Indeks Pasar Modal Syariah

40 Tabel 2.2 Perbandingan Indeks Syariah

3. Indeks

a Konsep Kerja Indeks Pada dasarnya, kinerja indeks sama dengan kinerja portfolio, yang dapat dilihat dari dua hal : risiko dan imbal hasil atau return. Hanya saja yang menjadi perbedaan adalah bahwa portfolio, ada diversifikasi yang bisa dilakukan dan tidak pada indeks. b Konsep Perhitungan Kinerja Indeks Dalam penelitian ini akan menggunakan CAPM, dimana saat ini masih menjadi standar perhitungan bagi imbal hasil dan risiko yang dihadapi. Perbandingan Antar Indeks Syariah Indeks Syariah Tahap I Tahap II Tahap III 1. Jakarta Islamic Index JII Ya Tidak Tidak 2. Securities Commision Malaysia Ya Ya Ya 3. Dow Jones Islamic Index Ya Ya Tidak 4. FTSE Global Islamic Index Ya Ya Tidak 5. Karim Regional Islamic Market Index Ya Ya Tidak 41 ERi = Rf + β [ERm – ERf Diamana ERi adalah expected return dari asset dan dalam penelitian ini berarti indeks i = JII atau LQ45, Rf adalah Risk free rate yang diukur dari SBI dan Rm adalah expected return dari pasar yang diukur dari IHSG. Menurut Douglas R Emery 2004 : 299, β beta adalah ukuran linear dari beberapa banyak asset individu berkontribusi kepada standar deviasi pasar resiko sistematis. Menurut Douglas R Emery 2004 : 300, beta juga mengindikasikan seberapa sensitif imbal hasil portfolio pasar. Menurut Aswath Damodaran 1996 : 33, CAPM dibangun dengan premis bahwa varians dalam imbal hasil adalah alat pengukuran yang tepat bagi risiko, tapi hanya varians yang tidak terdiversifikasi yang dihitung. Model CAPM mengukur varians yang tidak terdiversifikasi itu menggunakan estimasi beta dan berhubungan dengan imbal hasil yang diharapka. Implikasi umum dari CAPM : 1. Semua investor akan mengalokasikan kekayaan mereka lewat dua asset-asset yang tanpa risiko dan portfolio pasar dari semua asset yang beresiko, didasarkan pada nilai pasar mereka. 2. Risiko dari semua asset akan diukur dengan seberapa banyak risiko yang bertambah dalam portfolio pasar, dan risiko yang bertambah ini dapat diukur dengan 42 menggunakan kovarians antara imbal hasil asset dan imbal hasil pasar. Kovarians ini dapat distandarisasi dengan membagi varians pasar dengan beta asset. Ross et al. 2003 : 285 Yang jika dalam penelitian ini : β = Cov[Ri,Rm] Var[Rm] Di mana βI = Beta saham Cov = Covarian Var = Varians Ri = Return saham JII dan LQ45 Rm = Return Pasar IHSG 3. Imbal hasil dari asset secara linear berhubungan dengan beta, semakin besar beta, maka semakin besar imbal hasil yang diharapkan. Menurut Aswath Damodaran 1996 : 33, hubungan antara Beta dan Imbal hasil yang diharapkan digambarkan digambarkan dalam gambar 3-1. Jika CAPM benar, semua asset harus ada di Security Market Line SML, di mana menyediakan imbala hasil yang diharapkan untuk setiap beta yang ada. Gradient dari SML adalah nilai dari imbal hasil per unit dari risiko pasarrisiko non diversifikasi. 43 Gambar 2.1 Beta dan Imbal hasil yang diharapkan : Security Market Line Security Market Line Rf Beta Sumber: Ross, et al. 2003 Menurut Aswath Damodaran 1996 : 33, model CAPM ini juga mempunyai banyak kelemahan dan sudah hampir tiga dekade menjadi perdebatan. Roll,pada tahun 1977, menyarankan bahwa sejak portfolio pasar tidak akan pernah bisa diobservasi,maka CAPM tidak akan pernah bisa di terapkan, sehingga semua tes yang ada di CAPM dilakukan secara joint test dan portfolio pasar digunakan dalam tes. 44

4. Resiko dan Tingkat Pengembalian Risk – Return Tradeoff