SI MPULAN KECERAKI NAN PATRI OTI SME

205 Konferensi Int ernasional Kesusast raan XXII UNY-HISKI, 2012 Pertandingan catur yang memperhadapkan antara perempuan dan lelaki, mendapat reaksi penolakan dari sebagian masyarakat penganut I slam syari’ah. Masyarakat yang menolak tetap beranggapan bahwa antara lelaki dan perempuan yang bukan muhrimnya tidak diperkenankan saling berhadapan, dan bertatapan dalam waktu yang lama. Walaupun telah muncul antara pro dan kontra terkait perlawanan antara perempuan dan lelaki dalam pertandingan catur, namun oleh pengarang, melalui muatan pemikirannya berhasil menjembataninya. Seperti dalam kutipan berikut. “Maryamah hanya tampak garis matanya karena ia memakai burkak. Burkaknya penuh wibawa. Rasanya aku tak percaya melihat sebuah papan kecil di atas meja bertulisan nama Maryamah berseberangan dengan papan nama Aziz Tarmizi. Pertama kali terjadi dalam sejarah kejuaraan catur hari kemerdakaan, perempuan ikut bertanding dan akan melawan laki-laki. Di tengah meja pertandingan telah dipasang selendang berwarna merah sehingga kedua pecatur tak dapat saling memandang” CDG, hlm. 126. Pertandingan catur antara perempuan dan laki-laki tetap dilaksanakan. Pengarang tetap mengakomodasi masyarakat yang pro dan kontra, melalui sosok perempuan yang menggunakan burkak sedangkan meja tempat pertandingan dipasang selendang berwarna merah. Demikian beberapa contoh analisis terkait aspirasi feminisme liberal beretika sebagai pemikiran pengarang dalam dwilogi novel PD dan CDG.

C. SI MPULAN

Dwilogi novel PB dan CDG mengandung banyak pemikiran. Berbagai pemikiran terkait keberadaan perempuan di tengah-tengah masyarakat Belitung dapat dicermati berdasarkan aspirasi feminisme liberal. Feminisme liberal yang menempatkan perempuan memiliki kebebasan secara penuh mengembangkan diri, digunakan untuk mendedah pemikiran pengarang dalam dwilogi novel PB dan CDG. Proposisi ilmiahnya adalah kebebasan perempuan mendapatkan hak. Hak kesetaraan, hak untuk tidak lagi memiliki suami, hak menolak dipoligami, dan hak melawan laki-laki walaupun hukum syari’ah dalam agama I slam melarang hal itu terjadi. Daftar Pustaka Arivia. 2005. Pelatihan Kritik Sastra: Kajian Feminis. Jakarta: FI B – UI . Arivia, Gadis. 2003. Filsafat Berperspektif Feminisme. Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan. Budianta, Melani. 2002. Analisis Wacana Pendekatan Feminisme Terhadap Wacana. Yogyakarta: Kanal. Darma, Budi. 2004. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas. __________. 2007. Bahasa, Sastra dan Budi Darma. Surabaya: JP Books. Faruk. 2010. Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Gumelar, Linda., Moriarty, Sara., Shihab, Najwa., Lestari, Dewi., dan Hutomo, Suzy. Hari Perempuan Sedunia dalam Jawa Pos pada Sabtu, 10 Maret 2012 hlm. 11. Hellwig, Tineke. 2003. Bercermin dalam Bayangan Citra Perempuan dalam Sastra I ndonesia. Jakarta: Women Research I nstitute. 206 Konferensi Int ernasional Kesusast raan XXII UNY-HISKI, 2012 Hirata, Andrea. 2010. Dwilogi Padang Bulan Novel Pertama “Padang Bulan”, dan Novel Kedua “Cinta di Dalam Gelas”. Yogyakarta: Bentang. Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Nurhayati, Eti. 2012. Psikologi Perempuan dalam Berbagai Perspektif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Umar, Nasaruddin. 2010. Argumen Kesetaraan Jender. Jakarta: Dian Rakyat. Ratna, Nyoman Kutha. 2009. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ____________ . 2010. Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan I lmu Sosial Humaniora pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sevilla, C.G., dkk. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI Press terjemahan. Tong, Rosemarie Putnam. 2010. Feminist Thought. Yogyakarta: Jalasutra. Wellek, Warren. 1989. Teori Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia. Wolfman, Brunetta R. 1983. How to Balance Many Different Relationship. Be Versatile and Play Varied Roles Successfully. Philadelphia: The Westminster. Diindonesiakan oleh Anton Soetomo, 1989. Peran Kaum Wanita: Bagaimana Menjadi Cakap dan Seimbang dalam Aneka Peran. Yogyakarta: Kanisius. 207 Konferensi Int ernasional Kesusast raan XXII UNY-HISKI, 2012 Mempertanyakan Eksistensi Sastra Anak dalam Bingkai Kesusasteraan I ndonesia Sugiarti Prodi Bahasa dan Sastra I ndonesia FKI P Universitas Muhammadiyah Malang Email : atika_ummyahoo.co.id Abstrak Sastra anak I ndonesia kurang menjadi perhatian kita bersama. Bahkan keberadaan sastra anak masih terpinggirkan dalam khazanah kesusastraan di Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penulis yang terjun ke dunia penulisan sastra anak. Sementara ini, belum ada penulis sejarah sastra anak, apalagi memaknai cerita anak dalam sebuah zaman. Sastra anak sebuah teks yang unik, yang memiliki karakter amat berbeda dengan sastra dewasa. Target pembaca sastra anak adalah. makhluk yang spesifik, yang memiliki kehidupan yang berada dalam fase anak -anak. Mereka bukan harus dipandang sebagai pembaca inferior, karena mereka memiliki kecerdasan, imajinasi, dan kearifannya sendiri. Hal itu cukup beralasan sebab sastra mengandung nilai etika dan moral yang berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia. Demikian halnya dengan sastra anak. Perkembangan teknologi dan informasi menyebabkan akses terhadap sastra anak semakin mudah baik dalam bentuk cetak maupun internet. Sastra anak tersebut kebanyakan berasal dari luar. Sampai saat ini perkembangan sastra anak I ndonesia dapat dikatakan belum cukup baik. Belum adanya legitimasi posisi sastra anak dalam bingkai kesusasteraan di I ndonesia bahkan keberadaannya masih terpinggirkan. Hal ini disebabkan terbatasnya tulisan-tulisan sastra anak yang berkualitas, jurnal-jurnal khusus sastra anak serta kajian dan kritik sastra anak. Perlunya strategi- strategi baru untuk memposisikan sastra anak Indonesia sebagai bagian genre sastra. Bukankan bacaan sastra anak yang khas I ndonesia menjadi penting karena anak bagaikan anak panah yang akan dilesatkan pada satu arah yang kita inginkan.. Pada kenyataannya sastra anak masih diidentikan dengan cerita dongeng lama. Kiranya perlu strategi untuk memodifikasi sastra anak I ndonesia sebagai kekuatan kultural untuk menanamkan budi pekerti pada anak lebih memanusia menjadi penting. Dengan memperhatikan keunikan-keunikan dan problematika anak, serta secara profesional mengkaji, mendiskusikan dan mengkritisi untuk menulis karya-karya sastra anak yang sesuai. Par a sastrawan, pemerhati anak, penulis sudah waktunya kita memikirkan bersama tentang keberadaan sastra anak yang masih berada di persimpangan jalan. Sastra anak I ndonesia adalah salah satu sumber terpenting untuk membangkitkan kesadaran hakiki tentang keberadaan manusia yang mampu memilah dan memilih antara kebenaran dan ketidakbenaran dalam realitas khidupan. Sastra anak adalah salah satu sumber terpenting untuk kesadaran itu. Dengan kemajuan teknologi dan informasi dan semakin terbukanya akses anak terhadap sarana itu, maka perlu semacam format yang tepat terkait dengan keberadaan sastra anak berbasis Teknologi I nformasi TI. Hal ini bukan pekerjaan mudah tetapi perlu diskusi bersama untuk memikirkannya. Kata-kata kunci: eksistensi sastra anak, kesusasteraan I ndonesia, perkembangan TI

A. Pendahuluan