Valid N listwise 156
5.1.2.1 Perkembangan Profitabilitas ROA
Dapat kita perhatikan tabel 5.1 di atas selama tahun 2008 – 2011 dengan jumlah sampel 156. Variabel independen yaitu ROA memiliki nilai minimum
sebesar 0,01 dan nilai maksimum sebesar 79,37 dan nilai rata-ratanya sebesar 1,2637 dan nilai standard deviasi sebesar 7,90328. Ada perusahaan yang
mengalami tingkat terendah dan tertinggi. Pada tahun 2008 perusahaan INDR yang mencapai tingkat terendah, berarti perusahaan INDR kurang memanfaatkan
asset yang ada untuk memperoleh laba. Sedangkan diperhatikan pada tahun 2008, ada perusahaan yang mengalami tingkat tertinggi yaitu perusahaan BATA,
perusahaan ini lebih maksimal memanfaatkan asset sehingga memperoleh laba lebih tinggi dari perusahaan yang lain.
5.1.2.2 Perkembangan Kepemilikan Insider
Kepemilikan insider memiliki tingkat minimum sebesar 0,01 dan tingkat maksimum sebesar 806,64 dan nilai
rata
-ratanya sebesar 6,1272 dan nilai standard deviasi sebesar 64,58499. Ada perusahaan yang mengalami tingkat
terendah dan tertinggi. Pada tahun 2009 perusahaan SQBI yang mencapai tingkat terendah, berarti pihak manajeman perusahaan SQBI memiliki pekerja yang
35
Universitas Sumatera Utara
kurang kompeten dibidangnya masing-masing maka menjalankan tugas di perusahaan tidak maksimal, sehingga mengakibatkan menurunnya profit atau
laba. Sedangkan pada tahun 2011 perusahaan INAF lebih besar dalam peningkatan profit, hal ini dikarenakan pihak manajemen perusahaan INAF
professional dalam menjalankan tugas.
5.1.2.3 Perkembangan Struktur Aset
Struktur Aset memiliki tingkat minimum sebesar 0,00 dan tingkat maksimum sebesar 0,80 dan nilai rata-ratanya sebesar 0,4110 dan nilai standard
deviasi sebesar 0,16942. Ada perusahaan yang mengalami tingkat terendah dan tertinggi. Pada tahun 2011 perusahaan IGAR yang mencapai tingkat terendah,
berarti perusahaan IGAR maksimal dalam menjalankan pekerjaan dan memiliki manajeman yang baik sehingga tidak perlu membutuhkan keputusan tentang
komposisi pendanaan yang akan dipergunakan perusahaan. Perusahaan memperoleh laba untuk mendanai operasional perusahaan tersebut. Sedangkan
pada tahun 2009 perusahaan SMCB kurang maksimal dalam menjalankan kegiatan perusahaan sehingga membutuhkan dana lebih tinggi untuk membiayai
pendanaan yang akan dipergunakan perusahaan.
5.1.2.4 Perkembangan Kebijakan hutang