untuk mendapatkan keputusan yang akan didaftarkan ke pengadilan negeri untuk dieksekusi.
4. Pengalokasian Dana Ta’widh
Dalam Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 108 tentang Akuntansi Penyelesaian Utang Piutang Murabahah Bermasalah bahwa dalam
rangka restrukturisasi yang diberikan kepada debiutr yang tidak bisa melunasi utangnya sesuai jumlah dan waktu yang telah disepakati. Penjadwalan kembali
tagihan murabahah dilakukan dengan ketentuan
57
: - tidak menambah jumlah utang yang tersisa;
- pembebanan biaya dalam proses penjadwalan kembali adalah biaya riil; dan - perpanjangan masa pembayaran harus berdasarkan kesepakatan kedua belah
pihak. Biaya riil yang terkait dengan proses penjadwalan kembali tagihan
murabahah yang dibebankan kepada debitur diakui sebagai pendapatan
58
. Biaya riil dalam proses penjadwalan kembali piutang murabahah adalah biaya langsung
direct cost dari aktivitas kreditur dalam melakukan penjadwalan kembali tersebut
59
. Jika ada kerugian yang timbul atas restrukuturisasi piutang murabahah disajikan secara terpisah dalam laporan laba rugi.
60
57
Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 108 : Akuntansi Penyelesaian Utang Piutang Murabahah Bermasalah, Ikatan Akuntan Indonesia, hal. 108.3-4, paragaf 13
58
Ibid., h. 108.4, paragaf 14
59
Ibid., h. 108.4, paragaf 15
60
Ibid., h. 108.5, paragaf 20
Dalam mekanisme pengelolaan pada BSB, dana ta’widh atas proses perpanjangan masa angsuran atau masa restrukturisasi ini masuk ke dalam salah
satu pendapatan administrasi pada pendapatan operasional lainnya. Hal ini sesuai dengan aturan akuntansi yang berlaku, penulisannya dalam laporan keuangan PT.
Bank Syariah Bukopin :
Gambar 2.
Gambar 3
Jika kita melihat catatan laporan keuangan BSB Gambar 2, menurut BSB pencatatan ta’widh dimasukkan ke salah satu pendapatan administrasi, lalu dalam
laporan laba rugi Gambar 3 terlihat bahwa pendapatan administrasi pendapatan operasional sebagai salah satu pendapatan beban operasonal lainnya. Menurut
BSB, hal ini sesuai dengan perlakuan akuntansi syariah mengenai laporan keuangan yang didasari oleh prinsip syariah yang berlaku khususnya pada Fatwa DSN-MUI
No.43DSN-MUIVIII2004 tentang Ta’widh, Peraturan Bank Indonesia nomor: 746PBI2005 tentang Akad Perhimpunan dan Penyaluran Dana bagi Bank yang
melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan prinsip Syariah, Peraturan Bank Indonesia Nomor: 919PBI2007 tentang Pelakasanaan Prisnip Syariah dalam
Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan Jasa Bank Syariah, Peraturan Bank Indonesia Nomor: 1018PBI2008 tentang Restrukturisasi
Pembiayaan Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, dan ED PSAK 108: Akuntansi Penyelesaian Utang Piutang Murabahah Bermasalah.
BAB V Kesimpulan dan Saran