44
4. Resiko dan Tingkat Pengembalian Risk – Return Tradeoff
a Pendekatan Risiko
Menurut Jogiyanto 2008 : 214 hanya menghitung return saja suatu investasi tidaklah cukup. Risiko menurut Emery 2004 : 303, Risiko secara
sederhana adalah terjadinya sesuatu yang tidak kita harapkan atau tidak teradinya sesuatu yang kita harapkan. Ada dua jenis risiko yang umumnya kita
ketahui : 1.
Risiko Sistematis. Ini adalah risiko yang ada dalam setiap investasi yang kita lakukan dan besarnya adalah tetap. Disebut juga sebagai risiko yang
tidak terdiversifikasi. 2.
Risiko Tidak Sistematis. Ini adalah risiko yang ada dalam tiap investasi namun memiliki besar risiko yang berbeda-beda untuk setiap asset.
Disebut juga sebagai risiko yang dapat didiversifikasi, karena semakin banyak diversifikasi jenis investasi dan investasi dalam portfolio kita,
maka semakin berkurang risiko tidak sistematis yang kita hadapi.
45
Gambar 2-2 Risiko
Risiko Tidak Sistematis
Risiko Sistematis
Jumlah Risiko Sistimatis
Sumber: Ross, et al. 2003:274 Menurut Bodie 1999 : 685, metode penyesuaian menggunakan
criteria mean-varians dikembangkan secara simultan dengan Capital Asset Pricing Models CAPM. Jack Treynor 1966 termasuk ilmuwan yang sangat
cepat mengaplikasikan CAPM untuk memberi rating dari kinerja manajer. dalam CAPM, varians adalah pengukur risiko.
Menurut Bodie 1999 : 686, Treynor Index menunjukkan hubungan antara portfolio excess return dan risiko sistematis yang ada. Diasumsikan
bahwa unsystematic risk nya minimum melalui diversifikasi portfolio, sehingga indeks ini menunjukkan risk premium per risiko sistematis.
46
Dimana :
Ri : Return dari Index Harga Saham JII atau LQ45
Rm : Return Pasar dari Indeks Harga Saham Gabungan IHSG βi : beta dari Index Harga Saham JII atau LQ45
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan portfolio adalah indeks.
b Pendekatan Imbal Hasil
Imbal hasil adalah keuntungan atau selisih positif yang didapat dari perbandingan harga saat ini dengan sebelumnya.
Imbal hasil secara sederhana dapat dihitung dengan dua cara : 1.
Diskrit
2. Kontinu
Di mana : P
t+1
adalah harga pada waktu t + 1, P
t
adalah harga pada waktu t dan ln adalah logaritma natural.
Pada penelitian ini akan digunakan cara kontinu karena akan memberikan hasil yang lebih akurat dibandingkan dengan diskrit.
47
B. Penelitian Terdahulu