14
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian dunia saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar
modal sebagai media untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat posisi keuangannya. Secara faktual, pasar modal telah menjadi saraf finansial
dunia, dunia ekonomi modern. Bahkan, perekonomian modern tidak akan mungkin eksis tanpa adanya pasar modal yang terorganisir dengan baik. Setiap
hari terjadi transaksi triliunan rupiah melalui institusi ini. Sebagaimana institusi modern, pasar modal tidak terlepas dari berbagai kelemahan dan kesalahan. Salah
satunya adalah tindakan spekulasi. Pada umumnya proses-proses transaksi bisnis yang terjadi dikendalikan oleh para spekulan. Mereka selalu memperhatikan
perubahan pasar, membuat berbagai analisis dan perhitungan, serta mengambil tindakan spekulasi di dalam pembelian maupun penjualan saham. Aktivitas inilah
yang membuat pasar tetap aktif. Tetapi, aktivitas ini tidak selamanya menguntungkan, terutama ketika menimbulkan depresi yang luar biasa.
Dalam penelitian kinerja saham syariah dan konvensional oleh Muhamed Albaity dan Rubi Ahmad 2008 : 40 pada bursa Malaysia, dalam mengukur
kinerja KLSI terhadap KLCI menggunakan pengukuran risiko dan pengembalian yang disesuaikan yang menujukkan apakah terdapat hubungan jangka panjang
atau jangka pendek dari kedua indeks. Hasil statistik pada risiko dan imbal hasil
15
diukur dengan mean dan standar deviasi, masing-masing mengindikasikan bahwa KLSI memiliki kinerja yang lebih rendah dibandingkan dengan KLCI. KLCI
mencakup 100 efek dari kapitalisasi pasar yang besar, sementara, KLSI meliputi 826 surat berharga. 68 dari KLCI termasuk dalam KLSI. Ukuran dan imbal
hasil positif terkait. Oleh karena itu, investor yang memilih efek sesuai islami tidak substansial lebih buruk daripada mereka yang memilih non-islami untuk
saham keluhan. Fleksibilitas dari kriteria penyaringan untuk KLSI dibandingkan dengan DJIMI bisa saja menjadi salah satu faktor dalam hasil kami yang
menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara return harian KLSI dan KLCI selama periode April 1999 sampai Desember 2005. Karena itu, tidak ada
salahnya bagi investor berinvestasi di indeks islami. Risiko dan imbal hasil yang disesuaikan selama empat pengukuran
menunjukkan bahwa KLCI memiliki keuntungan yang lebih tinggi dan beta yang lebih tinggi. Untuk KLSI, kebalikannya. Hal ini menunjukkan imbal hasil dan
beta yang rendah mengikuti teori di bidang keuangan di mana semakin tinggi risiko aset akan menghasilkan hasil yang lebih tinggi dan sebaliknya. KLSI
mungkin memiliki risiko yang lebih rendah dan kembali dalam jangka pendek. Namun, investasi tersebut juga menghasilkan penghargaan lain. Orang Islam
berusaha untuk berinvestasi di aset yang mendapatkan hasil yang menarik serta ketenangan pikiran. Motivasi di balik investasi dalam saham Islam sangat berbeda
dari investasi konvensional. Hasil unit root menunjukkan bahwa kedua seri memiliki akar masalah unit. Hal ini menunjukkan bahwa kedua seri mengikuti
proses acak. Kedua seri ditemukan untuk diintegrasikan dalam derajat satu, yaitu,
16
untuk menjadi stasioner pada perbedaan pertama. Selanjutnya, uji kointegrasi menunjukkan bahwa kedua seri tersebut cointegrated yaitu, mereka memiliki
hubungan jangka panjang. Hal ini menunjukkan bahwa pasar dalam hal seri ini tidak efisien. inefisiensi timbul dari kenyataan bahwa kesalahan satu seri dapat
digunakan untuk memprediksi pergerakan yang lain. Selain itu, menunjukkan bahwa kriteria penyeleksian tidak mempengaruhi perilaku temporal KLSI
sehubungan dengan gerakan untuk pasangannya. Dengan kata lain, yang menjatuhkan dan penyertaan efek sepanjang jalan tidak akan mempengaruhi KLSI
menyimpang dari pergerakan KLCI. Selain itu, kausalitas jangka pendek, yang diukur dengan pengujian
Granger bivariat, menunjuk ke kausalitasan dua arah antara indeks. Ini berarti bahwa dalam jangka pendek baik harga bergerak ke arah yang sama dan mereka
cenderung saling menyebabkan satu sama lain. Orang mungkin berpendapat bahwa kausalitas dari KLSI untuk KLCI bersifat palsu karena KLSI yang
terhitung indeks baru. Hasil VECM menunjukkan bahwa dalam hal hubungan antara KLCI dan KLSI istilah kesalahan yang signifikan dalam satu model.
Koreksi kesalahan menunjukkan penyesuaian KLCI ke setiap penyimpangan dari kesetimbangan. Dengan kata lain, perlahan-lahan untuk menyesuaikan KLCI
deviasi dari ekuilibrium jangka panjang. Selain itu, kausalitas Granger, diukur oleh signifikansi keseluruhan model, F-nilai, menegaskan kausalitas bivariat
bidirectional. Itu adalah istilah koreksi kesalahan mengukur hubungan jangka panjang menunjukkan bahwa KLCI adalah menyesuaikan diri dengan ekuilibrium
jangka panjang sementara KLSI tidak. Dinamika jangka pendek secara statistik
17
signifikan dalam kedua kasus yang menyatakan hasil awal dari uji Granger kausalitas pasangan-bijaksana.Variance Decomposition menunjukkan bahwa lebih
dari 40 hari, KLSI memiliki efek pada KLCI namun tidak sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa KLSI mendominasi KLCI dan mempengaruhinya. Di sisi
lain, dorongan tanggapan untuk waktu yang sama mengkonfirmasi hasil dekomposisi varians mendukung pengaruh KLSI pada KLCI tetapi tidak
sebaliknya. Secara keseluruhan, hasil-hasil empiris dari penelitian tersebut tidak memberikan bukti perbedaan signifikan dalam kinerja dan pergerakan kedua
indeks saham pasar yaitu KLSI dan KLCI. Kedua indeks tampaknya berperilaku dalam cara yang sama baik dalam jangka pendek dan jangka panjang.
Ada beberapa prinsip dasar untuk membangun sistem pasar modal yang sesuai dengan ajaran Islam. Sedangkan untuk implementasinya, memang
dibutuhkan proses diskursus yang panjang. Prinsip tersebut, antara lain, tidak diperkenankannya penjualan dan pembelian secara langsung. Saat ini, jika
seseorang ataupun sebuah perusahaan ingin menjual atau membeli saham, dia akan menggunakan jasa broker atau pialang. Kemudian broker tersebut akan
menghubungi jobbers dan menyampaikan maksud untuk bertransaksi, baik dalam pembelian maupun penjualan saham. Kemudian para jobber ini menawarkan 2
rate harga, yaitu rate harga yang akan dibelinya yang biasanya lebih rendah dan rate harga yang akan dijualnya yang biasanya lebih tinggi. Selanjutnya para
jobber berkewajiban untuk membeli saham tersebut. Transaksi model ini memberikan 2 implikasi. Yang pertama, para jobber akan melakukan pembelian
saham meskipun mereka belum tentu membutuhkannya. Mereka membeli saham
18
dengan harapan akan dapat menjualnya kembali kepada pihak yang memerlukan. Hal ini akan membuka pintu spekulasi. Para spekulan mengetahui bahwa mereka
dapat membeli saham yang menguntungkan dari pasar karena para jobber ini mampu menyediakan ready stock. Begitu pula bila saham tersebut ternyata kurang
menguntungkan, mereka secara cepat dapat pula melepasnya. Implikasi selanjutnya adalah perubahan harga hanya ditentukan oleh kekuatan pasar, dimana
tidak ada perubahan yang berarti dari nilai intrinsik saham. Irfan Syauqi Beik, 2003 : 7
Dalam ajaran Islam, aturan pasar modal harus dibuat sedemikian rupa untuk menjadikan tindakan spekulasi sebagai sebuah bisnis yang tidak menarik.
Untuk itu, prosedur pembelianpenjualan saham secara langsung tidak diperkenankan. Prosedurnya, setiap perusahaan yang memiliki kuota saham
tertentu memberikan otoritas kepada agen di lantai bursa, untuk membuat deal atas sahamnya. Tugas agen ini adalah mempertemukan perusahaan tersebut
dengan calon investor, dan bukan membeli atau menjualnya secara langsung. Saham-saham tersebut dijual ataupun dibeli jika memang tersedia. Jika banyak
pihak yang menginginkan saham tertentu, maka mereka terlebih dahulu harus terdaftar sebagai applicant, dan saham tersebut kemudian dijualdibeli dengan
prinsip first-come-first-served siapa datang dulu dia dilayani Irfan Syauqi Beik, 2003 : 8
Saat ini, harga saham ditentukan oleh kekuatan supply dan demand. Sedangkan dalam aturan Islam, penentuan harga saham berbeda dengan
penentuan harga seperti yang terjadi pada saat ini. Jika kita melihat balance sheet
19
dari joint stock company, maka terlihat bahwa aset sama dengan modal saham ditambah dengan kewajiban. Aset tersebut merupakan representasi dari modal,
dimana kewajiban diasumsikan sama dengan nol. Sehingga, sertifikat sahamnya memiliki nilai tertentu, dimana nilainya akan sama dengan nilai asetnya. Setiap
harga saham yang di atas atau di bawah nilai asetnya, tidak menunjukkan kondisi sesungguhnya. Tetapi kekuatan pasar mampu membuat harga saham tersebut
berada di atasdi bawah nilai asetnya. Dalam pandangan Islam, untuk mencegah terjadinya distorsi ini, harga saham harus sesuai dengan nilai intrinsiknya. Adapun
formula perhitungannya adalah: harga saham sama dengan modal saham + keuntungan - kerugian + akumulasi keuntungan - akumulasi kerugian, yang
kesemuanya dibagi dengan jumlah saham Muhammad Akram, Issues in Islamic Economics. Formula ini akan memberikan nilai sebenarnya dari sertifikat saham,
dan akan lebih menggambarkan kondisi yang sesungguhnya. Tidak ada seorang pun yang diperbolehkan untuk membeli atau menjual pada berbagai level harga
kecuali berdasarkan regulasi harga yang telah ditetapkan. Irfan Syauqi Beik, 2003 : 9
Perkembangan pasar modal syariah menunjukkan kemajuan seiring dengan meningkatnya indeks yang ditunjukkan dalam Jakarta Islamic Index. JII.
Peningkatan indeks pada JII walaupun nilainya tidak sebesar pada Indeks Harga Saham Gabungan IHSG tetapi kenaikan secara prosentase indeks pada JII lebih
besar dari IHSG. Hal ini dikarenakan adanya konsep halal, berkah dan bertambah pada pasar modal syariah yang memperdagangkan saham syariah. Pasar modal
20
syariah menggunakan prinsip, prosedur, asumsi, instrumentasi, dan aplikasi bersumber dari nilai epistemologi Islam.
Salah satu institusi keuangan syariah yang saat ini sedang berkembang adalah pasar modal syariah, yang pertumbuhannnya tidak lepas dari
perkembangan indeks keuangan syariah. Pasar modal syariah ini ada salah satunya adalah karena besarnya dana yang dimiliki oleh umat Islam atau pelaku pasar
muslim yang ada di bursa-bursa seluruh dunia. Menurut Irfan Syauqi Beik 2006 : 15 dalam riset Bank Negeri Malaysia Bank Sentral Malaysia, pada tahun 2005,
dana yang dimiliki oleh umat Islam mencapai angka sekitar 1,3 Trilyun Dolar AS. Sedangkan dana yang terhimpun di pasar keuangan Islam di seluruh dunia
diperkirakan mencapai 230 milliar Dolar AS dengan pertumbuhan 12-15 pertahun. Sehingga masih ada dana-dana berlebih dariumat Islam yang terdapat di
pasar modal konvensional. Menurut Todi Kurniawan 2008 : 1, Islamisasi pasar modal yang telah
diperjuangkan oleh beberapa kalangan akhir-akhir ini, telah memainkan beberapa peran penting yang mengubah topography dari sector keuangan. Hal ini telah
menjadi sumber utama dari pertumbuhan pasar modal syariah, dimana produk- peroduk dan pelayanan pasar modal telah diperhatikan untuk diubah menjadi
produk-produk dan pelayanan pasar modal syariah. Indeks Islam atau indeks syariah telah mengambil tempat pada proses Islamisasi pasar modal dan menjadi
awal dari pengembangan pasar modal syariah. Beberapa indeks besar Islam dunia seperti Dow Jones Islamic Market Index DJMI, RHB Syariah Index, Kuala
Lumpur Syariah Index dll telah berkembang dan telah mulai popular di antara
21
komunitas muslim yang memiliki komitmen dengan prinsip-prinsip Islam dalam menjalankan dan memanajemen investasi mereka. Karena indeks-indeks tersebut
diciptakan dengan beberapa batasan-batasan untuk produk-produk investasi yang sesuai syariah. Bahkan Non Muslim pun ikut masuk berinvestasi di Indeks Islam
ini walaupun ada batasan-batasannya. Di Indonesia dalam rangka membangun pasar modal syariah. PT. Bursa
Efek Indonesia BEI brsama dengan PT. Danareksa Investment Management DIM telah meluncurkan indeks saham yang dibuat berdasarkan syariah islam,
yaitu Jakarta Islamic Index JII. Jakarta Islamic Index terdiri atas 30 jenis saham yang dipilih dari saham-saham yang sesuai dengan syariah islam. Jakarta Islamic
Index dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolok ukur benchmark untuk mengukur kinerja suatu investasi pada saham dengan basis syariah. Melalui
indeks ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk mengembangkan investasi dalam ekuiti secara syariah. Pada juni tahun 2006,
Karim Business Consulting juga meluncurkan indeks saham syariah bernama Karim Regional Islamic Market Index. Kegiatan operasional instrumen investasi
syariah di Indonesia di tangani oleh Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam sebagai regulator dan Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia yang
mengawasi kegiatan emiten maupun pelaku pasar modal agar tidak menyimpang dari prinsip syariah.
Dalam www.islamiconomics.wordpress.com. Khusus di pasar saham, dari awal 2008 hingga tanggal 24 Desember 2008, IHSG turun sekitar 51 persen dari
2745,85 menjadi 1336,61 sempat di 1089,33, indeks LQ 45 turun sekitar 55
22
persen dari 599,82 menjadi 265,34, sementara indeks JII turun sekitar 56 persen dari 493,01 menjadi 215,97. JII turun terendah, setelah selama 2007 meningkat
tajam akibat kenaikan saham sektor komoditi hingga pertengahan 2008. Investasi keuangan syariah harus disertai dengan kegiatan sektor riil atau
transaksi yang mendasari underlying transaction. Untuk itu, penciptaan instrumen investasi syariah dalam pasar modal adalah dari sekuritasi asetproyek
asset securitisation yang merupakan bukti penyertaan, sekuritasi utang debt securitisation atau penerbitan surat utang yang timbul atas transaksi jual beli al
dayn atau merupakan sumber pendanaan bagi perusahaan, sekuritasi modal equity securitisation, merupakan emisi surat berharga oleh perusahaan emiten
yang telah terdaftar dalam pasar modal syariah dalam bentuk saham. Menurut Harahap 2001 : 18, adapun instrumen pasar modal yang sesuai
dengan syariah dalam pasar perdana adalah muqaradahmudharabah funds, saham biasa common stock, muqaradahmudharabah Bonds. Karena instrumen pasar
modal tersebut diperdagangkan di pasar perdana, maka prinsip dasar pasar perdana adalah semua efek harus berbasis pada harta atau transaksi riil, tidak
boleh menerbitkan efek utang untuk membayar kembali utang bay al dayn bi al dayn, dana atau hasil penjualan efek akan diterima oleh perusahaan, hasil
investasi akan diterima pemodal shohibul maal, tidak boleh memberikan jaminan hasil yang semata-mata merupakan fungsi dari waktu
Menurut Harahap 2001 : 18, untuk pasar sekunder ada beberapa tambahan dari prinsip dasar pasar perdana, yaitu tidak boleh membeli efek
berbasis trend indeks, suatu efek dapat diperjual belikan namun hasil manfaat
23
yang diperoleh dari efek tersebut berupa kupon atau deviden tidak boleh diperjual belikan, tidak boleh melakukan suatu transaksi murabahah dengan menjadikan
objek transaksi sebagai jaminan. Adapun jenis instrument pasar modal yang jelas diharamkan syariah adalah preferred stock saham istimewa, forward contract,
option. Penlitian yang dilakukan oleh Hinsa Siahaan 2007 : 15 tentang Analisa
Risiko Dan Pengembalian Satu Saham Dan Analisa Portofolio Dua Saham. Pada
dasarnya, proses investasi di pasar keuangan di pasar uang dan pasar modal adalah meliputi; tahapan menentukan tujuan investasi set investment policy,
tahapan penilaian sekuritas secara individual perform security analysis, tahapan membentuk portfolio construct a portfolio, tahapan merivisi portfolio, dan
tahapan penilaian kinerja portofolio Evaluate the performance of the portfolio. Apa yang dipaparkan dalam tulisan ini adalah lebih banyak menyangkut tahapan
kedua tentang bagaimana menyeleksi saham-saham dengan membandingkan tingkat pengembaliannya dengan risiko kemungkinan pengembalian yang
diharapkan tidak menjadi kenyataan. Selain membahas cara menghitung risiko dan pengembalian saham secara individual, tulisan ini juga membahas selintas
tentang tahap ketiga tentang bagaimana cara menggabungkan atau mengkombinasikan dua aktiva dua saham menurut teori Markowitz, bagaimana
pengaruhnya terhadap risiko dan pengembalian setelah digabungkan dengan proporsi atau alokasi dana tertentu atas masing-masing aktiva.
24
B. Perumusan Masalah