Kerangka Teori dan Konsep

pembiayaan dalam rangka pelunasan pembiayaan, menghapus buku atau membebaskan hutang Dari keterangan diatas dijelaskan mengenai permasalahan akan pembiyaan bermasalah dan cara proses penyelesaian, khususnya dalam pembiyaan murabahah. Terdapat pula di dalam ta’zir atau denda yang disebabkan kelalaian dalam menunda pembayaran, padahal mempunyai kemampuan untuk membayar. Akan tetapi dana dari denda tersebut masuk ke dalam dana sosial atau kebajikan. Hal ini tentu saja berbeda dengan penulis sendiri, karena pembahasan ini akan dititik beratkan kepada proses ta’widh atau ganti rugi atas biaya-biaya yang telah dikeluarkan bank. Dalam prosesnya tentu pembiayaan ini berhubungan dengan pembiayaan bermasalah atau wanprestasi yang terjadi. Dan dana yang dikumpulkan tersebut sebagai pendapatan bank syariah.

E. Kerangka Teori dan Konsep

Kerangka Teori Murabahah adalah transaksi kepercayaan, sebab pembeli telah mempercayakan penjual untuk menentukan harga asal barang yang dibelinya. Oleh karena itu, ketika bank menawarkan skim pembiayaan murabahah, maka sebenarnya bank menawarkan kepercayaan dan good-will yang tinggi kepada nasabah, dan sebalknya nasabah juga memberikan kepercayaan yang penuh kepada pihak bank. Konsep amanah dan saling mempercayai inilah yang membedakan murabahah dengan pinjaman berbasis bunga tetap 9 . Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntunganmargin yang disepakati 10 . Dalam jual beli ini, penjual harus memberi tahu harga pokok pembelian barang dan menentukan tingkat keuntungan tertentu sebagai tambahan dan menjelaskannya kepada pembeli. Murabahah menekankan adanya pembelian komoditas berdasarkan permintaan nasabah, bukan hanya pinjaman semata sebagaimana dalam sistem kredit di perbankan konvensional. Dalam praktek pembiayaan murabahah, nasabah datang mengajukan pembiayaan atas sebuah komoditas dengan kriteria tertentu, pada tahap ini terjadi negosiasi dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh kedua pihak. Kemudian bank memesan barang kepada supplier sesuai dengan kriteria yang diinginkan nasabah. Setelah barang tersebut resmi menjadi milik bank, baru kemudian terjadi kontrak jual beli antara nasabah dan pihak bank. Barang dan dokumen dikirimkan kepada nasabah, kemudian nasabah melakukan pembayaran sesuai dengan kesepakatan. Perbankan syariah merupakan lembaga intermediasi keuangan yang hadir utnuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan suatu bentuk transaksi yang dijalankan berdasarkan prinsip syariah. Namun, adakalanya dalam menjalankan transaksi para pihak dihadapkan sejumlah resiko yang bisa menyebabkan terjadinya kerugian. 9 Ahmad Kamil dan M. Fauzan,Kitab Undang-Undang Hukum Perbankan dan Ekonomi Syariah, h. 306 10 Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid Wa Nihayatul Muqtashid, Juz. IIBeirut: Dar al Fikr 1415 M1995 H h. 172 Risiko tersebut diantanya bisa disebabkan wanprestasi atau kelalaian nasabah dengan menunda-nunda pembayaran. Dalam hal ini murabahah juga memiliki tingkat risiko yang sama dengan diatas 11 . Hal ini tentunya sangat berbeda dengan syariah yang sangat melindungi kepentingan semua pihak yang bertransaksi, baik bank syariah maupun nasabah, sehingga tidak boleh ada satu pun pihak yang dirugikan hak-haknya. Salah satu bentuk perlindungan yang ada dalam Syariah adalah adanya mekanisme ta’widh pemberian ganti rugi kepada pihak yang hak-haknya dilanggar. Sedangkan yang dimaksud dengan ta’widh ganti rugi adalah menutup kerugian yang terjadi akibat pelanggaran atau kekeliruan 12 . Kerugian yang dapat dikenakan ta’widh adalah kerugian riil yang dapat diperhitungkan dengan jelas, yaitu kerugian yang terjadi secara riil akibat penundaan pembayaran dan kerugian itu merupakan akibat logis dari keterlambatan pembayaran tersebut, seperti biaya-biaya riil yang dikeluarkan dalam rangka penagihan hak yang seharusnya dibayarkan. 13 Besar ganti rugi ta’widh harus disesuaikan dengan kerugian riil real loss, bukan kerugian yang diperkirakan akan terjadi potensial loss. Hal ini karena obyek 11 karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, h. 254 12 Ahmad Kamil dan M. Fauzan,Kitab Undang-Undang Hukum Perbankan dan Ekonomi Syariah, h. 828 13 Adrian Sutedi, Perbankan Syariah Tinjauan dan Beberapa Segi Hukum,Bogor:Ghalia Indonesia,2009,h.64 ganti rugi adalah harta yang ada dan konkret serta berharga diizinkan syariat untuk dimanfaatkan 14 . Kerangka konsep : Bank Syariah Transaksi Murabahah Nasabah Proses pelunasan Wanprestasi Penyelesaian Masalah DendaTa’widh Analisa Kesesuaian dengan prinsip syariah terhadap proses penyelesaian 14 Ibid ., h. 832

F. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan