Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS

N. Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS

Menurut Prof. Suyanto, Phd, ada 2 penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS, yaitu: 1. Untuk membeli buku teks pelajaran BOS Buku Sebagian dana Bantuan Operasional Sekolah BOS harus untuk membeli buku yang hak ciptanya telah dibeli oleh pemerintah sebanyak jumlah siswa. Harga buku harus mengikuti Harga Eceran Tertinggi HET yang ditetapkan oleh Depdiknas. a. SD: buku IPS kelas 4, 5 dan 6 dan PKN kelas 1 sd 6 b. SMP: buku PKN kelas 7 sd 9 dan IPA kelas 7 sd 9 Pembelian dapat dilakukan bertahap, akan tetapi harus terpenuhi seluruhnya sebelum tahun ajaran baru. 2. Untuk operasional sekolah BOS Tunai a. Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru: biaya pendaftaran, penggandaan formulir, administrasi pendaftaran, dan pendaftaran ulang, serta kegiatan lain yang berkaitan langsung dengan kegiatan tersebut misalnya untuk foto kopi, konsumsi panitia, dan uang lembur dalam rangka penerimaan siswa baru b. Pembelian buku referensi untuk dikoleksi di perpustakaan sekolah c. Pembiayaan kegiatan pembelajaran remidial, pembelajaran pengayaan, olahraga, kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka, palang merah remaja dan sejenisnya misalnya untuk honor jam mengajar tambahan diluar jam pelajaran, biaya transportasi dan akomodasi siswaguru dalam rangka mengikuti lomba d. Pembiayaan ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah dan laporan hasil belajar siswa misalnya untuk foto kopi, honor koreksi ujian dan honor guru dalam rangka penyusunan rapor siswa e. Pembelian bahan-bahan habis pakai: buku tulis, kapur tulis, pensil, spidol, kertas, bahan praktikum, buku induk siswa, buku inventaris, langganan koranmajalah pendidikan, minuman dan makanan ringan untuk kebutuhan sehari-hari di sekolah. f. Pembiayaan langganan daya dan jasa: listrik, air, telepon, termasuk untuk pemasangan baru jika sudah ada jaringan di sekitar sekolah. Khusus di sekolah yang tidak ada jaringan listrik, dan jika sekolah tersebut memerlukan listrik untuk proses belajar mengajar di sekolah, maka diperkenankan untuk membeli Genzet. g. Pembiayaan perawatan sekolah: pengecatan, perbaikan atap bocor, perbaikan pintu dan jendela, perbaikan mebeler, perbaikan sanitasi sekolah dan perawatan fasilitas sekolah lainnya. h. Pembayaran honorarium bulanan guru honorer dan tenaga kependidikan honorer. Untuk sekolah SD diperbolehkan untuk membayar honor tenaga yang membantu administrasi sekolah. i. Pengembangan profesi guru: pelatihan, KKGMGMP dan KKKSMKKS. j. Pemberian bantuan biaya transportasi bagi siswa miskin yang mengahadapi masalah transport dari dan ke sekolah. Jika dinilai lebih ekonomis, dapat juga untuk membeli alat transporasi sederhana yang akan menjadi barang inventaris sekolah misalnya sepeda, perahu penyeberangan, dll k. Pembiayaan pengelolaan BOS: alat tulis kantor ATK, penggandaan, surat menyurat, intensif bagi satu orang penyusunan laporan BOS dan biaya transportasi dalam rangka mengambil dana BOS di BankPT Pos. l. Pembelian personal komputer untuk kegiatan belajar siswa: maksimum 1 set untuk SD dan 2 set untuk SMP dalam satu tahun anggaran. m. Bila seluruh komponen 1 sd 12 diatas telah terpenuhi pendanaannya dari BOS dan masih terdapat sisa dana, maka sisa dana BOS tersebut dapat digunakan untuk membeli alat peraga, media pembelajaran, mesin ketik dan mebeler sekolah. O. Kebijakan Program Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2009 Kebijakan dasar pelaksanaan program Bantuan Operasional Sekolah BOS tahun 2009 adalah sebagai berikut: 1. Biaya satuan BOS , termasuk BOS buku, untuk tiap siswatahun mulai Januari 2009 naik secara signifikan menjadi : SD di kota Rp 400.000, SD di kabupaten Rp 397.000, SMP di kota Rp 575.000, dan SMP di kabupaten Rp 570.000 2. Dengan kenaikan kesejahteraan guru PNS dan kenaikan BOS sejak Januari 2009, semua SD dan SMP negeri harus membebaskan siswa dari biaya operasional sekolah, kecuali RSBI dan SBI. 3. Pemda wajib megendalikan pungutan biaya operasional di SD dan SMP swasta sehingga siswa miskin bebas dari pungutan tersebut dan tidak ada pungutan berlebihan kepada siswa mampu. 4. Pemda wajib menyosialisasikan dan melaksanakan kebijakan BOS tahun 2009 serta menyanksi kepada pihak yang melanggar. 5. Pemda wajib memenuhi kekurangan biaya operasional dari APBD bila BOS dari Depdiknas belum mencukupi.

P. Sekolah Penerima Bantuan Operasional Sekolah BOS

Dokumen yang terkait

Proses Permohonan Keberatan Atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Pajak Penghasilan (PPh) Sampai Keluarnya Surat Keputusan

0 30 58

Akuntansi Pajak Penghasilan (PPH) Pasal 25 Badan pada PD Pasar Kota Medan

1 26 74

Analisa Pengenaan Pajak Penghasilan Terhadap Pembagian Dividen

2 52 112

Analisis pengaruh penerapan sensus pajak, sosialisasi pajak dan persepsi efektifitas sistem perpajakan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada KPP wilayah Jakarta Selatan

1 11 132

Pengaruh Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak dan Tarif Pajak Penghasilan Orang Pribadi Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan (Studi Kasus pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat I)

0 8 1

PENGARUH MOTIVASI, SIKAP RASIONAL DAN PERSEPSI YANG BAIK TENTANG SISTEM PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK PENGHASILAN (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Kalimantan Barat)

4 11 128

PENGARUH PERSEPSI TENTANG SANKSI PERPAJAKAN, KESADARAN, DAN KARAKTERISTIK PERSONAL WAJIB Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan, Kesadaran, Dan Karakteristik Personal Wajib Pajak Pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Kasus Pada K

0 0 14

PENGARUH PERSEPSI TENTANG SANKSI PERPAJAKAN, KESADARAN DAN KARAKTERISTIK WAJIB PAJAK PADA Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan, Kesadaran, Dan Karakteristik Personal Wajib Pajak Pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Kasus Pada

0 1 16

PENGARUH PERSEPSI TENTANG SANKSI PERPAJAKAN DAN KESADARAN WAJIB PAJAK PADA KEPATUHAN Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Kasus Pada Kpp Pratama Boyolali).

0 2 16

35 Pajak Penghasilan Orang Pribadi ANALI

0 0 15