Uji Autokorelasi Tahun 2009 Pengaruh Profitabilitas dan Kepemilikan Insider Terhadap Kebijakan Hutang Dengan Struktur Aset Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

semakin tinggi nilai VIF suatu variabel tertentu, maka akan semakin tinggi varian koefisien estimasi pada variabel tersebut. Dengan demikian, semakin tinggi VIF, semakin berat dampak dari multikolinearitas. Pada umumnya jika nilai VIF lebih besar dari 10, maka terjadi multikolinearitas yang cukup berat di antara variabel independen. Di samping itu, cara lain yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya gejala multikolinearitas suatu model adalah dengan melihat koefisien korelasi sederhana antar variabel-variabel independen. Apabila r adalah tinggi nilai absolutnya, maka ada dua variabel independen tertentu berkorelasi dan masalah multikolinearitas ada dalam persamaan tersebut. Koefisien korelasi yang tinggi ini menunjukkan terjadi gejala multikolinearitas yang berat. Korelasi antara dua variabel independen dikatakan memiliki hubungan yang tinggi, beberapa peneliti secara arbiter menentukan 0,80.

3. Uji Autokorelasi

Autokorelasi dapat terjadi pada setiap penelitian dimana urutan pada pengamatan-pengamatan memiliki arti. Oleh sebab itu, autokorelasi sering juga disebut dengan korelasi serial, umumnya terjadi pada data runtut waktu. Pada dasarnya autokorelasi merupakan gejala dimana error term pada suatu periode waktu secara sistematik tergantung kepada error term pada periode-periode yang lain. Menurut Ghozali 2005 untuk mendeteksi adanya autokorelasi bisa digunakan tes Durbin Watson D-W. Panduan mengenai angka D-W untuk mendeteksi autokorelasi bisa dilihat pada tabel D-W, yang bisa dilihat pada buku statistik yang relevan. Namun demikian secara umum bisa diambil patokan: Universitas Sumatera Utara 1 Angka D-W di bawah 0 sampai 1,5 berarti ada autokorelasi positif. 2 Angka D-W di antara 1,5 sampai 2,5 berarti tidak ada autokorelasi. 3 Angka D-W diatas 2,5 berarti ada autokorelasi negatif Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya.

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Salah satu yang penting dari model regresi linear adalah varian residual bersifat homoskedastisitas atau bersifat konstan. Umumnya heteroskedastisitas sering terjadi pada model yang menggunakan data silang waktu cross section daripada data runtut waktu time series. Hal ini bukan berarti model yang menggunakan data runtut waktu bebas dari heteroskedastisitas. Menurut Ghozali 2005: 111 uji heterokedasitas bertujuan untuk melihat apakah didalam model persamaan struktural terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Universitas Sumatera Utara

4.6.2 Koefisien Determinasi

Untuk melihat proporsi variasi keseluruhan dalam nilai variabel dependen yang dapat diterangkan atau diakibatkan oleh hubungan linier dengan nilai variabel dependen.

4.6.3 Pengujian Hipotesis

a. Uji t

Uji t parsial adalah untuk melihat pengaruh variabel-variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikatnya. Hasil dari uji ini dapat dilihat pada tampilan coefficient di SPSS secara bersamaan dengan prosedur sebagai berikut : 1. Menentukan rumusan hipotesis statistik : H : b 1 = b 2 H = 0 profitabilitas dan kepemilikan insider tidak berpengaruh secara parsial terhadap kebijakan hutang. 1 : b 1 ≠ 0, b 2 2. Sedangkan kriteria penerimaanya adalah : ≠ 0 profitabilitas dan kepemilikan insider berpengaruh secara parsial terhadap kebijakan hutang. t hitung t tabel , maka H 1 t diterima hitung ≤ t tabel , maka H 1 ditolak

b. Uji F

Uji F uji simultan adalah untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya secara serempak simultan. Hasil dari uji ini dapat dilihat pada tampilan anova di SPSS dengan prosedur sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1. Menentukan rumusan hipotesis statistik: H : b 1 = b 2 H = 0 profitabilitas dan kepemilikan insider tidak berpengaruh secara simultan terhadap kebijakan hutang. 1 : b 1 ≠ 0, b 2 2. Menentukan kriteria penerimaan dan penolakanya adalah : ≠ 0 profitabilitas dan kepemilikan insider berpengaruh secara simultan terhadap kebijakan hutang. F hitung t tabel , maka H 1 F diterima hitung ≤ t tabel , maka H 1 ditolak Universitas Sumatera Utara BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5.1 Deskriptif Data 5.1.1 Deskripsi Sampel Penelitian Perusahaan manufaktur yang ada di Bursa Efek Indonesia BEI selama tahun 2008 – 2011 berjumlah 189 perusahaan. Namun ada beberapa perusahaan yang telah memenuhi kriteria untuk menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 156 perusahaan. Beberapa perusahaan lain yang tidak termasuk sampel dapat dikarenakan perusahaan mengalami kerugian yang tidak mampu bersaing dengan perusahaan lain dalam pasar modal.

5.1.2 Deskripsi Statistik Data Penelitian

Berdasarkan hasil pengolahan SPSS yang disajikan, maka diperoleh deskripsi data penelitian sebagai berikut : Tabel 5.1 Deskriptif Data Penelitian N Minimum Maximum Mean Std Deviation ROA KEP.INSD DER AST 156 .01 79.37 1.2637 7.90328 156 156 .01 .07 806.64 26.53 6.1272 .6260 64.58499 2.12210 156 .00 .80 .4110 .16942 Universitas Sumatera Utara Valid N listwise 156

5.1.2.1 Perkembangan Profitabilitas ROA

Dapat kita perhatikan tabel 5.1 di atas selama tahun 2008 – 2011 dengan jumlah sampel 156. Variabel independen yaitu ROA memiliki nilai minimum sebesar 0,01 dan nilai maksimum sebesar 79,37 dan nilai rata-ratanya sebesar 1,2637 dan nilai standard deviasi sebesar 7,90328. Ada perusahaan yang mengalami tingkat terendah dan tertinggi. Pada tahun 2008 perusahaan INDR yang mencapai tingkat terendah, berarti perusahaan INDR kurang memanfaatkan asset yang ada untuk memperoleh laba. Sedangkan diperhatikan pada tahun 2008, ada perusahaan yang mengalami tingkat tertinggi yaitu perusahaan BATA, perusahaan ini lebih maksimal memanfaatkan asset sehingga memperoleh laba lebih tinggi dari perusahaan yang lain.

5.1.2.2 Perkembangan Kepemilikan Insider

Kepemilikan insider memiliki tingkat minimum sebesar 0,01 dan tingkat maksimum sebesar 806,64 dan nilai rata -ratanya sebesar 6,1272 dan nilai standard deviasi sebesar 64,58499. Ada perusahaan yang mengalami tingkat terendah dan tertinggi. Pada tahun 2009 perusahaan SQBI yang mencapai tingkat terendah, berarti pihak manajeman perusahaan SQBI memiliki pekerja yang 35 Universitas Sumatera Utara kurang kompeten dibidangnya masing-masing maka menjalankan tugas di perusahaan tidak maksimal, sehingga mengakibatkan menurunnya profit atau laba. Sedangkan pada tahun 2011 perusahaan INAF lebih besar dalam peningkatan profit, hal ini dikarenakan pihak manajemen perusahaan INAF professional dalam menjalankan tugas.

5.1.2.3 Perkembangan Struktur Aset

Struktur Aset memiliki tingkat minimum sebesar 0,00 dan tingkat maksimum sebesar 0,80 dan nilai rata-ratanya sebesar 0,4110 dan nilai standard deviasi sebesar 0,16942. Ada perusahaan yang mengalami tingkat terendah dan tertinggi. Pada tahun 2011 perusahaan IGAR yang mencapai tingkat terendah, berarti perusahaan IGAR maksimal dalam menjalankan pekerjaan dan memiliki manajeman yang baik sehingga tidak perlu membutuhkan keputusan tentang komposisi pendanaan yang akan dipergunakan perusahaan. Perusahaan memperoleh laba untuk mendanai operasional perusahaan tersebut. Sedangkan pada tahun 2009 perusahaan SMCB kurang maksimal dalam menjalankan kegiatan perusahaan sehingga membutuhkan dana lebih tinggi untuk membiayai pendanaan yang akan dipergunakan perusahaan.

5.1.2.4 Perkembangan Kebijakan hutang

Kebijakan hutang memiliki tingkat minimum sebesar 0,07 dan tingkat maksimum sebesar 26,53 dan nilai rata-ratanya sebesar 0,6260 dan nilai standard deviasi sebesar 2,12210. Ada perusahaan yang mengalami tingkat terendah dan tertinggi. Pada tahun 2009 perusahaan BTON yang mencapai tingkat terendah, berarti perusahaan BTON dengan maksimal bekerja memanfaatkan asset yang Universitas Sumatera Utara ada untuk memperoleh laba. Sehingga manajemen perusahaan hanya sedikit untuk mendanai operasional perusahaan. Sedangkan pada tahun 2008 perusahaan PBRX lebih besar memiliki hutang, karena kurang maksimalnya kegiatan yang dilakukan dalam memanfaatkan asset sehingga perusahaan akan mendanai operasional perusahaan dengan modal yang berasal dari hutang.

5.2 Uji Asumsi Klasik Pengaruh Profitabilitas dan Kepemilikan Insider

Terhadap Kebijakan Hutang Sebelum Transformasi 5.2.1 Uji Normalitas Sebelum Transformasi Perusahaan manufaktur yang telah terpilih menjadi sampel selanjutnya akan diolah melalui SPSS. Dengan demikian akan diketahui apakah sampel dari 156 perusahaan tersebut terdistribusi normal atau tidak. Data yang sebelum ditransformasi ke logaritma natural dapat di lihat pada lampiran 8. Selanjutnya apabila data tersebut tidak terdistribusi normal maka data tersebut harus di LN logaritma natural. Dikatakan tidak normal karena nilai signifikannya dibawah 0,05. Sebelum uji hipotesis dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap gejala penyimpangan klasik pengujian terhadap hasil regresi tanpa melibatkan variabel moderating. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan observasi yang mendekati distribusi normal seperti terlihat pada Gambar 5.1. di bawah ini: Universitas Sumatera Utara Gambar 5.1 Grafik Histogram P-Plot Sebelum Transformasi Melihat gambar grafik di atas bisa saja kurang mengerti karena kurang jelas. Maka selanjutnya dapat diperhatikan gambar dibawah ini, distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Untuk menguji data penelitian ini berdistribusi normal atau tidak dapat dilihat melalui analisis grafik seperti pada gambar 5.2. di bawah ini: Universitas Sumatera Utara . Gambar 5.2 Normal P-Plot Sebelum Transformasi Dengan melihat tampilan grafik histogram maupun grafik normal plot dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi tidak normal dan grafik normal plot terlihat titik-titik tidak menyebar dan tidak mengikuti di sekitar garis diagonal. Grafik ini menunjukkan bahwa model regresi belum memenuhi asumsi normalitas. Untuk lebih mengetahui apakah data tersebut normal atau tidak, kita dapat menggunakan uji statistik kolmogorov - Smirnov K-S, Santoso 2002 memberikan keputusan tentang data yang terdistribusi normal seperti: 1. Nilai signifikansi atau probabilitas 0,05 maka data terdistribusi secara tidak normal 2. Nilai signifikansi atau probabilitas 0,05 maka data terdistribusi secara normal. Universitas Sumatera Utara Hasil uji normalitas dengan menggunakan tes kolmogorov - Smirnov K-S adalah sebagai berikut: Tabel 5.2 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 156 Normal Parameters a,,b Mean .0000000 Std. Deviation 2.12179949 Most Extreme Differences Absolute .416 Positive .416 Negative -.396 Kolmogorov-Smirnov Z 5.191 Asymp. Sig. 2-tailed .000 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Hasil Penelitian 2012 data diolah Dari hasil data yang sudah diolah seperti gambar di atas terlihat bahwa data tidak terdistribusi secara normal karena nilai signifikansi 0,05.

5.2.2 Uji Heteroskedastisitas Sebelum Transformasi

Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu bergelombang, melebar lalu menyempit pada grafik Scatterplot antara prediksi nilai variabel terikat ZPRED denga residualnya SRESID. Berdasarkan Gambar 5.3, terlihat bahwa titik-titik tidak menyebar secara acak baik di atas maupun di bawah garis 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk suatu pola tertentu sehingga dapat disimpulkan terdapat masalah heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara Gambar 5. 3. Scatterplot Heteroskedastisitas Sebelum Transformasi

5.2.3 Uji Multikolinearitas Sebelum Transformasi

Uji Multikolonieritas dilakukan dengan melihat nilai Collinearity statistic dan nilai koefisien korelasi di antara variabel bebas. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Pengujian multikolineritas dilakukan untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan ada tidaknya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi multikolineritas. Berikut ini merupakan tabel dari data yang terdistribusi secara normal dan belum ditransformasi ke dalam bentuk Logaritma Natural LN. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.3 Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant .633 .174 3.637 .000 ROA -.004 .022 -.015 -.187 .852 1.000 1.000 KEP.IND S .000 .003 -.008 -.095 .925 1.000 1.000 a. Dependent Variable: DER Uji Multikolonieritas dilakukan dengan melihat nilai Collinearity statistic dan nilai koefisien korelasi di antara variabel bebas. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Multikolinieritas terjadi apabila nilai tolerance 0,10 dan Variance Inflation Factor VIF 10. Berdasarkan tabel 5.3 terlihat nilai VIF variabel independen yang terdiri dari ROA dan variabel Kepemilikan insider lebih kecil dari 10 sedangkan nilai tolerance lebih besar dari 0,10. Hal ini menunjukkan bahwa indikakator varibel informasi akuntansi dalam penelitian ini tidak saling berkorelasi.

5.2.4 Uji Autokorelasi Sebelum Transformasi

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka Universitas Sumatera Utara dinamakan ada masalah autokorelasi Ghozali, 2005. Adapun kriteria pengujiannya adalah : a. Jika nilai D-W dibawah 0 samapai 1,5 berarti ada autokorelasi positif. b. Jika nilai D-W diantara 1,5 samapi 2,5 berarti tidak ada autokorelasi. c. Jika nilai D-W diatas 2,5 sampai 4 berarti ada autokorelasi negatif. Tabel 5.4 Uji Autokorelasi Sebelum Transformasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .017 a .000 -.013 2.13562 2.022 a. Predictors: Constant, KEP.INSD, ROA a. Dependent Variable: DER Dari tabel 5.4 di atas nilai Durbin Watson sebesar 2,022, maka tidak terjadi autokorelasi yang terjadi dalam model regresi ini.

5.3 Uji Asumsi Klasik Pengaruh Profitabilitas dan Kepemilikan Insider

Terhadap Kebijakan Hutang Setelah Transformasi Setelah ditemukan masalah pada asumsi klasik sebelumnya, peneliti melakukan transformasi pada beberapa data yang tidak normal dengan menjadikan data dalam bentuk logaritma natural LN sehingga dapat menyelesaikan masalah data yang tidak normal. Data setelah ditransformasi ke Universitas Sumatera Utara dalam logaritma natural dapat dilihat pada lampiran 10. Hasil transformasi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

5.3.1 Uji Normalitas Setelah Transformasi

Setelah dilakukan transformasi, dan data dalam peneltian ini berdistribusi secara normal yang dapat dilihat melalui analisis grafik seperti pada gambar. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan observasi yang mendekati distribusi normal seperti terlihat pada Gambar 5.4 di bawah ini. Gambar 5. 4. Grafik Histogram P-Plot SetelahTransformasi Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Untuk menguji data penelitian ini berdistribusi normal atau tidak dapat dilihat melalui analisis grafik seperti pada gambar 5.5. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.5 Normal P-Plot Setelah Transformasi Dengan melihat tampilan grafik histogram maupun grafik normal plot dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi normal setelah di LN logaritma natural. Untuk lebih mengetahui apakah data tersebut normal atau tidak, kita dapat menggunakan uji statistik Kolmogorov - Smirnov K-S, Santoso 2002 memberikan keputusan tentang data yang terdistribusi normal seperti: 1. Nilai signifikansi atau probabilitas 0,05 maka data terdistribusi secara tidak normal 2. Nilai signifikansi atau probabilitas 0,05 maka data terdistribusi secara normal. Universitas Sumatera Utara Hasil uji normalitas dengan menggunakan tes Kolmogorov - Smirnov K-S adalah sebagai berikut: Tabel 5.5 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 156 Normal Parameters a,,b Mean .0000000 Std. Deviation .70751315 Most Extreme Differences Absolute .106 Positive .106 Negative -.057 Kolmogorov-Smirnov Z 1.323 Asymp. Sig. 2-tailed .060 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Dari hasil data yang sudah diolah seperti Tabel 5.5 di atas terlihat bahwa data terdistribusi secara normal karena nilai signifikansi 0,05.

5.3.2 Uji Heteroskedastisitas Setelah Transformasi

Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu bergelombang, melebar lalu menyempit pada grafik Scatterplot antara prediksi nilai variabel terikat ZPRED dengan residualnya SRESID. Berdasarkan Gambar 5.6, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak baik di atas maupun di bawah garis 0 pada sumbu Y dan membentuk suatu pola tertentu sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.6. Scatterplot Heteroskedastisitas Setelah Transformasi

5.3.3 Uji Multikolinearitas Setelah Transformasi

Setelah diadakan transformasi, diperoleh nilai korelasi yang lebih besar dari 0,10 dan Variance Inflation Factor VIF lebih kecil dari 10. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen dalam penelitian ini tidak saling berkolerasi atau tidak ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Multikolinieritas terjadi apabila nilai tolerance 0,10 dan VIF 10. Hasil pengujian terlihat pada Tabel 5.6 berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.6 Uji Multikolinieritas Setelah Transformasi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant -1.239 .118 -10.482 .000 LN_ROA -.097 .039 -.194 -2.452 .015 .995 1.005 LN_KEP.INSD -.078 .060 -.103 -1.298 .196 .995 1.005 a. Dependent Variable: LN_DER Uji Multikolonieritas dilakukan dengan melihat nilai Collinearity statistic dan nilai koefisien korelasi di antara variabel bebas. Berdasarkan tabel 5.6 terlihat nilai VIF variabel independen yang terdiri dari ROA dan variabel Kepemilikan insider lebih kecil dari 10 sedangkan nilai tolerance lebih besar dari 0,10. Hal ini menunjukkan bahwa indikakator varibel informasi akuntansi dalam penelitian ini tidak saling berkorelasi.

5.2.4 Uji Autokorelasi Setelah Transformasi

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Hasil transformasi terhadap penelitian menghasilkan nilai baru yang tertera pada Tabel 5.7 untuk Durbin Watson sebesar 2,175 yang berada di antara 1,5 samapai dengan 2,5 sehingga menunjukkan tidak terjadi autokorelasi. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.7 Uji Autokorelasi Setelah Transformasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 . 213 a .046 .033 .71212 2.175 a. Predictors: Constant, LN_KEP.INSD, LN_ROA b. Dependent Variable: LN_DER

5.4 Koefisien Determinasi

Nilai R square R 2 atau nilai koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R 2 adalah diantara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel dependen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Tabel 5.8 Hasil Adjusted R Model Summary 2 Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .213 a .046 .033 .71212 Predictors: Constant, LN_KEP.INSD, LN_ROA Nilai adjusted R 2 sebesar 0,033 mempunyai arti bahwa hal ini berarti variabel dependen mampu dijelaskan oleh variabel independen sebesar 3,3. Universitas Sumatera Utara Dengan kata lain 3,3 perubahan dalam Kebijakan Hutang mampu dijelaskan variabel ROA dan Kepemilikan Insider dan sisanya 100-3,3= 96,7 dijelaskan oleh sebab yang lain diluar model penelitian ini.

5.5 Pengujian Hipotesis

Setelah diperoleh kesimpulan bahwa tidak terdapat pelanggaran pengujian asumsi klasik dan model sudah dapat digunakan untuk melakukan analisa regresi berganda, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis. ,,

5.5.1 Pengujian Hipotesis Persamaan I

Hipotesis pertama yang akan diuji adalah Profitabilitas dan Kepemilikan Insider berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap Kebijakan Hutang. Untuk melihat pengaruh secara parsial yaitu dengan menggunakan uji statistik t. sedangkan secara simultan yaitu dengan menggunakan uji statistik F.

a. Uji t

Pengujian Koefisien Regresi Parsial dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 17.0 diperoleh hasil statistik analisis regresi pengaruh variabel Profitabilitas dan kepemilikan insider terhadap kebijakan hutang yang dapat dilihat pada Tabel 5.9 berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 5.9 Hasil Analisis Regresi Profitabilitas dan Kepemilikan Insider Secara Parsial Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -1.239 .118 -10.482 .000 LN_ROA -.097 .039 -.194 -2.452 .015 LN_KEP.INSD -.078 .060 -.103 1.298 .196 a. Dependent Variable: LN_DER Berdasarkan hasil analisis regresi pada tabel diatas, persamaan regresi berganda antara Profitabilitas ROA dan kepemilikan Insider terhadap Kebijakan Hutang dapat diformulasikan dalam bentuk persamaan sebagai berikut: Y= -1,239 – 0,097 LN_ROA - 0,078 LN_KEP.INSD Hasil persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1 Pengujian koefisien regresi Return on Asset ROA Nilai probabilitas value Return on Assets dalam penelitian ini yaitu sebesar 0,015 signifikan pada tingkat α = 5. Dari hasil analisis regresi diperoleh t hitung sebesar -2,452 dengan kriteria pengujian dua sisi diperoleh t tabel sebesar -1,975. Jadi t hitung t tabel -2,452 1,975, maka tolak H 1 karena sesuai syarat bahwa t hitung t tabel tolak H 1 dan dapat diambil kesimpulan bahwa Return on Assets secara parsial berpengaruh dan signifikan terhadap Kebijakan Hutang. Koefisien regresi untuk ROA bernilai negatif sebesar Universitas Sumatera Utara -0,097 artinya bahwa setiap ROA mengalami kenaikan sebesar 1, maka akan menyebabkan turunnya Kebijakan Hutang sebesar 0,97. 2 Pengujian koefisien regresi Kepemilikan Insider Nilai probabilitas value Kepemilikan Insider dalam penelitian ini yaitu sebesar 0,196 tidak signifikan pada tingkat α = 5. Dari hasil analisis regresi diperoleh t hitung sebesar 1,298 dengan kriteria pengujian dua sisi diperoleh t tabel sebesar -1,975. Jadi t hitung t tabel 1,298 1,975, , maka tolak H 1 karena sesuai syarat bahwa t hitung t tabel tolak H 1

b. Uji F

dan dapat diambil kesimpulan bahwa Kepemilikan Insider secara parsial berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Kebijakan Hutang. Koefisien regresi untuk Kepemilikan Insider bernilai negatif sebesar -0,078 artinya bahwa setiap Kepemilikan Insider mengalami kenaikan sebesar 1, maka akan menyebabkan turunnya kebijakan hutang sebesar 0,78. Pengujian Koefisien Regresi Simultan dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan atau secara bersama-sama. - Pengaruh Profitabilitas dan Kepemilikan Insider secara simultan terhadap Kebijakan Hutang Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 17.0 diperoleh hasil statistik analisis regresi pengaruh variabel Profitabilitas ROA dan Kepemilikan Insider terhadap Kebijakan Hutang secara simultan yang dapat dilihat pada Tabel 5.10 berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.10 Hasil Analisis Regresi Profitabilitas dan Kepemilikan Insider Secara Simultan ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 3.700 2 1.850 3.648 .028 a Residual 77.589 153 .507 Total 81.289 155 a. Predictors: Constant, LN_KEP.INSD, LN_ROA b. Dependent Variable: LN_DER Berdasarkan Tabel 5.10 di atas dapat dilihat nilai probablitas value variabel Profitabilitas ROA dan Kepemilikan Insider dalam penelitian ini sebesar 0,028 signifikan pada tingkat a = 5. Dari hasil uji ANOVA diperoleh F hitung sebesar 3,648, dengan kriteria pengujian satu sisi diperoleh F tabel sebesar 1,304. Jadi F hitung F tabel α ; k-1; n-k 3,648 1,304, maka terima H 1

5.5.2 Pengujian Hipotesis II

dan dapat diambil kesimpulan bahwa variabel Profitabilitas ROA, dan Kepemilikan Insider secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Kebijakan Hutang. Pengujian hipotesis kedua dilakukan untuk menguji pengaruh Struktur Aset sebagai variabel moderating yang dapat mempengaruhi profitabilitas dan kepemilikan insider terhadap kebijakan hutang. Hipotesis ini diuji dengan metode residual. Analisis residual menguji pengaruh deviasi penyimpangan dari suatu model. Uji residual dilakukan setelah pengujian regresi berganda yang telah dilakukan sebelumnya. Pengujian ini menggunakan analisis regresi berganda Universitas Sumatera Utara dengan uji residual, dengan variabel moderating yaitu Struktur Aset. Penggunaan variabel moderating ini dimaksud untuk membuktikan hipotesis bahwa variabel Struktur Aset selaku variabel moderating dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh Profitabilitas dan Kepemilikan Insider terhadap Kebijakan Hutang. Uji residual dilakukan setelah dilakukan terlebih dahulu uji regresi berganda antara Profitabilitas dan Kepemilikan Insider terhadap Struktur Aset. Hasil analisis statistik dapat dilihat pada Tabel 5.11 berikut. Tabel 5.11 Hasil Analisis Regresi Variabel Moderating Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -.883 .113 -7.803 .000 LN_ROA -.016 .029 -.044 -.543 .588 LN_KEP.INSD .021 .044 .038 .471 .639 LN_DER .153 .059 .209 2.585 .011 a. Dependent Variable: LN_AST Hasil analisis regresi berganda tersebut dapat diformulasikan dalam bentuk persamaan sebagai berikut: AST = - 0,883 - 0,016 LN_ROA + 0,021 LN_KEP.INSD + | e | Hasil regresi tersebut kemudian dilakukan uji residual untuk mengetahui apakah Struktur Aset merupakan variabel moderating. Uji ini dilakukan dengan menguji pengaruh Kebijakan hutang terhadap nilai absolut Universitas Sumatera Utara residual dari variabel moderating. Hasil statistik uji residual dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.12 berikut. Tabel 5.12 Hasil Uji Residual Variabel Moderating Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -.143 .005 -27.240 .000 LN_DER -.149 .004 -.939 -34.025 .000 a. Dependent Variable: Unstandardized Residual Berdasarkan Tabel tersebut, maka model regresi dapat diformulasikan dalam bentuk persamaan sebagai berikut: | e | = -0,143 - 0,149 LN_DER Berdasarkan hasil uji residual yang dilakukan bahwa nilai koefisien parameternya bernilai negatif -0,149 dan nilai signifikan sebesar 0,000 0,05. Sebuah variabel dikatakan sebagai variabel moderating jika memiliki koefisien yang negatif dan berpengaruh secara signifikan. Variabel Struktur Aset merupakan variabel moderating yang dapat memperkuat pengaruh Profitabilitas dan Kepemilikan Insider terhadap tingkat Kebijakan Hutang, karena variabel moderating memiliki koefisien negatiff dan berpengaruh signifikan.

5.6 Pembahasan

Variabel Kebijakan Hutang dipengaruhi oleh Profitabilitas dan Kepemilikan Insider. Profitabilitas yang terdiri atas ROA disebut variabel bebas Universitas Sumatera Utara X1 dan Kepemilikan Insider sebagai variabel bebas X2 mempengaruhi Kebijakan Hutang sebagai variabel terikat Y secara simultan. Profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah ROA. Dari hasil uji normalitas data, data penelitian berdistribusi normal. Tidak terjadi multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas dalam model regresinya. Sehingga hasil prediksi yang digunakan mempunyai tingkat kesalahan yang kecil dan dapat digunakan memprediksi Kebijakan Hutang bagi para investor. Berdasarkan hasil pengujian regresi, Profitabilitas dan kepemilikan Insider berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang pada tingkat signifikansi 3,3 dengan kontribusi sebesar 96,7, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti di dalam penelitian ini. a. Secara parsial ROA berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Kebijakan Hutang. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Erni Masdupi 2005 yang menemukan adanya pengaruh negatif dan tidak signifikan antara ROA terhadap Kebijakan Hutang. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Margaretha dan Ramadhan 2010 yang menemukan bahwa ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan hutang. b. Secara parsial kepemilikan insider berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kebijakan hutang. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ayu 2012 yang menemukan adanya pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kebijakan hutang. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Robby, dkk 2012 yang menemukan bahwa kepemilikan insider berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan hutang. Universitas Sumatera Utara c. Pengaruh Struktur Aset Setelah pengujian regresi berganda dilakukan, maka dilakukan pengujian kembali menggunakan variabel moderating yakni Struktur Aset. Pengujian ini secara simultan diperoleh nilai koefisien parameter negatif sebesar 0,149 dan nilai signifikan sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa Struktur Aset merupakan variabel moderating yang dapat memperkuat pengaruh profitabilitas dan kepemilikan insider terhadap kebijakan hutang, karena nilai koefisien parameternya bernilai negatif dan signifikan yaitu lebih kecil dari α =0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa keputusan yang menyangkut komposisi pendanaan yang dipilih perusahaan untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam kreditor dengan pemilik perusahaan, untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan hutang tidak begitu mempengaruhi perusahaan pemilik dalam mengambil kebijakan hutang dalam perusahaannya. Universitas Sumatera Utara BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Penelitian mengenai Profitabilitas dan Kepemilikan Insider terhadap Kebijakan Hutang dengan Struktur Aset sebagai variabel moderating pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia BEI Periode 2008-2011 ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Secara parsial pengaruh ROA berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan hutang. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Erni Masdupi 2005 yang menemukan adanya pengaruh negatif dan signifikan antara ROA terhadap Kebijakan Hutang. 2. Kepemilikan insider berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kebijakan hutang. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ayu 2012 yang menemukan adanya pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kebijakan hutang. 3. Secara simultan pengaruh profitabilitas dan kepemilikan insider berpengaruh secara simultan terhadap kebijakan hutang. Jadi dapat disimpulkan bahwa pihak pemilik perusahaan harus bekerja dengan maksimal agar menghasilkan profit yang lebih dan bekerja sama dengan pihak manajemen yang berpengalaman dalam bidangnya masing-masing. 4. Variabel Struktur Aset merupakan variabel moderating yang dapat memperkuat pengaruh Profitabilitas dan Kepemilikan Insider 58 Universitas Sumatera Utara terhadap Kebijakan Hutang karena nilai koefisiennya bernilai negatif dan signifikan pada α = 5 pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia BEI Periode 2008-2011.

6.2. Keterbatasan penelitian

Adanya keterbatasan dalam penelitian ini adalah 1. Penelitian ini hanya menggunakan dua variabel independen yaitu profitabilitas dan kepemilikan insider untuk mempengaruhi kebijakan hutang, sebenarnya masih banyak variabel lain yang dapat mempengaruhi kebijakan hutang. 2. Penelitian ini tidak membedakan jenis industri perusahaan yang diteliti.

6.3. Saran

Dari kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti memberikan beberapa saran berikut: 1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel-variabel independen lain, yang dapat berpengaruh terhadap kebijakan hutang. 2. Penelitian selanjutnya sebaiknya membedakan jenis industri perusahaan yang akan diteliti berdasarkan jenis atau karakteristik industri keuangan dan non keuangan. Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA Brigham, Eugene F, dan Joel, F. Houston 2001. Manajemen Keuangan, Erlangga, Jakarta . ______, 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi kesepuluh, Salemba Empat, Jakarta. Cahyono, Bambang Tri, 1996. Metodologi Riset Bisnis, IPWI, Jakarta Chen, Carl, R., dan Thomas, L, Steiner, 1999. Managerial Ownership and Agency Conflicts: A Nonlinear Simultaneous Equation Analysis of Managerial Ownership, Risk Taking, Debt Policy, and Dividend Policy, The Financial Review 34:119-136 Dyahsih, Rahayu, 2006. Pengaruh Kepemilikan Saham Manajerial dan Institusional pada Struktur Modal Perusahaan, Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Erlina, 2011. “Metode Penelitian”, Pusat Sistem Informasi Kampus USU, Medan Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Universitas Diponegoro: Semarang Halim, Abdul, 2003. Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan, Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN Harahap, S.S. 2007. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta Husnan, Suad dan Pudjiastuti, Enny, 2002. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi Kelima, Jakarta Indahningrum dan Handayani, 2009. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Deviden, Pertumbuhan Perusahaan, Free Cash Flow dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 11. No. 3. Desember 2009, hlm. 189-207 Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009. Standard Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta Isrina, Damayanti, 2006. Analisa Pengaruh Free Cash Flow dan Struktur Kepemilikan Saham terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia, Tesis Ismiyati, Fitri dan Mahmud, Hanafi, 2003. Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Resiko Kebijakan Hutang dan Kebijakan Deviden: Analisis Persamaan Simultan, Simposium Nasional Akuntansi VI, hlm.820-849 Istijanto, 2008. Aplikasi Praktis Riset Pemasaran Cara Praktis Meneliti Konsumen dan Pesaing, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Universitas Sumatera Utara Jensen, M., dan W. Meckling, 1999. Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure, Journal of Finance Economic, 3:305-360 Kartika. N., 2006. Penggunaan Path Analysis untuk Memediasi Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Risko untuk Konflik Keagenan, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 8, No. 2, Hlm. 135-150 Kim, W.S., dan Sorensen E.G, 1986. “Evidence on the Impact of the Agency Cost of Debt on Corporate Debt Policy, Journal of Finance and Quantitative Analysis, hlm. 121-144. Mahadwartha, Anom, 2003. Uji Teori Keagenan dalam hubungan Interdependensi antara Kebijakan Hutang dan Kebijakan Deviden Simposium Nasional Akuntansi V, Ikatan Akuntansi Indonesia Margaretha, F dan Ramadhan, A.R, 2010 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Industri Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis Akuntansi, Vol12. No. 2, Agustus 2010, Hal. 119-130 Masdupi, Erni, 2005. Analisis Dampak Struktur Kepemilikan Pada Kebijakan Hutang dalam Mengontrol Konflik Keagenan, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 20, No. 1, hlm. 57-69 Murni, Sri dan Andriana, 2007. Pengaruh Insider Ownership, Dividen Payments dan Firm Growth terhadap Kebijakan Hutang, Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol. 7, No. 1, hlm. 15-24. Myers.M, 2002. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan, Erlangga, Jakarta Nuringsih, Kartika, 2010. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial Kebijakan Hutang, ROA dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Deviden. Studi 1995-1996. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Juli-Desember 2005, Vol. 2, No. 2, pp 103-123 Riyanto, Bambang, 2001. Dasar–Dasar Pembelanjaan Perusahaan, BPFE, Yogyakarta Robby, S. Asbar, dkk, 2012, Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Deviden, Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, hlm. 9-10 Sartono, R. Agus, 2001. Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi, Edisi Keempat, BPFE Yogyakarta: Yogyakarta Universitas Sumatera Utara Sisca, C. Dewi, 2008. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Deviden, Jurnal Bisnis dan Akuntansi Trisakti School of Management Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Jakarta Sulistyo, S. Joko, 2011. 6 Hari Jago SPSS. Cetakan Kedua, Cakrawala: Yogyakarta Soesetio, Yuli, 2007. Keputusan Manajerial, Kebijakan Deviden, Struktur Aktiva dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang, Jurnal Keuangan dan Perbankan, September 2008, Vol 12, hlm 384-398. Sekaran, Uma, 2006. Research Methods For Business: Metodologi Penelitian Untuk Bisnis, Buku 2, Salemba Empat, Jakarta ______, 2000. Metode Penelitian Untuk Bisnis. Edisi Keempat. Penerbit Salemba Empat. Jakarta Schroeder, Roger, C. 1989. Manajemen Operasi Pengambilan Keputusan dalam Fungsi Operasi terjemahan Jakarta: Penerbit Erlangga Theresia, Ayu, 2012. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2011, Tesis, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma: Jakarta Van Horne, James C., dan Wachowicz, John M, 2001. Fundamental Offinancial Management: Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan, Edisi 12, Salemba Empat Wahidahwati, 2002. Pengaruh Kepemilika Manajerial dan Kepemilikan Institusional pada Kebijakan Hutang Perusahaan: Sebuah Perspektif Theory Agency Wahyuning, Kurniati, 2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Kebijakan Hutang Peusahaan, Tesis Universitas Diponegoro, Semarang Warsono, 2003. Manajemen Keuangan Buku I. Edisi Ketiga. Malang. Bayumedia Weston, J.F, 1997. Manajerial Keuangan, Edisi Sembilan, Penerbit Bina Rupa Aksara dan Copland,T, Jakarta ______ 1992. Dasar–Dasar Manajemen Keuangan Jilid II, Erlangga, Jakarta. Yeniatie dan Nicken, D, 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang pada Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di BEI, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.12 No.1, hlm 1-16 http: www.idx.co.id “ICMD Indonesian Capital Market Directory” http: www.google.com . Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 NAMA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN 2008-2011 No Nama Perusahaan No Nama Perusahaan No Nama Perusahaan No Nama Perusahaan No Nama Perusahaan 1 APLI 39 DLTA 77 IATA 115 MLBI 153 SUGI 2 ACES 40 DPNS 78 IKAI 116 MLIA 154 SKLT 3 AIMS 41 DVLA 79 INCI 117 MRAT 155 SMCB 4 AISA 42 DSUC 80 INTD 118 MYOR 156 SMGR 5 ARGO 43 DYNA 81 ITMA 119 NIPS 157 SMSM 6 AKRA 44 DOID 82 JASS 120 OKAS 158 SQBI 7 ALPA 45 EKAD 83 JECC 121 PRAS 159 SRSN 8 ALMI 46 ESTI 84 JKSW 122 PAFI 160 STTP 9 AMFG 47 EKUITAS 85 JPRS 123 PASU 161 SULI 10 APOL 48 EPMT 86 KAEF 124 PBRX 162 TALF 11 AQUA 49 EXCL 87 KARW 125 PICO 163 TBLA 12 ARNA 50 FASW 88 KBLI 126 POLY 164 TBMS 13 ASGR 51 FAST 89 KBLM 127 PSDN 165 TCID 14 ASII 52 FMII 90 KKGI 128 PTSN 166 TFCO 15 AUTO 53 FPNI 91 KOIN 129 PROD 167 TOTO 16 AKPI 54 FREN 92 KONI 130 PYFA 168 TPIA 17 ADES 55 FISH 93 KDSI 131 PTSP 169 TRST 18 ADMG 56 GDYR 94 KIAS 132 RALS 170 TSPC 19 AKKU 57 GJTL 95 KICI 133 RDTX 171 TGKA 20 BIMA 58 GGRM 96 KLBF 134 RIGS 172 TIRA 21 BATI 59 HDTX 97 LION 135 RIMO 173 TIRT 22 BATA 60 HERO 98 LMPI 136 RMBA 174 TKGA 23 BRAM 61 HEXA 99 LMSH 137 RICY 175 TLKM 24 BTON 62 HMSP 100 LPIN 138 SAIP 176 TMAS 25 BUDI 63 HITS 101 LTLS 139 SAFE 177 TMPI 26 BINI 64 IGAR 102 MASA 140 SCPI 178 TRIL 27 BLTA 65 IKBI 103 MACO 141 SCCO 179 TURI 28 BRNA 66 INAF 104 MAPI 142 SDPC 180 UNIC 29 BRPT 67 INKP 105 MDRN 143 SIMA 181 UNTR 30 BTEL 68 INAI 106 META 144 SIMM 182 ULTJ 31 CEKA 69 INDF 107 MICE 145 SING 183 UNTX 32 CLPI 70 INDR 108 MIRA 146 SIPD 184 UNVR 33 CMPP 71 INDS 109 MLPL 147 SKBM 185 VOKS 34 CSAP 72 INTP 110 MPPA 148 SMAR 186 WICO Universitas Sumatera Utara 35 CNTX 73 ISAT 111 MTDL 149 SMDR 187 WEHA 36 CTBN 74 INTA 112 MYOH 150 SOBI 188 YPAS 37 CLPK 75 INRU 113 MYRX 151 SPMA 189 ZBRA 38 DAVO 76 IMAS 114 MERK 152 SQMI Universitas Sumatera Utara Lampiran 2 NAMA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI YANG MELAPORKAN LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2008-2011 No Nama Perusahaan No Nama Perusahaan No Nama Perusahaan No Nama Perusahaan 1 APLI 19 GDYR 37 LMSH 55 SKLT 2 BIMA 20 GJTL 38 LPIN 56 SMCB 3 ADES 21 HMSP 39 MASA 57 SMGR 4 ADMG 22 IGAR 40 MERK 58 SMSM 5 AISA 23 IKBI 41 MLBI 59 SQBI 6 AKKU 24 INAF 42 MLIA 60 SRSN 7 BATA 25 INAI 43 MRAT 61 STTP 8 BRAM 26 INDF 44 MYOR 62 SULI 9 BTON 27 INDR 45 NIPS 63 TCID 10 BUDI 28 INDS 46 PAFI 64 TFCO 11 CNTX 29 INTP 47 PBRX 65 TOTO 12 CTBN 30 JKSW 48 PICO 66 TPIA 13 DLTA 31 JPRS 49 POLY 67 TRST 14 DPNS 32 KAEF 50 PSDN 68 TSPC 15 DVLA 33 KICI 51 PTSN 69 ULTJ 16 EKAD 34 KLBF 52 RICY 70 UNTX 17 ESTI 35 LION 53 SAIP 71 UNVR 18 FASW 36 LMPI 54 SCPI 72 YPAS Universitas Sumatera Utara Lampiran 3 DATA SAMPEL PENELITIAN VARIABEL RETURN ON ASSET ROA 1. Tahun 2008 N o Nama Perusahaa n Laba Setelah Pajak Aset ROA LN_RO A 1 ADMG 263.386.627 3.855.930.121 0,07 -2,66 2 AISA 37.455.922.334 1.016.957.755.151 0,04 -3,22 3 BATA 157.562.668 401.900.579 0,39 -0,94 4 BRAM 94.775.520 1.672.766.471 0,06 -2,81 5 BTON 20.823.061.634 70.508.814.577 0,30 -1,2 6 BUDI 32.981.000 1.698.750 19,4 1 2,97 7 DVLA 70.819.094 637.660.844 0,11 -2,21 8 EKAD 4.606.369.363 140.763.761.567 0,03 -3,51 9 FASW 36.553.869.861 3.718.547.929.224 0,01 -4,61 10 IGAR 7.348.483.975 305.782.633.658 0,02 -3,91 11 INAF 5.031.898.680 965.811.675.903 0,01 -4,61 12 INDF 1.034.389 39.594.264 0,03 -3,51 13 INDR 7.408.161 609.676.407 0,01 -4,61 14 INDS 31.827.215.353 918.227.729.873 0,03 -3,51 15 INTP 1.745.500.936.215 11.286.706.863.779 0,15 -1,9 16 JPRS 49.157.545.353 399.343.736.262 0,12 -2,12 17 KLBF 706.822.146.190 5.703.832.411.898 0,12 -2,12 18 LMPI 2.571.939.722 56.078.203.949 0,05 -3 19 LMSH 9.237.180.878 61.987.805.413 0,15 -1,9 20 LPIN 4.763.329.650 182.939.871.224 0,03 -3,51 21 MERK 98.620.070 375.064.492 0,26 -1,35 22 MLBI 222.307 941.389 0,24 -1,43 23 MRAT 22.290.067.707 354.780.623.962 0,06 -2,81 24 MYOR 196.230.049.693 2.922.998.415.036 0,07 -2,66 25 NIPS 10.550.888.421 325.008.127.626 0,03 -3,51 26 PBRX 41.258.450.842 952.742.296.102 0,04 -3,22 27 PICO 12.986.339.190 588.563.565.451 0,02 -3,91 28 PSDN 9.448.209.908 286.965.007.378 0,03 -3,51 29 SKLT 4.271.023.656 201.003.449.401 0,02 -3,91 30 SMCB 7.674.980 0,04 -3,22 Universitas Sumatera Utara 282.220 31 SMSM 91.471.918.506 929.753.183.773 0,10 -2,3 32 SQBI 94.271.208 294.724.871 0,32 -1,14 33 SRSN 6.796.587 392.937.045 0,02 -3,91 34 STTP 4.816.495.973 626.749.784.472 0,01 -4,61 35 TCID 114.854.035.121 910.789.677.565 0,13 -2,04 36 TOTO 63.286.993.788 1.031.130.721.298 0,06 -2,81 37 TRST 58.025.393.373 2.158.865.645.281 0,03 -3,51 38 TSPC 320.647.898.367 2.967.057.055.450 0,11 -2,21 39 ULTJ 303.711.501.204 1.740.646.379.006 0,17 -1,77

2. Tahun 2009

No Nama Perusahaan Laba Setelah Pajak Aset ROA LN_ROA 1 ADMG 53.811.287 3.719.872.147 0,01 -4,61 2 AISA 37.786.775.452 1.347.036.482.667 0,03 -3,51 3 BATA 52.980.646 416.679.147 0,13 -2,04 4 BRAM 72.105.574 1.349.630.935 0,05 -3 5 BTON 9.388.156.670 69.783.877.404 0,13 -2,04 6 BUDI 146.415 1.598.824 0,09 -2,41 7 DVLA 72.272.233 783.613.064 0,09 -2,41 8 EKAD 16.443.338.453 165.122.502.774 0,10 -2,3 9 FASW 276.728.714.277 3.671.234.906.908 0,08 -2,53 10 IGAR 24.740.866.566 3.808.701.451 6,50 1,87 11 INAF 5.031.898.680 728.034.877.647 0,01 -4,61 12 INDF 2.075.861 40.382.953 0,05 -3 13 INDR 11.361.326 545.027.992 0,02 -3,91 14 INDS 58.765.937.255 1.140.423.109 51,53 3,94 15 INTP 2.746.654.071.082 1.276.270.232.548 2,15 0,77 16 JPRS 1.917.377.909 353.951.009.577 0,01 -4,61 17 KLBF 929.003.740.338 6.482.446.670.172 0,14 -1,97 18 LMPI 5.991.716.796 540.513.720.495 0,01 -4,61 19 LMSH 2.400.507.034 72.830.915.980 0,03 -3,51 20 LPIN 10.210.751.529 137.909.659.938 0,07 -2,66 21 MERK 146.700.178 433.970.635 0,34 -1,08 22 MLBI 340.458 993.465 0,34 -1,08 23 MRAT 21.016.846.720 365.635.717.933 0,06 -2,81 24 MYOR 372.157.912.334 3.246.498.515.952 0,11 -2,21 25 NIPS 3.685.250.963 314.477.779.213 0,01 -4,61 26 PBRX 33.281.610.508 819.565.245.320 0,04 -3,22 27 PICO 12.657.347.594 542.660.240.316 0,02 -3,91 Universitas Sumatera Utara 28 PSDN 32.449.818.159 353.628.509.667 0,09 -2,41 29 SKLT 12.802.527.979 196.186.028.659 0,07 -2,66 30 SMCB 895.751 7.265.366 0,12 -2,12 31 SMSM 132.850.275.038 941.651.276.002 0,14 -1,97 32 SQBI 131.259.309 318.933.869 0,41 -0,89 33 SRSN 25.380.247 413.776.708 0,06 -2,81 34 STTP 41.072.367.353 548.720.445.825 0,07 -2,66 35 TCID 124.611.776.666 994.620.225.969 0,13 -2,04 36 TOTO 182.820.895.226 1.010.892.409.021 0,18 -1,71 37 TRST 143.882.097.670 1.921.660.087.991 0,07 -2,66 38 TSPC 359.964.376.338 3.263.102.915.008 0,11 -2,21 39 ULTJ 61.152.852.190 1.732.701.994.634 0,04 -3,22 Universitas Sumatera Utara

3. Tahun 2010

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Deviden, Profitabilitas, dan Struktur Aset Terhadap Kebijakan Hutang (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015)

0 9 95

PENGARUH PROFITABILITAS,KEBIJAKAN HUTANG DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Hutang Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2

0 3 19

PENGARUH PROFITABILITAS,KEBIJAKAN HUTANG DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Hutang Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2

0 2 15

ANALISIS VARIABEL STRUKTUR ASET, UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 13 140

PENGARUH PROFITABILITAS DAN KEPEMILIKAN INSIDER TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG DENGAN STRUKTUR ASET SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS

0 0 16

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, FREE CASH FLOW, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN STRUKTUR ASET TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 20

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, FREE CASH FLOW, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN STRUKTUR ASET TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

ANALISIS VARIABEL STRUKTUR ASET, UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 19

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

1 2 14

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - PENGARUH PROFITABILITAS DAN KEPEMILIKAN INSIDER TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEBIJAKAN HUTANG DAN KEBIJAKAN DEVIDEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENINGPADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA - Unissula Reposi

0 0 9