Pasar Modal Syariah Indonesia

33

2. Pasar Modal Syariah Indonesia

a Sejarah Pasar Modal Syariah Indonesia Dalam Syari’ah News 2007 : 8, Pasar Modal yang berdasarkan pada ekonomi syariah mulai berkembang pesat dalam tujuh 7 tahun terakhir. Dimulai ketika manjemen Danareksa Securities menerbitkan Islamic Equity Funds Reksadana Syariah pada tahun 1997. Tiga tahun kemudian, Bursa Efek Indonesia BEI menerbitkan Jakarta Islamic Index JII, yang terdiri dari perusahaan public yang mengelola perusahaan yang tidak melanggar syariah. Pada akhir tahun 2002, Indosat menunjuk AAA Securities sebagai underwriter, menerbitkan obligasi syariah berdasarkan mudharabah, yang diikuti Berlian Laju Tanker Inc., Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, dan berbagai perusahaan lain. b Instrumen Pasar Modal Syariah di Indonesia 1 Obligasi Syariah Menurut Iggi H. Akhsien 2000 : 37. Obligasi syariah berbeda dengan obligasi konvensional. Semenjak ada pendapat bahwa bunga adalah riba, maka instrumen-instrumen yang punya komponen bunga keluar dari investasi halal. Karena itu, dimunculkan alternatif yang dinamakan obligasi syariah. Jika merujuk kepada Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No : 32DSN-MUIIX2002, “Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang Obligasi Syariah yang mewajibkan Emiten untuk 34 membayar pendapatan kepada pemegang Obligasi Syariah berupa bagi hasilmarginfee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo”. Tidak semua emiten dapat menerbitkan obligasi syariah. Untuk menerbitkan Obligasi Syariah, beberapa persyaratan berikut yang harus dipenuhi. 1. Aktivitas utama core business yang halal, tidak bertentangan dengan substansi Fatwa No : 20DSN- MUIIV2001. Fatwa tersebut menjelaskan bahwa jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan syariah Islam di antaranya adalah : i usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang; ii usaha lembaga keuangan konvensional ribawi, termasuk perbankan dan asuransi konvensional; iii usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta memperdagangkan makan dan minuman haram; iv usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan atau menyediakan barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat. 2. Peringkat Investasi : i memiliki fundamental usaha yang kuat; ii memiliki fundamental keuangan yang kuat; iii memiliki citra yang baik bagi publik 3. Keuangan tambahan jika termasuk dalam komponen Jakarta Islamic Index JII 35 2 Saham Syariah PT. Bursa Efek Indonesia BEI bersama dengan PT. Danareksa Investment Management DIM telah meluncurkan indeks saham yang dibuat berdasarkan syariah Islam, yaitu Jakarta Islamic Index JII. Jakarta Islamic Index terdiri atas tiga puluh jenis saham yang dipilih dari saham- saham yang sesuai dengan syariah Islam. Jakarta Islamic Index dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolok ukur benchmark untuk mengukur kinerja investasi pada saham dengan basis syariah. Melalui indeks diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk menembangkan investasi dalam ekuiti secara syariah. Dalam www.republika.co.id 2006, Penentuan kriteria pemilihan saham dalam Jakarta Islamic Index melibatkan pihak Dewan Pengawas Syariah PT. Danareksa Investment Management. Sedangkan untuk menetapkan saham-saham yang akan masuk dalam perhitungan JII dilakukan dengan urutan seleksi sebagai berikut : 1. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 bulan kecuali termasuk dalam sepuluh 10 kapitalisasi besar. 2. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahun berakhir yang memiliki rasio Kewajiban terhadap Aktiva maksimal sebesar 90 3. Memilih 60 saham dari susunan saham di atas berdasarkan urutan rata- rata kapitalisasi pasar terbesar selama satu tahun terakhir. 36 4. Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata- rata nilai perdagangan regular selama satu tahun terakhir. Pengkajian ulang akan dilakukan enam bulan sekali dengan penentuan komponen indeks pada awal bulan Januari dan Juli setiap tahunnya. Sedangkan perubahan pada jenis usaha emiten akan dimonitoring secara terus menerus berdasarkan data-data public yang tersedia. Menurut Adiwarman Karim 2006 : 58, perhitungan JII dilakukan oleh Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan metode perhitungan indeks yang telah ditetapkan Bursa Efek Indonesia, yaitu dengan bobot kapitalisasi pasar market cap weight. Perhitungan indeks ini juga mencakup penyesuaian-penyesuaian adjustment akibat berubahnya data emiten yang disebabkan oleh aksi korporasi. JII menggunakan tanggal awal perhitungan 1 Januari 1995 dengan nilai awal sebesar 100. Adiwarman Karim dari Karim Business Consulting pada bulan Mei 2006 mengumumkan akan menerbitkan Karim Index di tiga Negara, dengan tahapan penyaringan yang lebih baik dibandingkan JII dan terdiri dari lima puluh saham. Menurut Adiwarman Karim 2006 : 58, pada periode Juni 2008 sampai dengan Desember 2008, Daftar perusahaan yang termasuk dalam Jakarta Islamic Index adalah sebagai berikut : 1. BUMI Bumi Resources Tbk tetap 2. ANTM Aneka Tambang persero Tbk tetap 37 3. TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk tetap 4. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk tetap 5. ELTY Bakrieland Development Tbk tetap 6. UNSP Bakrie Sumatra Plantations Tbk masuk 7. INCO International Nickel Indonesia Tbk tetap 8. TINS Timah Tbk tetap 9. ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk masuk 10. UNTR United Tractors Tbk tetap 11. AALI Astra Agro Lestari Tbk tetap 12. SGRO Sampoerna Agro Tbk masuk 13. LSIP PP London Sumatera Tbk masuk 14. TRUB Truba Alam Manunggal Engineering Tbk tetap 15. ELSA Elnusa Tbk masuk 16. KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk tetap 17. SMGR Semen Gresik Persero Tbk tetap 18. LPKR Lippo Karawaci Tbk masuk 19. CTRA Ciputra Development Tbk tetap 20. MNCN Media Nusantara Citra Tbk masuk 21. KLBF Kalbe Farma Tbk tetap 22. CTRP Ciputra Property Tbk masuk 23. WIKA Wijaya Karya Persero Tbk masuk 24. UNVR Unilever Indonesia Tbk tetap 25. BISI Bisi Internasional Tbk masuk 38 26. BKSL Sentul City Tbk masuk 27. INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tetap 28. ASRI Alam Sutera Realty Tbk masuk 29. BMTR Global Mediacom Tbk tetap 30. TOTL Total Bangun Persada Tbk masuk 3 Pasar Modal Syariah di Negara Lain Menurut Adiwarman Karim 2006 : 58, Indonesia masih jauh tertinggal dari sisi volume, baik reksadana syariah maupun obligasi syariah dibanndingkan dengan Negara tetangga Malaysia. Malaysia saat ini menguasai 62 dari seluruh obligasi syariah yang diterbitkan di dunia, sedangkan Indonesia baru 1. Sementara itu di sisi saham syariah dimana indeks syariah dijadikan sebagai tolak ukur investasi berbasis syariah terjadi pula peningkatan di level global. Saat ini bursa global juga mulai diramaikan dengan penerbitan index syariah. Pada Februari 2006, SGX bekerja sama dengan FTSE Group dan Lembaga Riset Yasir meluncurkan indeks saham syariah yang bernama FTSE Global Islamic Index. Indeks syariah milik SGX tersebut dirancang menggunakan standar keuangan internasional. Selain itu, di Malaysia, Dow Jones bekerja sama dengan RHB Islamic Malaysia menyusun indeks syariah di Kuala Lumpur. Menurut Adiwarman Karim 2006 : 58. Dari sisi penyaringan saham syariah, Indonesia yang memiliki JII sebagai indeks saham syariah juga hanya melalui satu tahap dari tiga tahap yang seharusnya dijalankan. 39 Dan ini, jika dibandingkan dengan indeks syariah di Negara lain, akhirnya mengakibatkan JII kurang bersaing. Dua tahap yang tidak dijalankan oleh JII diawal terbentuknya disebabkan oleh kondisi ekonomi dan pasar modal Indonesia yang saat itu tidak memungkinkan. Tabel 2.1 Tahapan Penyaringan Saham Syariah Proses Penyaringan Saham Syariah Secara Umum Tahap I Prinsip Syariah Tahap II Rasio Keuangan Dan Indikator Pasar Tahap III lainnya Industri Non Syariah 1. Makanan dan minuman haram 2. Produk berbahaya 3. Judi 4. Lembaga keuangan konvensional 5. Hiburan Rasio Keuangan 1. Likuiditas Asset 17-49 2. Pemasukan dengan bunga 5-15 3. Rasio hutang atas modal 30-33 4. Indikator Pasar Citra Perusahaan Big Market Capital Top 60 40 Tabel 2.2 Perbandingan Indeks Syariah