semakin tinggi nilai VIF suatu variabel tertentu, maka akan semakin tinggi varian koefisien estimasi pada variabel tersebut. Dengan demikian, semakin tinggi VIF,
semakin berat dampak dari multikolinearitas. Pada umumnya jika nilai VIF lebih besar dari 10, maka terjadi multikolinearitas yang cukup berat di antara variabel
independen. Di samping itu, cara lain yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya
gejala multikolinearitas suatu model adalah dengan melihat koefisien korelasi sederhana antar variabel-variabel independen. Apabila r adalah tinggi nilai
absolutnya, maka ada dua variabel independen tertentu berkorelasi dan masalah multikolinearitas ada dalam persamaan tersebut. Koefisien korelasi yang tinggi
ini menunjukkan terjadi gejala multikolinearitas yang berat. Korelasi antara dua variabel independen dikatakan memiliki hubungan yang tinggi, beberapa peneliti
secara arbiter menentukan 0,80.
3. Uji Autokorelasi
Autokorelasi dapat terjadi pada setiap penelitian dimana urutan pada pengamatan-pengamatan memiliki arti. Oleh sebab itu, autokorelasi sering juga
disebut dengan korelasi serial, umumnya terjadi pada data runtut waktu. Pada dasarnya autokorelasi merupakan gejala dimana error term pada suatu periode
waktu secara sistematik tergantung kepada error term pada periode-periode yang lain. Menurut Ghozali 2005 untuk mendeteksi adanya autokorelasi bisa
digunakan tes Durbin Watson D-W. Panduan mengenai angka D-W untuk mendeteksi autokorelasi bisa dilihat pada tabel D-W, yang bisa dilihat pada buku
statistik yang relevan. Namun demikian secara umum bisa diambil patokan:
Universitas Sumatera Utara
1 Angka D-W di bawah 0 sampai 1,5 berarti ada autokorelasi positif. 2 Angka D-W di antara 1,5 sampai 2,5 berarti tidak ada autokorelasi.
3 Angka D-W diatas 2,5 berarti ada autokorelasi negatif Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear
ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
tahun yang berkaitan satu dengan lainnya.
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Salah
satu yang penting dari model regresi linear adalah varian residual bersifat homoskedastisitas atau bersifat konstan. Umumnya heteroskedastisitas sering
terjadi pada model yang menggunakan data silang waktu cross section daripada data runtut waktu time series. Hal ini bukan berarti model yang menggunakan
data runtut waktu bebas dari heteroskedastisitas. Menurut Ghozali 2005: 111 uji heterokedasitas bertujuan untuk melihat apakah didalam model persamaan
struktural terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Universitas Sumatera Utara
4.6.2 Koefisien Determinasi
Untuk melihat proporsi variasi keseluruhan dalam nilai variabel dependen yang dapat diterangkan atau diakibatkan oleh hubungan linier dengan nilai
variabel dependen.
4.6.3 Pengujian Hipotesis
a. Uji t
Uji t parsial adalah untuk melihat pengaruh variabel-variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikatnya. Hasil dari uji ini dapat dilihat pada
tampilan coefficient di SPSS secara bersamaan dengan prosedur sebagai berikut : 1. Menentukan rumusan hipotesis statistik :
H : b
1
= b
2
H = 0 profitabilitas dan kepemilikan insider tidak berpengaruh
secara parsial terhadap kebijakan hutang.
1
: b
1
≠ 0, b
2
2. Sedangkan kriteria penerimaanya adalah : ≠ 0 profitabilitas dan kepemilikan insider berpengaruh secara
parsial terhadap kebijakan hutang.
t
hitung
t
tabel
, maka H
1
t diterima
hitung
≤ t
tabel
, maka H
1
ditolak
b. Uji F
Uji F uji simultan adalah untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya secara serempak simultan. Hasil dari uji ini dapat
dilihat pada tampilan anova di SPSS dengan prosedur sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Menentukan rumusan hipotesis statistik: H
: b
1
= b
2
H = 0 profitabilitas dan kepemilikan insider tidak berpengaruh
secara simultan terhadap kebijakan hutang.
1
: b
1
≠ 0, b
2
2. Menentukan kriteria penerimaan dan penolakanya adalah : ≠ 0 profitabilitas dan kepemilikan insider berpengaruh secara
simultan terhadap kebijakan hutang.
F
hitung
t
tabel
, maka H
1
F diterima
hitung
≤ t
tabel
, maka H
1
ditolak
Universitas Sumatera Utara
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5.1 Deskriptif Data 5.1.1 Deskripsi Sampel Penelitian
Perusahaan manufaktur yang ada di Bursa Efek Indonesia BEI selama tahun 2008 – 2011 berjumlah 189 perusahaan. Namun ada beberapa perusahaan
yang telah memenuhi kriteria untuk menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 156 perusahaan. Beberapa perusahaan lain yang tidak termasuk sampel
dapat dikarenakan perusahaan mengalami kerugian yang tidak mampu bersaing dengan perusahaan lain dalam pasar modal.
5.1.2 Deskripsi Statistik Data Penelitian
Berdasarkan hasil pengolahan SPSS yang disajikan, maka diperoleh deskripsi data penelitian sebagai berikut :
Tabel 5.1 Deskriptif Data Penelitian
N Minimum
Maximum Mean
Std Deviation
ROA KEP.INSD
DER AST
156 .01
79.37 1.2637
7.90328 156
156 .01
.07 806.64
26.53 6.1272
.6260 64.58499
2.12210 156
.00 .80
.4110 .16942
Universitas Sumatera Utara
Valid N listwise 156
5.1.2.1 Perkembangan Profitabilitas ROA
Dapat kita perhatikan tabel 5.1 di atas selama tahun 2008 – 2011 dengan jumlah sampel 156. Variabel independen yaitu ROA memiliki nilai minimum
sebesar 0,01 dan nilai maksimum sebesar 79,37 dan nilai rata-ratanya sebesar 1,2637 dan nilai standard deviasi sebesar 7,90328. Ada perusahaan yang
mengalami tingkat terendah dan tertinggi. Pada tahun 2008 perusahaan INDR yang mencapai tingkat terendah, berarti perusahaan INDR kurang memanfaatkan
asset yang ada untuk memperoleh laba. Sedangkan diperhatikan pada tahun 2008, ada perusahaan yang mengalami tingkat tertinggi yaitu perusahaan BATA,
perusahaan ini lebih maksimal memanfaatkan asset sehingga memperoleh laba lebih tinggi dari perusahaan yang lain.
5.1.2.2 Perkembangan Kepemilikan Insider
Kepemilikan insider memiliki tingkat minimum sebesar 0,01 dan tingkat maksimum sebesar 806,64 dan nilai
rata
-ratanya sebesar 6,1272 dan nilai standard deviasi sebesar 64,58499. Ada perusahaan yang mengalami tingkat
terendah dan tertinggi. Pada tahun 2009 perusahaan SQBI yang mencapai tingkat terendah, berarti pihak manajeman perusahaan SQBI memiliki pekerja yang
35
Universitas Sumatera Utara
kurang kompeten dibidangnya masing-masing maka menjalankan tugas di perusahaan tidak maksimal, sehingga mengakibatkan menurunnya profit atau
laba. Sedangkan pada tahun 2011 perusahaan INAF lebih besar dalam peningkatan profit, hal ini dikarenakan pihak manajemen perusahaan INAF
professional dalam menjalankan tugas.
5.1.2.3 Perkembangan Struktur Aset
Struktur Aset memiliki tingkat minimum sebesar 0,00 dan tingkat maksimum sebesar 0,80 dan nilai rata-ratanya sebesar 0,4110 dan nilai standard
deviasi sebesar 0,16942. Ada perusahaan yang mengalami tingkat terendah dan tertinggi. Pada tahun 2011 perusahaan IGAR yang mencapai tingkat terendah,
berarti perusahaan IGAR maksimal dalam menjalankan pekerjaan dan memiliki manajeman yang baik sehingga tidak perlu membutuhkan keputusan tentang
komposisi pendanaan yang akan dipergunakan perusahaan. Perusahaan memperoleh laba untuk mendanai operasional perusahaan tersebut. Sedangkan
pada tahun 2009 perusahaan SMCB kurang maksimal dalam menjalankan kegiatan perusahaan sehingga membutuhkan dana lebih tinggi untuk membiayai
pendanaan yang akan dipergunakan perusahaan.
5.1.2.4 Perkembangan Kebijakan hutang
Kebijakan hutang memiliki tingkat minimum sebesar 0,07 dan tingkat maksimum sebesar 26,53 dan nilai rata-ratanya sebesar 0,6260 dan nilai standard
deviasi sebesar 2,12210. Ada perusahaan yang mengalami tingkat terendah dan tertinggi. Pada tahun 2009 perusahaan BTON yang mencapai tingkat terendah,
berarti perusahaan BTON dengan maksimal bekerja memanfaatkan asset yang
Universitas Sumatera Utara
ada untuk memperoleh laba. Sehingga manajemen perusahaan hanya sedikit untuk mendanai operasional perusahaan. Sedangkan pada tahun 2008 perusahaan
PBRX lebih besar memiliki hutang, karena kurang maksimalnya kegiatan yang dilakukan dalam memanfaatkan asset sehingga perusahaan akan mendanai
operasional perusahaan dengan modal yang berasal dari hutang.
5.2 Uji Asumsi Klasik Pengaruh Profitabilitas dan Kepemilikan Insider
Terhadap Kebijakan Hutang Sebelum Transformasi 5.2.1 Uji Normalitas Sebelum Transformasi
Perusahaan manufaktur yang telah terpilih menjadi sampel selanjutnya akan diolah melalui SPSS. Dengan demikian akan diketahui apakah sampel dari
156 perusahaan tersebut terdistribusi normal atau tidak. Data yang sebelum ditransformasi ke logaritma natural dapat di lihat pada lampiran 8. Selanjutnya
apabila data tersebut tidak terdistribusi normal maka data tersebut harus di LN logaritma natural. Dikatakan tidak normal karena nilai signifikannya dibawah
0,05. Sebelum uji hipotesis dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pengujian
terhadap gejala penyimpangan klasik pengujian terhadap hasil regresi tanpa melibatkan variabel moderating. Salah satu cara termudah untuk melihat
normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan observasi yang mendekati
distribusi normal seperti terlihat pada Gambar 5.1. di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.1 Grafik Histogram P-Plot Sebelum Transformasi
Melihat gambar grafik di atas bisa saja kurang mengerti karena kurang jelas. Maka selanjutnya dapat diperhatikan gambar dibawah ini, distribusi normal
akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika data residual normal, maka garis yang
menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Untuk menguji data penelitian ini berdistribusi normal atau tidak dapat dilihat melalui
analisis grafik seperti pada gambar 5.2. di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
.
Gambar 5.2 Normal P-Plot Sebelum Transformasi
Dengan melihat tampilan grafik histogram maupun grafik normal plot dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi tidak
normal dan grafik normal plot terlihat titik-titik tidak menyebar dan tidak mengikuti di sekitar garis diagonal. Grafik ini menunjukkan bahwa model regresi
belum memenuhi asumsi normalitas. Untuk lebih mengetahui apakah data tersebut normal atau tidak, kita
dapat menggunakan uji statistik kolmogorov - Smirnov K-S, Santoso 2002 memberikan keputusan tentang data yang terdistribusi normal seperti:
1. Nilai signifikansi atau probabilitas 0,05 maka data terdistribusi secara tidak normal
2. Nilai signifikansi atau probabilitas 0,05 maka data terdistribusi secara normal.
Universitas Sumatera Utara
Hasil uji normalitas dengan menggunakan tes kolmogorov - Smirnov K-S adalah sebagai berikut:
Tabel 5.2 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 156
Normal Parameters
a,,b
Mean .0000000
Std. Deviation 2.12179949
Most Extreme Differences Absolute
.416 Positive
.416 Negative
-.396 Kolmogorov-Smirnov Z
5.191 Asymp. Sig. 2-tailed
.000 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Hasil Penelitian 2012 data diolah
Dari hasil data yang sudah diolah seperti gambar di atas terlihat bahwa data tidak terdistribusi secara normal karena nilai signifikansi 0,05.
5.2.2 Uji Heteroskedastisitas Sebelum Transformasi
Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu bergelombang, melebar lalu menyempit pada grafik
Scatterplot antara prediksi nilai variabel terikat ZPRED denga residualnya SRESID. Berdasarkan Gambar 5.3, terlihat bahwa titik-titik tidak menyebar
secara acak baik di atas maupun di bawah garis 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk suatu pola tertentu sehingga dapat disimpulkan terdapat masalah
heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5. 3. Scatterplot Heteroskedastisitas Sebelum Transformasi
5.2.3 Uji Multikolinearitas Sebelum Transformasi
Uji Multikolonieritas dilakukan dengan melihat nilai Collinearity statistic dan nilai koefisien korelasi di antara variabel bebas. Uji ini bertujuan untuk
mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Pengujian multikolineritas dilakukan untuk melihat apakah pada model
regresi ditemukan ada tidaknya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi multikolineritas. Berikut ini merupakan tabel dari
data yang terdistribusi secara normal dan belum ditransformasi ke dalam bentuk Logaritma Natural LN.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.3 Uji Multikolinieritas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardize
d Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1
Constant .633
.174 3.637
.000 ROA
-.004 .022
-.015 -.187
.852 1.000
1.000 KEP.IND
S .000
.003 -.008
-.095 .925
1.000 1.000
a. Dependent Variable: DER
Uji Multikolonieritas dilakukan dengan melihat nilai Collinearity statistic dan nilai koefisien korelasi di antara variabel bebas. Uji ini bertujuan untuk
mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Multikolinieritas terjadi apabila nilai tolerance 0,10 dan Variance
Inflation Factor VIF 10. Berdasarkan tabel 5.3 terlihat nilai VIF variabel independen yang terdiri dari ROA dan variabel Kepemilikan insider lebih kecil
dari 10 sedangkan nilai tolerance lebih besar dari 0,10. Hal ini menunjukkan bahwa indikakator varibel informasi akuntansi dalam penelitian ini tidak saling
berkorelasi.
5.2.4 Uji Autokorelasi Sebelum Transformasi
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka
Universitas Sumatera Utara
dinamakan ada masalah autokorelasi Ghozali, 2005. Adapun kriteria pengujiannya adalah :
a. Jika nilai D-W dibawah 0 samapai 1,5 berarti ada autokorelasi positif. b. Jika nilai D-W diantara 1,5 samapi 2,5 berarti tidak ada autokorelasi.
c. Jika nilai D-W diatas 2,5 sampai 4 berarti ada autokorelasi negatif.
Tabel 5.4 Uji Autokorelasi Sebelum Transformasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .017
a
.000 -.013
2.13562 2.022
a. Predictors: Constant, KEP.INSD, ROA a. Dependent Variable: DER
Dari tabel 5.4 di atas nilai Durbin Watson sebesar 2,022, maka tidak terjadi autokorelasi yang terjadi dalam model regresi ini.
5.3 Uji Asumsi Klasik Pengaruh Profitabilitas dan Kepemilikan Insider
Terhadap Kebijakan Hutang Setelah Transformasi
Setelah ditemukan masalah pada asumsi klasik sebelumnya, peneliti melakukan transformasi pada beberapa data yang tidak normal dengan
menjadikan data dalam bentuk logaritma natural LN sehingga dapat menyelesaikan masalah data yang tidak normal. Data setelah ditransformasi ke
Universitas Sumatera Utara
dalam logaritma natural dapat dilihat pada lampiran 10. Hasil transformasi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
5.3.1 Uji Normalitas Setelah Transformasi
Setelah dilakukan transformasi, dan data dalam peneltian ini berdistribusi secara normal yang dapat dilihat melalui analisis grafik seperti pada gambar.
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan
observasi yang mendekati distribusi normal seperti terlihat pada Gambar 5.4 di
bawah ini.
Gambar 5. 4. Grafik Histogram P-Plot SetelahTransformasi
Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika data residual normal,
maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Untuk menguji data penelitian ini berdistribusi normal atau tidak
dapat dilihat melalui analisis grafik seperti pada gambar 5.5.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.5 Normal P-Plot Setelah Transformasi
Dengan melihat tampilan grafik histogram maupun grafik normal plot dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi normal
setelah di LN logaritma natural. Untuk lebih mengetahui apakah data tersebut normal atau tidak, kita
dapat menggunakan uji statistik Kolmogorov - Smirnov K-S, Santoso 2002 memberikan keputusan tentang data yang terdistribusi normal seperti:
1. Nilai signifikansi atau probabilitas 0,05 maka data terdistribusi secara tidak normal
2. Nilai signifikansi atau probabilitas 0,05 maka data terdistribusi secara normal.
Universitas Sumatera Utara
Hasil uji normalitas dengan menggunakan tes Kolmogorov - Smirnov K-S adalah sebagai berikut:
Tabel 5.5 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 156
Normal Parameters
a,,b
Mean .0000000
Std. Deviation .70751315
Most Extreme Differences Absolute
.106 Positive
.106 Negative
-.057 Kolmogorov-Smirnov Z
1.323 Asymp. Sig. 2-tailed
.060 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari hasil data yang sudah diolah seperti Tabel 5.5 di atas terlihat bahwa data terdistribusi secara normal karena nilai signifikansi 0,05.
5.3.2 Uji Heteroskedastisitas Setelah Transformasi
Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu bergelombang, melebar lalu menyempit pada grafik
Scatterplot antara prediksi nilai variabel terikat ZPRED dengan residualnya SRESID. Berdasarkan Gambar 5.6, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara
acak baik di atas maupun di bawah garis 0 pada sumbu Y dan membentuk suatu pola tertentu sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat masalah
heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.6. Scatterplot Heteroskedastisitas Setelah Transformasi
5.3.3 Uji Multikolinearitas Setelah Transformasi
Setelah diadakan transformasi, diperoleh nilai korelasi yang lebih besar dari 0,10 dan Variance Inflation Factor VIF lebih kecil dari 10. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel independen dalam penelitian ini tidak saling berkolerasi atau tidak ditemukan adanya korelasi antara variabel independen.
Multikolinieritas terjadi apabila nilai tolerance 0,10 dan VIF 10. Hasil pengujian terlihat pada Tabel 5.6 berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.6 Uji Multikolinieritas Setelah Transformasi
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1
Constant -1.239
.118 -10.482
.000 LN_ROA
-.097 .039
-.194 -2.452 .015
.995 1.005
LN_KEP.INSD -.078
.060 -.103 -1.298
.196 .995
1.005 a. Dependent Variable: LN_DER
Uji Multikolonieritas dilakukan dengan melihat nilai Collinearity statistic dan nilai koefisien korelasi di antara variabel bebas. Berdasarkan tabel 5.6
terlihat nilai VIF variabel independen yang terdiri dari ROA dan variabel Kepemilikan insider lebih kecil dari 10 sedangkan nilai tolerance lebih besar dari
0,10. Hal ini menunjukkan bahwa indikakator varibel informasi akuntansi dalam penelitian ini tidak saling berkorelasi.
5.2.4 Uji Autokorelasi Setelah Transformasi
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Hasil transformasi terhadap penelitian menghasilkan nilai baru yang tertera pada Tabel 5.7 untuk Durbin
Watson sebesar 2,175 yang berada di antara 1,5 samapai dengan 2,5 sehingga menunjukkan tidak terjadi autokorelasi.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.7 Uji Autokorelasi Setelah Transformasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1
.
213
a
.046 .033
.71212 2.175
a. Predictors: Constant, LN_KEP.INSD, LN_ROA b. Dependent Variable: LN_DER
5.4 Koefisien Determinasi
Nilai R square R
2
atau nilai koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai R
2
adalah diantara nol dan satu. Nilai R
2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel dependen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen.
Tabel 5.8 Hasil Adjusted R
Model Summary
2
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .213
a
.046 .033
.71212 Predictors: Constant, LN_KEP.INSD, LN_ROA
Nilai adjusted R
2
sebesar 0,033 mempunyai arti bahwa hal ini berarti variabel dependen mampu dijelaskan oleh variabel independen sebesar 3,3.
Universitas Sumatera Utara
Dengan kata lain 3,3 perubahan dalam Kebijakan Hutang mampu dijelaskan variabel ROA dan Kepemilikan Insider dan sisanya 100-3,3= 96,7
dijelaskan oleh sebab yang lain diluar model penelitian ini.
5.5 Pengujian Hipotesis
Setelah diperoleh kesimpulan bahwa tidak terdapat pelanggaran pengujian asumsi klasik dan model sudah dapat digunakan untuk melakukan analisa regresi
berganda, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis.
,,
5.5.1 Pengujian Hipotesis Persamaan I
Hipotesis pertama yang akan diuji adalah Profitabilitas dan Kepemilikan Insider berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap Kebijakan Hutang.
Untuk melihat pengaruh secara parsial yaitu dengan menggunakan uji statistik t. sedangkan secara simultan yaitu dengan menggunakan uji statistik F.
a. Uji t
Pengujian Koefisien Regresi Parsial dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 17.0 diperoleh hasil statistik analisis regresi pengaruh variabel Profitabilitas dan
kepemilikan insider terhadap kebijakan hutang yang dapat dilihat pada Tabel 5.9 berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.9 Hasil Analisis Regresi Profitabilitas dan Kepemilikan
Insider Secara Parsial
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant -1.239
.118 -10.482
.000 LN_ROA
-.097 .039
-.194 -2.452
.015 LN_KEP.INSD
-.078 .060
-.103 1.298
.196 a. Dependent Variable: LN_DER
Berdasarkan hasil analisis regresi pada tabel diatas, persamaan regresi berganda antara Profitabilitas ROA dan kepemilikan Insider terhadap
Kebijakan Hutang dapat diformulasikan dalam bentuk persamaan sebagai berikut:
Y= -1,239 – 0,097 LN_ROA - 0,078 LN_KEP.INSD
Hasil persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1 Pengujian koefisien regresi Return on Asset ROA
Nilai probabilitas value Return on Assets dalam penelitian ini yaitu sebesar 0,015 signifikan pada tingkat
α = 5. Dari hasil analisis regresi diperoleh t
hitung
sebesar -2,452 dengan kriteria pengujian dua sisi diperoleh t
tabel
sebesar -1,975. Jadi t
hitung
t
tabel
-2,452 1,975, maka tolak H
1
karena sesuai syarat bahwa t
hitung
t
tabel
tolak H
1
dan dapat diambil kesimpulan bahwa Return on Assets secara parsial berpengaruh dan signifikan terhadap
Kebijakan Hutang. Koefisien regresi untuk ROA bernilai negatif sebesar
Universitas Sumatera Utara
-0,097 artinya bahwa setiap ROA mengalami kenaikan sebesar 1, maka akan menyebabkan turunnya Kebijakan Hutang sebesar 0,97.
2 Pengujian koefisien regresi Kepemilikan Insider Nilai probabilitas value Kepemilikan Insider dalam penelitian ini yaitu
sebesar 0,196 tidak signifikan pada tingkat α = 5. Dari hasil analisis regresi
diperoleh t
hitung
sebesar 1,298 dengan kriteria pengujian dua sisi diperoleh t
tabel
sebesar -1,975. Jadi t
hitung
t
tabel
1,298 1,975, , maka tolak H
1
karena sesuai syarat bahwa t
hitung
t
tabel
tolak H
1
b. Uji F
dan dapat diambil kesimpulan bahwa Kepemilikan Insider secara parsial berpengaruh dan tidak signifikan
terhadap Kebijakan Hutang. Koefisien regresi untuk Kepemilikan Insider bernilai negatif sebesar -0,078 artinya bahwa setiap Kepemilikan Insider
mengalami kenaikan sebesar 1, maka akan menyebabkan turunnya kebijakan hutang sebesar 0,78.
Pengujian Koefisien Regresi Simultan dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan atau secara
bersama-sama. - Pengaruh Profitabilitas dan Kepemilikan Insider secara simultan terhadap
Kebijakan Hutang Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi
17.0 diperoleh hasil statistik analisis regresi pengaruh variabel Profitabilitas ROA dan Kepemilikan Insider terhadap Kebijakan Hutang secara simultan
yang dapat dilihat pada Tabel 5.10 berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.10 Hasil Analisis Regresi Profitabilitas dan Kepemilikan
Insider Secara Simultan
ANOVA
b
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
3.700 2
1.850 3.648
.028
a
Residual 77.589
153 .507
Total 81.289
155 a. Predictors: Constant, LN_KEP.INSD, LN_ROA
b. Dependent Variable: LN_DER
Berdasarkan Tabel 5.10 di atas dapat dilihat nilai probablitas value variabel Profitabilitas ROA dan Kepemilikan Insider dalam penelitian ini sebesar 0,028
signifikan pada tingkat a = 5. Dari hasil uji ANOVA diperoleh F
hitung
sebesar 3,648, dengan kriteria pengujian satu sisi diperoleh F
tabel
sebesar 1,304. Jadi F
hitung
F
tabel
α ; k-1; n-k 3,648 1,304, maka terima H
1
5.5.2 Pengujian Hipotesis II
dan dapat diambil kesimpulan bahwa variabel Profitabilitas ROA, dan Kepemilikan Insider secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Hutang.
Pengujian hipotesis kedua dilakukan untuk menguji pengaruh Struktur Aset sebagai variabel moderating yang dapat mempengaruhi profitabilitas dan
kepemilikan insider terhadap kebijakan hutang. Hipotesis ini diuji dengan metode residual. Analisis residual menguji pengaruh deviasi penyimpangan dari
suatu model. Uji residual dilakukan setelah pengujian regresi berganda yang telah
dilakukan sebelumnya. Pengujian ini menggunakan analisis regresi berganda
Universitas Sumatera Utara
dengan uji residual, dengan variabel moderating yaitu Struktur Aset. Penggunaan variabel moderating ini dimaksud untuk membuktikan hipotesis bahwa variabel
Struktur Aset selaku variabel moderating dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh Profitabilitas dan Kepemilikan Insider terhadap Kebijakan Hutang.
Uji residual dilakukan setelah dilakukan terlebih dahulu uji regresi berganda antara Profitabilitas dan Kepemilikan Insider terhadap Struktur Aset.
Hasil analisis statistik dapat dilihat pada Tabel 5.11 berikut.
Tabel 5.11 Hasil Analisis Regresi Variabel Moderating
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant -.883
.113 -7.803
.000 LN_ROA
-.016 .029
-.044 -.543
.588 LN_KEP.INSD
.021 .044
.038 .471
.639 LN_DER
.153 .059
.209 2.585
.011 a. Dependent Variable: LN_AST
Hasil analisis regresi berganda tersebut dapat diformulasikan dalam bentuk persamaan sebagai berikut:
AST = - 0,883 - 0,016 LN_ROA + 0,021 LN_KEP.INSD +
| e |
Hasil regresi tersebut kemudian dilakukan uji residual untuk mengetahui apakah Struktur Aset merupakan variabel moderating. Uji ini
dilakukan dengan menguji pengaruh Kebijakan hutang terhadap nilai absolut
Universitas Sumatera Utara
residual dari variabel moderating. Hasil statistik uji residual dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.12 berikut.
Tabel 5.12 Hasil Uji Residual Variabel Moderating
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant -.143
.005 -27.240
.000 LN_DER
-.149 .004
-.939 -34.025
.000 a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
Berdasarkan Tabel tersebut, maka model regresi dapat diformulasikan dalam bentuk persamaan sebagai berikut:
| e | = -0,143 - 0,149 LN_DER
Berdasarkan hasil uji residual yang dilakukan bahwa nilai koefisien parameternya bernilai negatif -0,149 dan nilai signifikan sebesar 0,000 0,05. Sebuah variabel
dikatakan sebagai variabel moderating jika memiliki koefisien yang negatif dan berpengaruh secara signifikan. Variabel Struktur Aset merupakan variabel
moderating yang dapat memperkuat pengaruh Profitabilitas dan Kepemilikan Insider terhadap tingkat Kebijakan Hutang, karena variabel moderating memiliki
koefisien negatiff dan berpengaruh signifikan.
5.6 Pembahasan
Variabel Kebijakan Hutang dipengaruhi oleh Profitabilitas dan Kepemilikan Insider. Profitabilitas yang terdiri atas ROA disebut variabel bebas
Universitas Sumatera Utara
X1 dan Kepemilikan Insider sebagai variabel bebas X2 mempengaruhi Kebijakan Hutang sebagai variabel terikat Y secara simultan.
Profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah ROA. Dari hasil uji normalitas data, data penelitian berdistribusi normal. Tidak terjadi
multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas dalam model regresinya. Sehingga hasil prediksi yang digunakan mempunyai tingkat kesalahan yang kecil
dan dapat digunakan memprediksi Kebijakan Hutang bagi para investor. Berdasarkan hasil pengujian regresi, Profitabilitas dan kepemilikan Insider
berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang pada tingkat signifikansi 3,3 dengan kontribusi sebesar 96,7, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak diteliti di dalam penelitian ini. a. Secara parsial ROA berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Kebijakan
Hutang. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Erni Masdupi 2005 yang menemukan adanya pengaruh negatif dan tidak signifikan antara
ROA terhadap Kebijakan Hutang. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Margaretha dan Ramadhan 2010 yang menemukan bahwa ROA
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan hutang. b. Secara parsial kepemilikan insider berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap kebijakan hutang. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ayu 2012 yang menemukan adanya pengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap kebijakan hutang. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Robby, dkk 2012 yang menemukan bahwa kepemilikan insider
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan hutang.
Universitas Sumatera Utara
c. Pengaruh Struktur Aset Setelah pengujian regresi berganda dilakukan, maka dilakukan pengujian
kembali menggunakan variabel moderating yakni Struktur Aset. Pengujian ini secara simultan diperoleh nilai
koefisien parameter negatif sebesar 0,149 dan nilai signifikan sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa Struktur Aset
merupakan variabel moderating yang dapat memperkuat pengaruh profitabilitas dan kepemilikan insider terhadap kebijakan hutang, karena nilai
koefisien parameternya bernilai negatif dan signifikan yaitu lebih kecil dari α
=0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa keputusan yang menyangkut komposisi pendanaan yang dipilih perusahaan untuk mengetahui jumlah dana yang
disediakan peminjam kreditor dengan pemilik perusahaan, untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan hutang
tidak begitu mempengaruhi perusahaan pemilik dalam mengambil kebijakan hutang dalam perusahaannya.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Penelitian mengenai Profitabilitas dan Kepemilikan Insider terhadap Kebijakan Hutang dengan Struktur Aset sebagai variabel moderating pada
Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia BEI Periode 2008-2011 ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara parsial pengaruh ROA berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan hutang. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Erni
Masdupi 2005 yang menemukan adanya pengaruh negatif dan signifikan antara ROA terhadap Kebijakan Hutang.
2. Kepemilikan insider berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kebijakan hutang. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ayu
2012 yang menemukan adanya pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kebijakan hutang.
3. Secara simultan pengaruh profitabilitas dan kepemilikan insider berpengaruh secara simultan terhadap kebijakan hutang. Jadi dapat disimpulkan bahwa
pihak pemilik perusahaan harus bekerja dengan maksimal agar menghasilkan profit yang lebih dan bekerja sama dengan pihak manajemen yang
berpengalaman dalam bidangnya masing-masing. 4. Variabel Struktur Aset merupakan variabel moderating yang dapat
memperkuat pengaruh Profitabilitas dan Kepemilikan Insider
58
Universitas Sumatera Utara
terhadap Kebijakan Hutang karena nilai koefisiennya bernilai negatif dan signifikan pada
α = 5 pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia BEI Periode 2008-2011.
6.2. Keterbatasan penelitian
Adanya keterbatasan dalam penelitian ini adalah 1. Penelitian ini hanya menggunakan dua variabel independen yaitu
profitabilitas dan kepemilikan insider untuk mempengaruhi kebijakan hutang, sebenarnya masih banyak variabel lain yang dapat mempengaruhi
kebijakan hutang. 2. Penelitian ini tidak membedakan jenis industri perusahaan yang diteliti.
6.3. Saran
Dari kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti memberikan beberapa saran berikut:
1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel-variabel independen lain, yang dapat berpengaruh terhadap kebijakan hutang.
2. Penelitian selanjutnya sebaiknya membedakan jenis industri perusahaan yang akan diteliti berdasarkan jenis atau karakteristik industri keuangan dan non
keuangan.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Brigham, Eugene F, dan Joel, F. Houston 2001. Manajemen Keuangan, Erlangga, Jakarta
. ______, 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi kesepuluh, Salemba
Empat, Jakarta. Cahyono, Bambang Tri, 1996. Metodologi Riset Bisnis, IPWI, Jakarta
Chen, Carl, R., dan Thomas, L, Steiner, 1999. Managerial Ownership and Agency Conflicts: A Nonlinear Simultaneous Equation Analysis of
Managerial Ownership, Risk Taking, Debt Policy, and Dividend Policy, The Financial Review 34:119-136
Dyahsih, Rahayu, 2006. Pengaruh Kepemilikan Saham Manajerial dan Institusional pada Struktur Modal Perusahaan, Staf Pengajar Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro Erlina, 2011. “Metode Penelitian”, Pusat Sistem Informasi Kampus USU,
Medan Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS,
Universitas Diponegoro: Semarang Halim, Abdul, 2003. Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan, Unit Penerbit dan
Percetakan AMP YKPN Harahap, S.S. 2007. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta Husnan, Suad dan Pudjiastuti, Enny, 2002. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan,
Edisi Kelima, Jakarta Indahningrum dan Handayani, 2009. Pengaruh Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusional, Deviden, Pertumbuhan Perusahaan, Free Cash Flow dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan, Jurnal
Bisnis dan Akuntansi, Vol. 11. No. 3. Desember 2009, hlm. 189-207
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009. Standard Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta
Isrina, Damayanti, 2006. Analisa Pengaruh Free Cash Flow dan Struktur Kepemilikan Saham terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan
Manufaktur di Indonesia, Tesis Ismiyati, Fitri dan Mahmud, Hanafi, 2003. Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional, Resiko Kebijakan Hutang dan Kebijakan Deviden: Analisis Persamaan Simultan, Simposium Nasional Akuntansi VI, hlm.820-849
Istijanto, 2008. Aplikasi Praktis Riset Pemasaran Cara Praktis Meneliti Konsumen dan Pesaing, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Universitas Sumatera Utara
Jensen, M., dan W. Meckling, 1999. Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure, Journal of Finance Economic,
3:305-360 Kartika. N., 2006. Penggunaan Path Analysis untuk Memediasi Pengaruh
Kepemilikan Manajerial terhadap Risko untuk Konflik Keagenan, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 8, No. 2, Hlm. 135-150
Kim, W.S., dan Sorensen E.G, 1986. “Evidence on the Impact of the Agency Cost of Debt on Corporate Debt Policy, Journal of Finance and
Quantitative Analysis, hlm. 121-144. Mahadwartha, Anom, 2003. Uji Teori Keagenan dalam hubungan
Interdependensi antara Kebijakan Hutang dan Kebijakan Deviden Simposium Nasional Akuntansi V, Ikatan Akuntansi Indonesia
Margaretha, F dan Ramadhan, A.R, 2010 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Industri Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Bisnis Akuntansi, Vol12. No. 2, Agustus 2010, Hal. 119-130 Masdupi, Erni, 2005. Analisis Dampak Struktur Kepemilikan Pada Kebijakan
Hutang dalam Mengontrol Konflik Keagenan, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 20, No. 1, hlm. 57-69
Murni, Sri dan Andriana, 2007. Pengaruh Insider Ownership, Dividen Payments dan Firm Growth terhadap Kebijakan Hutang, Jurnal Akuntansi dan
Bisnis, Vol. 7, No. 1, hlm. 15-24. Myers.M, 2002. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan, Erlangga,
Jakarta Nuringsih, Kartika, 2010. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial Kebijakan
Hutang, ROA dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Deviden. Studi 1995-1996. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Juli-Desember
2005, Vol. 2, No. 2, pp 103-123
Riyanto, Bambang, 2001. Dasar–Dasar Pembelanjaan Perusahaan, BPFE, Yogyakarta
Robby, S. Asbar, dkk, 2012, Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Deviden, Profitabilitas terhadap Kebijakan
Hutang pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, hlm. 9-10
Sartono, R. Agus, 2001. Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi, Edisi Keempat, BPFE Yogyakarta: Yogyakarta
Universitas Sumatera Utara
Sisca, C. Dewi, 2008. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan
terhadap Kebijakan Deviden, Jurnal Bisnis dan Akuntansi Trisakti School of Management
Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Jakarta Sulistyo, S. Joko, 2011. 6 Hari Jago SPSS. Cetakan Kedua, Cakrawala:
Yogyakarta Soesetio, Yuli, 2007. Keputusan Manajerial, Kebijakan Deviden, Struktur Aktiva
dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang, Jurnal Keuangan dan Perbankan, September 2008, Vol 12, hlm 384-398.
Sekaran, Uma, 2006. Research Methods For Business: Metodologi Penelitian Untuk Bisnis, Buku 2, Salemba Empat, Jakarta
______, 2000. Metode Penelitian Untuk Bisnis. Edisi Keempat. Penerbit Salemba Empat. Jakarta
Schroeder, Roger, C. 1989. Manajemen Operasi Pengambilan Keputusan dalam Fungsi Operasi terjemahan Jakarta: Penerbit Erlangga
Theresia, Ayu, 2012. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang
Perusahaan yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2011, Tesis, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma: Jakarta
Van Horne, James C., dan Wachowicz, John M, 2001. Fundamental Offinancial Management: Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan, Edisi 12, Salemba
Empat Wahidahwati, 2002. Pengaruh Kepemilika Manajerial dan Kepemilikan
Institusional pada Kebijakan Hutang Perusahaan: Sebuah Perspektif Theory Agency
Wahyuning, Kurniati, 2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Kebijakan Hutang Peusahaan, Tesis Universitas Diponegoro, Semarang
Warsono, 2003. Manajemen Keuangan Buku I. Edisi Ketiga. Malang. Bayumedia Weston, J.F, 1997. Manajerial Keuangan, Edisi Sembilan, Penerbit Bina Rupa
Aksara dan Copland,T, Jakarta ______ 1992. Dasar–Dasar Manajemen Keuangan Jilid II, Erlangga, Jakarta.
Yeniatie dan Nicken, D, 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang pada Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di BEI, Jurnal
Bisnis dan Akuntansi, Vol.12 No.1, hlm 1-16 http:
www.idx.co.id “ICMD Indonesian Capital Market Directory”
http: www.google.com
.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1 NAMA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN 2008-2011
No Nama
Perusahaan No
Nama Perusahaan
No Nama
Perusahaan No
Nama Perusahaan
No Nama
Perusahaan
1 APLI
39 DLTA
77 IATA
115 MLBI
153 SUGI
2 ACES
40 DPNS
78 IKAI
116 MLIA
154 SKLT
3 AIMS
41 DVLA
79 INCI
117 MRAT
155 SMCB
4 AISA
42 DSUC
80 INTD
118 MYOR
156 SMGR
5 ARGO
43 DYNA
81 ITMA
119 NIPS
157 SMSM
6 AKRA
44 DOID
82 JASS
120 OKAS
158 SQBI
7 ALPA
45 EKAD
83 JECC
121 PRAS
159 SRSN
8 ALMI
46 ESTI
84 JKSW
122 PAFI
160 STTP
9 AMFG
47 EKUITAS
85 JPRS
123 PASU
161 SULI
10 APOL
48 EPMT
86 KAEF
124 PBRX
162 TALF
11 AQUA
49 EXCL
87 KARW
125 PICO
163 TBLA
12 ARNA
50 FASW
88 KBLI
126 POLY
164 TBMS
13 ASGR
51 FAST
89 KBLM
127 PSDN
165 TCID
14 ASII
52 FMII
90 KKGI
128 PTSN
166 TFCO
15 AUTO
53 FPNI
91 KOIN
129 PROD
167 TOTO
16 AKPI
54 FREN
92 KONI
130 PYFA
168 TPIA
17 ADES
55 FISH
93 KDSI
131 PTSP
169 TRST
18 ADMG
56 GDYR
94 KIAS
132 RALS
170 TSPC
19 AKKU
57 GJTL
95 KICI
133 RDTX
171 TGKA
20 BIMA
58 GGRM
96 KLBF
134 RIGS
172 TIRA
21 BATI
59 HDTX
97 LION
135 RIMO
173 TIRT
22 BATA
60 HERO
98 LMPI
136 RMBA
174 TKGA
23 BRAM
61 HEXA
99 LMSH
137 RICY
175 TLKM
24 BTON
62 HMSP
100 LPIN
138 SAIP
176 TMAS
25 BUDI
63 HITS
101 LTLS
139 SAFE
177 TMPI
26 BINI
64 IGAR
102 MASA
140 SCPI
178 TRIL
27 BLTA
65 IKBI
103 MACO
141 SCCO
179 TURI
28 BRNA
66 INAF
104 MAPI
142 SDPC
180 UNIC
29 BRPT
67 INKP
105 MDRN
143 SIMA
181 UNTR
30 BTEL
68 INAI
106 META
144 SIMM
182 ULTJ
31 CEKA
69 INDF
107 MICE
145 SING
183 UNTX
32 CLPI
70 INDR
108 MIRA
146 SIPD
184 UNVR
33 CMPP
71 INDS
109 MLPL
147 SKBM
185 VOKS
34 CSAP
72 INTP
110 MPPA
148 SMAR
186 WICO
Universitas Sumatera Utara
35 CNTX
73 ISAT
111 MTDL
149 SMDR
187 WEHA
36 CTBN
74 INTA
112 MYOH
150 SOBI
188 YPAS
37 CLPK
75 INRU
113 MYRX
151 SPMA
189 ZBRA
38 DAVO
76 IMAS
114 MERK
152 SQMI
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2 NAMA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI
YANG MELAPORKAN LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2008-2011
No Nama
Perusahaan No Nama
Perusahaan No Nama
Perusahaan No Nama
Perusahaan
1
APLI
19
GDYR
37
LMSH
55
SKLT
2
BIMA
20
GJTL
38
LPIN
56
SMCB
3
ADES
21
HMSP
39
MASA
57
SMGR
4
ADMG
22
IGAR
40
MERK
58
SMSM
5
AISA
23
IKBI
41
MLBI
59
SQBI
6
AKKU
24
INAF
42
MLIA
60
SRSN
7
BATA
25
INAI
43
MRAT
61
STTP
8
BRAM
26
INDF
44
MYOR
62
SULI
9
BTON
27
INDR
45
NIPS
63
TCID
10
BUDI
28
INDS
46
PAFI
64
TFCO
11
CNTX
29
INTP
47
PBRX
65
TOTO
12
CTBN
30
JKSW
48
PICO
66
TPIA
13
DLTA
31
JPRS
49
POLY
67
TRST
14
DPNS
32
KAEF
50
PSDN
68
TSPC
15
DVLA
33
KICI
51
PTSN
69
ULTJ
16
EKAD
34
KLBF
52
RICY
70
UNTX
17
ESTI
35
LION
53
SAIP
71
UNVR
18
FASW
36
LMPI
54
SCPI
72
YPAS
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3
DATA SAMPEL PENELITIAN VARIABEL RETURN ON ASSET ROA 1.
Tahun 2008 N
o Nama
Perusahaa n
Laba Setelah Pajak Aset
ROA LN_RO
A
1 ADMG
263.386.627 3.855.930.121
0,07 -2,66
2 AISA
37.455.922.334 1.016.957.755.151
0,04 -3,22
3 BATA
157.562.668 401.900.579
0,39 -0,94
4 BRAM
94.775.520 1.672.766.471
0,06 -2,81
5 BTON
20.823.061.634 70.508.814.577
0,30 -1,2
6 BUDI
32.981.000 1.698.750
19,4 1
2,97 7
DVLA 70.819.094
637.660.844 0,11
-2,21 8
EKAD 4.606.369.363
140.763.761.567 0,03
-3,51 9
FASW 36.553.869.861
3.718.547.929.224 0,01
-4,61 10 IGAR
7.348.483.975 305.782.633.658
0,02 -3,91
11 INAF 5.031.898.680
965.811.675.903 0,01
-4,61 12 INDF
1.034.389 39.594.264
0,03 -3,51
13 INDR 7.408.161
609.676.407 0,01
-4,61 14 INDS
31.827.215.353 918.227.729.873
0,03 -3,51
15 INTP 1.745.500.936.215
11.286.706.863.779 0,15
-1,9 16 JPRS
49.157.545.353 399.343.736.262
0,12 -2,12
17 KLBF 706.822.146.190
5.703.832.411.898 0,12
-2,12 18 LMPI
2.571.939.722 56.078.203.949
0,05 -3
19 LMSH 9.237.180.878
61.987.805.413 0,15
-1,9 20 LPIN
4.763.329.650 182.939.871.224
0,03 -3,51
21 MERK 98.620.070
375.064.492 0,26
-1,35 22 MLBI
222.307 941.389
0,24 -1,43
23 MRAT 22.290.067.707
354.780.623.962 0,06
-2,81 24 MYOR
196.230.049.693 2.922.998.415.036
0,07 -2,66
25 NIPS 10.550.888.421
325.008.127.626 0,03
-3,51 26 PBRX
41.258.450.842 952.742.296.102
0,04 -3,22
27 PICO 12.986.339.190
588.563.565.451 0,02
-3,91 28 PSDN
9.448.209.908 286.965.007.378
0,03 -3,51
29 SKLT 4.271.023.656
201.003.449.401 0,02
-3,91 30 SMCB
7.674.980 0,04
-3,22
Universitas Sumatera Utara
282.220 31 SMSM
91.471.918.506 929.753.183.773
0,10 -2,3
32 SQBI 94.271.208
294.724.871 0,32
-1,14 33 SRSN
6.796.587 392.937.045
0,02 -3,91
34 STTP 4.816.495.973
626.749.784.472 0,01
-4,61 35 TCID
114.854.035.121 910.789.677.565
0,13 -2,04
36 TOTO 63.286.993.788
1.031.130.721.298 0,06
-2,81 37 TRST
58.025.393.373 2.158.865.645.281
0,03 -3,51
38 TSPC 320.647.898.367
2.967.057.055.450 0,11
-2,21 39 ULTJ
303.711.501.204 1.740.646.379.006
0,17 -1,77
2. Tahun 2009
No Nama
Perusahaan Laba Setelah Pajak
Aset ROA
LN_ROA
1 ADMG
53.811.287 3.719.872.147
0,01 -4,61
2 AISA
37.786.775.452 1.347.036.482.667
0,03 -3,51
3 BATA
52.980.646 416.679.147
0,13 -2,04
4 BRAM
72.105.574 1.349.630.935
0,05 -3
5 BTON
9.388.156.670 69.783.877.404
0,13 -2,04
6 BUDI
146.415 1.598.824
0,09 -2,41
7 DVLA
72.272.233 783.613.064
0,09 -2,41
8 EKAD
16.443.338.453 165.122.502.774
0,10 -2,3
9 FASW
276.728.714.277 3.671.234.906.908
0,08 -2,53
10 IGAR 24.740.866.566
3.808.701.451 6,50
1,87 11 INAF
5.031.898.680 728.034.877.647
0,01 -4,61
12 INDF 2.075.861
40.382.953 0,05
-3 13 INDR
11.361.326 545.027.992
0,02 -3,91
14 INDS 58.765.937.255
1.140.423.109 51,53
3,94 15 INTP
2.746.654.071.082 1.276.270.232.548
2,15 0,77
16 JPRS 1.917.377.909
353.951.009.577 0,01
-4,61 17 KLBF
929.003.740.338 6.482.446.670.172
0,14 -1,97
18 LMPI 5.991.716.796
540.513.720.495 0,01
-4,61 19 LMSH
2.400.507.034 72.830.915.980
0,03 -3,51
20 LPIN 10.210.751.529
137.909.659.938 0,07
-2,66 21 MERK
146.700.178 433.970.635
0,34 -1,08
22 MLBI 340.458
993.465 0,34
-1,08 23 MRAT
21.016.846.720 365.635.717.933
0,06 -2,81
24 MYOR 372.157.912.334
3.246.498.515.952 0,11
-2,21 25 NIPS
3.685.250.963 314.477.779.213
0,01 -4,61
26 PBRX 33.281.610.508
819.565.245.320 0,04
-3,22 27 PICO
12.657.347.594 542.660.240.316
0,02 -3,91
Universitas Sumatera Utara
28 PSDN 32.449.818.159
353.628.509.667 0,09
-2,41 29 SKLT
12.802.527.979 196.186.028.659
0,07 -2,66
30 SMCB 895.751
7.265.366 0,12
-2,12 31 SMSM
132.850.275.038 941.651.276.002
0,14 -1,97
32 SQBI 131.259.309
318.933.869 0,41
-0,89 33 SRSN
25.380.247 413.776.708
0,06 -2,81
34 STTP 41.072.367.353
548.720.445.825 0,07
-2,66 35 TCID
124.611.776.666 994.620.225.969
0,13 -2,04
36 TOTO 182.820.895.226
1.010.892.409.021 0,18
-1,71 37 TRST
143.882.097.670 1.921.660.087.991
0,07 -2,66
38 TSPC 359.964.376.338
3.263.102.915.008 0,11
-2,21 39 ULTJ
61.152.852.190 1.732.701.994.634
0,04 -3,22
Universitas Sumatera Utara
3. Tahun 2010