Self Disclosure Komponen Dasar Komunikasi

yang terjadi pada putusnya hubungan antarpribadi merupakan kebalikan apa yang terjadi pada tahap-tahap pengembangan. Proses-prose pertukaran ini berlangsung sistematis dan teratur. Prosesnya bergerak dari tingkat yang akrab ke tingkat yang tidak akrab. Dalam satu pengertian bahwa depenetrasi merupakan kegagalan dari manajemen konflik.

2.2.4 Self Disclosure

Teori self disclosure atau pengungkapan diri merupakan proses mengungkapkan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang sedang kita hadapi serta memberikan informasi guna memahami suatu tanggapan terhadap orang lain dan sebaliknya. Membuka diri berarti membagikan kepada orang lain perasaan kita terhadap suatu yang telah dikatakan atau dilakukannya atau perasaan kita terhadap suatu kejadian-kejadian yang baru saja kita saksikan Devito,1997:231-232. Menurut Paul Cozby dalam Adler,2007:275-276 sebuah pengungkapan diri dalam komunikasi harus memiliki kriteria seperti : “ 1 harus mengandung informasi personal tentang si pengirim pesan atau sender. 2 pengirim pesan harus mengkomunikasikan informasi secara verbal dan 3 harus ada seseorang yang menjadi targetnya”. Pengungkapan diri ini dapat berupa berbagai topik seperti informasi perilaku, perasaan, keinginan, motivasi dan ide yang sesuai dan terdapat didalam diri orang yang bersangkutan. Kedalaman dalam pengungkapan diri seseorang tergantung pada situasi dan orang yang diajak berinteraksi. Jika orang yang berinteraksi dengan kita menyenangkan dan membuat kita merasa aman serta dapat membangkitkan semangat maka kemungkinan bagi kita untuk lebih membuka diri amatlah besar. Sebaliknya pada beberapa orang tertentu kita dapat saja menutup diri karena merasa kurang percaya. Dalam proses pengungkapan diri nampaknya individu-individu yang terlibat memiliki kecenderungan norma timbal balik. Bila seseorang menceritakan sesuatu yang bersifat pribadi pada kita, kita akan cenderung membrikan reaksi yang sepadan. Pada umumnya kita mengharapkan orang lain memperlakukan kita sama seperti memperlakukan mereka Dayakisni,2003:88. Carl Rogers dalam karyanya Third Force menyatakan bahwa tujuan komunikasi adalah meneliti pemahaman diri orang lain dan pengertian hanya dapat terjadi dengan komunikasi yang benar. Menurut psikologi humanistic, pemahaman antarpribadi terjadi melalui self disclosure,feedback dan sensitivitas untuk mengenalmengetahui orang lain. Misunderstanding Universitas Sumatera Utara dan ketidakpuasan dalam hubungan diawali oleh ketidakjujuran, kurangnya kesamaan antara tindakan seseorang dengan perasaannya, miskin feedback, serta self disclosure yang ditahan Hidayat,2012:84. Personal growth pertumbuhan personal melekat pada komunikasi antarpribadi sebab dunia merupakan lingkungan sosial yang sangat luas. Untuk menerima perubahan seseorang itu sendiri meminta kita untuk menetapkan bahwa kita juga diterima oleh orang lain. Pertumbuhan akan sulit jika orang-orang disekitar kita tidak membuka diri terhadap penerimaan kita. Sandra Petronio meletakkan secara bersamaan serangkaian ide mengenai kompleksitas self disclosure dalam sebuah hubungan. Menurut Petronio, individu terlibat dalam hubungan secara konstan menjadi bagian dalam proses pengaturan yang membatasi antara publik dan privat, antara perasaan dan pikiran yang mereka mau berbagi dengan sang partner dengan perasaan dan pikiran yang tidak mau mereka bagi. Permainan di antara kebutuhan untuk berbagi dan kebutuhan untuk melindungi diri ini sifatnya konstan dan mendorong pasangan untuk membicarakan dan mengoordinasi batasan mereka Hidayat,2012:85. Meskipun pengungkapan diri dapat memperkuat rasa suka dan mengembangkan hubungan, Derlega dalam Taylor, Peplau dan Sears,2009:336 mengungkapkan bahwa pengungkapan diri mengandung risiko. Beberapa risiko yang terjadi saat mengungkapkan diri antara lain : 1. Pengabaian. Kita mungkin berbagi sedikit informasi dengan orang lain saat mengawali suatu hubungan. Terkadang pengungkapan diri kita dibalas dengan pengungkapan diri orang lain dan hubungan pun berkembang. Tetapi terkadang kita menyadari orang lain tidak peduli pada pengungkapan diri kita dan sama sekali tidak tertarik untuk mengenal kita. 2. Penolakan. Informasi diri yang kita ungkapkan mungkin menimbulkan penolakan sosial. 3. Hilangnya kontrol. Terkadang orang memanfaatkan informasi yang kita berikan kepada mereka untuk menyakiti kita atau untuk mengontrol perilaku kita. 4. Pengkhianatan. Ketika kita mengungkapkan informasi personal kepada seseorang, kita sering berasumsi, atau bahkan secara tegas meminta agar informasi itu dirahasiakan. Sayangnya, terkadang orang itu berkhianat. Selain itu sebuah pengungkapan diri tidak terlepas dari konsep diri. Konsep diri didefenisikan sebagai gambaran dan penilaian diri kita, pandangan dan perasaan kita tentang diri kita sendiri Rakhmat,2008:106. Konsep diri ini terbentuk dari empat sumber utama, yaitu : 1. Pandangan orang lain terhadap diri seseorang yaitu mengenai bagaimana seseorang mendapatkan gambaran dirinya dari orang-orang yang disekitarnya. Seseorang akan Universitas Sumatera Utara mengetahui seperti apa dirinya dari bagaimana cara orang-orang di sekitarnya memperlakukannya dan bagaimana cara orang lain memandang dirinya. 2. Bagaimana seseorang tersebut membandingkan dirinya dengan orang-orang disekitarnya social comparisons yaitu ketika seseorang membandingkan dirinya dengan orang lain, maka orang tersebut akan melihat seberapa jauh kemampuan dan batasan dirinya akan sesuatu hal, misalnya prestasi akademis, `kemampuan bersosialisasi atau bernegosiasi, kemampuan berbicara di muka umum, kemampuan di bidang-bidang tertentu seperti olahraga, kesenian, dan sebagainya. 3. Ajaran budaya yaitu seseorang memandang dirinya seperti apa yang diajarkan oleh budayanya. Selain budaya, konsep diri seseorang terbentuk melalui nilai-nilai dan keyakinan yang telah ditanamkan, serta tingkah laku yang diajarkan padanya sejak orang tersebut masih kecil. 4. Evaluasi diri dan interpretasi yaitu konsep diri seseorang terbentuk setelah seseorang melakukan interpretasi dan evaluasi terhadap dirinya sendiri. Seseorang berbuat sesuatu, kemudian bagaimana orang tersebut bereaksi dengan tingkah lakunya, kemudian orang tersebut akan mengevaluasi tingkah lakunya dan lama kelamaan akan terbentuk konsep dirinya. 2.2.5 Teori Johari Windows Joseph Luft dan Harrington Ingham mengembangkan konsep Johari Window sebagai perwujudan bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain yang digambarkan sebagai jendela. ‘Jendela’ tersebut terdiri dari matriks 4 sel, masing-masing sel menunjukkan daerah self diri baik yang terbuka maupun yang disembunyikan. Keempat sel tersebut adalah daerah publik, daerah buta, daerah tersembunyi dan daerah yang tidak disadari. Berikut ini disajikan gambar ke 4 sel tersebut : Gambar : Konsep Johari Windows Tahu tentang diri Tidak tahu tentang diri Diketahui orang lain Tidak diketahui orang lain Sumber : Jalaludin Rakhmat, 2004 : 108 Daerah Publik public area A Daerah Buta blind area B Daerah Tersembunyi hidden area C Daerah Yang Tidak Disadari unconscious area D Universitas Sumatera Utara Dari gambar di atas dapat kita lihat bahwa dalam mengungkapkan diri kepada orang lain, seseorang memiliki wilayah-wilayah dan level self disclosure yang berbeda, tergantung kepada siapa dia mengungkapkan dirinya. Pertama, yaitu “public area” atau wilayah diri seseorang yang terbuka, yaitu keadaan dimana seseorang mengetahui seperti apa dirinya sendiri dan hal tersebut juga diketahui oleh orang lain known to self, known to others. Contohnya yaitu seseorang yang merasa senang menceritakan perasaan senangnya kepada orang lain dan menceritakan pengalamannya dengan orang lain. Kedua itu “blind area” yaitu sebuah keadaan di mana seseorang tidak mengetahui bagaimana dirinya sesungguhnya, namun orang lain dapat melihat dan menilai bagaimana dirinya not known to self, known to others. Ketiga yaitu “hidden area” atau wilayah yang tersembunyi, yaitu suatu keadaan di mana kita mengetahui bagaimana diri kita sesungguhnya, namun hal tersebut tidak tampak bagi orang lain. Biasanya seseorang yang wilayah konsep dirinya berada di area III ini adalah seseorang yang tertutup dan memiliki tingkat self disclosure yang rendah karena orang tersebut kurang dapat membuka dirinya dengan orang lain. Terakhir adalah ”unknown area”, yaitu suatu keadaan di mana kita tidak mengetahui siapa dan bagaimana diri kita sesungguhnya dan orang lain juga tidak mengetahui siapa dan bagaimana kita sesungguhnya. Contohnya yaitu seseorang yang tidak mengetahui bakat terpendamnya, begitu pula orang lain yang juga tidak mengetahuinya.

2.2.6 Teori Pelanggaran Harapan