Reduksi Data Hasil Penelitian 1. Deskripsi Setting Penelitian

61 1. RY RY merupakan teman satu kos GT dan juga teman satu kampus GT. RY dan GT sudah berteman sejak pertaman kali masuk kuliah. Data yang diperoleh dari RY adalah mengenai perilaku GT terhadap lawan jenis dan kebiasaan GT ketika berada di kos. 2. QQ QQ merupakan sahabat terdekat GT dan juga teman cerita GT. GT sering bercerita dengan QQ mengenai masalah percintaannya. Data yang diperoleh dari QQ adalah mengenai kehidupan percintaan GT dan perilaku GT terhadap lawan jenis.

3. Reduksi Data

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi selama penelitian, berikut disajikan hasil reduksi data yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan dilakukannya penelitian mengenai remaja yang menjalani seks bebas. a. Subjek TS 1. Pemahaman Penilaian diri fisik berisi tentang penilaian TS mengenai keadaan fisiknya dan seberapa menarik dirinya bagi orang sekitar. TS merupakan sosok laki- laki yang cukup menarik, ia pandai bergaul, periang, percaya diri dan mudah jatuh cinta. Berikut penuturan TS: “ aku periang, senang bermain, pandai bergaul, mudah jatuh cinta mba dan pastinya ganteng mba. Tinggi badan aku 165cm dan berat 53 kg”. wawancara pada tanggal 25 Mei 2016. “ya aku sih merasa diri aku menarik mba, karena ada aja wanita yang merasa nyaman dekat dengan aku hehee,, selain itu aku juga gampang 62 bersosialisasi dengan lingkungan yang baru” wawancara pada tanggal 25 Mei 2016. “ya aku sih merasa bangga aja mba, secara aku bisa melakukan hubungan seksual dengan frekuensi yang tinggi, ya intinya aku merasa hebat dibandingkan dengan teman-teman aku yang lain”wawancara pada tanggal 25 mei 2016. Selanjutnya peneliti menanyakan kondisi keadaan kesehatan diri TS. Kondisi mengenai kesehatannya tidak ada masalah dan tidak ada riwayat penyakit yang serius, tutur TS: “keadaan kesehatan diri aku ya alhamdulilah sehat mba, meskipun aku ini perokok aktif dan terkadang minum-minuman keras. Aku biasanya kalau sakit paling sekedar flu atau deman mba, tapi aku pernah terkena penyakit kelamin mba hehee kena sifilis, itu yang terparah mba”. wawancara pada tanggal 25 Mei 2016 Pendapat TS diatas dapat disimpulkan bahwa TS menilai dirinya sangat menarik dan ideal, dengan tinggi 165 cm dan berat 53 kg. Sedangkan untuk kesehatannya TS pernah mengalami penyakit kelamin yang bernama sifilis sejak berganti-ganti pasangan saat melakukan hubungan intim. 2. Penilaian Penilain berisi tentang perilaku seksual. Perilaku seksual berisi tentang sejak kapan, dimana, dan sama siapa TS melakukan hubungan seksual, perasaan TS setelah melakukan hubungan intim dan saat bertemu dengan lawan jenis, intensitas waktu serta penggunaan alat kontrasepsi. TS mengenal seks sejak kelas 2 SMP. Mengenal seks sebelum waktunya dapat membuat seseorang bisa terjerumus dalam pergaulan bebas, salah satunya penyimpangan seksual. TS melakukan hubungan intim sejak memasuki kelas 3 SMP, sebelumnya TS hanya berciuman saja. Berikut penuturan TS: 63 “hmm,, aku mengenal seks sejak kelas 2 SMP mba hehe” wawancara pada tanggal 25 Mei 2016. “hmm aku ml menjelang memasuki kelas 3 SMP, kalau sebelumnya sih aku baru berciuman dan pegang- pengangan aja mba” wawancara pada tanggal 25 Mei 2016. TS melakukan hubungan pertama kali di rumahnya, awalnya mereka hanya ingin mengerjakan tugas sekolah bersama, namun melihat kondisi rumah sepi TS langsung memanfaatkan keadaan tersebut untuk melakukan hubungan intim. Tutur TS sebagai berikut: “dirumah aku mba sama pacar aku yang semasa SMP, hehehe awalnya sih mau ngerjain tugas bareng-bareng , tapi liat situasi rumah lagi sepi, yaudah deh aku coba rayu pacar aku untuk ml dengan melakukan bahasa tubuh hehe”. wawancara pada tanggal 27 Mei 2016. Intensitas TS dalam melakukan hubungan intim sangat mengejutkan, yaitu 6-7 kali dalam sehari. TS merasakan enak dalam melakukan hubungan intim. Hal tersebut yang membuat TS merasa ketagihan dan ingin terus melakukannya. Dalam melakukan hubungan intim TS memakai alat kontrasepsi agar lebih aman. Berikut penuturannya: “hmm tidak tentu nentu mba, tapi ya pastinya kalau aku lagi sama cewe seharian sama aku ya aku bisa 6-7 kali melakukanya dalam sehari” wawancara pada tanggal 25 Mei 2016. “hmmm, haha yang aku rasain enak lah mba dan setelah aku melakukannya aku merasa lega”. wawancara pada tanggal 25 Mei 2016. “kalau sama cewe sendiri tidak pakai mba, tapi kalau bukan sama pacar ya aku pake pengaman”. wawancara pada tanggal 27 Mei 2016. Pacar TS sempat hamil saat itu, saat TS mengetahui pacarnya hamil TS dengan pacarnya mengambil keputusan untuk menggugurkan janin yang ada di dalam kandungannya. Keputusan tersebut diambil TS karena saat itu TS 64 dan pacarnya masih sama-sama duduk di bangku SMA. Berikut penuturan dari TS: “hmmm,makin extrim aja mba pertanyaanya mba hehehe hmmmm pernah mba pacar aku sampe hamil .” wawancara pada tanggal 27 Mei 2016. “yaaa gimana yah mba, aku sih jujur aja aku juga kaget sih mba setelah tau pacar aku itu telat dateng bulan berminggu-minggu,, karna emang saya pada saat itu belum bekerja juga, pacar saya juga belum siap untuk menjadi ibu muda dan pastinya malu juga sih mba kalo orang-orang tau, lalu aku sama pacar aku ngambil keputusan untuk ngegugurin membuang janin kandungan aja mba hehe” wawancara pada tanggal 27 Mei 2016. Dampak lain yang dialami TS selain pacarnya hamil yaitu TS pernah terkena penyakit kelamin. Penyakit kelamin tersebut bernama sifilis atau kencing nanah. Berikut penuturannya: “haaah penyakit kelamin mba?? Hmmm jujur mba aku sih pernah kena penyakit kelamin 1 kali mba, hehe kena sifilis mba” wawancara pada tanggal 27 Mei 2016 Apa yang diungkapkan TS diperkuat oleh ungkapan AF dan SR. AF yang merupakan teman satu kos dengan TS mengatakan jika TS sering membawa perempuan yang berbeda ke kos. Saat perempuan tersebut berada di kos, pintu kosan TS selalu tertutup. Sedangkan SR selaku teman cerita TS mengatakan bahwa TS memang sering berganti- ganti pasangan. AF dan SR juga mengatakan jika TS itu memang pandai mengambil hati seorang perempuan. Berikut penuturan AF dan SR: “ya yang aku ketahui sih TS suka berganti-ganti pasangan mba dan kalau d i bawa ke kosan pintu kamarnya selalu tertutup hahaa”. wawancara pada tanggal 28 Mei 2016. “hehee TS tuh pinter ngerayu mba jadi ya gitu gampang berganti-ganti pasangan hahaa”. wawancara pada tanggal 28 Mei 2016. 65 “hahaa TS kalau sama cewe mah mulutnya manis banget mba, rayuannya maut hehee, makanya banyak cewe yang deket sama dia”. wawancara pada tanggal 28 Mei 2016. Latar belakang TS menjadi pelaku seks bebas berawal dari coba-coba. Berawal dari coba-coba tersebut membuat TS merasa ketagihan dan ingin terus melakukan hubungan intim. TS tidak bisa mengontrol nafsunya terutama saat bertemu dan berhadapan dengan perempuan. Berikut penuturan TS: “yaaa awalnya kan aku coba-coba mba, terus makin kesini aku rasanya ingin ML Making Love terus entah kenapa nafsu aku tuh naik terus apalagi kalau bertemu dengan cewe yang berpenampilan seksi. Enak sih mba aku jadi ketagihan makanya aku setiap hari pasti ml entah sama pacar atau sama cewe lain”. wawancara pada tanggal 27 Mei 2016. TS merasa bahwa seks sudah menjadi separuh dari hidupnya. Hari-hari TS dipenuhi dengan seks, jika nafsu TS tidak tersalurkan maka TS akan merasakan gelisah serta susah tidur. “kurang tau ya mba tapi yang pasti setiap aku liat cewe apalagi yang berpakaian seksi nafsu aku jadi naik dan mau tidak mau aku harus menyalurkan nafsu aku karena kalau tidak tersalurkan biasanya aku jadi marah-marah dan gelisah susah tidur. Seks itu sudah menjadi bagian dari separuh hidup aku mba”. wawancara pada tanggal 25 Mei 2016. TS mengetahui perilaku seksual pertama kali dengan melihat situs-situs porno yang ada di internet. Tidak dapat dipungkiri bahwa internet juga merupakan salah satu faktor seseorang bisa terjerumus dalam seks bebas. “awalnya aku mengetahui perilaku seksual itu dari rasa ingin tahu kemudian aku melihat situs-situs porno yang ada di internet dan seiring berjalannya waktu semasa aku pacaran aku langsung mencoba dengan pacar aku pada saat itu hehee”. wawancara pada tanggal 25 Mei 2016 66 Peneliti kemudian menanyakan kepada AF mengenai hal yang melatarbelakangi TS menjadi pelaku seks bebas. AF merupakan teman satu kos TS. TS sering bercerita terhadap AF mengenai dirinya. Menurut AF TS bisa menjadi pelaku seks bebas karena berawal dari coba-coba yang berakhir dengan rasa ingin terus melakukan hubungan intim, apabila nafsu TS tidak tersalurkan maka TS akan merasa gelisah, marah-marah dan susah tidur. Berikut penuturan AF: “hahaa ya awalnya TS itu coba-coba aja mba, terus dia merasa enak dan dengan sendirinya TS itu kalau melihat cewe, apalagi cewe itu berpenampilan seksi pasti nafsunya langsung tinggi. Hmm waktu itu pernah mba lagi sama aku ada cewe seksi ya TS langsung gelisah tidak jelas gitu mba, jadi dia tuh kalau nafsunya lagi naik ya harus dikeluarkan karena kalau tidak biasanya dia tidak bisa tidur mba, aku tau kan karena aku satu kos sama TS mba hehee”. wawancara pada tanggal 28 Mei 2016 Dalam berinteraksi dengan lingkungan TS tidak mengalami masalah, berikut penuturannya: “hmm alhamdulilah baik-baik saja mba, interaksi aku dengan lingkungan juga tidak ada masalah, yaa biasa aja mba”. wawancara pada tanggal 27 Mei 2016. Pernyataan TS diperkuat oleh pendapat AF dan SR sebagai berikut: “wahh kalau yang aku lihat sih ya biasa-biasa aja mba, tidak ada yang gimana- gimana hahaa”. wawancara pada tanggal 28 Mei 2016 “biasa aja sih ya mba kalau menurut aku”. wawancara pada tanggal 28 Mei 2016. Ayah TS merupakan sosok ayah yang mengerti keinginan dari anak- anaknya, namun TS juga merasa bahwa ayahnya terlalu sibuk dengan pekerjaanya. Bagi TS ibu merupakan sosok malaikat yang dikirim Tuhan untuk dia. Ibu merupakan sosok yang sangat berarti buat TS di dalam 67 hidupnya. TS lebih dekat dengan ibu karena TS sering cerita mengenai permasalahannya dengan ibu. Berikut penuturan TS: “sosok ayah menurut aku itu ayah yang baik, pengertian sama anak- anaknya dan tidak banyak aturan meskipun di tengah kesibukan pekerjaan ayah sebagai wirausaha ayah masih bisa membagi waktu dengan anak- anaknya”. wawancara pada tanggal 25 Mei 2016. “sosok ibu menurut aku itu malaikat yang dikirim Tuhan buat menjaga aku sampai saat ini dengan kasih sayang yang sangat luar biasa dan sosok ibu yang tidak banyak aturan untuk anak-anaknya. wawancara pada tanggal 25 Mei 2016. “aku paling deket sama ibu mba karena aku sering cerita mengenai diri aku atau masalah aku sama ibu”. wawancara pada tanggal 25 Mei 2016 Kemudian peneliti mulai mencoba menggali tentang penilaian TS terhadap sikap orang tuanya kepada dirinya. Sosok orang tua TS merupakan sosok yang mengerti akan keinginan dari anak-anaknya. Orang tua TS juga merupakan seorang wirausaha dan sosok yang cuek terhadap anak-anaknya. Berikut penuturannya: “sikap orang tua terhadap diri aku baik karena mereka mengerti akan keinginan anak-anaknya. Namun terkadang mereka juga sibuk dengan urusan pekerjaan mereka, ya maklum ayah dan ibu seorang wirasuaha” wawancara pada tanggal 25 Mei 2016 Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa TS dibebaskan oleh kedua orang tuanya dan TS lebih dekat dengan ibunya. 3. Harapan TS memiliki harapan untuk kehidupannya dimasa yang akan datang yaitu ia ingin hidup lebih baik untuk kedepannya. Berikut penuturannya: “harapan aku sih yaa pengenya aku bisa jadi lebih baik lagi, pengennya juga bisa mengurangi intensitas dalam melakukan hubungan seksual 68 dengan kata lain melakukan hubungan seksual secara wajar gitu mba”. wawancara pada tanggal 27 Mei 2016. SR merupakan teman cerita TS. SR mengatakan jika TS memang memiliki keinginan untuk berubah, berikut penuturan SR: “iya mba sebenernya TS ada keinginan untuk berubah, biasanya TS tuh melakukan hubungan intim dengan pacar atau cewe lain itu sehari bisa 5-7 kali , tapi akhir-akhir TS sudah menguranginya menjadi 4-6 kali hahaa”. wawancara pada tanggal 28 Mei 2016 b. Subjek GT 1. Pemahaman Penilaian diri fisik berisi tentang penilaian TS mengenai keadaan fisiknya dan seberapa menarik dirinya bagi orang sekitar. GT merupakan seseorang yang cukup menarik, pandai bergaul, apa adanya dan cuek tidak mau memikirkan omongan orang lain mengenai dirinya. Berikut penuturan GT: “ aku orangnya pandai bergaul,mudah percaya dengan orang lain, asik,apa adanya dan cantik dong mba hehee, , aku memiliki tinggi badan 165 cm dan berat 53 kg” .wawancara pada tanggal 25 mei 2016 “aku ini orang yang supel dan apa adanya mba, aku juga orang yang tidak mau ambil pusing omongan orang mengenai diri aku dan aku juga merasa diri aku ini cantik menarik mba hehee”.wawancara pada tanggal 25 mei 2016 “ya bangga lah mba, aku jadi merasa hebat aja di depan teman- teman aku hehee”. wawancara pada tanggal 25 m3i 2016. Kemudian peneliti juga menanyakan GT terhadap kesehatannya, kondisi kesehatan GT baik-baik saja dan tidak ada riwayat penyakit yang serius, tutur GT: “ya alhamdudilah keadaan kesehatan diri aku baik-baik saja mba meskipun aku ini perokok hehe”.wawancara pada tanggal 25 mei 2016. 69 2. Penilaian Penilaian berisi tentang tentang perilaku seksual. Perilaku seksual berisi tentang sejak kapan, dimana, dan sama siapa GT melakukan hubungan seksual, perasaan GT setelah melakukan hubungan intim dan saat bertemu dengan lawan jenis, intensitas waktu serta penggunaan alat kontrasepsi. GT mengenal seks sejak kelas 2 SMP. Mengenal seks sebelum waktunya dapat membuat seseorang terjerumus dalam pergaulan bebas, salah satunya penyimpangan seksual. Berikut penuturannya: “aku mengenal seks sejak kenaikan kelas 2 SMP mba”. wawancara pada tanggal 26 Mei 2016. GT melakukan hubungan seksual pertama kali dirumah. Saat itu keadaan rumah GT sepi dan tidak ada orang, kondisi tersebut dimanfaatkan GT dengan pacarnya untuk melakukan hubungan intim, tutur GT: “hmm pertama kali melakukannya dirumah aku mba sama pacar aku waktu aku SMP. Waktu itu karena rumah lagi sepi yaudah aku manfaatin aja buat ml. Ya awalnya sih aku cuma bercumbu biasa ciuman, pengang- pengangan, sampai akhirnya nafsu aku naik yaudah akhirnya aku sama pacar aku telanjang bulat mba terus langsung ml hehe. Pada saat itu aku aku ml 3 kali mba”. wawancara pada tanggal 26 Mei 2016. Dalam melakukan hubungan intim, GT melakukannya di kost atau hotel. GT melakukan hubungan intim pertama kali sejak kelas 2 SMP dengan pacarnya saat itu, tutur GT: “hmmm dulu dirumah mba, tapi sekarang lebih sering di kost-kosan atau kalau lagi punya duit di h otel mba hahaa”. wawancara pada tanggal 26 Mei 2016. “aku ml pertama kali itu kelas 2 SMP mba”. wawancara pada tanggal 26 Mei 2016. 70 Saat GT tidak bisa melakukan hubungan intim dengan pacarnya, maka GT akan melakukannya dengan laki-laki lain yang berada di club malam atau bahkan GT bisa melakukan mastrubasi. Dalam melakukan hubungan intim, GT selalu memakai alat kontrasepsi agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Berikut penuturan GT: “hmmm ya bisa ml sama laki-laki lain di club malam mba atau biasanya aku mastrubasi sambil telepon seks”. wawancara pada tanggal 26 Mei 2016. “dulu sih tidak pakai mba, tapi sekarang pakai pengaman terus”. wawancara pada tanggal 26 Mei 2016. Intensitas GT dalam melakukan hubungan intim cukup mengejutkan yaitu 4-5 kali dalam sehari. GT merasa bahwa seks sudah menjadi separuh dari hidupnya. Saat melakukan hubungan intim GT yang mengajak pertama kali untuk melakukannya. Berikut penuturan GT: “hahahaa iya sering mba”. wawancara pada tanggal 26 Mei 2016. “ya tidak tentu mba, bisa 4-5kali per hari belum sama mastrubasi dan telepon seksnya mba hahaa”. wawancara pada tanggal 26 Mei 2016. “biasanya sih aku mba yang ngajakin pertama”. wawancara pada tanggal 26 Mei 2016. Apa yang diungkapkan oleh GT diperkuat oleh ungkapan QQ, RY dan hasil dari observasi ke 4 berikut ini: “kalau sikap GT terhadap pacarnya ya GT nurut, dan sebenernya GT itu orang yang setia mba setau aku tapi jeleknya kalau nafsunya dia lagi naik dan harus melampiaskan hasyratnya kebetulan pacarnya tidak bisa ya dia mencari pelampiasan dengan cowo lain atau mastrubasi mba hehee aku tahu karena GT sering cerita sama aku kalo lagi dikamar dia”. wawancara pada tanggal 30 Mei 2016. “hmm GT dengan pasangannya baik-baik saja mba, tapi ya GT gaya berpacarannya ekstrim mba ya itu sampai dengan berhubungan intim. 71 GT kalau habis bertemu dengan pacarnya atau habis berhubungan intim pasti cerita mba sama aku hahaa dan biasanya GT melakukan hubungan intim itu di kosan atau terkadang dia melakukannya di hotel. GT cerita begitu karena saking dekatnya sama aku mba hehee”. wawancara pada tanggal 30 Mei 2016. “kalau sikap GT terhadap lawan jenisnya sama lah mba kaya cewe-cewe lainnya pasti memiliki nafsu, cuma yang membedakan kalau GT itu nafsunya gampang banget naik apalagi kalau melihat cowo ganteng, wangi, dan badannya bagus hahaa”. wawancara pada tanggal 30 Mei 2016. Dari hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa GT memiliki tingkat perilaku seksual yang tinggi, hal tersebut terlihat dari intensitas GT melakukan hubungan intim dalam sehari. Latar belakang GT menjadi pelaku seks bebas karena berawal dari coba- coba dengan melihat situs-situs porno yang kemudia diterapkan dalam hidupnya. GT merasa tidak dapat mengontrol nafsunya, jika GT tidak bisa menyalurkan nafsunya dengan pacar atau laki-laki lain maka GT akan melakukan mastrubasi atau telepon seks, tutur GT: “ya berawal dari coba-coba aja mba karena rasa ingin tahu yang tinggi sampai akhirnya aku ketagihan dan terus ingin melakukannya. Nafsu aku susah untuk di kontrol makanya aku menjadi seperti ini. Kalau aku ga ml ya aku mastrubasi memasukan tanggan atau benda lunak ke dalam vagina sambil telepon seks atau sambil melihat vidio atau film porno mba hehe. Aku tuh kurang perhatian mba, jadi aku merasa dapat perhatian itu ketika diranjang mba hehee” wawancara pada tanggal 26 Mei 2016 GT merasakan kurang perhatian dari kedua orangtuanya, oleh karena itu GT melakukan hubungan intim secara terus menerus karena dengan melakukan hubungan intim GT merasa mendapatkan perhatian. Berikut penuturannya: 72 “ya karena kebutuhan sih mba, enak aja gitu selain itu aku merasa dapet perhatian aja dengan aku ml, karena jujur mba aku ini kurang perhatian dari ayah sama ibu soalnya mereka sibuk kerja. Kalau nafsu aku tidak tersalurkan aku gelisah mba bisa-bisa tidak bisa tidur. Dulu sempet mba tidak tersalurkan jam 1 malem terus dari pada aku cari-cari cowo diluar akhirnya aku mastrubasimemasukan jari atau benda lunak kedalam alat kelamin aja deh hahaa”. wawancara pada tanggal 26 Mei 2016. Peneliti kemudian menanyakan kepada QQ mengenai hal yang melatarbelakangi GT menjadi pelaku seks bebas. QQ merupakan sahabat dan teman cerita GT. Menurut QQ orang tua GT sering berantem dan terlalu sibuk dengan pekerjaanya. Hal tersebut yang membuat GT mencari perhatian di luar dengan orang lain yang sedang bersamanya. Berikut penuturannya: “hmmm gimana ya mba? Yaa yang aku tahu sih dia orang tua GT sering berantem terus GT merasa kurang kasih sayang dari orangtuanya, disisi lain pergaulan GT juga salah satu faktornya mba. Yakan awalnya GT itu Cuma denger dari cerita teman-temanya, eh terus dia jadi penasaran dan coba-coba sampai akhirnya GT ketagihan mba hahaa. Jadi gimana ya mba, dia merasa dapat perhatian itu ketika berhubungan intim mba”. wawancara pada tanggal 30 Mei 2016. Berikut ini penuturan GT mengenai penilaian sosok ayah dan ibunya: Orangtua GT merupakan sosok yang cuek dan sibuk dengan pekerjaan. Disamping itu ayah dan ibu GT juga sering berantem. GT merasa kurang perhatian dari kedua orangtuanya. Meskipun begitu sosok ayah dan ibu merupakan sosok yang sangat berarti untuk GT, tutur GT: “ayah itu buat aku sangat berarti dan ayah itu merupakan sosok seseorang yang disiplin buat dirinya terutama buat anak-anaknya. Ayah juga pengertian meskipun dia sibuk dengan pekerjaanya dan jarang ada waktu dirumah. Ayah lebih sering menghabiskan waktu di kantor dengan pekerjaanya. Ya mungking itu udah tanggung jawab dari pekerjaan ayah”.wawancara pada tanggal 25 mei 2016 “ibu itu buat aku juga sangat berarti, ibu yang telah merawat aku sampai saat ini meskipun ibu juga sibuk dengan pekerjaanya sama seperti ayah mba”.wawancara pada tanggal 25 mei 2016 73 “hmm gimana ya mba, ayah sama ibu cuek sama anak-anaknya ya mungkin karena ibu sama ayah mempunyai tanggung jawab dalam masing-masing pekerjaanya bahkan ayah sama ibu juga sering berantem m ba”.wawancara pada tanggal 25 mei 2016 “hehee aku di bebaskan kok mba”.wawancara pada tanggal 25 mei 2016 Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa TS dibebaskan oleh kedua orang tuanya. Orang tua GT merupakan sosok seseorang yang cuek dengan anak-anaknya. Selain itu GT juga merasa kalau orang tuanya sering bertengkar. 3. Harapan GT memiliki harapan untuk hidupnya di masa yang akan datang yaitu ingin hidup lebih baik lagi dan orang tuanya tidak selalu bertengkar serta bisa memberikan perhatian terhadap GT, berikut penuturannya: “hmmm harapan aku sih ingin hidup lebih baik lagi kedepannya. Dalam melakukan hubungan seks kalau bisa juga yang sewajarnya dan aku juga berharap ditengah kesibukan ayah sama ibu masih memiliki waktu dan perhatian terhadap aku”. wawancara pada tanggal 26 Mei 2016. Pendapat GT diatas diperkuat oleh QQ dan RY. QQ dan RY merupakan sahabat GT, mereka mengatakan jika GT memang memiliki niat untuk berubah. Berikut penuturan QQ dan RY: “iya yang aku tahu sih GT emang ada niat mau berubah mba hahaa”. wawancara pada tanggal 30 Mei 2016. “iya GT pernah bilang kalau sebenernya dia ingin berubah mba”. wawancara pada tanggal 30 Mei 2016. Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa GT memang mempunyai niat untuk berubah menjadi lebih baik lagi kedepannya. 74 GT juga memiliki harapan agar orang tuanya bisa memberikan perhatian terhadap GT.

4. Display Data