Penemuan dan Pembahasan 1. Demografi Responden

Tabel 4.3 Kelurahan di Kecamatan-kecamatan di Kota Jakarat Barat Kecamatan Kelurahan Cengkareng Kedaung Kali Angke, Kapuk, Cengkareng Barat, Cengkareng Timur, Rawa Buaya, Duri Kosambi Grogol Petamburan Tomang, Grogol, Jelambar, Jelambar Baru, Wijaya Kalideres Kamal, Tegal Alur, Pegadungan, Kalideres, Semanan Kebon Jeruk Duri Kepa, Kedoya Selatan, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Sukabumi Utara, Kelapa Dua, Sukabumi Selatan Kembangan Kembangan Selatan. Kembangan Utara, Meruya Utara, Srengseng, Joglo, Meruya Selatan Palmerah Slipi, Kota Bambu, Jatipulo, Palmerah, Kemanggisan Taman Sari Pinangsia, Glodok, Keagungan, Krukut, Taman Sari, Maphar, Tangki, Mangga Besar Tambora Tanah Sareal, Tambora, Roa Malaka, Pekoja, Jembatan Lima, Krendang, Duri Utara, Duri Selatan, Kali Anyar, Jembatan Besi, Angke Sumber: http:id.wikipedia.orgwikikalideres_Jakarta _Barat

B. Penemuan dan Pembahasan 1. Demografi Responden

Dalam pembahasan sebelumnya telah disebutkan bahwa penelitian ini adalah untuk menganalisis persepsi dari responden penelititan, yaitu para guru yang mengajar di Sekolah Dasar Negeri SDN dan Sekolah Menengah Pertama Negeri SMPN mengenai perpajakan dan Pajak Penghasilan Orang Pribadi PPh 21 yang telah dipotong atas dana Bantuan Operasional Sekolah BOS yang telah mereka terima disekolah mereka masing-masing. Adapun sekolah yang akan menjadi objek penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri SDN dan Sekolah Menengah Pertama Negeri SMPN di dalam wilayah Jakarta Barat. Jumlah Sekolah Dasar Negeri SDN adalah sebanyak 509 sekolah dan jumlah Sekolah Menengah Pertama Negeri SMPN adalah sebanyak 51 sekolah. Dalam penelitian ini penulis menentukan jumlah sampel berdasarkan Tabel Krejcie dimana dalam perhitungan ukuran sampel didasarkan atas kesalahan 5. Jadi, sampel yang diperoleh itu mempunyai kepercayaan 95 terhadap populasi Sugiono, 1999:64. Dari penelitian ini jumlah populasi adalah 1960 guru dari seluruh sekolah baik SDN maupun SMPN di wilayah Jakarta Barat. Berdasarkan Tabel Krijcie, jumlah sampel dari penelitian ini adalah 300. Data yang diuji dalam penelitian ini diperoleh melalui penyebarann kuesioner penelitian secara langsung kepada para responden, penyebaran kuesioner dilakukan secara kolektif kepada para pimpinan sekolah atau para guru. Untuk memudahhkan penulis dalam melakukan perhitungan maka diperoleh sampel responden dengan jumlah perbandingan responden para guru SDN dan SMPN yang seimbang yaitu 150 kuesioner, baik itu para guru SDN dan SMPN. Sehingga jumlah keseluruhan responden ialah 300. Dari aspek gender, terdapat 177 responden guru laki-laki dan 123 responden guru perempuan, yang jika dipersentasekan keduanya bernilai masing-masing 59 dan 41 persen. Sementara itu, dari segi tingkat pendidikan, sebanyak 99 responden telah menyelesaikan diploma 1 D1 atau sebesar 33 dari total responden, sebanyak 81 responden telah menyelesaikan diploma 2 D2 atau sebesar 27 dari total responden, dan 78 responden diantaranya telah menyelesaikan studi diploma 3 D3 atau sebesar 26 dari total responden. Sementara yang telah memiliki gelar srata 1 S1 ialah 42 responden yaitu 14 dari total responden. Pola penyebaran kuesioner, karakteristik-karakteristik dari segi gender dan tingkat pendidikan dijelaskan pada tabel 4.4 Tabel 4.4 Karakteristik Responden gender pendidikan Para guru Jumlah responden SDN 150 50 SMPN 150 50 Jumlah 300 100 Keterangan 1.Jenis kelamin a. Laki-laki b. Perempuan 177 123 59 41 Jumlah 300 100 2.Tingkat Pendidikan a. D1 b. D2 c. D3 d. S1 99 81 78 42 33 27 26 14 Jumlah 300 100 Sumber: Data Primer Diolah Selanjutnya dari segi pengalaman mengajar, sebanyak 54 responden atau sebesar 18 dari total yang responden memiliki pengalaman mengajar kurang dari 3 tahun. Sebanyak 69 responden atau sebesar 23 dari total responden yang memiliki pengalaman mengajar 3-6 tahun. Sebanyak 75 responden atau sebesar 25 dari total responden yang memiliki pengalaman mengajar 6-10 tahun. Sementara itu 57 responden atau sebesar 19 dari total responden yang memiliki pengalaman mengajar 10-15 tahun. Dan sebesar 15 dari total responden yaitu 45 responden memiliki pengalaman mengajar lebih dari 15 tahun. Tabel 4.5 Karakteristik Responden Pengalaman Mengajar Interval Pnegalaman Jumlah Responden 3 tahun 54 18 3-6 tahun 69 23 6-10 tahun 75 25 10-15 tahun 57 19 15 tahun 45 15 Jumlah 300 100 Sumber: Data Primer Diolah

2. Hasil Uji dan Validitas

Uji validitas menunjukan sejauh mana alat ukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Sekiranya peneliti menggunakan kuesioner di dalam pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disususnnya harus mengukur apa yang diukurnya. Setelah kuesioner tersebut tersusun dengan teruji validitasnya, maka praktek belum tentu data yang terkumpul adalah data yang valid. Banyak hal-hal lain yang akan mengurangi validitas data; misalnya apakah si pewawancara atau pemberi kertas angket pertanyaan yang mengumpulkan data betul-betul mengikuti petunjuk yang telah ditetapkan dalam keusioner. Selain itu validitas data akan ditentukan oleh keadaan responden sewaktu diwawancarai. Bila waktu menjawab pertanyaan responden merasa bebas tanpa ada rasa malu, takut dan cemas maka data yang diberikan akan valid, namun sebailknya, jika responden menjawab pertanyaan dengan rasa takut dan malu kemungkinan responden akan memberikan jawaban yang tidak benar. Dalam penelitian ini, keusioner yang ditampilkan memiliki 20 butir pertanyaan yang tiap pertanyaan diuji coba dengan menguji sebanyak 50 responden dari perwakilan guru SDN dan SMPN di Jakarta Barat : Tabel 4.6 Uji Validitas Penelitian Butir Pertanyaan r Tabel r Hitung Keterangan X1 0,301 0,644 Valid X2 0,301 0,802 Valid X3 0,301 0,345 Valid X4 0,301 0,622 Valid X5 0,301 0,669 Valid X6 0,301 0,705 Valid X7 0,301 0,339 Valid X8 0,301 0,691 Valid X9 0,301 0,688 Valid X10 0,301 0,472 Valid X11 0,301 0,646 Valid X12 0,301 0,547 Valid X13 0,301 0,654 Valid X14 0,301 0,616 Valid X15 0,301 0,640 Valid X16 0,301 0,751 Valid X17 0,301 0,769 Valid X18 0,301 0,643 Valid X19 0,301 0,503 Valid X20 0,301 0,511 Valid Sumber : Data Primer Diolah Secara statistik, angka korelasi yang diperoleh harus dibandingkan dengan angka kritik. Tabel korelasi nilai – r. Angka kritik diperoleh dengan baris N-2 maka diperoleh nilai r-tabel sebesar 0.301, ini menunjukan bahwa nilai r- tabel lebih kecil dibandingkan r- hitung, sedangkan dalam ilmu statistik bila r – hitung lebih besar dari r – tabel maka pernyataan tersebut signifikan. Hal ini berarti bahwa pertanyaan- pertanyaan tersebut memiliki nilai validitas konstrak. Dalam bahasa statistik tersebut memiliki konsistensi internal internal consistency dalam pernyataan-pernyataan tersebut.

3. Hasil Uji Realibilitas Penelitian

Tujuan realibilitas adalah untuk mengetahui konsistensi alat ukur kuesioner. Terlihat nilai Alpha Cronbach pada tabel 4.7 adalah sebesar 0.750. Suatu instrumen dapat dikatakan andal reliable bila memiliki koefesien keandalan realibilitas sebesar 0,6 dan untuk menentukan kriteria indeks dapat dilihat pada tabel metodologi penelitian yang telah dipaparkan. Tabel 4.7 Uji Realibilitas Penelitian Reliability Statistics Cronbachs Alpha Cronbachs Alpha Based on Standardized Items N of Items ,750 ,750 20 Sumber : Data Primer Diolah Berdasarkan tabel diatas, maka hasil Alpha untuk setiap butir instrument pertanyaan pada indeks adalah sangat tinggi. Hal ini berarti bahwa item pertanyaan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten dalam arti jika pertanyaan tersebut diajukan lagi maka akan memperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban pertama sehingga dapat dikatakan bahwa semua variabel adalah variabel, karena nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6.

4. Pembahasan dan Analisa Variabel Penelitian a. Hasil Penyebaran Kuesioner

Tabel 4. 8 Hasil Penyebaran Kuesioner Para Guru SDN dan SMPN No Pernyataan SS S N TS STS 1. Pajak merupakan suatu kewajiban setiap Warga Negara 46 135 110 4 5 2. Pajak digunakan untuk membiayai berbagai keperluan Negara dengan tujuan kesejahteraan bangsa dan negara. 63 163 74 3. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontraprestasi langsung kepada setiap individu oleh pemerintah. 57 152 91 4. Pajak atas penghasilan berupa gaji, honorarium, bonus, THR, dan penghasilan yang diperoleh secara teratur maupun tidak teratur wajib dipotong pajak. 69 161 70 5. Pajak dipungut oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah. 70 136 94 6. Pajak sangat memberatkan setiap Warga Negaranya. 46 144 94 7. Setiap pemotongan pajak tidak memiliki tarif yang jelas tidak sesuai dengan UU atau peraturan yang berlaku. 69 110 98 23 8. Pemotongan dan pelaporan pajak hanya dapat dilakukan oleh pemberi kerja saja. 70 129 89 12 9. Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah seharusnya tidak dipotong pajak penghasilan. 54 98 95 41 12 10. Dengan membayar pajak seharusnya pemerintah memberikan kontraprestasi langsung kepada setiap individunya. 57 113 86 34 10 11. Salah satu maksud dan tujuan program pengurangan subsidi pemerintah atas Bahan Bakar Minyak BBM adalah dengan memindahkan alokasi konsumsi ke bentuk alokasi investasi, yaitu di bidang pendidikan. 90 138 72 12. Dengan adanya program Bantuan Operasional Sekolah BOS maka pemerintah menanggung semua biaya pendidikan siswa-siswi wajib belajar 9 tahun secara gratis. 94 137 69 13. Bantuan Operasional Sekolah BOS digunakan untuk biaya personil biaya untuk kesejahteraan guru, biaya pengembanagn profesi guru dan biaya non personil biaya penunjang kegiatan belajar mengajar, pemeliharaan, rumah tangga sekolah, dll 59 152 89 14. Dengan adanya dana Bantua Operasional Sekolah BOS maka setiap siswa mempunyai kesempatan untuk memperoleh layanan pendidikan dasar yang lebih bermutu sampai tamat dalam rangka penuntasan wajib belajar 9 tahun. 69 167 64 15. Sasaran Bantuan Operasional Sekolah BOS adalah semua sekolah setingkat SD dan SLTP baik negeri maupun swasta di seluruh Indonesia. 66 168 66 16. Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS yang dibayarkan kepada setiap guru sebagai biaya kesejahteraan guru seharusnya tidak perlu dipotong pajak. 43 146 99 12 17. Saya sebagai seorang guru sangat paham mengapa setiap penghasilan yang diperoleh dari dana Bantuan Operasional Sekolah BOS harus dipotong pajak penghasilan terlebih dahulu. 60 145 89 6 18. Pajak atas penghasilan yang berasal dari dana Bantuan Operasional Sekolah BOS yang dibagikan sebagai biaya kesejahteraan guru sangatlah memberatkan. 68 135 78 19 19. Saya tidak mengetahui secara pasti berapa persentase pemotongan pajak penghasilan yang diperoleh atas biaya kesejahteraan guru yang diperoleh dari dana Bantuan Operasional Sekolah BOS. 97 120 80 3 20. Saya tidak tahu alasannya mengapa penghasilan yang diterima setiap guru dari dana Bantuan Operasional Sekolah BOS harus dipotong pajak penghasilan. 41 156 103 Sumber : Data Primer Diolah.

b. Persepsi Para Guru SDN Tentang Perpajakan

Pada pembahasan mengenai persepsi para guru SDN tentang perpajakan. Dianalisa dengan memberi keusioner yang berisi pertanyaan yang memiliki pernyataan pengetahuan mendasar para guru mengenai perpajakan secara umum, dimana para guru menyampaikan persepsinya mengenai perpajakan berdasarkan pertanyaan kuesioner yang diberikan. Analisa point pertanyaan yang berhubungan dengan persepsi para guru terhadap perpajakannya dapat dilihat pada Tabel dan Grafik 4.9 dalam point ini terdapat 10 sepuluh pertanyaan yang berhubungan dengan perpajakan secara umum dan komprehensif. Yaitu point pertanyaan nomor satu 1 hingga pertanyaan nomor sepuluh 10 dimana tiap point pertanyaan menggambarkan pendapat serta analisis para guru terhadap pengetahuannya pada perpajakan. Persepsi para guru tentang perpajakan ketika dihitung berdasarkan hasil yang didapat dari kuesioner kemudian diolah menunjukan hasil sebagai berikut : Tabel 4.9 Hasil Jawaban Analisa Persepsi Para Guru SDN Tentang Perpajakan Uji Proporsi Alternatif Jawaban 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Prosentase STS 3 7 5 0.01 TS 3 9 12 6 20 18 4.53 N 58 36 47 36 48 47 49 46 48 44 30.6 S 63 81 76 81 69 72 56 65 51 56 44.67 SS 23 33 27 33 33 22 33 33 24 27 19.2 Total 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 100 Sumber : Data Primer Diolah. Grafik Tabel 4.9 Persepsi Para Guru SDN Tentang Perpajakan Persepsi Para Guru SDN 100 80 60 40 20 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Perpajaka n STS TS N S SS Berdasarkan gambaran diagram diatas terlihat jelas bahwa kebanyakan para guru SDN mengajukan opsi Setuju dengan persentase 44.67 atas pendapatnya dalam hal ketentuan perpajakan secara umum yang telah disepakati oleh pemerintah. Begitu besar perhatian para guru SDN Jakarta Barat dalam mencermati perpajakan yang diikuti dengan peran serta pemerintah dalam mensosialisasikan program wajib pajak pada setiap warga negara Indonseia khususnya pada dunia pendidikan. Maka dari hasil ini diharapkan pemerintah dapat lebih serius lagi untuk menggalakan program sosialisasi perpajakan dengan pengetahuan perpajakan kepada seluruh warga negaranya akan kepentingan perpajakan terutama untuk kesejahteraan bangsa dan negara. Himbauan pada pemerintah kepada setiap warga negaranya akan sadar pada perpajakannya terutama pajak penghasilan orang pribadi PPh 21 yang diterima dari penghasilannya ataupun tunjangan yang berupa honorarium yang menjadi objek pajak. Memang diketahui bersama adalah membayar pajak penghasilan merupakan kewajiban bagi warga negara yang telah mencapai PKP Penghasilan Kena Pajak harus membayarkan pajak penghasilannya kepada negara. Dengan membayar pajak kita telah turut serta dalam usaha membangun negara Indonesia ini kearah lebih maju, karena pajak merupakan sumber penerimaan keuangan negara yang paling dominan dari seluruh penerimaan negara. Sifat umum dari perpajakan dapat didasarkan pada undang-undang, sehingga terdapat unsur kekuatan untuk dapat melakukan sesuai dengan cara yang diinginkan. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna untuk kepentingan bersama terutama dalam rangka mewujudkan kemandirian pembangunan nasional.

c. Persepsi Para Guru SDN tentang Pemotongan Pajak Penghasilan Orang

Pribadi PPh 21 atas dana Bantuan Operasional Sekolah BOS. Pada pembahasan mengenai persepsi para guru SDN tentang pemotongan Pajak Penghasilan Orang Pribadi PPh 21 atas dana Bantuan Operasional Sekolah BOS. Dianalisa dengan memberi keusioner yang berisi pertanyaan yang memiliki pernyataan pengetahuan mendasar para guru SDN mengenai pemotongan Pajak Penghasilan Orang Pribadi PPh 21 atas dana Bantuan Operasional Sekolah BOS secara umum, dimana para guru SDN menyampaikan persepsinya mengenai pemotongan Pajak Penghasilan Orang Pribadi PPh 21 atas dana Bantuan Operasional Sekolah BOS berdasarkan pertanyaan kuesioner yang diberikan. Analisa point pertanyaan yang berhubungan dengan persepsi para guru SDN tentang pemotongan Pajak Penghasilan Orang Pribadi PPh 21 atas dana Bantuan Operasional Sekolah BOS dapat dilihat pada Tabel dan Grafik 4.10 dalam point ini terdapat 10 sepuluh pertanyaan yang berhubungan dengan pemotongan Pajak Penghasilan Orang Pribadi PPh 21 atas dana Bantuan Operasional Sekolah BOS secara umum dan komprehensif. Yaitu point pertanyaan nomor sebelas 11 hingga pertanyaan nomor duapuluh 20 dimana tiap point pertanyaan menggambarkan pendapat serta analisis para guru terhadap pengetahuannya pada pemotongan Pajak Penghasilan Orang Pribadi PPh 21 atas dana Bantuan Operasional Sekolah BOS. Persepsi para guru tentang pemotongan Pajak Penghasilan Orang Pribadi PPh 21 atas dana Bantuan Operasional Sekolah BOS ketika dihitung berdasarkan hasil yang didapat dari kuesioner kemudian diolah menunjukan hasil sebagai berikut : Tabel 4.10 Hasil Jawaban Analisa Persepsi Para Guru SDN Tentang Pemotongan Pajak Penghasilan Orang Pribadi PPh 21 Atas Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS. Uji Proporsi Alternatif Jawaban 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Prosentase STS TS 6 3 9 2 1.3 N 36 35 45 32 33 51 45 39 42 51 27.2 S 69 69 75 85 84 72 72 68 60 78 48.8 SS 45 46 30 33 33 21 30 34 46 21 22.6 Total 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 100 Sumber : Data Primer Diolah. Grafik Tabel 4.10 Diagram Persepsi Para guru SDN Tentang Pemotongan Pajak Penghasilan PPh 21 Atas Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS. Persepsi Para Guru SDN 100 80 TS 60 N 40 S 20 SS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 PPh21 Atas Da na BOS Berdasarkan gambaran diagram diatas terlihat jelas bahwa kebanyakan para guru SDN mengajukan opsi Setuju dengan persentase 48.8 atas pendapatnya dalam hal ketentuan pemotongan Pajak Penghasilan Orang Pribadi PPh 21 atas dana Bantuan Operasional Sekolah BOS secara umum yang telah disepakati oleh pemerintah. Begitu besar perhatian para guru SDN Jakarta Barat dalam mencermati pemotongan Pajak Penghasilan Orang Pribadi PPh 21 atas dana Bantuan Operasional Sekolah BOS yang diikuti dengan peran serta pemerintah dalam mensosialisasikan program wajib pajak pada setiap warga negara Indonseia khususnya pada dunia pendidikan. Maka dari hasil ini diharapkan pemerintah dapat lebih serius lagi untuk menggalakan program sosialisasi perpajakan dengan pengetahuan perpajakan kepada seluruh warga negaranya akan kepentingan perpajakan terutama untuk kesejahteraan bangsa dan negara. Himbauan pada pemerintah kepada setiap warga negaranya akan sadar pada perpajakannya terutama pajak penghasilan orang pribadi PPh 21 yang diterima dari penghasilannya ataupun tunjangan yang berupa honorarium yang menjadi objek pajak. Memang diketahui bersama adalah membayar pajak penghasilan merupakan kewajiban bagi warga negara yang telah mencapai PKP Penghasilan Kena Pajak harus membayarkan pajak penghasilannya kepada negara. Dengan membayar pajak kita telah turut serta dalam usaha membangun negara Indonesia ini kearah lebih maju, karena pajak merupakan sumber penerimaan keuangan negara yang paling dominan dari seluruh penerimaan negara. Sifat umum dari perpajakan dapat didasarkan pada undang-undang, sehingga terdapat unsur kekuatan untuk dapat melakukan sesuai dengan cara yang diinginkan. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna untuk kepentingan bersama terutama dalam rangka mewujudkan kemandirian pembangunan nasional.

d. Persepsi Para Guru SMPN Tentang Perpajakan

Pada pembahasan mengenai persepsi para guru SMPN tentang perpajakan. Dianalisa dengan memberi keusioner yang berisi pertanyaan yang memiliki pernyataan pengetahuan mendasar para guru mengenai perpajakan secara umum, dimana para guru menyampaikan persepsinya mengenai perpajakan berdasarkan pertanyaan kuesioner yang diberikan. Analisa point pertanyaan yang berhubungan dengan persepsi para guru SMPN tentang perpajakannya dapat dilihat pada Tabel dan Grafik 4.1 dalam point ini terdapat 10 sepuluh pertanyaan yang berhubungan dengan perpajakan secara umum dan komprehensif. Yaitu point pertanyaan nomor satu 1 hingga pertanyaan nomor sepuluh 10 dimana tiap point pertanyaan menggambarkan pendapat serta analisis para guru tentang pengetahuannya pada perpajakan. Persepsi para guru tentang perpajakan ketika dihitung berdasarkan hasil yang didapat dari kuesioner kemudian diolah menunjukan hasil sebagai berikut : Tabel 4.11 Hasil Jawaban Analisa Persepsi Para Guru SMPN Tentang Perpajakan Uji Proporsi Alternatif Jawaban 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Prosentase STS 2 5 5 0.8 TS 1 7 11 6 21 16 4.13 N 52 38 44 34 46 47 49 43 47 42 29.47 S 72 82 76 80 67 72 54 64 47 57 44.73 SS 23 30 30 36 37 24 36 37 30 30 20.87 Total 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 100 Grafik Tabel 4.11 Persepsi Para Guru SMPN Tentang Perpajakan Persepsi Para Guru SMPN 100 80 STS 60 TS N 40 S 20 SS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Perpaja kan Sumber : Data Primer Diolah. Berdasarkan gambaran diagram diatas terlihat jelas bahwa kebanyakan para guru SMPN mengajukan opsi Setuju dengan persentase 44.73 atas pendapatnya dalam hal ketentuan perpajakan secara umum yang telah disepakati oleh pemerintah. Begitu besar perhatian para guru SMPN Jakarta Barat dalam mencermati perpajakan yang diikuti dengan peran serta pemerintah dalam mensosialisasikan program wajib pajak pada setiap warga negara Indonseia khususnya pada dunia pendidikan. Maka dari hasil ini diharapkan pemerintah dapat lebih serius lagi untuk menggalakan program sosialisasi perpajakan dengan pengetahuan perpajakan kepada seluruh warga negaranya akan kepentingan perpajakan terutama untuk kesejahteraan bangsa dan negara. Himbauan pada pemerintah kepada setiap warga negaranya akan sadar pada perpajakannya terutama pajak penghasilan orang pribadi PPh 21 yang diterima dari penghasilannya ataupun tunjangan yang berupa honorarium yang menjadi objek pajak. Memang diketahui bersama adalah membayar pajak penghasilan merupakan kewajiban bagi warga negara yang telah mencapai PKP Penghasilan Kena Pajak harus membayarkan pajak penghasilannya kepada negara. Dengan membayar pajak kita telah turut serta dalam usaha membangun negara Indonesia ini kearah lebih maju, karena pajak merupakan sumber penerimaan keuangan negara yang paling dominan dari seluruh penerimaan negara. Sifat umum dari perpajakan dapat didasarkan pada undang-undang, sehingga terdapat unsur kekuatan untuk dapat melakukan sesuai dengan cara yang diinginkan. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna untuk kepentingan bersama terutama dalam rangka mewujudkan kemandirian pembangunan nasional.

e. Persepsi para guru SMPN tentang pemotongan Pajak Penghasilan Orang

Pribadi PPh 21 atas dana Bantuan Operasional Sekolah BOS. Pada pembahasan mengenai persepsi para guru SMPN tentang pemotongan Pajak Penghasilan Orang Pribadi PPh 21 atas dana Bantuan Operasional Sekolah BOS. Dianalisa dengan memberi keusioner yang berisi pertanyaan yang memiliki pernyataan pengetahuan mendasar para guru SMPN mengenai pemotongan Pajak Penghasilan Orang Pribadi PPh 21 atas dana Bantuan Operasional Sekolah BOS secara umum, dimana para guru SMPN menyampaikan persepsinya mengenai pemotongan Pajak Penghasilan Orang Pribadi PPh 21 atas dana Bantuan Operasional Sekolah BOS berdasarkan pertanyaan kuesioner yang diberikan. Analisa point pertanyaan yang berhubungan dengan persepsi para guru SMPN tentang pemotongan Pajak Penghasilan Orang Pribadi PPh 21 atas dana Bantuan Operasional Sekolah BOS dapat dilihat pada Tabel dan Grafik 4.12 dalam point ini terdapat 10 sepuluh pertanyaan yang berhubungan dengan pemotongan Pajak Penghasilan Orang Pribadi PPh 21 atas dana Bantuan Operasional Sekolah BOS secara umum dan komprehensif. Yaitu point pertanyaan nomor sebelas 11 hingga pertanyaan nomor dua puluh 20 dimana tiap point pertanyaan menggambarkan pendapat serta analisis para guru terhadap pengetahuannya pada pemotongan Pajak Penghasilan Orang Pribadi PPh 21 atas dana Bantuan Operasional Sekolah BOS. Persepsi para guru tentang pemotongan Pajak Penghasilan Orang Pribadi PPh 21 atas dana Bantuan Operasional Sekolah BOS ketika dihitung berdasarkan hasil yang didapat dari kuesioner kemudian diolah menunjukan hasil sebagai berikut : Tabel 4.12 Hasil Jawaban Analisa Persepsi Para Guru SMPN Tentang Pemotongan Pajak Penghasilan Orang Pribadi PPh 21 Atas Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Alte rna tif Uji Proporsi Ja w aba n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Prose nta se STS TS 6 3 10 1 1.3 N 36 34 44 32 33 48 44 39 38 52 26.67 S 69 68 77 82 84 74 73 67 60 78 48.8 SS 45 48 29 36 33 22 30 34 51 20 23.2 Tota l 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 100 Sumber : Data Primer Diolah. Grafik Tabel 4.12 Persepsi Para Guru SMPN Tentang Pemotongan Pajak Penghasilan Orang Pribadi PPh 21 Atas Dana Bantuan Operasional Sekolah BOS Persepsi Para Guru SMPN 100 80 TS 60 N 40 S 20 SS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 PPh21 Atas Da na BOS Berdasarkan gambaran diagram diatas terlihat jelas bahwa kebanyakan para guru SMPN mengajukan opsi Setuju dengan persentase 48.8 atas pendapatnya dalam hal ketentuan pemotongan Pajak Penghasilan Orang Pribadi PPh 21 atas dana Bantuan Operasional Sekolah BOS secara umum yang telah disepakati oleh pemerintah. Begitu besar perhatian para guru SMPN Jakarta Barat dalam mencermati pemotongan Pajak Penghasilan Orang Pribadi PPh 21 atas dana Bantuan Operasional Sekolah BOS yang diikuti dengan peran serta pemerintah dalam mensosialisasikan program wajib pajak pada setiap warga negara Indonseia khususnya pada dunia pendidikan. Maka dari hasil ini diharapkan pemerintah dapat lebih serius lagi untuk menggalakan program sosialisasi perpajakan dengan pengetahuan perpajakan kepada seluruh warga negaranya akan kepentingan perpajakan terutama untuk kesejahteraan bangsa dan negara. Himbauan pada pemerintah kepada setiap warga negaranya akan sadar pada perpajakannya terutama pajak penghasilan orang pribadi PPh 21 yang diterima dari penghasilannya ataupun tunjangan yang berupa honorarium yang menjadi objek pajak. Memang diketahui bersama adalah membayar pajak penghasilan merupakan kewajiban bagi warga negara yang telah mencapai PKP Penghasilan Kena Pajak harus membayarkan pajak penghasilannya kepada negara. Dengan membayar pajak kita telah turut serta dalam usaha membangun negara Indonesia ini kearah lebih maju, karena pajak merupakan sumber penerimaan keuangan negara yang paling dominan dari seluruh penerimaan negara. Sifat umum dari perpajakan dapat didasarkan pada undang-undang, sehingga terdapat unsur kekuatan untuk dapat melakukan sesuai dengan cara yang diinginkan. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna untuk kepentingan bersama terutama dalam rangka mewujudkan kemandirian pembangunan nasional. Untuk mendapatkan hasil akhir dari penelitian ini, bagaimana menganalisa hubungan persepsi para guru SDN dan SMPN di Jakarta Barat tentang Perpajakan dan Pajak Penghasilan Orang Pribadi atas dana Bantuan Operasional Sekolah akan diterangkan dengan metode deskriptif kuantitatif. Dimana variabel yang diuji untuk menganalisa ini adalah dengan menghubungkan skala sikap dan point pertanyaan yang berhubungan dengan keduanya yaitu : Perpajakan dan Pajak Penghasilan Orang Pribadi atas dana Bantuan Operasional Sekolah yang telah mereka terima disekolahnya masing-masing dan keduanya sebagai variabel. Hasil pengelompokan tersebut dapat dilihat dari tabel yang dibuat dan digunakan untuk melihat keeratan hubungan skala sikap dengan point pertanyaan. Untuk sampai pada tujuan akhir dari penelitian ini, akan diambil kesimpulan dari hasil analisa berdasarkan prosentasi yang dihitung berdasarkan tingkat jenjang point pertanyaan yaitu : Tabel 4.13 Jenjang Instrumen Variabel Penelitian Point Pertanyaan Instrumen Variabel Point 01 s-d 10 Persepi Para Guru Tentang Perpajakan Point 11 s-d 20 Persepsi Para Guru Tentang Pajak Penghasilan Orang Pribadi atas Dana Bantuan Operasional Sekolah Sumber : Data Primer Diolah. Tiap point pertanyaan mempunyai tingkat skala dalam point pertanyaan, sehingga akan memudahkan peneliti untuk mengukur seberapa besar hasil analisa yang didapat, berikut kesimpulan atau hasil perhitungan berdasarkan persentase tiap jenjang instrumen variabel penelitian. Dari hasil analisa yang dideskripsikan diatas terdapat sebuah analisa sebagai berikut, berdasarkan hasil dari persentase terbesar maka akan didapat analisa hasil persentase sebagai berikut : Tabel 4.14 Analisa Persentase Instrumen Variabel Penelitian Instrumen Variabel SDN SMPN Persepi Para Guru Terhadap Perpajakan 44,67 44,73 Persepsi Para Guru Terhadap PPh 21 atas dana BOS 48,8 48,8 Sumber : Data Primer Diolah. Dari analisa yang didapat berdasarkan persentase maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam hal persepsi para guru SDN tentang Perpajakan didapatkan hasil yang menjawab setuju 44,67 sedangkan para guru SMPN didapatkan hasil 44,73 dan persepsi para guru SDN tentang Pemotongan Pajak Penghasilan Orang Pribadi atas dana Bantuan Operasional Sekolah didapatkan hasil yang menjawab setuju 48,8 begitupun dengan persepsi para guru SMPN didapatkan hasil yang menjawab setuju 48,8. Maka dalam hal ini, analisa dalam penelitian ini bahwa para guru cenderung setuju dan memahami untuk menunaikan kewajiban perpajakannya yang khususnya pajak penghasilan orang pribadi demi kemajuan bangsa dan negara ini dapat dilihat dari perhitungan berdasarkan persentase yaitu kebanyakan responden sangat setuju dan setuju dalam hal perpajakannya dan pemotongan pajak penghasilan orang pribadi atas dana bantuan operasional sekolah, maka didapatkan kesimpulan analisa penelitian bahwa : Para guru SDN dan SMPN di Jakarta Barat cenderung mengerti dalam menjalankan perpajakannya terhadap pemotongan pajak penghasilan orang pribadi atas dana bantuan operasional sekolah . Maka dalam hal ini jawaban analisa dari penelitian ini diterima karena berdasarkan hasil perhitungan pada tabel diatas dan persentase yang menunjukan jumlah yang lebih besar pada point pertanyaan yang berhubungan dengan keduanya.

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

Dokumen yang terkait

Proses Permohonan Keberatan Atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Pajak Penghasilan (PPh) Sampai Keluarnya Surat Keputusan

0 30 58

Akuntansi Pajak Penghasilan (PPH) Pasal 25 Badan pada PD Pasar Kota Medan

1 26 74

Analisa Pengenaan Pajak Penghasilan Terhadap Pembagian Dividen

2 52 112

Analisis pengaruh penerapan sensus pajak, sosialisasi pajak dan persepsi efektifitas sistem perpajakan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada KPP wilayah Jakarta Selatan

1 11 132

Pengaruh Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak dan Tarif Pajak Penghasilan Orang Pribadi Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan (Studi Kasus pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat I)

0 8 1

PENGARUH MOTIVASI, SIKAP RASIONAL DAN PERSEPSI YANG BAIK TENTANG SISTEM PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK PENGHASILAN (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Kalimantan Barat)

4 11 128

PENGARUH PERSEPSI TENTANG SANKSI PERPAJAKAN, KESADARAN, DAN KARAKTERISTIK PERSONAL WAJIB Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan, Kesadaran, Dan Karakteristik Personal Wajib Pajak Pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Kasus Pada K

0 0 14

PENGARUH PERSEPSI TENTANG SANKSI PERPAJAKAN, KESADARAN DAN KARAKTERISTIK WAJIB PAJAK PADA Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan, Kesadaran, Dan Karakteristik Personal Wajib Pajak Pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Kasus Pada

0 1 16

PENGARUH PERSEPSI TENTANG SANKSI PERPAJAKAN DAN KESADARAN WAJIB PAJAK PADA KEPATUHAN Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Kasus Pada Kpp Pratama Boyolali).

0 2 16

35 Pajak Penghasilan Orang Pribadi ANALI

0 0 15