Obesitas Tingkat Stress Pengaruh Antara Faktor Gaya Hidup terhadap Kejadian GGK di

Hipertensi dapat menyebabkan nefrosklerosis pengerasan ginjal dimana terjadi perubahan patologis pada pembuluh darah ginjal. Keadaan ini merupakan salah satu penyebab utama GGK. DM merupakan gangguan metabolik yang dapat mengakibatkan GGK. Penderita DM tipe 2 lebih sedikit yang berkembang menjadi GGK dibandingkan DM tipe 1. Penyakit ginjal polikistik ditandai dengan kista-kista multipel, bilateral dan berekspansi yang semakin lama mengganggu dan menghancurkan parenkim ginjal normal akibat penekanan. Penyakit ini dapat menurunkan fungsi ginjal yang progresif lambat dan sekitar 50 akan menjadi GGK pada usia 60 tahun. Price, S.A.

5.2.5 Obesitas

Hasil analisis pengaruh antara indeks massa tubuh terhadap kejadian GGK diperoleh hasil uji statistik menjelaskan ada pengaruh bermakna yang ditunjukkan nilai OR = 0,244; 95; CI : 0,082 -0,724 dimana pasien yang menderita GGK 0,244 kali kemungkinannya memiliki indeks massa tubuh obesitas dibanding pasien yang tidak menderita GGK. Pada analisis multivariat menunjukkan bahwa obesitas tidak ada pengaruh bermakna terhadap kejadian GGK. Penelitian Ejerblad, E, et al, 2004 Studi case control di Swedia yang melibatkan 926 kasus dan 998 kelompok kontrol yang diamati selama tahun 1996- 1998 menemukan bahwa terdapat korelasi antara gaya hidup, kelebihan berat badan, intake protein pada BMI Body Mass Index lebih dari 30 kgm² pada laki-laki dan 35 kgm² pada wanita meningkatkan risiko 3 sampai 4 kali mengalami kerusakan ginjal. Universitas Sumatera Utara Penelitian Rahayu 2012 menganalisis hubungan obesitas dengan hipertensi menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara obesitas dengan kejadian hipertensi

5.2.6 Tingkat Stress

Hasil penelitian analisis pengaruh antara tingkat stress terhadap kejadian GGK diperoleh hasil uji statistik menjelaskan ada pengaruh bermakna yang ditunjukkan nilai OR = 5,309; 95 CI : 2,042-13,801 dimana pasien yang menderita penyakit ginjal kronis 5,309 kali kemungkinannya memiliki tingkat stress yang tidak normal dibanding pasien yang tidak menderita GGK. Pada analisis multivariat menunjukkan bahwa tingkat stress ada pengaruh bermakna terhadap kejadian GGK. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Rani Afnia Sinaga 2012 hasil uji statistik yang menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara hubungan dukungan sosial dengan tingkat depresi pada pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani haemodialisa diperoleh hasil p value = 0,000. Lebih lanjut Potter dan Perry 2005 mengemukakan berbagai stres akibat krisis kehidupan dan perubahan gaya hidup Stres emosional dapat menjadi faktor risiko bila bersifat berat, terjadi dalam waktu yang lama atau jika seseorang yang mengalaminya tidak mempunyai koping yang adekuat dapat meningkatkan peluang terjadinya sakit. Stres dapat terjadi karena peristiwa kehidupan seperti perceraian, kehamilan dan pertengkaran. Area kehidupan yang menyebabkan stres emosional jangka panjang menjadi faktor risiko seperti stres yang berhubungan dengan Universitas Sumatera Utara pekerjaan dapat berdampak pada kelemahan kemampuan kognitif serta kemampuan membuat keputusan yang menyebabkan kelebihan beban mental atau kematian. 5.3 Faktor Risiko Paling Dominan Berpengaruh terhadap Kejadian GGK di Rumah Sakit Umum Raden Mattaher Jambi Tahun 2013 Hasil akhir penelitian dari 10 variabel yang diduga berpengaruh terhadap kejadian GGK yaitu : riwayat penyakit, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, tingkat stress, pola konsumsi, aktivitas fisik, penggunaan zat. menjelaskan 5 variabel yang berpengaruh secara bermakna terhadap kejadian GGK tingkat stress dengan p value 0,003, pola konsumsi nilai p value 0,000, aktivitas fisik nilai p value 0,013, riwayat penyakit nilai p value 0,004, penggunaan zat nilai p value 0,016 Dari hasil uji regresi logistik berganda diketahui bahwa variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kejadian GGK pada penderita adalah kebiasaan mengkonsumsi makanan pola konsumsi pola diet. Langkah pengendalian faktor risiko GGK di subjek penelitian dapat dimulai dengan menyampaikan hasil penelitian kepada pusat layanan kesehtan setempat.

5.4 Analisis Perhitungan Population Attributable Risk PAR