Pengertian Perkawinan Menurut Kompilasi Hukum Islam

3. Pengertian Perkawinan Menurut Kompilasi Hukum Islam

Kompilasi Hukum Islam merupakan norma hukum yang didasarkan pada ajaran agama yang diambil dari Al Qur’an dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Dengan demikian bahwa perkawinan menurut Kompilasi Hukum Islam tidak boleh bertentangan dengan asas-asas yang ada di dalam Al Qur’an dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Menurut ajaran Kompilasi Hukum Islam perkawinan itu adalah suatu ikatan batin maupun ikatan lahir selama hidup antara suami dan isteri untuk hidup bersama menurut Syariat Islam dan memperoleh keturunan. 32 Hal ini bukan saja mengandung arti adanya suatu persetujuan anatara suami dan isteri, yang dimateraikan dengan hubungan perkawinan melainkan adanya makna religius. Kompilasi Hukum Islam juga memberikan pengertian bahwa perkawinan adalah ‘akad’ perikatan antara wali wanita calon isteri dengan pria calon suaminya. Akad nikah itu harus diucapakan oleh wali si wanita dengan jelas berupa ijab serah dan diterima Kabul oleh si calon suami yang dilaksanakan di hadapan dua orang saksi yang memenuhi syarat. Jika tidak demikian maka perkawinan tidak sah karena bertentangan dengan Hadist Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Ahmad yang menyatakan ‘tidak sah nikah kecuali dengan wali dan dua saksi yang adil’. Kompilasi Hukum Islam menetapkan bahwa sebuah perkawinan yang dilangsungkan tanpa persetujuan wali pria pengantin perempuan adalah tidak sah. 32 Wila chandrawila S, Hukum Perkawinan Indonesia dan Belanda, Mandar maju, cet. Ke-1, Bandung, 2002, hal. 67 Universitas Sumatera Utara Jadi, hal tersebut berarti bahwa perempuan muslim hanya dapat melangsungkan perkawinan dengan bantuan dan kerja sama seorang wali : ayah, kakaknya dan hakim. Hal tersebut menunjukkan bahwa ikatan perkawinan dalam Islam berarti pula perikatan kekerabatan bukan perorangan. Mas kawin mahar menurut pandangan Islam merupakan suatu persyaratan penting untuk dapat melangsungkan perkawinan. Sedangkan besarnya berbeda sesuai situasi dan kondisi. Bahkan nilainya bisa material maupun immaterial. Mahar ini harus dipandang sebagai suatu kewajiban pengantin pria terhadap pengantin wanita yang bukan mengungkapkan nilai ekonominya, akan tetapi nilai cinta kasih dan penghargaan terhadapnya. Harga mahar tersebut tidak perlu dibayarkan secara tunai pada waktu ijab Kabul melainkan dapat dilunasi kemudian hari. Di dalam hal ini terjadilah hutang suami kepada isterinya. Mahar tersebut merupakan hak milik mutlak mitra kawin perempuan Islam. 33 Kompilasi Hukum Islam mengharuskan adanya persetujuan bersama sepenuhnya antara kedua belah pihak tentang pelangsungan perkawinan, selain itu kedua belah pihak diharuskan telah mencapai usia akil baligh. 33 Zahri Hamid, Pokok-pokok Perkawinan Islam dan Undang-Undang Perkawinan di Indonesia. Binacipta, Bandung, 1976, hal.1-47 Universitas Sumatera Utara

C. Syarat-Syarat Sah Perkawinan

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Pernikahan Siri Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam

3 77 140

Persintuhan Hukum Perkawinan Adat Minangkabau Dengan Hukum Perkawinan Islam Dikaitkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

2 32 140

AKIBAT HUKUM PERKAWINAN BEDA AGAMA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DAN HUKUM ISLAM

0 9 14

PERBANDINGAN HUKUM PERKAWINAN DIBAWAH UMUR ANTARA HUKUM ADAT MADURA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMER 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN.

0 6 38

Perkawinan Anak Dibawah Umur Tanpa Izin Orang Tua Menurut Fiqih Islam, Kompilasi Hukum Islam dan Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

0 0 14

Perkawinan Anak Dibawah Umur Tanpa Izin Orang Tua Menurut Fiqih Islam, Kompilasi Hukum Islam dan Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

0 0 2

BAB II PENGATURAN PERKAWINAN DI INDONESIA A. Pengaturan Perkawinan Sebelum Lahirnya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan - Perkawinan Dibawah Umur Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Hukum Adat Serta Kompil

0 0 38

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perkawinan Dibawah Umur Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Hukum Adat Serta Kompilasi Hukum Islam

0 0 12

PERKAWINAN DI BAWAH UMUR DITINJAU DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DAN HUKUM ADAT SERTA KOMPILASI HUKUM ISLAM SKRIPSI

0 0 13

AKIBAT HUKUM PERKAWINAN DIBAWAH UMUR DITINJAU DARI UNDANG – UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN SKRIPSI

0 0 13