seperti makanan cepat saji, mempercepat penimbunan lemak di dalam tubuh yang memicu obesitas. Individu yang mengalami obesitas rentan terhadap penyakit DM
tipe 2 dan penyakit kardiovaskular. Beberapa teori juga menyebutkan adanya keterkaitan antara konsumsi lemak jenuh dengan kejadian hipertensi. Konsumsi
makanan tinggi lemak, khususnya lemak jenuh merupakan salah satu faktor risiko hipertensi. Kolesterol tinggi merupakan faktor risiko utama atherosklerosis yang
merupakan penyebab masalah kardiovaskuler termasuk hipertensi.
5.2.3 Aktivitas Fisik
Hasil penelitiani ini menunjukkan bahwa sebagian besar subjek penelitian tidak mempunyai kebiasaan olah raga rutin. Data pendukung tentang kebiasaan olah
raga dalam penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebahagian besar subjek penelitian berolah raga atau melakukan aktivitas fisik yang tidak teratur, analisis
pengaruh antara aktivitas fisik terhadap kejadian GGK diperoleh hasil uji statistik menjelaskan ada pengaruh bermakna yang ditunjukkan dimana pasien yang
menderita GGK 0,302 kali kemungkinannya memiliki kebiasaan aktivitas fisik olah raga tidak teratur atau tidak baik dibanding pasien yang tidak menderita GGK. Hasil
analisis multivariat menunjukkan bahwa aktivitas fisik olah raga secara teratur ada pengaruh bermakna terhadap kejadian GGK.
Penelitian Rahayu Hesti 2012 menganalisis hubungan kebiasaan olah raga dengan DM sebagai faktor risiko utama kejadian penyakit ginjal kronis menunjukkan
ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan kebiasaan olah raga dengan kejadian DM OR = 8,449; p value = 0,000 Aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur
Universitas Sumatera Utara
selama 30 menit setiap hari minimal 3 kali dalam seminggu akan membantu memperpanjang umur harapan hidup dan menurunkan angka kesakitan dan kematian
karena penyakit. Sesuai dengan pernyataan Ayers, Bruno dan Langford 1999 bahwa pola hidup yang
cenderung meningkatkan risiko menderita penyakit dilihat dari aktivitas fisik adalah individu yang lebih banyak duduk, tidak berolah raga atau melakukan olah raga tidak
teratur atau frekuensi latihan fisik tidak mencapai 30 menit dengan aktivitas minimal 3 kali dalam satu minggu. Individu yang memiliki aktivitas fisik rendah berisiko
mengalami beragam penyakit seperti diabetes, hiperlipidemia, hipertensi, dan obesitas yang merupakan faktor-faktor risiko terhadap penyakit kardiovaskuler, GGK
dan GGA.
5.2.4 Riwayat Penyakit
Hasil penelitian ini menunjukkan 78,2 kasus mempunyai riwayat penyakit dengan DM dan atau hipertensi. Subjek penelitian yang mempunyai riwayat keluarga
dengan hipertensi mempunyai persentase kejadian hipertensi yang lebih besar dibandingkan dengan subjek penelitian yang tidak mempunyai riwayat dengan
hipertensi. Hasil ini sejalan dengan pernyataan Black dan Hawks 2005 yang mengatakan bahwa seseorang yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi
akan mempunyai risiko yang lebih besar mengalami hipertensi. Hal ini terjadi karena seseorang yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi, beberapa gennya
akan berinteraksi dengan lingkungan dan menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Universitas Sumatera Utara
Hasil analisis penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang ditunjukkan nilai OR = 3,456; 95 CI : 1,507-7,924 dimana pasien yang menderita GGK 3,456
kali kemungkinannya memiliki riwayat penyakit sebelumnya dibanding pasien yang tidak menderita GGK. Pada analisis multivariat menunjukkan bahwa riwayat
penyakit menunjukkan ada pengaruh bermakna terhadap kejadian penyakit ginjal kronis.
Penelitian ini sejalan dengan Arsono, S., 2005 pada pasien DM bahwa hipertensi diastolik dan kadar kolesterol total adalah faktor risiko tahap akhir gagal
ginjal pada pasien DM dengan hasil dari faktor risiko terbukti tahap akhir gagal ginjal pada penderita DM 2 jam pp kadar glukosa darah OR: 3,52 95 CI : 1,00-12,39.
DM pasien hipertensi diastolik 90 mmHg dengan OR : 15,03 95 CI : 2,25 - 100,43 dan kadar kolesterol total 200 mgd1 dengan OR : 11,61 95 CI : 1,69 -
79,83. Berdasarkan penelitian Herdiani Sialagan 2011 dapat dilihat bahwa proporsi riwayat penyakit sebelumnya tercatat 69,2. Penderita penyakit ginjal
kronis tertinggi adalah hipertensi 30,2, kemudian DM 23,8, lebih dari satu riwayat penyakit sebelumnya 23,8, tidak ada riwayat 15,1, batu ginjal 5,0,
infeksi saluran kemih ISK 1,4 dan terendah penyakit ginjal polikistik. Hasil penelitian ini sejalan dengan Hidayati, T., 2008 hasil analisis bivariat
bahwa variabel riwayat sakit batu saluran kencing OR = 4; p 0,05 dan riwayat sakit DM sebelumnya OR = 3; p 0,05 berhubungan dengan penyakit ginjal kronis
tetapi tidak bermakna secara statistik, sedangkan hipertensi OR=18; p 0,05 berhubungan dengan penyakit ginjal kronis dan bermakna secara statistik.
Universitas Sumatera Utara
Hipertensi dapat menyebabkan nefrosklerosis pengerasan ginjal dimana terjadi perubahan patologis pada pembuluh darah ginjal. Keadaan ini merupakan
salah satu penyebab utama GGK. DM merupakan gangguan metabolik yang dapat mengakibatkan GGK. Penderita DM tipe 2 lebih sedikit yang berkembang menjadi
GGK dibandingkan DM tipe 1. Penyakit ginjal polikistik ditandai dengan kista-kista multipel, bilateral dan berekspansi yang semakin lama mengganggu dan
menghancurkan parenkim ginjal normal akibat penekanan. Penyakit ini dapat menurunkan fungsi ginjal yang progresif lambat dan sekitar 50 akan menjadi GGK
pada usia 60 tahun. Price, S.A.
5.2.5 Obesitas