b. Self Assesment System Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang wajib
pajak untuk menentukan sendiri jumlah pajak terutang setiap tahunnya sesuai dengan ketentuan undang-undang perpajakan yang berlaku.
Dalam hal ini, inisiatif dan kegiatan menghitung serta pelaksanaan pemungutan pajak berada ditangan wajib pajak. Wajib pajak dianggap
mampu menghitung pajak, mampu memahami peraturan perpajakan yang sedang berlaku, dan mempunyai kejujuran yang tinggi, serta
menyadari akan arti pentingnya membayar pajak. c. With Holding System
Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga yang ditunjuk untuk menentukan besarnya pajak yang
terutang oleh wajib pajak sesuai dengan Ketentuan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku.
E. Tarif Pajak
Untuk mencapai kondisi adanya keadilan atau tekanan yang sama bagi wajib pajak, maka salah satu alatnya adalah tarif. Tarif yang berlaku harus
dapat mencerminkan adanya keadilan pajak sebagai berikut: Siti Resmi, 2005:13
1. Tarif Pajak Proporsional Tarif pajak proporsional yaitu tarif berupa persentase tetap terhadap
jumlah berapa pun yang menjadi dasar pengenaan pajak.
2. Tarif Pajak Meningkat Progresif Tarif pajak progresif adalah tarif pajak yang persentase nya menjadi
lebih besar apabila jumlah yang menjadi dasar pengenaannya semakin besar memperhatikan kenaikan persentase tarifnya. Tarif progresif dapat
dibagi menjadi: a. Tarif Progresif Progresif
Dalam hal ini kenaikan persentase nya semakin besar. b. Tarif Progresif Tetap
Kenaikan persentase nya tetap. c. Tarif Progresif Degresif
Kenaikan persentase nya semakin kecil. 3. Tarif Pajak Degresif
Tarif pajak degresif adalah persentase tarif pajak yang semakin
menurun apabila jumlah yang menjadi dasar pengenaan pajak menjadi semakin besar.
4. Tarif Pajak Tetap Dalam tarif pajak tetap ini adalah tarif berupa jumlah yang tetap sama
besarnya terhadap berapa pun jumlah yang menjadi dasar pengenaan pajak. Oleh karena itu besarnya pajak yang terutang tetap Waluyo dan
Wirawan, 2003:11.
F. Pengertian Pajak Penghasilan Orang Pribadi PPh 21
Menurut UU No. 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, definisi penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau
diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah
kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun.
Pajak Penghasilan Orang Pribadi PPh 21, selanjutnya disebut PPh pasal 21, merupakan pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium,
tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan lain yang
dilakukan wajib pajak orang pribadi dalam negeri. Siti Resmi, 2005:145 Pembayaran pajak penghasilan ini dilakukan dalam tahun berjalan melalui
pemotongan oleh pihak-pihak tertentu. Pihak yang wajib melakukan pemotongan dan pelaporan PPh 21 adalah pemberi kerja, bendaharawan
pemerintah, dana pensiun, badan, perusahaan. Jumlah pajak yang telah dipotong dan disetorkan dengan benar oleh pemberi kerja dan pemotong
lainnya dapat digunakan oleh wajib pajak untuk dijadikan kredit pajak atas pajak pengasilan pada akhir tahun.
G. Objek Pajak Penghasilan Orang Pribadi PPh 21