Dengan melihat adanya ketentuan diatas “ keuntungan yang disepakati”, maka murabahah
adalah penjual memberi tahu kepada pembeli tentang harga pembelian barang dan menyatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan pada biaya tersebut,
baik sebesar satu dinar maupun satu dirham
18
. Misalnya, si Fulan membeli unta 30 dinar, biaya-biaya yang dikeluarkan 5 dinar, maka ketika menawarkan untanya, ia
mengatakan: “ Saya menjual unta ini 50 dinar dengan mengambil keuntungan 15 dinar.”
19
Dalam prakteknya pembiayaan murabahah, yaitu pembiayaan berupa talangan dana yang dibutuhkan nasabah untuk membeli suatu barang dengan
kewajiban mengembalikan talangan tersebut seluruhnya ditambah margin keuntungan pada waktu jatuh tempo. Bank memperoleh margin keuntungan berupa selisih harga
beli dari pemasok dengan harga jual bank kepada nasabah.
20
2. Rukun dan Syarat Murabahah
a. Rukun :
17
Abdullah bin Muhammad bin Abdullah al-’Imraani, al-’Uqud al-Maaliyah al-Murakkabah, Dirasah Fiqhiyah Ta’shiliyah wa Tathbiqiyah, 1427H,h. 257
18
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid Beirut:Daar Al fikri, h. 172
19
Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan,h. 113
20
Wirdyaningsih, dkk, Bank dan Ausransi Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana, 20005, h. 106
1 Pihak yang berakad aqidain : a Penjual
b Pembeli 2 Objek yang diadakan ma’qud alaih :
a Barang yang diperjualbelikan b Harga
3 Akad Shighot: a Serah ijab
b Terima qabul
b. Syarat :
1 Syarat yang terkait dengan shighot Ulama
fiqh mengemukakan bahwa syarat ijaba qabul sebagai
berikut:
a Orang yang mengucapkannya telah baligh dan berakal
menurut jumhur ulama, dan berakal menurut ulama hanafiah.
b Qabul sesuai dengan ijabnya.
c Ijab dan qabul dilakukan dalam satu majlis.
21
2 Syarat yang berakad Para ulama sepakat bahwa yang melakukan akad jual beli harus
memenuhi syarat baligh dan berakal. Oleh sebab itu, jual beli yang dilakukan oleh anak kecil yang belum berakal dan orang gila,
21
Harun Nasrun, Fiqh Muamalah, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000, h. 116
hukumnya tidak sah. Adapun anak kecil yang sudah mumayyiz, menurut ulama Hanafiah, hukumnya sah jika yang dilakukan
membawa keuntungan bagi anak kecil tersebut, dan tidak sah jika membawa kerugian.
22
3 Syarat objek yang diadakan Para ulama membedakan al-tsaman dengan al-si’ir. Menurut
mereka al-tsaman adalah harga pasar yang berlaku di tengah- tengah masyarakat secara aktual, sedangkan al-si’ir adalah modal
barang yang seharusnya diterima para pedagang sebelum dijual kepada konsumen. Adapun syarat dari al-tsaman adalah harga yang
disepakati oleh kedua belah pihak harus jelas jumlah dan jenisnya. Sedangkan syarat barang yang diperjual belikan, boleh
diserahkan pada saat akad berlangsung atau pada waktu yang disepakati bersama ketika transaksi berlangsung.
23
Syarat – syarat murabahah menurut Syafi’i Antonio adalah sebagai berikut :
1 Penjual memberitahu biaya modal kepada nasabah 2 Kontrak pertama harus sah.
3 Kontrak harus bebas dari riba.
22
Nasrun, Fiqh Muamalat, h.117
23
Nasrun, Fiqh Muamalat, h.118
4 Penjual harus menjelaskan setiap cacat yang terjadi sesudah pembelian dan harus membuka semua hal yang berhubungan dengan
cacat. 5 Penjual harus membuka semua ukuran yang berlaku bagi harga
pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang. 6 Jika syarat dalam 1, 4 atau 5 tidak dipenuhi, pembeli memiliki
pilihan: a.melanjutkan pembelian seperti apa adanya.
b.kembali kepada penjual dan menyatakan ketidaksetujuan. c.membatalkan kontrak
24
.
3. Landasan Hukum Murabahah