Pengaruh Profitabilitas dan Kepemilikan Insider Terhadap Kebijakan Hutang Dengan Struktur Aset Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

(1)

PENGARUH PROFITABILITAS DAN KEPEMILIKAN INSIDER TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG DENGAN STRUKTUR

ASET SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS

YASKA SIHALOHO 107017026/Akt

SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(2)

PENGARUH PROFITABILITAS DAN KEPEMILIKAN INSIDER TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG DENGAN STRUKTUR

ASET SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

DI BURSA EFEK INDONESIA

T E S I S

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

YASKA SIHALOHO 107017026/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(3)

Judul Penelitian : Pengaruh Profitabilitas dan Kepemilikan Insider Terhadap Kebijakan Hutang Dengan Struktur Aset Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

Nama Mahasiswa : Yaska Sihaloho Nomor Pokok : 107017026 Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing,

Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof. Dr Ade Fatma Lubis, MAFIS,MBA,CPA) (Prof. Dr. Erman Munir M.Sc) (Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA) (Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak


(4)

Telah Diuji pada Tanggal : 17 Juli 2013

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA Anggota : 1. Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak

2. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak 3. Drs. Rasdianto, MA, Ak


(5)

PERNYATAAN Judul Tesis

“ PENGARUH PROFITABILITAS DAN KEPEMILIKAN INSIDER TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG DENGAN STRUKTUR ASET

SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA”

Dengan ini penulis menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya penulis sendiri.

Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan tesis ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian tesis ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, penulis bersedia menaerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku

Medan, 17 Juli 2013 Penulis,


(6)

PENGARUH PROFITABILITAS DAN KEPEMILIKAN INSIDER TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG DENGAN STRUKTUR

ASET SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI

BURSA EFEK INDONESIA

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis mengenai pengaruh profitabilitas dan kepemilikan insider terhadap kebijakan hutang dengan struktur aset sebagai variabel moderating. Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode penelitian adalah tahun 2008 sampai dengan tahun 2011. Populasi penelitian terdiri dari 189 perusahaan dengan metode purposive sampling maka dipilih 39 perusahaan sebagai sampel. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Metode yang digunakan adalah teknik analisis regresi linier berganda, analisis regresi variabel moderating dan uji residual. Penelitian ini membuktikan bahwa secara simultan profitabilitas (ROA) dan kepemilikan

insider berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Secara parsial hanya ROA mempunyai pengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang perusahaan, dan kepemilikan insider tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang perusahaan. Ketika struktur aset digunakan sebagai variabel moderating profitabilitas (ROA) dan kepemilikan insider tidak ada yang berpengaruh signifikan. struktur aset mampu menjadi variabel moderating yang memperkuat dan memperlemah pengaruh profitabilitas dan kepemilikan insider terhadap kebijakan hutang.


(7)

THE INFLUENCE OF PROFITABILITY AND INSIDER OWNERSHIP ON DEBT POLICY WITH ASSET AS MODERATING VARIABLE OF

THE MANUFACTURING COMPANY REGISTERED IN THE INDONESIAN STOCK EXCHANGE

ABSTRACT

The purpose of this study conducted from 2008 to 2011 was to test and anlyze the influence of profitability and insider ownership on debt policy with asset as moderating variable. The population of this study was 189 manufacturing companies registered in the Indonesian Stock Exchange and 39 of them were selected to be the samples for this study through purposive sampling method. The data used in this study were secondary data. The data obtained were analyzed through multiple linear regression analysis, moderating variable regression analysis, and residual test. The result of this study has proved that simultaneously profitability (ROA) and insider ownership had a significant influence on the debt policy, yet, partially only profitability (ROA) had a significant influence on the company’s debt policy, and insider ownership did not have any significant influence on the company’s debt policy. When the structure of asset was used as moderating variable, neither profitability (ROA) nor insider ownership had significant influence. The structure of asset, therefore, can be a modersating variable strengthening and weakening the influence of profitability and insider ownership on debt policy.


(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat yang tiada terkira yang telah Engkau berikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul ”Pengaruh Profitabilitas dan Kepemilikan

Insider Terhadap Kebijakan Hutang Dengan Struktur Aset Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia” sebagai salah satu persyaratan pemenuhan untuk memperoleh gelar Magister Sains (M.Si) pada Program Studi Akuntansi Sekolah Pascasarjana Sumatera Utara.

Penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak dalam penyusunan tesis ini, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, D.T.M.&H., M.Sc. (C.T.M), Sp.A.(K.) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Erman Munir, M.Sc selaku Direktur Sekolah Pascasasrjana Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA selaku Ketua Program Studi Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara sekaligus dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran dan sabar untuk mengarahkan, membimbing dan memberikan saran-saran kepada penulis untuk perbaikan tesis ini.


(9)

4. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku dosen pembimbing kedua yang juga telah banyak meluangkan waktu dan pikiran dan sabar untuk mengarahkan, membimbing, dan memberikan saran-saran kepada penulis untuk penyelesaian tesis ini.

5. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak dan bapak Drs. Rasdianto, MA,.Ak serta Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak selaku dosen pembanding yang telah banyak memberikan saran-saran kepada penulis untuk merampungkan penyelesaian tesis ini.

6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen pada Program Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

7. Seluruh staf dan pegawai Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang telah membantu proses penyelesaian administrasi.

8. Kedua Orang tua saya, Kornel Sihaloho dan Pesta Ernawati Sitanggang terima kasih buat doa, motivasi dan kasih sayang yang diberikan kepada penulis.

9. Suami saya Andri Kristianto Sitanggang, M,Pd, terima kasih buat waktu, kasih sayang, pemikiran dan dukungan yang tulus kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini

10.Kakak dan Adik-Adik saya, Ivo Laurencia Sihaloho S.Si dan Felix Krisantus Sihaloho dan Chrisneldi Sihaloho, terima kasih buat doa dan motivasi yang selalu diberikan kepada penulis pada saat mengalami kejenuhan dan kelelahan fisik.


(10)

11.Rekan-rekan mahasiswa/i Pascasarjana Ekonomi angkatan 2010/2011 terima kasih buat ide, motivasi, dan semangat yang diberikan kepada penulis baik dalam penyelesaian studi maupun tesis ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi semua pihak dan Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan berkat dan karuniaNya kepada kita semua. Amin.

Medan, 17 Juli 2013 Penulis,


(11)

RIWAYAT HIDUP 1. Nama : Yaska Sihaloho

2. Tempat/Tanggal Lahir: Tebing Tinggi /22 Desember 1986

3. Agama : Katolik

4. Jenis Kelamin : Perempuan 5. Status : Menikah 6. Pekerjaan : Mahasiswa 7. Orang Tua

a. Ayah : Kornel Sihaloho

b. Ibu : Pesta Ernawati Sitanggang

8. Alamat : Jl. Parang IV Gg. Purba Dalam No.14A Padang Bulan Medan

9. No Handphone : 085275991789 10.Pendidikan

a. SD : SD Katolik Cinta Kasih Tebing Tinggi, Lulus Tahun 1999

b. SMP : SMP Katolik Cinta Kasih Tebing Tinggi, Lulus Tahun 2002

c. SMA : SMA Negeri 1 Tebing Tinggi, Lulus Tahun 2005 d. Universitas : Fakultas Ekonomi/ Universitas Negeri Medan


(12)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii RIWAYAT HIDUP ... vi DAFTAR ISI ... vi

i DAFTAR GAMBAR ... ix DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN……….... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 6

1.3Tujuan Penelitian ... 7

1.4Manfaat Penelitian ... 7

1.5Originalitas Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 9

2.1.1 Profitabilitas ... 9

2.1.2 Kepemilikan Insiden ... 11


(13)

2.2 Review Peneliti Terdahulu ... 17

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konseptual ... 21

3.2 Hipotesis Penelitian ... 22

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian... 23

4.2 Lokasi Penelitian ... 23

4.3 Populasi dan Sampel ... 23

4.4 Metode Pengumpulan Data ... 24

4.5 Defenisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel ... 25

4.6 Metode Analisis Data ... 28

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5.1 Deskripsi Data ... 34

5.2. Pembahasan Penelitian ... 56

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 58

6.2. Keterbatasan Penelitian ... 59

6.3. Saran ... 59


(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor. Judul

Gambar 3.1 Kerangka Konsep ... 21

Halaman Gamabar 5.1 Grafik Histogram P-Plot Sebelum Transformasi ... 38

Gambar 5.2 Normal P-Plot Sebelum Transformasi ... 39

Gambar 5.3 Scatterplot Heteroskesdastisitas Sebelum Transformasi ... 41

Gambar 5.4 Grafik Histogram P-Plot Setelah Transformasi ... 44

Gambar 5.5 Normal P-Plot Setelah Transformasi ... 45


(15)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul

Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu ... 19

Halaman Tabel 4.2 Defenisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel ... 27

Tabel 5.1 Deskriptif Data Penelitian ... 34

Tabel 5.2 Uji Normalitas Sebelum Transformasi ... 40

Tabel 5.3 Uji Multikolinearitas Sebelum Transformasi ... 42

Tabel 5.4 Uji Autokorelasi Sebelum Transformasi ... 43

Tabel 5.5 Uji Normalitas Setelah Transformasi ... 46

Tabel 5.6 Uji Multikolinearitas Setelah Transformasi ... 48

Tabel 5.7 Uji Autokorelasi Setelah Transformasi ... 49

Tabel 5.8 Hasil Adjusted R2 Tabel 5.9 Hasil Analisis Regresi Profitabilitas dan Kepemilikan Insider ... 49

Secara Parsial ... 51

Tabel 5.10 Hasil Analisis Regresi Profitabilitas dan Kepemilikian Insider Secara Simultan ... 53

Tabel 5.11 Hasil Analisis Regresi Variabel Moderating ... 54


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor. Judul

Lampiran 1 Nama Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2008-2011 ... 63

Halaman Lampiran 2 Nama Perusahaan Manufaktur di BEI yang Melaporkan Laporan Keuangan Tahun 2008-2011 ... 64

Lampiran 3 Data Sampel Penelitian Variabel ROA ... 65

Lampiran 4 Data Sampel Penelitian Variabel Kepemilikan Insider ... 69

Lampiran 5 Data Sampel Penelitian Variabel Kebijakan Hutang ... 73

Lampiran 6 Data Sampel Penelitian Variabel Struktur Aset ... 77

Lampiran 7 Teknik Pengambilan Sampel ... 81

Lampiran 8 Data Sampel Penelitian Sebelum Ditransformasi ... 89

Lampiran 9 Hasil Pengolahan SPSS Sebelum Data Ditransformasi ...…..10

5 Lampiran 10 Data Sampel Penelitian Setelah Ditransformasi……….108

Lampiran 11 Hasil Pengolahan SPSS Setelah Data Ditransformasi………124


(17)

PENGARUH PROFITABILITAS DAN KEPEMILIKAN INSIDER TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG DENGAN STRUKTUR

ASET SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI

BURSA EFEK INDONESIA

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis mengenai pengaruh profitabilitas dan kepemilikan insider terhadap kebijakan hutang dengan struktur aset sebagai variabel moderating. Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode penelitian adalah tahun 2008 sampai dengan tahun 2011. Populasi penelitian terdiri dari 189 perusahaan dengan metode purposive sampling maka dipilih 39 perusahaan sebagai sampel. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Metode yang digunakan adalah teknik analisis regresi linier berganda, analisis regresi variabel moderating dan uji residual. Penelitian ini membuktikan bahwa secara simultan profitabilitas (ROA) dan kepemilikan

insider berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Secara parsial hanya ROA mempunyai pengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang perusahaan, dan kepemilikan insider tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang perusahaan. Ketika struktur aset digunakan sebagai variabel moderating profitabilitas (ROA) dan kepemilikan insider tidak ada yang berpengaruh signifikan. struktur aset mampu menjadi variabel moderating yang memperkuat dan memperlemah pengaruh profitabilitas dan kepemilikan insider terhadap kebijakan hutang.


(18)

THE INFLUENCE OF PROFITABILITY AND INSIDER OWNERSHIP ON DEBT POLICY WITH ASSET AS MODERATING VARIABLE OF

THE MANUFACTURING COMPANY REGISTERED IN THE INDONESIAN STOCK EXCHANGE

ABSTRACT

The purpose of this study conducted from 2008 to 2011 was to test and anlyze the influence of profitability and insider ownership on debt policy with asset as moderating variable. The population of this study was 189 manufacturing companies registered in the Indonesian Stock Exchange and 39 of them were selected to be the samples for this study through purposive sampling method. The data used in this study were secondary data. The data obtained were analyzed through multiple linear regression analysis, moderating variable regression analysis, and residual test. The result of this study has proved that simultaneously profitability (ROA) and insider ownership had a significant influence on the debt policy, yet, partially only profitability (ROA) had a significant influence on the company’s debt policy, and insider ownership did not have any significant influence on the company’s debt policy. When the structure of asset was used as moderating variable, neither profitability (ROA) nor insider ownership had significant influence. The structure of asset, therefore, can be a modersating variable strengthening and weakening the influence of profitability and insider ownership on debt policy.


(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Perkembangan kondisi perekonomian yang semakin tajam karena adanya persaingan untuk perkembangan usaha dalam perusahaan. Oleh karena itu perusahaan memerlukan adanya suatu kebijakan hutang yang baik. Dalam dunia bisnis, hasil dari suatu peramalan yang akurat mampu memberikan gambaran tentang masa depan suatu perusahaan. Pihak perusahaan contohnya manager harus teliti dalam pengambilan keputusan keuangan karena ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan oleh manager dalam memilih sumber pembiayaan perusahaan, yakni dapat dilihat dari biaya yang akan ditanggung dan darimana sumber pembiayaan itu berasal. Keberadaan suatu perusahaan dalam suatu kehidupan dapat dibenarkan terutama karena alasan efisiensi ekonomis yang dapat diperolehnya, dibandingkan dengan dijalankan oleh seseorang yang bertindak sendiri-sendiri. Karena alasan ini maka suatu perusahaan bertindak sebagai satu unit ekonomi yang dimiliki individu-individu. Karakteristik dari tujuan perusahaan semacam ini adalah memaksimalkan keuntungan moneter kepada pemegang saham perusahaan.

Dengan melakukan peramalan, para perencana dan pengambil keputusan akan dapat mempertimbangkan alternatif-alternatif strategi dalam cakupan yang lebih luas dibandingkan tanpa peramalan. Informasi yang diperlukan oleh


(20)

tetapi informasi yang bersifat teknikal. Informasi yang bersifat fundamental diperoleh dari kondisi intern perusahaan, dan informasi yang bersifat teknikal diperoleh dari luar perusahaan seperti ekonomi, politik, finansial dan informasi lainnya. Informasi yang diperoleh dari kondisi intern perusahaan yang lazim digunakan adalah informasi laporan keuangan.

Dalam mencapai tujuan suatu perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan dan kesejahteraan pemegang saham seorang manajer berorientasi pada target profit serta mempertimbangkan risiko pribadi dengan risiko perusahaan. Pengambilan keputusan keuangan tentang bentuk dan komposisi keuangan yang akan dipergunakan perusahaan (Husnan dan Pudjiastuti, 2002) seyogiyanya harus semaksimal mungkin, maka perusahaan menghasilkan profitabilitas yang tinggi dengan menunjukkan kinerja yang baik sehingga berpeluang meningkatkan keterlibatan sebagai kepemilikan insider. Selanjutnya hutang yang tinggi menyebabkan perusahaan memiliki beban bunga besar sehingga dapat menyebabkan kebangkrutan. Tanggung jawab utama seorang manajer keuangan adalah menggalang dana yang dibutuhkan perusahaan untuk investasi dan operasinya. Ketika suatu perusahaan perlu mendapatkan dana, perusahaan itu bisa mengundang para investor untuk menanamkan uang kas sebagai ganti bagian laba di masa depan, atau menjanjikan untuk melunasi kas investor plus tingkat bunga tetap.

Penelitian yang dilakukan oleh Wahidahwati (2002), Wahidahwati meneliti mengenai kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap kebijakan hutang. Hasil penelitian wahidahwati bahwa kepemilikan


(21)

manajerial dan kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang. Penelitian ini direplikasi dari penelitian wahidahwati, dengan menambah variabel bebas dan variabel moderating. Penelitian ini mengambil data dari perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan beberapa jenis kriteria yang akan ditentukan untuk mendapatkan sample penelitian.

Variabel dependen penelitian ini membahas mengenai kebijakan hutang, penggunaan hutang akan meningkatkan resiko, kebutuhan materi perusahaan untuk investasi jangka panjang akan dimulai dengan sumber dana internal perusahaan berupa laba ditahan yang sudah siap pakai dan memiliki biaya transaksi yang paling rendah. Bila sumber ini tidak mencukupi, maka pilihan kedua adalah sumber dana eksternal yang akan dimulai dengan dana pinjaman. Dan apabila sumber dana pinjaman belum juga mencukupi, maka penerbitan saham baru merupakan alternatif terakhir. Tanggung jawab utama manajer keuangan adalah menggalang dana yang dibutuhkan perusahaan untuk investasi dan operasinya. Riyanto (2001), struktur aset adalah perimbangan atau perbandingan antara aktiva lancar dengan aktiva tetap. Jadi, struktur aset merupakan susunan dari penyajian aktiva dalam rasio tertentu dari laporan keuangan, yaitu perbandingan antara aktiva lancar dengan aktiva tetap.yang harus diperoleh dan para investor yang berkontribusi mendanai saat ini mengharapkan pengembalian investasi di masa depan.

Kim dan Sorenson (1986) mengemukakan tentang demand dan supply hypothesys. Demand hypothesis menjelaskan bahwa perusahaan yang dikuasai


(22)

perusahaan. dengan kepemilikan besar, pihak insider ingin mempertahankan efektivitas kontrol terhadap perusahaan. sebaliknya supply hypothesis

menjelaskan tentang perusahaan yang dikontrol oleh manajer memiliki debt agency cost kecil sehingga menurunkan penggunaan hutang. Semakin tinggi persentase kepemilikan manajerial maka manajemen mengurangi peranan hutang melalui peranannya sebagai pengambil keputusan terkait dengan kebijakan hutang.

Dalam situasi perekonomian global saat ini, perusahaan melakukan kegiatan ekonomi ke beberapa Negara yang menimbulkan persaingan ketat antar perusahaan. Dengan demikian perusahaan dituntut mampu melihat situasi yang terjadi. Fungsi keuangan merupakan salah satu fungsi penting dalam kegiatan perusahaan untuk mencari sumber pendanaan dengan biaya yang minimal.

Dalam menjalankan usaha, pemilik melimpahkan kepada pihak lain yaitu manajer. Menurut Schroeder (1989) hubungan manajer dengan pemegang saham di dalam agency theory digambarkan sebagai hubungan antara agent dan

principal. Manajer harus mengambil keputusan bisnis terbaik untuk meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham (shareholder) sehingga tujuan utama perusahaan dalam meningkatkan nilai perusahaan dapat tercapai (Brigham, 2001). Sesuai teori agensi, perusahaan kadang dihadapkan dengan permasalahan perbedaan kepentingan antara pemilik perusahaan dan pihak manajerial. Pemilik perusahaan ingin tercapai tujuan utama perusahaan dengan peningkatan nilai perusahaan. Sedangkan pihak manajerial lebih cenderung mengutamakan kemakmuran pribadinya melalui insentif yang akan didapatnya.


(23)

Di dalam usaha untuk mengelola dan menjalankan kegiatan perusahaan, manajer memerlukan dana untuk kegiatan ekspansi bisnisnya. Salah satu alternatif bagi perusahaan dalam memenuhi dana tersebut adalah dengan hutang. Jensen (1999) mengusulkan bahwa kebijakan hutang digunakan sebagai alat untuk mendisiplinkan manajer karena manajer harus bekerja lebih keras untuk membayar kembali hutang dan bunganya.

Profitabilitas juga menentukan keputusan tentang kebijakan hutang yang akan diambil dalam perusahaan. Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu Menurut Soesetio (2007) menyatakan bahwa keterkaitan antara profitabilitas dengan kebijakan hutang adalah menggambarkan bahwa setiap penambahan profitabilitas akan mengakibatkan struktur modal berkurang. Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi umumnya menggunakan hutang dalam jumlah yang relatif sedikit karena dengan tingkat pengembalian investasi yang tinggi perusahaan dapat melakukan permodalan dengan laba ditahan saja. Untuk mengetahui sejauh mana perusahaan dapat mengembalikan hutangnya dan kesanggupan membayar bunga pinjaman dapat diketahui dari kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba/profitabilitas. Indahningrum dan Handayani (2009) perusahaan dengan profit tinggi maka akan semakin rendah tingkat kebijakan hutangnya.

Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan keterangan mengenai data ekonomi untuk pengambilan keputusan bagi siapa saja yang membutuhkannya. Dalam akuntansi, informasi yang dimaksudkan itu


(24)

hasil dari pemrosesan data keuangan untuk melihat keseimbangan nilai uang yang ada dalam institusi yang diproses. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi bagi pemakai laporan keuangan untuk memprediksi, membandingkan dan mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba (earnings).

Laporan keuangan itu sendiri pada umumnya terdiri dari : Neraca, Laporan laba rugi, Laporan perubahan ekuitas (perubahan modal) dan Laporan arus kas. Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (2009), tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.

Dari uraian latar belakang masalah tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang kemandirian daerah dalam bentuk tesis dengan judul “Pengaruh Profitabilitas dan Kepemilikan Insider Terhadap Kebijakan Hutang dengan Struktur Aset sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia"

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apakah profitabilitas dan kepemilikan insider berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia?


(25)

2. Apakah struktur aset merupakan variabel moderating yang dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh profitabilitas dan kepemilikan insider terhadap kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis:

1. Pengaruh profitabilitas dan kepemilikan insider secara parsial dan simultan terhadap kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

2. Pengaruh struktur aset sebagai variabel moderating yang dapat memperkuat dan memperlemah pengaruh profitabilitas dan kepemilikan insider terhadap kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai profitabilitas, kepemilikan insider, kebijakan hutang dan struktur aset yang saling berpengaruh.

2. Bagi perusahaan-perusahaan manufaktur, sebagai bahan masukan untuk mengambil kebijakan ekonomi dan melakukan kegiatan secara rutinitas agar berdampak positif bagi owner, manager dan seluruh karyawan.

3. Bagi investor, sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan investasi kepada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(26)

1.5Originalitas Penelitian

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Wahidahwati (2002) dengan judul Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional pada Kebijakan Hutang pada Perusahaan Industri di Bursa Efek Jakarta.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wahidahwati tahun 2002 adalah terletak pada variabel independen pada penelitian terdahulu menggunakan kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional sedangkan variabel independen pada penelitian ini adalah profitabilitas dan kepemilikan insider. Alasan penambahan variabel ini untuk mengetahui variabel independen lainnya yang mempengaruhi kebijakan hutang. Penelitian terdahulu mengambil data pada perusahaan industri di Bursa Efek Jakarta sedangkan penelitian ini mengambil data pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Selanjutnya yang membedakan dengan penelitian terdahulu, penelitian ini menggunakan variabel moderating yaitu struktur aset sedangkan penelitian terdahulu tidak memakai variabel moderating, variabel moderating ini yang digunakan untuk mengetahui dan menganalisis apakah struktur aset dapat menjadi variabel moderating antara variabel independen terhadap variabel dependen.


(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1Profitabilitas

Kinerja keuangan diukur dengan profitabilitas, menurut Warsono (2003) Profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan perusahaan. Rasio profitabilitas memperlihatkan pengaruh kombinasi likuiditas, aktivitas dan leverage terhadap hasil operasi. Rasio profitabilitas mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Sedangkan menurut Halim (2003) rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset, dan modal saham tertentu. Profitabilitas perusahaan yang tinggi dapat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya.

Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan (analisis fundamental perusahaan) karena laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang.


(28)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ismiyanti dan Hanafi (2003) pada tingkat profitabilitas rendah perusahaan menggunakan hutang untuk membiayai operasional sebaliknya pada tingkat profitabilitas tinggi perusahaan mengurangi penggunaan hutang. Hal ini disebabkan perusahaan mengalokasikan sebagian besar keuntungan pada laba ditahan sehingga mengandalkan sumber internal dan menggunakan hutang rendah tetapi pada saat menghadapi profitabilitas rendah perusahaan menggunakan hutang tinggi sebagai mekanisme pentransfer kekayaan antara kreditur kepada prinsipal.

Profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Profitabilitas juga menentukan keputusan tentang kebijakan hutang yang akan diambil dalam perusahaan. Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi umumnya menggunakan hutang dalam jumlah yang relatif sedikit karena dengan tingkat pengembalian investasi yang tinggi perusahaan dapat melakukan permodalan dengan laba ditahan saja.

Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi cenderung menggunakan hutang yang relatif kecil karena laba ditahan yang tinggi sudah memadai untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan. Menurut Weston (1997), perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif kecil karena tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian besar pendanaan internal. Dengan penahanan laba yang besar, perusahaan akan dapat menggunakan laba tersebut sebelum memutuskan untuk menggunakan hutang.


(29)

2.1.2Kepemilikan Insider

Kepemilikan insider sama halnya dengan struktur kepemilikan saham yang merupakan manajemen dari perusahaan yang memiliki kemampuan di bidang masing-masing yang bertugas menjalankan perusahaan untuk meningkatkan profit. Struktur kepemilikan insider dapat dijelaskan dari dua pendekatan yaitu, pendekatan keagenan (agency approach) dan pendekatan ketidakseimbangan informasi (asymmetric information approach). Pendekatan keagenan menganggap struktur kepemilikan saham sebagai sebuah instrumen atau alat untuk mengurangi konflik keagenan diantara berbagai pemegang klaim. Pendekatan ketidakseimbangan informasi memandang mekanisme struktur kepemilikan saham sebagai suatu cara untuk mengurangi ketidakseimbangan informasi antara insiders dan outsiders melalui pengungkapan informasi di dalam pasar modal. Strukur kepemilikan insider secara umun terbagi atas kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional.

2.1.2.1 Kepemilikan Manajerial (Managerial Ownership)

Kepemilikan manajerial adalah persentase kepemilikan saham oleh pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (direktur dan komisaris). Dengan adanya kepemilikan manajerial akan mensejajarkan kepentingan antara manajemen dan pemegang saham, sehingga manajer akan merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil dengan benar dan merasakan kerugian apabila keputusan yang diambil salah terutama keputusan mengenai hutang.


(30)

Dengan demikian manajer ikut memiliki perusahaan sehingga manajer tidak mungkin bertindak opportunistik lagi dan akan semakin hati-hati dalam menggunakan utang dan berusaha meminimumkan biaya keagenan sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan. Dengan kata lain kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh negatif dengan kebijakan hutang perusahaan. Wahidahwati (2002) dengan menggunakan perusahaan industri antara tahun 1995-1996 membuktikan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan dan negatif terhadap kebijakan hutang perusahaan. Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Moh. et al (1998) dalam Wahyuning (2007) bahwa kepemilikan saham manajerial yang tinggi akan meningkatkan risiko hutang yang non-diversiviable, sehingga manajer akan semakin hati-hati dalam menggunakan utang. Hal ini menyebabkan rasio utang menurun jika tingkat kepemilikan saham oleh manajerial meningkat. Penelitian lain yang membuktikan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan dan memiliki arah hubungan yang negatif terhadap kebijakan utang adalah penelitian yang dilakukan oleh Mahadwartha (2003) dengan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ dengan periode pengamatan tahun 1990 sampai tahun 2000.

2.1.2.2 Kepemilikan Institusional (Institutional Ownership)

Kepemilikan institutional merupakan persentase kepemilikan saham oleh investor institutional seperti perusahaan investasi, bank, perusahaan asuransi maupun kepemilikan lembaga dan perusahaan lain. Kepemilikan ini mewakili sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung atau sebaliknya terhadap keberadaan manajemen. Jadi dengan adanya kepemilikan institutional


(31)

akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahidahwati (2002) menunjukkan bahwa kehadiran kepemilikan institutional pada industri manufaktur mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan.

2.1.3Kebijakan Hutang

Struktur modal adalah merupakan perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang, saham preferen, dan saham biasa. Menurut Brigham (1999), setiap perusahaan menganalisis sejumlah faktor, dan kemudian menetapkan struktur pendanaan yang ditargetkan. Target ini selalu berubah sesuai dengan perubahan kondisi, tetapi pada setiap saat dibenak manajemen perusahaan terdapat bayangan dari struktur dana yang ditargetkan. Jika tingkat utang yang sesungguhnya berada di bawah target, mungkin perlu dilakukan ekspansi dengan melakukan pinjaman, sementara jika rasio utang sudah melampaui target, barangkali saham perlu dijual.

Adanya selisih antara pendapatan dengan pengeluaran yang lebih besar akan menimbulkan utang. Maka besarnya pendapatan yang dihasilkan harus sesuai dengan pengeluaran-pengeluaran agar terjadi balance. Pendapatan merupakan hasil dari penjualan baik jasa dan barang untuk menambah kas perusahaan, ada beberapa sumber dana lain yang dapat menambah kas perusahaan seperti dana yang diperoleh dari pemiliki perusahaan itu sendiri disebut modal sendiri.


(32)

Ukuran perusahaan merupakan salah satu hal yang dipertimbangkan perusahaan dalam menentukan kebijakan hutangnya. Perusahaan besar memiliki keuntungan lebih dikenal oleh publik dibandingkan dengan perusahaan kecil. Namun untuk penggunaan hutang lebih banyak digunakan oleh perusahaan besar dibandingkan dengan perusahaan kecil. Perusahaan besar dapat mengakses pasar modal, karena kemudahan tersebut maka perusahaan memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk mendapatkan dana menurut Wahidahwati (2002).

Jensen dan Meckling (1999) menyatakan bahwa dengan hutang maka perusahaan akan melakukan pembayaran periodik atas bunga dan pokok pinjaman. Kebijakan utang akan memberikan dampak pada pendisiplinan bagi manajer untuk mengoptimalkan penggunaan dana yang ada. Karena hutang yang cukup besar akan menimbulkan kesulitan keuangan dan atau risiko kebangkrutan. Pembiayaan dengan hutang memiliki tiga implikasi penting (1) memperoleh dana melalui hutang membuat pemegang saham dapat mempertahankan pengendalian atas perusahaan dengan investasi yang terbatas, (2) kreditur melihat ekuitas atau dana yang disetor pemilik untuk memberikan margin pengaman, sehingga jika pemegang saham hanya memberikan sebagian kecil dari total pembiayaan maka resiko perusahaan sebagian besar ada pada kreditur, (3) Jika perusahaan memperoleh pengembalian yang lebih besar atas investasi yang dibiayai dengan dana pinjaman dibanding dengan pembayaran bunga, maka pengembalian atas modal pemilik akan lebih besar. Utang jangka pendek maupun jangka panjang harus dibayar kembali. Semakin panjang periode pembayaran kembali utang dan semakin sedikit cadangan pembayaran kembali,


(33)

semakin mudah bagi suatu perusahaan untuk mendapatkan modal hutang. Namun, utang harus dibayar kembali pada waktu tertentu tanpa memperhatikan kondisi keuangan perusahaan, juga bunga berkala pada sebagian utang perlu dibayar.

Kegagalan membayar pokok utang dan bunga biasanya menyebabkan proses hukum dimana pemegang saham biasanya kehilangan kendali atas perusahaan dan sebagian atau seluruh perusahaan mereka. Semakin besar proporsi utang pada struktur modal suatu perusahaan, semakin tinggi beban tetap dan komitmen pembayaran kembali yang ditimbulkan. Kemungkinan perusahaan tidak mampu membayar bunga dan pokok pinjaman jatuh tempo dan kemungkinan kerugian kreditor juga meningkat. Bagi investor saham biasa, utang mencerminkan resiko kerugian investasi, namun diimbangi dengan potensi keuntungan dari leverage keuangan. Leverage keuangan ( financial leverage) merupakan penggunaan hutang untuk meningkatkan laba. Leverage

meningkatkan baik keberhasilan (laba) maupun kegagalan (rugi) manajerial. Hutang yang terlalu besar menghambat inisiatif dan fleksibilitas manajemen untuk mengejar kesempatan mengejar keuntungan. Kreditor lebih menyukai peningkatan modal ekuitas sebagai pelindung atas kerugian pada saat yang sulit. Menurunkan modal ekuitas sebagai proporsi pendanaan perusahaan akan menurunkan perlindungan kreditor terhadap kerugian dan karenanya meningkatkan resiko kredit. Tugas analisis adalah mengukur tingkat resiko yang berasal dari struktur modal suatu perusahaan. Sisa bagian ini akan melihat


(34)

2.1.4Struktur Aset

Struktur aset yang dikatakan dapat menjadi jaminan yang aman dan fleksibel akan cenderung menggunakan hutang. Besarnya masing-masing dana yang diperlukan tidak bisa sama, sehingga persyaratan yang diajukan pemilik kepada pihak investor pun harus benar-benar meyakinkan agar dapat diberi pinjaman atau hutang.

Sebelum memutuskan sumber dana mana yang akan dipergunakan, pihak manajemen perusahaan melakukan analisis perbandingan biaya serta pengorbanan yang ditanggung perusahaan dengan manfaat yang diperoleh dari masing-masing sumber dana. Perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit akan lebih banyak menggunakan hutang karena investor akan selalu memberikan pinjaman apabila mempunyai jaminan (Brigham dan Houston, 2006). Rasio ini berguna untuk menetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (investor) dengan pemilik perusahaan atau berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan hutang.

Weston dan Copeland (1997:175) menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai aktiva tetap jangka panjang lebih besar, maka perusahaan tersebut akan banyak menggunakan hutang jangka panjang, dengan harapan aktiva tersebut dapat digunakan untuk menutup tagihannya. Sebaliknya, perusahaan yang sebagian besar aktiva yang dimilikinya berupa piutang dan persediaan barang yang nilainya sangat tergantung pada kelanggengan tingkat profitabilitas masing-masing perusahaan, tidak begitu tergantung pada pembiayaan hutang jangka panjang dan lebih tergantung pada pembiayaan jangka pendek.


(35)

Sehari-harinya kita bisa melihat langsung maupun dari media bahwa ada perusahaan yang mengalami peningkatan yang pesat karena profit yang besar dan tak lepas juga ada perusahaan yang gulung tikar (bangkrut). Biasanya perusahaan yang sukses tidak ambil pusing untuk memikirkan menggadaikan asset sebagai jaminan. Mereka akan menyimpan dan menambah lagi asset perusahaan untuk masa depan, apabila terjadi kebangkrutan karena manajemen yang tidak baik, saham turun, fraud dan ancaman yang lain. Perusahaan dapat meminjam kepada pihak investor dengan jaminan asset yang sesuai untuk dijadikan jaminan kredit.

2.2 Review Peneliti Terdahulu 1. Erni Masdupi (2005)

Dalam penelitiannya Masdupi mengangkat judul “Analisis Dampak Struktur Kepemilikan pada Kebijakan Hutang dalam Mengontrol Konflik Keagenan”. Variabel dependen yang diambil adalah kebijakan hutang sedangkan variabel dependennya adalah Insider Ownership, Number of Shareholders, dan

Institutional Holdings dengan variabel kontrol dividend payment, ukuran perusahaan, asset structure, profitabilitas dan pajak. Dalam hasil penelitiannya ditemukan bahwa variabel insider ownership dan institutional investor memiliki hubungan signifikan negatif terhadap kebijakan hutang perusahaan. Hubungan signifikan positif ditemukan pada pengaruh variabel dividend payour ratio, firm size dan asset structure terhadap debt ratio. Sedangkan pada variabel firm profitability ditemukan tanda negatif namun dalam penelitian ini tidak terdapat hubungan signifikan terhadap debt ratio. Hal yang berbeda ditemukan pada dua variabel sisanya yaitu shareholders dispersion dan tax rate yang tidak


(36)

2. Yeniatie dan Nicken Destriana (2010)

Dalam penelitian mereka meneliti mengenai Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang pada Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Maka hasil yang diperoleh adalah kepemilikan manajerial, kebijakan deviden, profitabilitas, dan resiko bisnis berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang sedangkan pertumbuhan perusahaan dan struktur asset berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang.

3. Wahidahwati (2002)

Wahidahwati meneliti tentang pengaruh kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional pada kebijakan hutang perusahaan dengan menggunakan perspektif agency theory. Hasil penelitian menemukan adanya pengaruh signifikan negatif dan signifikan pada variabel managerial ownership, institutional ownership, terhadap kebijakan hutang yang dalam penelitian ini diproksikan dengan debt ratio.

4. Wahyuning Kurniati (2007)

Wahyuning meneliti tentang pengaruh struktur kepemilikan insider

terhadap kebijakan hutang perusahaan (studi pada perusahaan textile/garments di Bursa Efek Jakarta). Hasil penelitian menemukan kepemilikan saham oleh manajemen berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan hutang sedangkan kepemilikan saham oleh institusi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan hutang.


(37)

Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu No Nama Peneliti &

Tahun

Judul Penelitian Variabel Penelitian

Hasil dari Penelitian

1. Erni Masdupi (2005) Analisis Dampak Struktur Kepemilikan pada Kebijakan Hutang dalam Mengontrol Konflik Keagenan

debt ratio (DR),

insiders ownership, shareholders dispersion, institutional investor Kontrol : dividend payout ratio (DPR), firm assets, asset structure, firm profitability, tax rate Insiders ownership dan

institutional investor

menghasilkan hubungan signifikan negatif terhadap debt ratio. Terdapat hubungan signifikan positif antara variabel dividend payout ratio, firm size

dan assets

structure terhadap

debt ratio. Variabel firm profitability

memiliki nilai negatif namun


(38)

tidak signifikan hubungannya terhadap debt ratio.

Shareholders dispersion dan tax rate tidak

berpengaruh terhadap debt ratio.

2. Yeniatie dan Nicken Destriana (2010) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang pada Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) kepemilikan managerial, kebijakan deviden, struktur asset, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan, risiko bisnis. kepemilikan manajerial, kebijakan deviden, profitabilitas, dan resiko bisnis berpengaruh negatif terhadap

kebijakan hutang sedangkan

pertumbuhan

perusahaan dan struktur asset berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang

3. Wahidahwati (2002) Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional terhadap Kebijakan Hutang pada perusahaan industri di Bursa Efek Indonesia. kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang kepemilikan manajerial dan institusional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan hutang perusahaan.


(39)

4. Wahyuning Kurniati (2007)

Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap

Kebijakan Hutang Perusahaan (Studi Pada

PerusahaanTextile / Garments di Bursa Efek Jakarta)

struktur kepemilikan,ke bijakan hutang

kepemilikan saham oleh manajemen

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan hutang, sedangkan kepemilikan saham oleh institusi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

kebijakan hutang perusahaan.

Sumber:www.google.com

Penelitian ini direplikasi dari penelitian Wahidahwati (2002), yang membedakan penelitian ini dengan penelitian wahidahwati terletak pada variabel independennya. Peneliti menambahkan variabel independen yaitu “profitabilitas” dan variabel moderating yaitu “Struktur Aset”. Objek penelitian Wahidahwati pada perusahaan industri sedangkan peneliti meneliti dengan objek perusahaan manufaktur. Persamaan penelitian ini terletak pada variabel dependennya yaitu “kebijakan hutang”.

Dengan demikian peneliti ingin mengetahui hasil yang akan diperoleh untuk dapat dibandingkan dengan peneliti terdahulu.

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 3.1Kerangka Konseptual


(40)

Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka konsep ini gunanya untuk menghubungkan atau menjelaskan secara panjang lebar tentang suatu topik yang akan dibahas.

Profitabilitas yang terdiri dari ROA serta kepemilikan insider yang merupakan variabel bebas akan mempengaruhi kebijakan hutang, dengan Struktur Aset sebagai variabel moderating.

Peneliti dapat menduga bahwa profitabilitas dan kepemilikan insider akan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang baik secara simultan maupun parsial. Untuk lebih jelasnya berikut gambar kerangka konsepual yang akan diteliti.

Gambar 3.1 Kerangka konseptual 3.2 Hipotesis Penelitian

Menurut Sekaran (2000:103), ”Hipotesis adalah hubungan yang diduga secara logis antara 2 variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yang dapat diuji

PROFITABILITAS (X1)

KEPEMILIKAN INSIDER

(X2)

ROA

STRUKTUR ASET

(X3)

KEBIJAKAN HUTANG

(Y)


(41)

secara empiris. Jadi hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah yang akan diuji kebenarannya, melalui analisis data yang relevan dan kebenarannya akan diketahui setelah dilakukan penelitian. Berdasarkan tinjauan teoritis dan kerangka konseptual yang diuraikan sebelumnya, dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Profitabilitas dan Kepemilikan Insider berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap Kebijakan Hutang.

2. Struktur Aset dapat memoderasi pengaruh profitabilitas dan kepemilikan

insider terhadap kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia


(42)

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 3.1Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka konsep ini gunanya untuk menghubungkan atau menjelaskan secara panjang lebar tentang suatu topik yang akan dibahas.

Profitabilitas yang terdiri dari ROA serta kepemilikan insider yang merupakan variabel bebas akan mempengaruhi kebijakan hutang, dengan Struktur Aset sebagai variabel moderating.

Peneliti dapat menduga bahwa profitabilitas dan kepemilikan insider akan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang baik secara simultan maupun parsial. Untuk lebih jelasnya berikut gambar kerangka konsepual yang akan diteliti.

Gambar 3.1 Kerangka konseptual PROFITABILITAS

(X1)

KEPEMILIKAN INSIDER

(X2)

ROA

STRUKTUR ASET

(X3)

KEBIJAKAN HUTANG


(43)

3.2 Hipotesis Penelitian

Menurut Sekaran (2000:103), ”Hipotesis adalah hubungan yang diduga secara logis antara 2 variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yang dapat diuji secara empiris. Jadi hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah yang akan diuji kebenarannya, melalui analisis data yang relevan dan kebenarannya akan diketahui setelah dilakukan penelitian. Berdasarkan tinjauan teoritis dan kerangka konseptual yang diuraikan sebelumnya, dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Profitabilitas dan Kepemilikan Insider berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap Kebijakan Hutang.

2. Struktur Aset dapat memoderasi pengaruh profitabilitas dan kepemilikan

insider terhadap kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia


(44)

BAB IV

METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah eksplanatoris. Penentuan jenis eksplanatoris sesuai pengertian yang dijelaskan oleh Sekaran (2006:162), yaitu penelitian yang dilakukan dengan maksud penjelasan, yang memberikan penjelasan kausal atau hubungan antar variabel melalui pengujian hipotesis.

4.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini menggunakan data sekunder, data yang pengumpulannya dan pengolahannya dilakukan oleh pihak lain yang diperoleh dari ICMD (Indonesian Capital Market Directory) dan website: www.idx.co.id. Penelitian dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008 sampai dengan tahun 2011.

4.3 Populasi dan sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2011.

“Sampel penelitian adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2004:55). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu


(45)

teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan atau kriteria tertentu. Sampel dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut.

1. Perusahaan tidak dalam proses delisting selama tahun 2008 – 2011.

2. Melaporkan Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Laporan Arus Kas dalam periode 2008 – 2011.

3. Laporan keuangan perusahaan sudah di audit selama tahun 2008 – 2011. 4. Perusahaan menghasilkan laba selama tahun 2008 – 2011.

Dapat lihat pada lampiran 8, hasil dari pengambilan sampel sesuai kriteria yang telah ditentukan. Terlihat bahwa jumlah populasi sebanyak 189 perusahaan manufaktur. Berdasarkan kriteria penentuan sampel, maka sampel dalam penelitian ini sebanyak 39 perusahaan manufaktur dari jumlah populasi.

4.4 Metode pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara: a. Jenis Data

Data yang diperlukan untuk mendukung penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber utama (perusahaan) yang disajikan objek penelitian. Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain bukan oleh periset untuk tujuan yang lain (Istijanto, 2008 : 38)

Data tersebut berupa laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang tergolong dalam perusahaan manufaktur selama lima periode yaitu tahun 2008-2011.


(46)

b. Sumber Data

Sumber data yang diperoleh untuk penelitian ini yaitu diperoleh melalui situs homepage Bursa Efek Indonesia (BEI) yait

4.5 Defenisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel

Variabel penelitian dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Profitabilitas (X1) dan Kepemilikan Insider (X2) dan variabel terikatnya adalah Kebijakan Hutang (Y) serta variabel moderating yaitu Struktur Aset (X3).

1. Kebijakan Hutang (Y)

Kebijakan hutang perusahaan merupakan tindakan manajemen perusahaan yang akan mendanai operasional perusahaan dengan menggunakan modal yang berasal dari hutang. Pengukuran variabel ini adalah kebijakan hutang sama dengan total hutang dibagi dengan total asset.

2. Profitabilitas (X1) (ROA)

Kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba. Pengukuran variabel ini adalah ROA sama dengan laba sebelum pajak dibagi dengan rata-rata asset dan dikali 100%.

3. Kepemilikan Insider (X2)

Kepemilikan insider merupakan manajemen dari perusahaan yag memiliki kemampuan di bidang masing-masing yang bertugas menjalankan perusahaan untuk meningkatkan profit. Pengukuran variabel ini adalah


(47)

kepemilikan insider sama dengan jumlah saham kepemilikan insider dibagi dengan jumlah saham yang beredar.

4. Struktur Aset (X3)

Struktur Aset dapat dijadikan jaminan yang lebih aman dan fleksibel apabila perusahaan yang akan cenderung menggunakan hutang kepada investor. Pengukuran variabel ini adalah asset sama dengan aktiva tetap dibagi dengan total aktiva.

Definisi Operasional dan pengukuran variabel penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut :


(48)

Tabel 4.2

Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel No Variabel

Penelitian

Definisi Operasional

Parameter Skala

Penelitian

1 Kebijakan Hutang (Y)

Kebijakan hutang perusahaan merupakan tindakan manajemen perusahaan yang akan mendanai operasional perusahaan dengan menggunakan modal yang berasal dari hutang

���= �����������

���������

Rasio

2 Profitabilitas (X1)

ROA

Profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan perusahaan Kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba ���=����������������

��������� �100%

Rasio

3 Kepemilikan Insider

(X2

Kepemilikan insider

sama dengan struktur kepemilikan saham yang merupakan manajemen dari perusahaan yang memiliki kemampuan di bidang masing-masing yang bertugas menjalankan perusahaan untuk meningkatkan profit ) Jumlah saham kepemilikan insider Kep.insider =

Jumlah saham yang Beredar

Rasio

4 Struktur Aset (X3

Dapat dijadikan jaminan yang lebih aman dan fleksibel apabila suatu perusahaan yang akan cenderung menggunakan hutang kepeda investor. ) Aset Tetap AST= Total aset Rasio


(49)

4.6 Metode analisis data

Pada penelitian ini teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda Moderated Regression Analysis dengan uji residual untuk mengetahui gambaran mengenai pengaruh profitabilitas dan kepemilikan insider terhadap kebijakan hutang dengan Struktur Aset sebagai variabel moderating. Sharma dalam Erlina (2011) mengemukakan Model Regresi Berganda dan Analisis Regresi Moderat dengan uji residual yang harus digunakan adalah sebagai berikut:

Y = α + β1X1+ β2X2 + e

X3 = α + β1X1 + β2X2 + e………….. (1) │e│= α + β3Y ………(2)

Dimana :

Y : Kebijakan Hutang α : Konstanta

β1, β2, β3, β4 : Koefisien regresi X1 : Profitabilitas

X2 : Kepemilikan Insider

X3 : Struktur Aset e : error of term

Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis berdasarkan uji statistik sebagai berikut:


(50)

Dalam kaidah ekonometrika, apabila menggunakan regresi linear berganda perlu melakukan pengujian terlebih dahulu terhadap kemungkinan pelanggaran asumsi klasik, yaitu uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskesdastisitas dan uji autokorelasi. Uji asumsi klasik dimaksudkan untuk memastikan bahwa model regresi linear berganda dapat digunakan atau tidak.

4.6.1 Uji Asumsi Klasik

Salah satu syarat untuk pengujian hipotesis dengan menggunakan metode regresi berganda adalah uji asumsi klasik. Jika asumsi-asumsi tersebut tidak semua terpenuhi, maka hasilnya akan bias. Uji ini meliputi: uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.

1. Uji Normalitas Data

Uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Apabila data tidak terdistribusi normal maka data harus ditransformasi ke dalam bentuk logaritma natural (LN).

Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak menurut Ghozali (2005 : 110), yaitu :

1) Analisis grafik

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan


(51)

distribusi yang mendekati distribusi normal. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan plotnya data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

2) Analisis statistik

Uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan nilai Z-skewness. Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis statistik untuk mendeteksi residual berdistribusi normal atau tidak.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model persamaan struktural menurut Erlina (2011 : 103) dapat dilihat dari nilai VIF dan korelasi di antara variabel independen. VIF adalah suatu estimasi berapa besar multikolinearitas meningkatkan varian pada suatu koefisien estimasi sebuah variabel independen. VIF yang tinggi menunjukkan bahwa multikolinearitas telah


(52)

semakin tinggi nilai VIF suatu variabel tertentu, maka akan semakin tinggi varian koefisien estimasi pada variabel tersebut. Dengan demikian, semakin tinggi VIF, semakin berat dampak dari multikolinearitas. Pada umumnya jika nilai VIF lebih besar dari 10, maka terjadi multikolinearitas yang cukup berat di antara variabel independen.

Di samping itu, cara lain yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya gejala multikolinearitas suatu model adalah dengan melihat koefisien korelasi sederhana antar variabel-variabel independen. Apabila r adalah tinggi nilai absolutnya, maka ada dua variabel independen tertentu berkorelasi dan masalah multikolinearitas ada dalam persamaan tersebut. Koefisien korelasi yang tinggi ini menunjukkan terjadi gejala multikolinearitas yang berat. Korelasi antara dua variabel independen dikatakan memiliki hubungan yang tinggi, beberapa peneliti secara arbiter menentukan 0,80.

3. Uji Autokorelasi

Autokorelasi dapat terjadi pada setiap penelitian dimana urutan pada pengamatan-pengamatan memiliki arti. Oleh sebab itu, autokorelasi sering juga disebut dengan korelasi serial, umumnya terjadi pada data runtut waktu. Pada dasarnya autokorelasi merupakan gejala dimana error term pada suatu periode waktu secara sistematik tergantung kepada error term pada periode-periode yang lain. Menurut Ghozali (2005) untuk mendeteksi adanya autokorelasi bisa digunakan tes Durbin Watson (D-W). Panduan mengenai angka D-W untuk mendeteksi autokorelasi bisa dilihat pada tabel D-W, yang bisa dilihat pada buku statistik yang relevan. Namun demikian secara umum bisa diambil patokan:


(53)

1) Angka D-W di bawah 0 sampai 1,5 berarti ada autokorelasi positif. 2) Angka D-W di antara 1,5 sampai 2,5 berarti tidak ada autokorelasi. 3) Angka D-W diatas 2,5 berarti ada autokorelasi negatif

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya.

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Salah satu yang penting dari model regresi linear adalah varian residual bersifat homoskedastisitas atau bersifat konstan. Umumnya heteroskedastisitas sering terjadi pada model yang menggunakan data silang waktu (cross section) daripada data runtut waktu (time series). Hal ini bukan berarti model yang menggunakan data runtut waktu bebas dari heteroskedastisitas. Menurut Ghozali (2005: 111) uji heterokedasitas bertujuan untuk melihat apakah didalam model persamaan struktural terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.


(54)

4.6.2 Koefisien Determinasi

Untuk melihat proporsi variasi keseluruhan dalam nilai variabel dependen yang dapat diterangkan atau diakibatkan oleh hubungan linier dengan nilai variabel dependen.

4.6.3 Pengujian Hipotesis a. Uji t

Uji t (parsial) adalah untuk melihat pengaruh variabel-variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikatnya. Hasil dari uji ini dapat dilihat pada tampilan coefficient di SPSS secara bersamaan dengan prosedur sebagai berikut : 1. Menentukan rumusan hipotesis statistik :

H0: b1 = b2

H

= 0 (profitabilitas dan kepemilikan insider tidak berpengaruh secara parsial terhadap kebijakan hutang).

1: b1 ≠ 0, b2

2. Sedangkan kriteria penerimaanya adalah :

≠ 0 (profitabilitas dan kepemilikan insider berpengaruh secara parsial terhadap kebijakan hutang).

thitung > ttabel, maka H1 t

diterima

hitung ≤ ttabel, maka H1 ditolak b. Uji F

Uji F (uji simultan) adalah untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya secara serempak (simultan). Hasil dari uji ini dapat dilihat pada tampilan anova di SPSS dengan prosedur sebagai berikut :


(55)

1. Menentukan rumusan hipotesis statistik:

H0: b1 = b2

H

= 0 (profitabilitas dan kepemilikan insider tidak berpengaruh secara simultan terhadap kebijakan hutang).

1: b1 ≠ 0, b2

2. Menentukan kriteria penerimaan dan penolakanya adalah :

≠ 0 ((profitabilitas dan kepemilikan insider berpengaruh secara simultan terhadap kebijakan hutang).

Fhitung > ttabel, maka H1

F

diterima


(56)

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.1 Deskriptif Data

5.1.1 Deskripsi Sampel Penelitian

Perusahaan manufaktur yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2008 – 2011 berjumlah 189 perusahaan. Namun ada beberapa perusahaan yang telah memenuhi kriteria untuk menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 156 perusahaan. Beberapa perusahaan lain yang tidak termasuk sampel dapat dikarenakan perusahaan mengalami kerugian yang tidak mampu bersaing dengan perusahaan lain dalam pasar modal.

5.1.2 Deskripsi Statistik Data Penelitian

Berdasarkan hasil pengolahan SPSS yang disajikan, maka diperoleh deskripsi data penelitian sebagai berikut :

Tabel 5.1

Deskriptif Data Penelitian

N Minimum Maximum Mean

Std Deviation

ROA KEP.INSD DER AST

156 .01 79.37 1.2637 7.90328

156 156

.01 .07

806.64 26.53

6.1272 .6260

64.58499 2.12210


(57)

Valid N (listwise) 156

5.1.2.1 Perkembangan Profitabilitas ROA

Dapat kita perhatikan tabel 5.1 di atas selama tahun 2008 – 2011 dengan jumlah sampel 156. Variabel independen yaitu ROA memiliki nilai minimum sebesar 0,01 dan nilai maksimum sebesar 79,37 dan nilai rata-ratanya sebesar 1,2637 dan nilai standard deviasi sebesar 7,90328. Ada perusahaan yang mengalami tingkat terendah dan tertinggi. Pada tahun 2008 perusahaan INDR yang mencapai tingkat terendah, berarti perusahaan INDR kurang memanfaatkan asset yang ada untuk memperoleh laba. Sedangkan diperhatikan pada tahun 2008, ada perusahaan yang mengalami tingkat tertinggi yaitu perusahaan BATA, perusahaan ini lebih maksimal memanfaatkan asset sehingga memperoleh laba lebih tinggi dari perusahaan yang lain.

5.1.2.2 Perkembangan Kepemilikan Insider

Kepemilikan insider memiliki tingkat minimum sebesar 0,01 dan tingkat maksimum sebesar 806,64 dan nilai rata-ratanya sebesar 6,1272 dan nilai standard deviasi sebesar 64,58499. Ada perusahaan yang mengalami tingkat terendah dan tertinggi. Pada tahun 2009 perusahaan SQBI yang mencapai tingkat


(58)

kurang kompeten dibidangnya masing-masing maka menjalankan tugas di perusahaan tidak maksimal, sehingga mengakibatkan menurunnya profit atau laba. Sedangkan pada tahun 2011 perusahaan INAF lebih besar dalam peningkatan profit, hal ini dikarenakan pihak manajemen perusahaan INAF professional dalam menjalankan tugas.

5.1.2.3 Perkembangan Struktur Aset

Struktur Aset memiliki tingkat minimum sebesar 0,00 dan tingkat maksimum sebesar 0,80 dan nilai rata-ratanya sebesar 0,4110 dan nilai standard deviasi sebesar 0,16942. Ada perusahaan yang mengalami tingkat terendah dan tertinggi. Pada tahun 2011 perusahaan IGAR yang mencapai tingkat terendah, berarti perusahaan IGAR maksimal dalam menjalankan pekerjaan dan memiliki manajeman yang baik sehingga tidak perlu membutuhkan keputusan tentang komposisi pendanaan yang akan dipergunakan perusahaan. Perusahaan memperoleh laba untuk mendanai operasional perusahaan tersebut. Sedangkan pada tahun 2009 perusahaan SMCB kurang maksimal dalam menjalankan kegiatan perusahaan sehingga membutuhkan dana lebih tinggi untuk membiayai pendanaan yang akan dipergunakan perusahaan.

5.1.2.4 Perkembangan Kebijakan hutang

Kebijakan hutang memiliki tingkat minimum sebesar 0,07 dan tingkat maksimum sebesar 26,53 dan nilai rata-ratanya sebesar 0,6260 dan nilai standard deviasi sebesar 2,12210. Ada perusahaan yang mengalami tingkat terendah dan tertinggi. Pada tahun 2009 perusahaan BTON yang mencapai tingkat terendah, berarti perusahaan BTON dengan maksimal bekerja memanfaatkan asset yang


(59)

ada untuk memperoleh laba. Sehingga manajemen perusahaan hanya sedikit untuk mendanai operasional perusahaan. Sedangkan pada tahun 2008 perusahaan PBRX lebih besar memiliki hutang, karena kurang maksimalnya kegiatan yang dilakukan dalam memanfaatkan asset sehingga perusahaan akan mendanai operasional perusahaan dengan modal yang berasal dari hutang.

5.2 Uji Asumsi Klasik Pengaruh Profitabilitas dan Kepemilikan Insider Terhadap Kebijakan Hutang Sebelum Transformasi

5.2.1 Uji Normalitas Sebelum Transformasi

Perusahaan manufaktur yang telah terpilih menjadi sampel selanjutnya akan diolah melalui SPSS. Dengan demikian akan diketahui apakah sampel dari 156 perusahaan tersebut terdistribusi normal atau tidak. Data yang sebelum ditransformasi ke logaritma natural dapat di lihat pada lampiran 8. Selanjutnya apabila data tersebut tidak terdistribusi normal maka data tersebut harus di LN (logaritma natural). Dikatakan tidak normal karena nilai signifikannya dibawah 0,05.

Sebelum uji hipotesis dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap gejala penyimpangan klasik (pengujian terhadap hasil regresi tanpa melibatkan variabel moderating). Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan observasi yang mendekati distribusi normal seperti terlihat pada Gambar 5.1. di bawah ini:


(60)

Gambar 5.1 Grafik Histogram P-Plot Sebelum Transformasi

Melihat gambar grafik di atas bisa saja kurang mengerti karena kurang jelas. Maka selanjutnya dapat diperhatikan gambar dibawah ini, distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Untuk menguji data penelitian ini berdistribusi normal atau tidak dapat dilihat melalui analisis grafik seperti pada gambar 5.2. di bawah ini:


(61)

.

Gambar 5.2 Normal P-Plot Sebelum Transformasi

Dengan melihat tampilan grafik histogram maupun grafik normal plot dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi tidak normal dan grafik normal plot terlihat titik-titik tidak menyebar dan tidak mengikuti di sekitar garis diagonal. Grafik ini menunjukkan bahwa model regresi belum memenuhi asumsi normalitas.

Untuk lebih mengetahui apakah data tersebut normal atau tidak, kita dapat menggunakan uji statistik kolmogorov - Smirnov (K-S), Santoso (2002) memberikan keputusan tentang data yang terdistribusi normal seperti:

1. Nilai signifikansi atau probabilitas < 0,05 maka data terdistribusi secara tidak normal


(62)

Hasil uji normalitas dengan menggunakan tes kolmogorov - Smirnov (K-S) adalah sebagai berikut:

Tabel 5.2 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 156

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 2.12179949

Most Extreme Differences Absolute .416

Positive .416

Negative -.396

Kolmogorov-Smirnov Z 5.191

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Hasil Penelitian 2012 (data diolah)

Dari hasil data yang sudah diolah seperti gambar di atas terlihat bahwa data tidak terdistribusi secara normal karena nilai signifikansi < 0,05.

5.2.2 Uji Heteroskedastisitas Sebelum Transformasi

Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu (bergelombang, melebar lalu menyempit) pada grafik

Scatterplot antara prediksi nilai variabel terikat (ZPRED denga residualnya SRESID). Berdasarkan Gambar 5.3, terlihat bahwa titik-titik tidak menyebar secara acak baik di atas maupun di bawah garis 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk suatu pola tertentu sehingga dapat disimpulkan terdapat masalah heteroskedastisitas.


(63)

Gambar 5.3. Scatterplot Heteroskedastisitas Sebelum Transformasi 5.2.3 Uji Multikolinearitas Sebelum Transformasi

Uji Multikolonieritas dilakukan dengan melihat nilai Collinearity statistic

dan nilai koefisien korelasi di antara variabel bebas. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Pengujian multikolineritas dilakukan untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan ada tidaknya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi multikolineritas. Berikut ini merupakan tabel dari data yang terdistribusi secara normal dan belum ditransformasi ke dalam bentuk Logaritma Natural (LN).


(64)

Tabel 5.3 Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant

)

.633 .174 3.637 .000

ROA -.004 .022 -.015 -.187 .852 1.000 1.000

KEP.IND S

.000 .003 -.008 -.095 .925 1.000 1.000

a. Dependent Variable: DER

Uji Multikolonieritas dilakukan dengan melihat nilai Collinearity statistic

dan nilai koefisien korelasi di antara variabel bebas. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Multikolinieritas terjadi apabila nilai tolerance < 0,10 dan Variance Inflation Factor (VIF) > 10. Berdasarkan tabel 5.3 terlihat nilai VIF variabel independen yang terdiri dari ROA dan variabel Kepemilikan insider lebih kecil dari 10 sedangkan nilai tolerance lebih besar dari 0,10. Hal ini menunjukkan bahwa indikakator varibel informasi akuntansi dalam penelitian ini tidak saling berkorelasi.

5.2.4 Uji Autokorelasi Sebelum Transformasi

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka


(65)

dinamakan ada masalah autokorelasi (Ghozali, 2005). Adapun kriteria pengujiannya adalah :

a. Jika nilai D-W dibawah 0 samapai 1,5 berarti ada autokorelasi positif.

b. Jika nilai D-W diantara 1,5 samapi 2,5 berarti tidak ada autokorelasi.

c. Jika nilai D-W diatas 2,5 sampai 4 berarti ada autokorelasi negatif.

Tabel 5.4

Uji Autokorelasi Sebelum Transformasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .017a .000 -.013 2.13562 2.022

a. Predictors: (Constant), KEP.INSD, ROA a. Dependent Variable: DER

Dari tabel 5.4 di atas nilai Durbin Watson sebesar 2,022, maka tidak terjadi autokorelasi yang terjadi dalam model regresi ini.

5.3 Uji Asumsi Klasik Pengaruh Profitabilitas dan Kepemilikan Insider Terhadap Kebijakan Hutang Setelah Transformasi

Setelah ditemukan masalah pada asumsi klasik sebelumnya, peneliti melakukan transformasi pada beberapa data yang tidak normal dengan menjadikan data dalam bentuk logaritma natural (LN) sehingga dapat menyelesaikan masalah data yang tidak normal. Data setelah ditransformasi ke


(66)

dalam logaritma natural dapat dilihat pada lampiran 10. Hasil transformasi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

5.3.1 Uji Normalitas Setelah Transformasi

Setelah dilakukan transformasi, dan data dalam peneltian ini berdistribusi secara normal yang dapat dilihat melalui analisis grafik seperti pada gambar. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan observasi yang mendekati distribusi normal seperti terlihat pada Gambar 5.4 di bawah ini.

Gambar 5.4. Grafik Histogram P-Plot SetelahTransformasi

Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Untuk menguji data penelitian ini berdistribusi normal atau tidak dapat dilihat melalui analisis grafik seperti pada gambar 5.5.


(67)

Gambar 5.5 Normal P-Plot Setelah Transformasi

Dengan melihat tampilan grafik histogram maupun grafik normal plot dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi normal setelah di LN (logaritma natural).

Untuk lebih mengetahui apakah data tersebut normal atau tidak, kita dapat menggunakan uji statistik Kolmogorov - Smirnov (K-S), Santoso (2002) memberikan keputusan tentang data yang terdistribusi normal seperti:

1. Nilai signifikansi atau probabilitas < 0,05 maka data terdistribusi secara tidak normal

2. Nilai signifikansi atau probabilitas > 0,05 maka data terdistribusi secara normal.


(68)

Hasil uji normalitas dengan menggunakan tes Kolmogorov - Smirnov (K-S) adalah sebagai berikut:

Tabel 5.5 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 156

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .70751315

Most Extreme Differences Absolute .106

Positive .106

Negative -.057

Kolmogorov-Smirnov Z 1.323

Asymp. Sig. (2-tailed) .060

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Dari hasil data yang sudah diolah seperti Tabel 5.5 di atas terlihat bahwa data terdistribusi secara normal karena nilai signifikansi > 0,05.

5.3.2 Uji Heteroskedastisitas Setelah Transformasi

Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu (bergelombang, melebar lalu menyempit) pada grafik

Scatterplot antara prediksi nilai variabel terikat (ZPRED dengan residualnya SRESID). Berdasarkan Gambar 5.6, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak baik di atas maupun di bawah garis 0 pada sumbu Y dan membentuk suatu pola tertentu sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.


(69)

Gambar 5.6. Scatterplot Heteroskedastisitas Setelah Transformasi

5.3.3 Uji Multikolinearitas Setelah Transformasi

Setelah diadakan transformasi, diperoleh nilai korelasi yang lebih besar dari 0,10 dan Variance Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari 10. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen dalam penelitian ini tidak saling berkolerasi atau tidak ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Multikolinieritas terjadi apabila nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 10. Hasil pengujian terlihat pada Tabel 5.6 berikut.


(70)

Tabel 5.6

Uji Multikolinieritas Setelah Transformasi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -1.239 .118 -10.482 .000

LN_ROA -.097 .039 -.194 -2.452 .015 .995 1.005

LN_KEP.INSD -.078 .060 -.103 -1.298 .196 .995 1.005

a. Dependent Variable: LN_DER

Uji Multikolonieritas dilakukan dengan melihat nilai Collinearity statistic

dan nilai koefisien korelasi di antara variabel bebas. Berdasarkan tabel 5.6 terlihat nilai VIF variabel independen yang terdiri dari ROA dan variabel Kepemilikan insider lebih kecil dari 10 sedangkan nilai tolerance lebih besar dari 0,10. Hal ini menunjukkan bahwa indikakator varibel informasi akuntansi dalam penelitian ini tidak saling berkorelasi.

5.2.4 Uji Autokorelasi Setelah Transformasi

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Hasil transformasi terhadap penelitian menghasilkan nilai baru yang tertera pada Tabel 5.7 untuk Durbin Watson sebesar 2,175 yang berada di antara 1,5 samapai dengan 2,5 sehingga menunjukkan tidak terjadi autokorelasi.


(71)

Tabel 5.7

Uji Autokorelasi Setelah Transformasi Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .213a .046 .033 .71212 2.175

a. Predictors: (Constant), LN_KEP.INSD, LN_ROA b. Dependent Variable: LN_DER

5.4 Koefisien Determinasi

Nilai R square (R2) atau nilai koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Nilai R2 adalah diantara nol dan satu. Nilai R2yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel dependen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Tabel 5.8 Hasil Adjusted R Model Summary

2

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .213a .046 .033 .71212

Predictors: (Constant), LN_KEP.INSD, LN_ROA

Nilai adjusted R2 sebesar 0,033 mempunyai arti bahwa hal ini berarti variabel dependen mampu dijelaskan oleh variabel independen sebesar 3,3%.


(72)

Dengan kata lain 3,3% perubahan dalam Kebijakan Hutang mampu dijelaskan variabel ROA dan Kepemilikan Insider dan sisanya (100%-3,3%= 96,7%) dijelaskan oleh sebab yang lain diluar model penelitian ini.

5.5 Pengujian Hipotesis

Setelah diperoleh kesimpulan bahwa tidak terdapat pelanggaran pengujian asumsi klasik dan model sudah dapat digunakan untuk melakukan analisa regresi berganda, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis.

,,

5.5.1 Pengujian Hipotesis Persamaan I

Hipotesis pertama yang akan diuji adalah Profitabilitas dan Kepemilikan

Insider berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap Kebijakan Hutang. Untuk melihat pengaruh secara parsial yaitu dengan menggunakan uji statistik t. sedangkan secara simultan yaitu dengan menggunakan uji statistik F.

a. Uji t

Pengujian Koefisien Regresi Parsial dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 17.0 diperoleh hasil statistik analisis regresi pengaruh variabel Profitabilitas dan kepemilikan insider terhadap kebijakan hutang yang dapat dilihat pada Tabel 5.9 berikut:


(1)

Lampiran 11

HASIL PENGOLAHAN DATA SPSS SETELAH DI

TRANSFORMASI

Deskriptif Statistik Data Penelitian:

N

Minimum

Maximum

Mean

Std

Deviation

Valid N (listwise)

156

.01

79.37

1.2637

7.90328

156

156

.01

.07

806.64

26.53

6.1272

.6260

64.58499

2.12210

156

.00

.80

.4110

.16942

156

Hasil uji normalitas data dengan menggunakan tes

kolmogorov-Smirnov (K-S) setelah data ditransformasi ke dalam bentuk LN:

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 156

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .70751315

Most Extreme Differences Absolute .106

Positive .106

Negative -.057

Kolmogorov-Smirnov Z 1.323

Asymp. Sig. (2-tailed) .060

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(2)

Grafik histogram setelah data ditransformasi ke dalam bentuk LN:


(3)

Gambar Scatterplot heterokedastisitas setelah data ditransformasi ke

dalam bentuk LN:

Tabel Uji Multikolinieritas setelah data ditransformasi ke dalam

bentuk LN:

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -1.239 .118 -10.482 .000

LN_ROA -.097 .039 -.194 -2.452 .015 .995 1.005

LN_KEP.INSD -.078 .060 -.103 -1.298 .196 .995 1.005


(4)

Tabel Uji Autokorelasi setelah data ditransformasi ke dalam bentuk

LN:

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .213a .046 .033 .71212 2.175

a. Predictors: (Constant), LN_KEP.INSD, LN_ROA d. Dependent Variable: LN_DER

Tabel hasil analisis Koefisien Determinasi:

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .213a .046 .033 .71212

Predictors: (Constant), LN_KEP.INSD, LN_ROA,

Tabel hasil analisis regresi Profitabilitas dan Kepemilikan Insider

secara parsial:

Coefficients

a Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -1.239 .118 -10.482 .000

LN_ROA -.097 .039 -.194 -2.452 .015

LN_KEP.INSD -.078 .060 -.103 1.298 .196

a. Dependent Variable: LN_DER


(5)

Tabel hasil analisis regresi profitabilitas dan kepemilikan insider secara

simultan:

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 3.700 2 1.850 3.648 .028a

Residual 77.589 153 .507

Total 81.289 155

a. Predictors: (Constant), LN_KEP.INSD, LN_ROA b. Dependent Variable: LN_DER

Tabel hasil analisis regresi variabel moderating:

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -.883 .113 -7.803 .000

LN_ROA -.016 .029 -.044 -.543 .588

LN_KEP.INSD .021 .044 .038 .471 .639

LN_DER .153 .059 .209 2.585 .011

a. Dependent Variable: LN_AST

Tabel hasil uji residual variabel moderating:

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized


(6)

B Std. Error Beta

1 (Constant) -.143 .005 -27.240 .000

LN_DER -.149 .004 -.939 -34.025 .000


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Deviden, Profitabilitas, dan Struktur Aset Terhadap Kebijakan Hutang (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015)

0 9 95

PENGARUH PROFITABILITAS,KEBIJAKAN HUTANG DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Hutang Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2

0 3 19

PENGARUH PROFITABILITAS,KEBIJAKAN HUTANG DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Hutang Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2

0 2 15

ANALISIS VARIABEL STRUKTUR ASET, UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 13 140

PENGARUH PROFITABILITAS DAN KEPEMILIKAN INSIDER TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG DENGAN STRUKTUR ASET SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS

0 0 16

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, FREE CASH FLOW, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN STRUKTUR ASET TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 20

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, FREE CASH FLOW, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN STRUKTUR ASET TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

ANALISIS VARIABEL STRUKTUR ASET, UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 19

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

1 2 14

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - PENGARUH PROFITABILITAS DAN KEPEMILIKAN INSIDER TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEBIJAKAN HUTANG DAN KEBIJAKAN DEVIDEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENINGPADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA - Unissula Reposi

0 0 9