Sehari-harinya kita bisa melihat langsung maupun dari media bahwa ada perusahaan yang mengalami peningkatan yang pesat karena profit yang besar dan
tak lepas juga ada perusahaan yang gulung tikar bangkrut. Biasanya perusahaan yang sukses tidak ambil pusing untuk memikirkan menggadaikan asset sebagai
jaminan. Mereka akan menyimpan dan menambah lagi asset perusahaan untuk masa depan, apabila terjadi kebangkrutan karena manajemen yang tidak baik,
saham turun, fraud dan ancaman yang lain. Perusahaan dapat meminjam kepada pihak investor dengan jaminan asset yang sesuai untuk dijadikan jaminan kredit.
2.2 Review Peneliti Terdahulu
1. Erni Masdupi 2005 Dalam penelitiannya Masdupi mengangkat judul “Analisis Dampak
Struktur Kepemilikan pada Kebijakan Hutang dalam Mengontrol Konflik Keagenan”. Variabel dependen yang diambil adalah kebijakan hutang sedangkan
variabel dependennya adalah Insider Ownership, Number of Shareholders, dan Institutional Holdings dengan variabel kontrol dividend payment, ukuran
perusahaan, asset structure, profitabilitas dan pajak. Dalam hasil penelitiannya ditemukan bahwa variabel insider ownership dan institutional investor memiliki
hubungan signifikan negatif terhadap kebijakan hutang perusahaan. Hubungan signifikan positif ditemukan pada pengaruh variabel dividend payour ratio, firm
size dan asset structure terhadap debt ratio. Sedangkan pada variabel firm profitability ditemukan tanda negatif namun dalam penelitian ini tidak terdapat
hubungan signifikan terhadap debt ratio. Hal yang berbeda ditemukan pada dua variabel sisanya yaitu shareholders dispersion dan tax rate yang tidak
berpengaruh terhadap debt ratio-nya.
Universitas Sumatera Utara
2. Yeniatie dan Nicken Destriana 2010 Dalam penelitian mereka meneliti mengenai Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kebijakan Hutang pada Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Maka hasil yang diperoleh adalah kepemilikan
manajerial, kebijakan deviden, profitabilitas, dan resiko bisnis berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang sedangkan pertumbuhan perusahaan dan
struktur asset berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang. 3. Wahidahwati 2002
Wahidahwati meneliti tentang pengaruh kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional pada kebijakan hutang perusahaan dengan
menggunakan perspektif agency theory. Hasil penelitian menemukan adanya pengaruh signifikan negatif dan signifikan pada variabel managerial ownership,
institutional ownership, terhadap kebijakan hutang yang dalam penelitian ini diproksikan dengan debt ratio.
4. Wahyuning Kurniati 2007 Wahyuning meneliti tentang pengaruh struktur kepemilikan insider
terhadap kebijakan hutang perusahaan studi pada perusahaan textilegarments di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian menemukan kepemilikan saham oleh
manajemen berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan hutang sedangkan kepemilikan saham oleh institusi berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap kebijakan hutang.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu
No Nama Peneliti
Tahun Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Hasil dari Penelitian
1. Erni Masdupi
2005 Analisis
Dampak Struktur
Kepemilikan pada
Kebijakan Hutang dalam
Mengontrol Konflik
Keagenan debt ratio DR,
insiders ownership,
shareholders dispersion,
institutional investor
Kontrol :
dividend payout
ratio DPR, firm assets,
asset structure, firm
profitability, tax
rate Insiders
ownership dan institutional investor
menghasilkan hubungan
signifikan negatif terhadap debt
ratio. Terdapat
hubungan signifikan positif
antara variabel dividend payout
ratio, firm size dan assets
structure terhadap debt ratio.
Variabel firm profitability
memiliki nilai negatif namun
Universitas Sumatera Utara
tidak signifikan hubungannya
terhadap debt ratio.
Shareholders dispersion dan tax
rate tidak berpengaruh
terhadap debt ratio.
2. Yeniatie dan Nicken
Destriana 2010 Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kebijakan Hutang
pada Perusahaan Nonkeuangan
yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia BEI kepemilikan
managerial, kebijakan
deviden, struktur asset,
profitabilitas, pertumbuhan
perusahaan, risiko bisnis.
kepemilikan manajerial, kebijakan deviden,
profitabilitas, dan resiko bisnis berpengaruh
negatif terhadap
kebijakan hutang sedangkan
pertumbuhan perusahaan dan struktur
asset berpengaruh positif terhadap
kebijakan hutang 3.
Wahidahwati 2002 Pengaruh
Kepemilikan Manajerial dan
Kepemilikan Institusional
terhadap Kebijakan Hutang
pada perusahaan industri di Bursa
Efek Indonesia. kepemilikan
manajerial, kepemilikan
institusional, kebijakan
hutang kepemilikan manajerial
dan institusional
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
kebijakan hutang perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
4. Wahyuning Kurniati
2007 Pengaruh Struktur
Kepemilikan Terhadap
Kebijakan Hutang Perusahaan Studi
Pada PerusahaanTextile
Garments di Bursa Efek
Jakarta struktur
kepemilikan,ke bijakan hutang
kepemilikan saham oleh manajemen
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
kebijakan hutang, sedangkan kepemilikan
saham oleh institusi berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap
kebijakan hutang perusahaan.
Sumber:www.google.com
Penelitian ini direplikasi dari penelitian Wahidahwati 2002, yang membedakan penelitian ini dengan penelitian wahidahwati terletak pada variabel
independennya. Peneliti menambahkan variabel independen yaitu “profitabilitas” dan variabel moderating yaitu “Struktur Aset”. Objek penelitian Wahidahwati
pada perusahaan industri sedangkan peneliti meneliti dengan objek perusahaan manufaktur. Persamaan penelitian ini terletak pada variabel dependennya yaitu
“kebijakan hutang”. Dengan demikian peneliti ingin mengetahui hasil yang akan diperoleh
untuk dapat dibandingkan dengan peneliti terdahulu.
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konseptual