26
Sarlito Wirawan Sarwono, 1989: 155 dengan temuanya sendiri pada akhir 1970-an. Dalam penelitian Kinsey tercatat 2 anak perempuan dan 10 anak
laki-laki dibawah usia 16 tahun telah melakukan hubungan seks. Penelitian Fury yang dilakukan 25-30 tahun kemudian ternyata angka
tersebut sudah menjadi 33 untuk anak perempuan dan 50 untuk anak laki- laki dibawah usia 16 tahun. Di Indonesia beberapa hasil penelitian juga
menunjukan adanya penurunan batas usia hubungan seks pertama kali Hanifah dalam Sarlito Wirawan Sarwono, 1989: 155, antara lain:
a. Sebanyak 18 responden di Jakarta berhubungan seks pertama di usia 18 tahun dan usia termuda 13 tahun.
b. Remaja Manado yang sudah aktif secara seksual, melakukan hubungan
seks pertama pada usia dibawah 16 tahun. Sebanyaknya 56,8 pada remaja pria dan 33,3 pada remaja putri.
5. Proses Perubahan pada Masa Remaja
Masa remaja dikenal sebagai salah satu periode dalam rentang kehidupan manusia yang memiliki beberapa keunikan tersendiri. Keunikan tersebut
bersumber dari kedudukan masa remaja sebagai periode transisional antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Pada masa remaja perubahan-perubahan
besar terjadi dalam kedua aspek tersebut, sehingga dapat dikatakan bahwa ciri umum yang menonjol pada masa remaja adalah berlangsungnya perubahan
itu sendiri. Proses perubahan tersebut dan interaksi antara beberapa aspek yang berubah selama masa remaja antara lain sebagai berikut: Lerner
Hultsch dalam Hendriati Agustiani, 2006: 30.
27
a. Perubahan Fisik Perubahan yang paling jelas yang nampak dialami oleh remaja adalah
perubahan biologis dan fisiologis yang berlangsung pada masa pubertas atau pada awal masa remaja, yaitu sekitar umur 11-15 tahun pada perempuan dan
12-16 tahun pada laki-laki Hurlock dalam Hendriati Agustiani, 2006: 30. Hormon yang diproduksi oleh kelenjar endokrin akan membawa perubahan.
Seiring dengan itu, berlangsung juga pertumbuhan yang pesat pada tubuh dan anggota-anggota tubuh untuk mencapai proporsi seperti orang dewasa.
b. Perubahan Emosionalitas Adanya perubahan fisik dan hormonal akan menyebabkan terjadinya
perubahan dalam aspek emosionalitas pada remaja. Hormonal menyebabkan perubahan-perubahan seksual dan menimbulkan dorongan-dorongan dan
perasaan-perasaan baru. Pengaruh sosial senantiasa berubah, seperti teman sebaya, media masa dan ketertarikan pada lawan jenis mengakibatkan remaja
lebih berorientasi secara seksual. c. Perubahan Kognitif
Perubahan dalam kemampuan berfikir piaget dalam Hendriati Agustiani, 2006: 31 merupakan suatu tahap terakhir yang disebut sebagai tahap formal
operation dalam perkembangan kognitifnya. Dalam tahapan yang bermula pada umur 11 atau 12 tahun, remaja tidak lagi terikat pada realitas fisik yang
kongkrit dari apa yang ada, remaja mulai mampu berhadapan dengan aspek- aspek yang hipotetis dan abstrak dari realitas. Kemampuan berfikir yang baru
28
memungkinkan individu untuk berfikir secara abstrak yang kemudian memberikan peluang bagi individu untuk mengimajinasi kemungkinan lain
dalam segala hal.
6. Tugas-Tugas Perkembangan Remaja