benar-benar mau melakukan hubungan seksual atau tidak. Kalau misalnya sedang capek atau ada masalah maka lebih baik tidak berhubungan, karena jika berhubungan maka akan ada salah satu
yang merasa tidak enak. Menurut RS salah satu keharmonisan rumah tangga dipengaruhi juga oleh intensitas hubungan yang sering dan juga afeksi yang baik dalam melakukan hubungan
seksual antara suami istri. Afeksi yang baik itu bila kedua pasangan melakukan hubungan seksual dengan dilandasi kesepakatan mau sama mau, tidak ada keterpaksaanm sehingga timbul
perasaan senang dalam melakukan hubungan seksual. VP dan RS menjalani peran sebagai orang tua dalam rumah tangga dengan baik dan
seimbang. Mereka senang dalam menjalani perannya , VP dan RS berusaha untuk melakukan setiap peran dan tugasnya dengan senang hati. Dengan hadirnya seorang anak menimbulkan rasa
cinta antara VP dan RS. Saat ini VP dan RS dikaruniai tujuh orang anak, RS sangat bersyukur karena anak-anaknya tidak susah diatur. VP dan RS berusaha mendidik dan mengasuh anak-anak
mereka dengan konsep dan cara yang sesuai dengan ajaran agama. RS dan VP berusaha untuk menjadi orangtua yang baik bagi anak-anaknya.
Pernikahan yang sudah dijalani VP dan RS selama 14 tahun ini banyak dilalui dengan suka dan duka. Rasa suka yang paling menyenangkan dirasakan RS adalah ketika VP
memberikan perhatian dalam hal kecil misalnya mau memasakkan sesuatu untuk RS. Perhatian yang diberikan VP kepada RS itu membuatnya sangat senang sekali. Duka yang di rasakan RS
selama pernikahan adalah karena VP belum pernah membawa dirinya dan anak-anaknya pergi jalan-jalan. Menurut VP hal yang paling menyenangkan dalam pernikahan mereka adalah ketika
berkumpul bersama istri dan ketujuh anak-anaknya. Menurut VP dan RS pernikahan yang dijalani tanpa proses berpacaran tidak membuat
mereka sepenuhnya bahagia di dalam rumah tangga. Karena perkenalan mereka yang sangat singkat dan pada saat itu sebenarnya RS belum siap untuk menikah. Walaupun begitu VP dan RS
tetap menjunjung tinggi komitmen pernikahan untuk tidak berpisah bagaimanapun itu keadaanya. VP dan RS memiliki harapan kedepannya agar pernikahan mereka tetap baik-baik
saja dan dapat menyekolahkan anak-anak mereka.
4.1.2.3 Komunikasi antarpribadi pada pasangan suami istri ES dan OS
Pasangan suami istri yang menikah tanpa proses pacaran yaitu ES dan OS sudah menjalani pernikahan selama 24 tahun, mereka menikah pada tanggal 10 Oktober 1987. Pada
Universitas Sumatera Utara
saat itu ES dan OS tidak tinggal di kota yang sama, ES berada di Kota Bengkulu bekerja sebagai PNS, sedangkan OS berada di Kota Siantar bekerja sebagai seorang guru. Mereka dipertemukan
oleh orang tua ES dan pada akhirnya menjadi pasangan suami istri yang bahagia sampai saat ini. Awal pertemuan ES dan OS dijodohkan oleh ibunya ES yang sangat antusias sekali dalam proses
perjodohan mereka. Saat itu ES sudah memasuki usia yang sangat matang dan belum berumah tangga. Orang tua ES khawatir karena ES belum menikah di usia yang sudah sangat matang.
Sebenarnya ES sudah berusaha sendiri untuk mencari pasangan hidupnya dan tidak mau dijodohkan, namun tidak berhasil. Akhirnya ES menyerah untuk mencari pasangan hidupnya
sendiri dan bersedia untuk dijodohkan oleh ibunya karena ia sangat yakin kalau pilihan orang tua selalu yang terbaik. Lalu ibunya ES segera bertindak mencari perempuan yang sesuai untuk ES.
Sebelum ibunya menjodohkan kepada perempuan pilihan ibunya, ES memberikan syarat-syarat kepada ibunya untuk mencarikan jodoh yang sesuai dengan kriteria ES. Syarat yang pertama
karena ES berkulit hitam maka ia menginginkan perempuan yang berkulit putih, yang kedua karena ES hanya tamatan SMA dan pegawai golongan 2A pada saat itu maka ia menginginkan
perempuan yang bekerja sebagai guru, jadi itu syarat yang diberikan ES kepada ibunya. Sesuai dengan syarat-syarat yang diberikan ES kepada ibunya, Tuhan mengabulkan
permintaan ES. Ibunya ES bertemu dengan seorang perempuan yang berkulit putih dan berprofesi sebagai guru SMP dan perempuan ini adalah tetangga mereka yang tingga tidak jauh
dari rumah mereka. Ibunya ES segera memberitahukan kabar baik ini agar ES segera menghubungi perempuan tersebut yaitu OS. Pada saat itu ES dan OS tidak berada dalam satu
kota, jadi mereka berkenalan dan berkomunikasi melalui surat. ES memulai untuk mengirimkan sebuah surat kepada OS yaitu perempuan yang sama sekali belum pernah ia kenal dan temui.
Keterbukaan sudah mulai terjalin antara ES dan OS yang membuat mereka selalu melakukan komunikasi melalui surat. Mereka saling bertukar photo agar mengenal wajah satu sama lain.
Pada saat itu ES dan OS tidak menjalin hubungan pacaran, namun mereka saling terbuka tentang keseriusan untuk menjalin hubungan pernikahan. ES memberanikan dirinya untuk mengajak OS
membangun sebuah rumah tangga, OS pun menanggapi dengan baik keseriusan ES untuk menikah. Proses perkenalan yang dijalani ES dan OS hingga sampai pernikahan kurang lebih
lima bulan. ES dan OS melangsungkan pernikahan pada tanggal 10 Oktober 1987. Seminggu
sebelum menikah, mereka mengadakan acara martupol dalam adat batak, di saat beberapa hari
Universitas Sumatera Utara
sebelum martupol ES dan OS bertemu secara langsung. ES menikah di usianya yang ke 34 tahun sedangkan OS menikah di usianya yang ke 24 tahun. Setelah beberapa hari melangsungkan
pernikahan, ES langsung membawa OS ke kota tempat ES bekerja. Akhirnya OS pindah ke kota tersebut dan mencari pekerjaan yang berprofesi sebagai guru di Kota Bengkulu. Di kota itu lah
ES dan OS memulai kehidupan baru mereka sebagai pasangan suami istri. Saat ini usia pernikahan ES dan OS memasuki usia 26 tahun. Menurut ES dan OS, usia pernikahan mereka
saat ini sudah sangat matang dan bisa di katakan berhasil dalam suatu rumah tangga. ES dan OS mengaku pada saat pertama kali bertemu tidak tertarik satu sama lain, karena
jauh dari bayangan selama ini. Namun bukan berarti mereka menolak untuk menikah, tetapi ES dan OS sudah yakin dalam hati kecilnya kalau mereka adalah jodoh dan pilihan orang tua pasti
selalu yang terbaik. Masa perkenalan yang begitu singkat tidak membuat ES dan OS canggung dalam berhubungan di awal pernikahan. Hal ini dikarenakan OS mempunyai prinsip bahwa ES
adalah jodoh yang sudah ditunjukkan Tuhan kepadanya dan meyakinkan di dalam hatinya kalau ES adalah suaminya jadi tidak perlu ada rasa canggung atau malu-malu. Yang membuat ES dan
OS merasa yakin dengan hubungan mereka adalah karena faktor orang tua dan keluarga kedua belah pihak yang sangat mendukung.
Salah satu makna keharmonisan adalah keserasian, maka perbedaan justru menjadi salah satu unsur terpenting di dalamnya. ES dan OS berusaha untuk saling menerima perbedaan-
perbedaan diantara mereka. ES menilai istrinya sebagai istri yang bertanggung jawab di dalam rumah tangga walaupun OS memiliki kesibukan sebagai seorang guru di sekolah namun OS
pintar mengatur waktunya untuk keluarga. OS menilai suaminya sebagai seorang suami yang sangat pekerja keras dan bertanggung jawab kepada istri dan anak-anaknya. Walaupun saat ini
ES sudah memasuki masa pensiun, OS tetap berusaha mencari kegiatan dan membuka usaha sampingan untuk mengisi waktu luangnya. ES mengetahui istrinya memiliki sifat emosi yang
berlebihan, maka dari itu ES belajar untuk memahaminya. Sedangkan OS menilai suaminya memiliki sifat yang kurang tegas dalam mengambil keputusan, maka dari itu OS selalu memberi
motivasi kepada suaminya untuk lebih tegas dan selalu mendukungnya. Dengan adanya perbedaan itu, ES dan OS hidup saling melengkapi. Sebelum menikah ES dan OS memiliki
harapan-harapan tertentu kepada pasangannya, walaupun ada yang tidak sesuai dengan harapan, sampai saat ini ES dan OS nyaman dengan rumah tangga mereka yang sudah terbina selama 24
tahun.
Universitas Sumatera Utara
Komunikasi sangat diperlukan untuk mempertahankan hubungan khususnya bagi pasangan suami istri. Sampai saat ini ES dan OS membangun komunikasi yang harmonis di
dalam rumah tangganya, karena menurut ES komunikasi antara suami dan istri adalah hal yang paling utama harus dilaksanakan. Menurut ES sebuah keluarga itu dibangun dengan komunikasi
yang baik, apabila komunikasi diantara pasangan tidak baik, maka tidak akan nyambung satu sama lain. Ditengah-tengah kesibukannya ES dan OS menjalin komunikasi yang efektif antara
dirinya dengan suaminya misalnya saat beristirahat bersama di tempat tidur ES dan OS saling bercerita dan bertukar pikiran, saat makan bersama di meja makan, saat melakukan aktivitas
rekreasi bersama keluarga merupakan hal yang istimewa bagi ES dan OS untuk menghangatkan komunikasi dalam hidup berumahtangga.
Keterbukaan dan rasa saling percaya merupakan salah satu faktor penting dalam sebuah hubungan rumah tangga. ES dan OS selalu berusaha untuk saling terbuka dan saling percaya. ES
dan OS membangun keterbukaan dan rasa saling percaya dari komitmen yang mereka jalani. Misalnya ES dan OS membiasakan untuk bersikap jujur dan terbuka dalam segala hal terutama
dalam hal keuangan, pergaulan, usaha yang sedang dijalankan, pekerjaan, masalah keluarga, perasaan dan suasana hati dengan pasangan, rencana-rencana kedepan, kebutuhan anak-anak dan
sebagainya. OS selalu menceritakan segala sesuatunya kepada suaminya sekaligus ia bertukar pikiran dengan suaminya agar menemukan solusi yang terbaik. Hubungan rumah tangga ES dan
OS didirikan di atas kepercayaan yang tinggi, karena menurutnya salah satu landasan yang memperkuat hubungan pernikahan adalah kepercayaan. Tanpa rasa saling percaya antara ES dan
OS rumah tangga mereka tentu tidak akan berjalan mulus hingga 24 tahun lamanya. ES dan OS merasa nyaman dan tentram karena rasa saling percaya diantara mereka sangat harmonis, ES
tidak pernah mencurigai OS sebaliknya OS tidak pernah mencurigai ES. ES dan OS memanfaatkan waktu untuk berkumpul bersama keluarga yang memiliki
dampak positif untuk mempererat hubungan antar anggota keluarga. Namun di saat anak-anak mereka sudah beranjak dewasa dan tidak lagi tinggal bersama mereka, ES dan OS hanya tinggal
berdua saja di rumah. ES dan OS memberi perhatian kepada anak-anaknya dengan menelepon anak-anaknya hanya sekedar untuk mengingatkan agar tidak lupa makan, dan selalu jaga diri dan
jaga kesehatan. ES dan OS merasa seperti pacaran, apalagi saat ini ES terkena penyakit jantung jadi perhatian OS dan kasih sayangnya kepada ES semakin bertambah. Walaupun jarak ES dan
OS dengan anak-anak jauh, mereka berusaha memaksimalkan waktu luangnya bersama keluarga.
Universitas Sumatera Utara
Biasanya ES dan OS berkunjung ke Jakarta tempat ketiga anaknya tinggal. ES dan OS juga bersilaturahim ke rumah orang tua, keluarga dan teman. Selain meluangkan waktu dengan
keluarga, ES memiliki ruang personal di rumah yakni di ruang baca. Ruang baca merupakan ruangan favorite ES. Di ruangan tersebut ES mengambil waktunya sendiri dan mengambil
ketenangan. Dalam mengambil keputusan di rumah tangga, OS menyerahkan sepenuhnya ke tangan
suaminya. Sebelum mengambil keputusan ES dan OS mendiskusikan terlebih dahulu bagaiamana dampak positif dan negatifnya hal ini dilakukan untuk menghindari konflik. ES
memiliki sifat yang tidak tetap pada pendiriannya, maka OS membantunya memberikan dukungan dan kepastian yang tetap agar ES tidak salah dalam mengambil keputusan. Misalnya
saat itu ES dan OS mau membeli sebuah rumah, agar terjadi kesepakatan bersama mereka mendiskusikannya terlebih dahulu tentang biaya yang akan dikeluarkan, bagaimana lingkungan
rumah tersebut dan sebagainya namun semua keputusan ada di tangan ES dan akhirnya mereka jadi membeli rumah tersebut atas kesepakatan bersama. Dalam kehidupan rumah tangga tidak
lepas dari setiap masalah. Namun ES dan OS berusaha untuk lebih bijak dalam menghadapi masalah yang menghampiri rumah tangga mereka. Dalam mengatasi konflik yang ada diperlukan
komunikasi yang sehat. Apabila ES dan OS sedang dalam masalah mereka memilih untuk diam dan tidak pernah bertengkar. Biasanya mereka lebih memilih untuk tidak berinteraksi kurang
lebih 3 hari. Setelah emosi mereka mulai reda, ES dan OS membicarakannya baik-baik. Anak- anak mereka tidak pernah tahu orang tua mereka sedang bertengkar, karena ES dan OS berusaha
untuk tidak menunjukkan kepada anak-anak mereka. Konflik yang diselesaikan dengan komunikasi yang baik akan membuat sebuah keluarga lebih sehat, karena masing-masing pihak
memahami, menerima dan terbuka satu dengan yang lainnya. Saat ini ES sudah memasuki masa pensiun dari PNS dan sekarang membuka usaha
penjualan tiket pesawat atau agent perjalanan, sedangkan ES masih aktif bekerja sebagai guru SMA. Menurut ES dan OS kondisi ekonomi mereka saat ini sangat baik. ES dan OS bisa
menyekolahkan ketiga anak-anak mereka dan sampai sekarang sudah dewasa dan bekerja. ES mempercayakan sepenuhnya kepada OS untuk mengelola keuangan rumah tangga mereka. ES
dan OS selalu menjaga kepercayaan diantara mereka dalam hal keuangan. Bila ada pengeluaran yang dilakukan di luar kesepakatan yang telah ada, ES dan OS selalu membicarakannya terlebih
dahulu agar tidak timbul kecurigaan diantara mereka. Misalnya ES ingin memberikan bantuan
Universitas Sumatera Utara
kepada keluarganya, OS yang menentukan jumlah bantuan yang akan diberi, sebaliknya apabila OS ingin memberikan bantuan kepada keluarganya maka ES yang menentukan jumlah yang akan
diberikan. Hal ini sebenarnya bukan aturan yang sengaja disepakati ES dan OS, tetapi aturan tersebut timbul dengan sendirinya, tidak tersurat tetapi tersirat. Demikian halnya dalam
kesetaraan, ES dan OS selalu berusaha untuk menumbuhkan adanya perasaan sama satu sama lain, tidak ada yang lebih dominan dan berkuasa. Terutama dalam hal penghasilan dalam
pekerjaan, tidak ada yang merasa penghasilan siapa yang lebih besar, ES dan OS menganggap semuanya milik bersama.
ES dan OS mengaku bahwa setelah menikah hubungan mereka dengan keluarga sangat harmonis. ES dan OS sering berkunjung dan bersilaturahim ke rumah keluarga mereka.
Hubungan ES dan OS dengan keluarga besar terjalin dengan baik dan tidak ada perasaan yang mengganjal. ES mengaku kalau dirinya menjadi menantu kesayangan mertuanya. Hubungan ES
dan OS dengan teman-teman mereka juga masih tetap terjalin dengan baik walaupun ES dan OS sudah menikah. Sesekali ES dan OS bersama teman-teman membuat acara berkumpul bersama.
Teman-teman ES dan OS sering memberi pujian kepada mereka karena kehidupan rumah tangga ES dan OS yang tergolong harmonis dan keluarga merek menjadi panutan, karena teman-teman
ES dan OS mengetahui kalau mereka menikah tanpa pacaran dan awalnya mereka tidak percaya kalau ES dan OS menikah tanpa pacaran hingga sampai sekarang berjalan dengan baik dan
harmonis. ES dan OS selalu berkomunikasi bila memiliki keinginan untuk melakukan hubungan
seksual. ES dan OS hanya melakukan hubungan seksual dalam keadaan sama-sama mau. Kalau misalnya sedang dalam masalah atau sedang capek, maka lebih baik tidak berhubungan, karena
jika berhubungan maka akan ada salah satu yang merasa tidak enak. Menurut ES salah satu keharmonisan rumah tangga itu dipengaruhi juga oleh intensitas hubungan seksual yang
dilakukan dan dilandasi dengan kesepakatan mau sama mau tidak ada keterpakasaan sehingga timbul perasaan bahagia dalam melakukan hubungan seksual.
Pasangan yang berbahagia adalah pasangan suami istri yang saling berbagi, saling menghormati, saling mengerti satu sama lain, dan setia. ES dan OS sangat menjunjung tinggi
kesetiaan di dalam rumah tangga mereka, setia merupakan salah satu kriteria utama dalam membangun rumah tangga mereka. Kesetiaan antara ES dan OS dimulai dari komitmen dan
keteguhan diri untuk menjaga kepercayaan satu sama lain. Walaupun ES bukan tipe suami yang
Universitas Sumatera Utara
romantis, OS tetap menjaga kesetiaanya pada suaminya dengan menjaga komitmen pernikahan mereka. Walaupun ada godaan yang menghampiri mereka, ES dan OS sangat bersyukur masih
bertahan dan tidak pernah melakukan hal yang tidak baik diluar rumah. Oleh karena itu, ES dan OS membina rumah tangga dengan komitmen yang kuat, dan tidak akan mudah roboh walaupun
terkadang banyak cobaan yang menghampiri rumah tangga ES dan OS. ES dan OS sangat bahagia dengan kehadiran seorang anak dalam rumah tangga mereka,
karena setiap pasangan pasti menginginkan hadirnya anak dalam rumah tangga. Saat itu ES dan OS ingin segera punya anak mengingat usia ES yang sudah sangat matang, lalu mereka
dikaruniai seorang anak satu setengah tahun setelah pernikahan mereka. Setelah memiliki anak, ES dan OS mengaku bahwa perhatian mereka menjadi lebih banyak kepada anak. OS merasa
sebagai istri terkadang perhatian suaminya tidak seluruhnya kepada OS karena sudah terbagi kepada anak-anak. Dalam pola pengasuhan anak ES dan OS bekerja sama dalam mengurus anak-
anak mereka. ES dan OS menjalani perannya sebagai orang dilakukan dengan baik dan seimbang. Menurutnya peran orang tua yang paling penting adalah mencintai dan memelihara
anak-anak serta membangun perasaan berharga dan keyakinan diri tinggi dalam diri mereka. Dengan hadirnya anak dalam kehidupan rumah tangga ES dan OS menambah rasa cinta dan
sayang diantara mereka. Pola pengasuhan anak yang diterapkan oleh OS dan ES menitikberatkan pada nilai-nilai moral dan berpegang teguh pada ajaran agama mereka yang tujuannya untuk
memperkuat iman anak-anak mereka agar tidak sampai terjerumus ke dalam hal-hal yang negatif seperti narkoba dan pergaulan bebas. ES dan OS merasakan manfaat dalam mengurus anak yaitu
membuat cara berpikir mereka semakin dewasa sebagai orang tua. Penyesuaian diri yang baik pada tahun pertama pernikahan merupakan landasan yang
kuat untuk menghadapi tantangan-tantangan pada masa pernikahan berikutnya. Awal pertama pernikahan adalah masa yang penting sebab pada masa itu sistem keluaga dibentuk. ES dan OS
mengaku bahwa di awal penikahan kemesraan dan keintiman tidak langsung muncul mereka mengaku masih merasa malu-malu dalam melakukan kedekatan fisik. OS mengaku di awal
pernikahan mereka, ES bukan tipe pria yang romantis, kaku dan pemalu. Namun OS selalu berusaha untuk mencairkan suasana agar tetap mesra, ES mengaku kalau dirinya kaku dan tidak
memiliki sifat romantis kepada OS. Walaupun ES tidak memiliki sifat romantis, kaku dan pemalu, keintiman diantara mereka berjalan dengan baik, ES juga berusaha untuk mengakrabkan
dirinya kepada OS. Di awal pernikahan mereka, ES dan OS sudah merasakan perasaan cinta
Universitas Sumatera Utara
dalam hati mereka. Walaupun kadarnya masih sedikit, benih-benih cinta itu mulai muncul dan seiring berjalannya waktu cinta itu semakin tumbuh sampai saat ini.
ES dan OS merasa puas menjalani pernikahannya yang sudah dibina selama 10 tahun sampai saat ini. ES mengaku bahwa rasa puas yang dirasakan dalam pernikahannya dapat
membuat pernikahan lebih bahagia. Walaupun banyak rintangan dan permasalahan yang dihadapi namun ES dan OS tetap merasa puas dengan kebahagiaan pernikahan mereka.
Meskipun pernikahan yang dilakukan mereka tanpa berpacaran terlebih dahulu, namun ES dan OS merasa puas dan bahagia terhadap pernikahan mereka. ES dan OS mengaku bahwa kepuasan
pernikahan mereka didukung karena terjadi keseimbangan antara kepuasan dalam hal pemenuhan kebutuhan yaitu kebutuhan materi, kebutuhan seks dan kebutuhan psikologis. ES dan
OS tidak menyesal karena pernikahan mereka dilalui tanpa berpacaran sebelum menikah sebaliknya mereka sangat bersyukur karena mereka mendapat kepuasan yang lebih besar. ES dan
OS memiliki harapan yang paling utama dalam pernikahannya yaitu terbentuknya keluarga yang bahagia, semakin harmonis dan langgeng sampai maut memisahkan ES dan OS.
4.1.2.4 Komunikasi antarpribadi pada pasangan suami istri SS dan NM