Perilaku Hiperseksual Pada Perempuan Nymfomania Perilaku Hiperseksual Pada Laki-Laki Satyriasis Jenis-Jenis Perilaku Hiperseksual

32 Seseorang yang memiliki latar belakang keluarga, status sosial, atau pendidikan yang lebih rendah, biasanya melampiaskan rasa rendah dirinya dalam hubungan seks. Sedangkan menurut Kafka dalam Kaplan and Krueger, 2010: 182 menyebutkan faktor-faktor yang menyebabkan seseorang mengalami hiperseksual sebagai berikut: a. Adanya penyalahgunaan obat-obatan b. Memiliki tingkat kecemasan, depresi, serta kebosanan.

4. Perilaku Hiperseksual Pada Perempuan Nymfomania

Nymfomania merupakan gejala seksualitas pada perempuan yang memiliki nafsu seksual terus-menerus serta patologis dan adanya dorongan seks yang luar biasa. Menurut Kartini Kartono, 2003 penyebab terjadinya nymfomania, antara lain : a. Kurangnya kasih sayang dan kehangatan emosional pada masa kanak- kanak. b. Adanya perasaan “sexual lag behind”, yaitu selalu merasa kekurangan atau ketinggalan dalam pengalaman seks dimasa remaja. c. Selalu diliputi oleh ketegangan-ketegangan emosional emotional stresses, yang ingin disalurkan dalam bentuk relasi seks yang tidak terkendali. d. Timbulnya keinginan-keinginan rasional untuk dipuja-puja dan dicintai banyak pria. 33 e. Sebagai kompensasi pembalasan dendam terhadap ayah sendiri yang dibencinya, atau terhadap pria bekas kekasihnya yang tidak setia.

5. Perilaku Hiperseksual Pada Laki-Laki Satyriasis

Satyriasis atau satyromania adalah keinginan seks yang tidak kunjung puas, pantologis, dan luar biasa dorongan seksualnya. Penyebabnya hampir sama dengan nymfomania, namun satyriasis sering disertai dengan priapisme, yaitu ereksi atau ketegangan zakar atau penis secara terus-menerus, yang biasanya tidak disertai dorongan atau nafsu seks. Nympomania dan satyriasis bisa disembuhkan ataupun bisa dikurangan dengan metode psikoterapi intensif.

6. Jenis-Jenis Perilaku Hiperseksual

Menurut Kafka dalam Kaplan and Krueger, 2010: 182-183 jenis-jenis perilaku hiperseksual dibagi menjadi beberapa jenis yaitu: a. Masturbasi Masturbasi merupakan salah satu jenis perilaku hiperseksual pada perempuan. Masturbasi dilakukan sebagai pemuas seks pada perempuan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kaplan melaporkan 75 wanita di Jerman melakukan masturbasi. b. Pornografi Pornografi merupakan salah satu jenis perilaku hiperseksual yang bisa di alami oleh pria maupun perempuan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kafka Hennen melaporkan 63 dari laki-laki mengalami pornografi. Pornografi adalah gambaran telanjang dari fantasi seksual, menggunakan 34 sistem gambar yang hampir tanpa kiasan atau mertafora Lauren ce O‟Toole dalam Fathurrofiq, 2014: 27. c. Phone Sex Phone sex juga termasuk ke dalam salah satu jenis perilaku hiperseksual yang dimana subjek dapat memuaskan nafsu birahinya dengan cara berbicara seksual secara online. Adapun jenis-jenis perilaku hiperseksual menurut Yustinus Semium, 2014: 71 antara lain: a. Pedofilia Pedofilia berasal dari kata pais, paios = anak; phileo = mencintai merupakan gangguan seksual dimana orang dewasa pria atau wanita mencari kepuasan seksual dari anak kecil. Bentuk gangguan ini dalam masyarakat di pandang sebagai kejahatan yang sangat mengerikan. Sebagian pelaku dari pedofilia ini adalah laki-laki. b. Voyeurisme Voyeurisme berasal dari kata voyeur = mengintip, mengintai merupakan kepuasan seks yang di dapatkan seseorang melalui jalan diam- diam melihat orang telanjang melalui lubang angin, lubang kunci dan lain- lain. Orang tersebut memiliki daya khayal, imajinasi dan fantasi seks yang tinggi. c. Promiskuitet Promiskuitet merupakan tindakan seks yang terang-terangan yang dilakukan secara bebas dengan banyak orang. Seseorang yang mengalami 35 promiskuitet menuntut adanya kebebasan seks. Perempuan yang melakukan promiskuitet disebut dengan “amatrice“, sedangkan laki-laki di sebut dengan “amateur“ atau “Don Juan“.

7. Akibat Dari Perilaku Hiperseksual