G. Objek Pajak Penghasilan Orang Pribadi PPh 21
Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, yang menjadi objek Pajak Penghasilan Orang Pribadi PPh 21
adalah: 1. Penghasilan yang diterima atau diperoleh secara teratur berupa gaji, uang
pensiun bulanan, upah, honorarium termasuk honorarium anggota dewan komisaris atau anggota dewan pengawas, premi bulanan, uang lembur,
uang sokongan, tunjangan istri, tunjangan anak, tunjangan jabatan, tunjangan khusus, tunjangan pendidikan, premi asuransi yang dibayar
pemberi kerja dan penghasilan teratur lainnya dengan nama apapun. 2. Penghasilan yang diterima atau diperoleh secara tidak teratur berupa jasa
produksi, tunjangan cuti, tunjangan hari raya, bonus, premi tahunan, dan penghasilan sejenis lainnya yang sifatnya tidak tetap.
3. Upah harian, upah mingguan, upah satuan, dan upah borongan. 4. Honorarium, uang saku, hadiah atau penghargaan dengan nama, dan dalam
bentuk apapun dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh wajib pajak dalam negeri
terdiri dari: a. Tenaga ahli yang terdiri dari pengacara, akuntan, arsitek, dokter,
konsultan, notaris, penilai dan aktuaris. b. Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film,
sutradara, crew film model. c. Olahragawan
d. Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh dan moderator. e. Penerimaan dalam bentuk natura atau kenikmatan lainnya dengan
nama apapun yang diberikan oleh bukan wajib pajak yang dikenakan pajak penghasilan yang bersifat final dan dikenakan pajak penghasilan
berdasarkan norma perhitungan khusus deemed profit
H. Pengertian Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS
Salah satu maksud dan tujuan program pengurangan subsidi pemerintah atas Bahan Bakar Minyak BBM adalah memindahkan alokasi subsidi dari
bentuk subsidi untuk konsumsi ke bentuk subsidi investasi. Salah satu bentuk investasi yang selama ini kurang mendapat perhatian adalah bidang
pendidikan, untuk itu sebagian besar alokasi subsidi Bahan Bakar Minyak BBM dipindahkan ke sektor pendidikan yang kemudian disebut pemerintah
dengan Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak PKPS-BBM.
Pasca penerapan subsidi di bidang pendidikan maka pemerintah melalui program Bantuan Operasional Sekolah BOS menanggung semua biaya
pendidikan siswa dan siswi Wajib Belajar 9 tahun secara total atau gratis. Untuk itu dalam mekanismenya pemerintah membagi biaya yang diperlukan
rata-rata siswa setiap tahun dalam proses belajar yang kemudian disebut Biaya Bantuan Pendidikan BSP kedalam dua jenis yaitu Bantuan Satuan
Pendidikan Investasi dan Bantuan Satuan Pendidikan Operasional. Depdiknas dan Depag, 2006:7
Bantuan Satuan Pendidikan Investasi adalah biaya yang dikeluarkan per siswa setiap tahunnya untuk menyediakan sumber daya yang tidak habis pakai
yang digunakan dalam waktu lebih dari satu tahun, misalnya untuk pengadaan tanah, bangunan, buku, alat peraga. Sedangkan Bantuan Satuan Pendidikan
Operasional adalah biaya yang dikeluarkan per siswa dalam satu tahun untuk menyediakan sumber daya pendidikan habis pakai yang digunakan satu tahun
atau kurang dari masa tersebut. Bantuan Satuan Pendidikan Operasional mencakup biaya personil dan non personil. Adapun biaya personil meliputi:
1. Biaya untuk kesejahteraan honor kelebihan jam mengajar KJM, guru tidak tetap GTT, pegawai tidak tetap PTT, uang lembur
2. Pengembangan profesi guru Pendidikan dan Pelatihan DIKLAT guru, Musyawarah Guru Mata Pelajaran MGMP, Musyawarah Kerja Kepala
Sekolah MKKS, Kelompok Kerja Kepala Sekolah KKKS, Kelompok Kerja Guru KKG, dll
Sedangkan biaya non personil meliputi: 1. Biaya penunjang Kegiatan Belajar Mengajar KMB
2. Evaluasipenilaian 3. Perawatanpemeliharaan
4. Daya dan Jasa 5. Pembinaan kesiswaan
6. Rumah tangga sekolah dan supervisi
I. Tujuan Bantuan Operasional Sekolah BOS
Program Bantuan Operasional Sekolah BOS bertujuan untuk
membebaskan biaya pendidikan bagi siswa tidak mampu dan meringankan bagi siswa yang lain, agar mereka memperoleh layanan pendidikan dasar yang
lebih bermutu sampai tamat dalam rangka penuntasan Wajib Belajar 9 tahun. Depdiknas dan Depag, 2009:4
Menurut Prof.Suyanto, Phd, tujuan program Bantuan Operasional Sekolah BOS dibagi kedalam 2 tujuan, yaitu:
1. Tujuan Umum Program Bantuan Operasional Sekolah BOS bertujuan untuk
meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang bermutu.
2. Tujuan Khusus a. Menggratiskan seluruh siswa miskin di tingkat pendidikan dasar dari
beban biaya operasi sekolah, baik di sekolah negeri maupun sekolah swasta.
b. Menggratiskan seluruh siswa SD negeri dan SMP negeri terhadap biaya operasi sekolah, kecuali pada Sekolah Bertaraf Internasional
SBI dan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional RSBI. c. Meringankan beban biaya operasi sekolah bagi siswa di sekolah
swasta. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari program Bantuan Operasional
Sekolah BOS adalah meringankan setiap siswa dari biaya operasi sekolah
sehingga setiap siswa dapat menikmati pendidikan yang sama antara yang satu dengan yang lainnya sehingga tidak ada siswa miskin yang putus sekolah
karena tidak mampu membayar iuranpungutan yang dilakukan oleh sekolah.
J. Sasaran Program dan Besar Bantuan
Sasaran program Bantuan Operasional Sekolah BOS adalah semua sekolah setingkat SD dan SMP baik negeri maupun swasta diseluruh provinsi
di Indonesia. Program kejar Paket A, Paket B tidak termasuk sasaran dari program Bantuan Operasional Sekolah BOS ini. Selain itu, Madrasah Diniah
Takmiliyah suplemen juga tidak berhak memperoleh Bantuan Operasional Sekolah BOS, karena siswanya telah terdaftar di sekolah reguler yang telah
menerima Bantuan Operasional Pendidikan BOS. Mulai tahun pelajaran 20072008 mulai bulan Juli 2007, SMP Terbuka
regular dan mandiri dan Madrasah Diniyah Formal yang menyelenggarakan Program Wajib Belajar 9 tahun termasuk dalam sasaran program Bantuan
Operasional Sekolah BOS. Besar dana Bantuan Operasional Sekolah yang diterima oleh sekolah
dihitung berdasarkan jumlah siswa dengan ketentuan:
Tabel 2.1 Dana BOS
Per siswa per tahun Sekolah
Tahun 2008 Tahun 2009
SDMISDLBSalafiahSek olah
Keagamaan Non
Islam setara SD Rp 254.000,-
Kab: Rp 397.000,- Kota: Rp 400.000,-
SMPSMPLBSalafiahSek olah
Keagamaan Non
Islam setara SMP Rp 354.000,-
Kab: Rp 570.000 Kota: Rp 575.000,-
Sumber: Depdiknas
K. Waktu Penyaluran Dana