BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah DKI Jakarta Jakarta merupakan daerah yang memiliki peran penting dalam
perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Sejak era kolonialisme Belanda, Jakarta yang ketika itu bernama Batavia merupakan pusat pemerintahan
Hindia-Belanda. Saat dimulainya pergerakan perjuangan kemerdekaan secara
nasional, Jakarta
merupakan jantung
pergerakan yang
memompakan darah perjuangan kemerdekaan ke seluruh pelosok tanah air.
Denyut kehidupan di Jakarta diketahui sudah sangat tua. Setidaknya sejak 2000 tahun sebelum masehi, wilayah Jakarta sudah dihuni oleh
manusia, yaitu, pada waktu terjadinya gelombang migrasi dari kawasan selatan Cina. Pada awal tarikh masehi, penduduk yang mendiami wilayah
Jakarta sudah berhubungan dengan negara lain. Hal ini dibuktikan dengan masuknya kebudayaan Hindu yang diketahui dari banyaknya prasasti di
daerah sekitar Jakarta, misalnya prasasti yang ditemukan di daerah Cilincing.
Sejak abad 15, pelabuhan Sunda Kelapa yang sekarang terletak di Jakarta Utara menjadi pelabuhan penting di pesisir utara Jawa bagian
barat. Pelabuhan tersebut langsung dapat diakses dari pusat kerajaan Pajajaran, yaitu, pakuan Bogor melalui Sungai Ciliwung. Sunda Kelapa
yang waktu itu masih termasuk wilayah kekuasaan Pajajaran menjadi target penguasaan pihak lain, baik kerajaan nusantara lain maupun pihak
asing. Untuk menghadapi ancaman tersebut, yang datang dari Banten dan Cirebon, tepatnya tahun 1522, Pajajaran mengizinkan Portugis mendirikan
benteng di Sunda Kelapa. Belanda terus berusaha menguasai kembali Indonesia, salah satunya
adalah dengan melakukan politik pecah belah devide et impera, yaitu, dengan mendirikan Republik Indonesia Serikat RIS. Ketika Republik
Indonesia menjadi Negara federal tersebut, Jakarta menjadi ibukota Negara federal. Kekuasaannya berdiri sendiri dibawah kekuasaan
pemerintahan pusat RIS. Namun status ibukota RIS tidak lama, setelah NKRI berdiri kembali, Jakarta menjadi ibukotanya.
Mulai tahun 1961, status Jakarta mengalami perubahan dari kota praja menjadi Daerah Khusus Ibukota DKI. Soemarno merupakan gubernur
pertama DKI Jakarta. Perkembangan pesat diberbagai bidang dicapai DKI Jakarta ketika berada dibawah kepemimpinan Letjen KKO Ali Sadikin
1966-1977. Pria yang biasa dipanggil Abang Ali ini berhasil menghapus citra Jakarta sebagai “kampung besar” menjadi sebuah kota metropolitan.
Tanpa nama,
http:sejarahbangsaindonesia.co.cc1_11_Sejarah-DKI- Jakarta.html, 5 Mei 2009
2. Pemerintahan Dasar hukum bagi DKI Jakarta adalah Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 29 Tahun 2007, tentang Pemerintahan Provinsi Daerah
Khusus Ibukota sebagai ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia. UU ini menggantikan Nomor 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Negara Republik Indonesia Jakarta serta UU Nomor 11 Tahun 11 Tahun 1990 tentang Susunan Pemerintahan Daerah
Khusus Ibukota Negara Republik Indonesia Jakarta yang keduanya tidak berlaku lagi.
Jakarta berstatus setingkat provinsi dan dipimpin oleh seorang gubernur. Berbeda dengan provinsi lainnya, Jakarta hanya memiliki
pembagian dibawahnya berupa kota administrative dan kabupaten administrative, yang berarti tidak memiliki perwakilan rakyat tersendiri.
Dengan demikian, DKI Jakarta hanya memiliki DPRD Provinsi dan tidak memiliki DPRD KabupatenKota.
3. Geografis Jakarta Barat Wilayah Kotamadya Jakarta Barat mempunyai luas wilayah 12.615,14
Ha dan terletak antara 106 -48
BT, 60 -12
LU dan dibatasi oleh wilayah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Batas Wilayah Jakarta Barat
Batas Wilayah
Utara KabupatenKotamadya Tangerang dan Kotamadya Jakarta
Utara Selatan
Kotamadya Jakarta Selatan Barat
Kabupaten dan Kotamadya Tangerang Timur
Kotamadya Jakarta Utara dan Kotamadya Jakarat Pusat
Sumber: http:id.wikipedia.orgwikiDaerah_Khusus_Ibukota_Jakarta
Wilayah ini secara administratif terbagi menjadi 8 kecamatan dan 56 kelurahan dengan luas wilayah keseluruhan mencapai 127,11 Km
2
. Tanpa nama, http:wwwjakarta.go.idpemerintahankotamadyajakbar, 5 Mei
2009
Tabel 4.2 Kecamatan di DKI Jakarta
Ibukota Jakarta
Jakarta Barat Cengkareng, Grogol, Kalideres, Kebon Jeruk,
Kembangan, Palmerah, Taman Sari, Tambora Jakarta Pusat
Cempaka Putih, Gambir, Johar baru, Kemayoran, Menteng, Sawah Besar, Senen, Tanah Abang
Jakarta Selatan Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran
Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, Pesanggrahan, Setiabudi, Tebet
Jakarta Timur Cakung,
Cipayung, Ciracas,
Duren Sawit,
Jatinegara, Kramat Jati, Makasar, Matraman, Pasar Rebo, Pulo Gadung
Jakarta Utara Cilincing, Kelapa Gading, Koja, Pademangan,
Penjaringan, Tanjung Priok Kepulauan Seribu Kepulauan Seribu Selatan, Kepulauan Seribu Utara
Sumber: http:id.wikipedia.orgwikikalideres_Jakarta _Barat
Tabel 4.3 Kelurahan di Kecamatan-kecamatan di Kota Jakarat Barat
Kecamatan Kelurahan
Cengkareng Kedaung Kali Angke, Kapuk, Cengkareng Barat,
Cengkareng Timur, Rawa Buaya, Duri Kosambi Grogol
Petamburan Tomang, Grogol, Jelambar, Jelambar Baru, Wijaya
Kalideres Kamal, Tegal Alur, Pegadungan, Kalideres,
Semanan Kebon Jeruk
Duri Kepa, Kedoya Selatan, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Sukabumi Utara, Kelapa Dua, Sukabumi
Selatan Kembangan
Kembangan Selatan. Kembangan Utara, Meruya Utara, Srengseng, Joglo, Meruya Selatan
Palmerah Slipi,
Kota Bambu,
Jatipulo, Palmerah,
Kemanggisan Taman Sari
Pinangsia, Glodok, Keagungan, Krukut, Taman Sari, Maphar, Tangki, Mangga Besar
Tambora Tanah Sareal, Tambora, Roa Malaka, Pekoja,
Jembatan Lima, Krendang, Duri Utara, Duri Selatan, Kali Anyar, Jembatan Besi, Angke
Sumber: http:id.wikipedia.orgwikikalideres_Jakarta _Barat
B. Penemuan dan Pembahasan 1. Demografi Responden