaikan lagi menambah ilmu lagi untuk lebih mendalami dengan arti kata kita sudah mempunyai persiapan.”
87
Setelah pemberian pelatihan otomotif ini para peserta diharapkan bisa membongkar dan memperbaiki motor sendiri sehingga dapat memberikan
kepercayaan diri dalam diri mereka. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Saiful peserta pelatihan, bahwa: “Saya jadi gak ragu-ragu lagi buat bongkar-bongkar
motor karena udah tau teknik-tekniknya,”
88
Dalam pemberian sertifikat dan hasil pelatihan untuk para peserta setelah melakukan pelatihan di PSBR ada beberapa penilaian yang harus dilakukan.Yang
menjadi kriteria dalam melakukan hasil penilaian di PSBR terbagi menjadi lima kelompok materi yaitu sebagai berikut
89
:
86
Wawancara Pribadi dengan Bambang Alumni Otomotif, Jakarta 4 November 2009
87
Ibid
88
Wawancara Pribadi dengan Saiful Peserta Pelatihan Otomotif, Jakarta 5 November 2009
89
Bagian data PSBR.
a. Kelompok dasar yang terdiri dari:
1 Pendidikan Moral Pancasila
2 Pembinaan Keagamaan
3 Sistem Usaha Kesejahteraan Sosial
4 Etika Sosial
5 Manajemen Kewirausahaan
b. Kelompok inti.
1. Teori Otomotif 2. Praktek Otomotif
1 Roda Dua
2 Roda Dua a
Engine a Engine
b Rangkachasis
b Rangkachasis c
Kelistrikan c Kelistrikan
1 Mobil 2 Mobil
a Engine
a Engine b
Rangkachasis b Rangkachasis
c Kelistrikan
c Kelistrikan
c. Karya tulis. Karya tulis dibuat setelah para peserta melakukan PBK atau
PKL dan bersifat individu. d.
Praktek belajar kerja. Nilai dari materi ini diberikan oleh lembaga yang menerima para peserta untuk melakukan PBK ini.
e. Kelompok penunjang, yang terdiri dari:
1. Tanggung jawab kerja
2. Disiplin 3. Kerajinan
4. Kejujuran 5. Kerjasama
Sesuai dengan teori Syamsur Mochtar dalam langkah belajar mengajar instruktur membimbing peserta dalam berbagai kegiatan belajarnya dan juga
dalam pelaksanaan program praktek belajar kerja. Untuk bimbingan dalam proses belajar mengajar instruktur melakukan bimbingan terhadap materi-materi yang
diberikan. Sedangkan dalam program praktek belajar kerja, instruktur melakukan bimbingan seperti memberikan masukan kepada para peserta pelatihan untuk
tempat melakukan program praktek belajar kerja. Selain itu instruktur juga membantu mencarikan tempat unuk para peserta yang sudah benar-benar tidak
mampu mendapatkan tempat praktek belajar kerja. Kemudian instruktur juga melakukan monitoring kepada para peserta selama kegiatan praktek belajar kerja
berlangsung.
90
Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Pak Kodir instruktur otomotif kepada penulis, bahwa: “monitoring yang dilakukan instruktur hanya
pada saat PBK saja…”
91
Untuk point nomor empat tentang langkah belajar mengajar dalam membimbing siswa untuk menafsirkan hasil penelitian serta melaporkan hasil
kerjanya baik lisan maupun tertulis, instruktur membimbingnya dalam pembuatan karya tulis setelah para peserta melakukan program praktek belajar kerja.
90
Observasi penulis 12 Oktober 2009.
91
Wawancara Pribadi dengan Pak Kodir Instruktur Otomotif, Jakarta, 5 November 2009.
3. Faktor pendukung dan penghambat dalam program Pemberdayaan