Aspek-Aspek Konsep Diri Kajian Teori Mengenai Konsep Diri 1. Definisi Konsep Diri

16 yang mengatakan bahwa konsep diri berkembang. Anak mengobservasi fungsi dirinya sendiri seperti apa yang mereka lihat pada orang lain. Sedikit berbeda dengan Cooley dalam M. Nur Ghufron Rini Risnawita, 2004: 15 membagi konsep diri berdasarkan perkembangannya menjadi konsep diri primer dan konsep diri sekunder. Konsep diri primer adalah konsep diri yang terbentuk berdasarkan pengalaman anak dirumah berhubungan dengan anggota keluarga. Konsep diri sekunder adalah konsep diri yang terbentuk oleh lingkungan luar rumah, seperti teman sebaya atau teman bermain. Dari pandangan beberapa ahli maka dapat disimpulkan bahwa konsep diri tidak berkembang dengan sendirinya, tetapi berkembang dengan adanya interaksi dengan individu yang lain khusunya dengan lingkungan sosial.

3. Aspek-Aspek Konsep Diri

Calhoun Acocella dalam M. Nur Ghufron Rini Risnawit, 2004: 17- 18 mengatakan bahwa konsep diri terdiri atas tiga aspek, yaitu: a. Pengetahuan Pengetahuan adalah apa yang individu ketahui tentang dirinya. Individu dapat mengambarkan dirinya, kelengkapan atau kekurangan fisik, usia, jenis kelamin, kebangsaan, suku, pekerjaan, agama, dan lain-lain. Misalnya, seseorang yang menganggap bahwa dirinya sempurna karna telah dikaruniai fisik yang lengkap, berusia 20 tahun, wanita, WNI, Jawa, mahasiswi, islam, dan lain-lain. Pengetahuan tentang diri berasal dari kelompok sosial yang diidentifikasikan oleh individu tersebut. 17 b. Harapan Saat-saat tertentu seseorang memiliki suatu aspek pandangan tentang dirinya. Individu juga mempunyai satu aspek pandangan tentang kemungkinan dirinya menjadi apa dimasa depan. Dengan kata lain, individu mempunyai harapan bagi dirinya sendiri untuk menjadi diri yang ideal. Diri yang ideal sangat berbeda pada masing-masing individu. c. Penilaian Dalam penilaian, individu berkedudukan sebagai penilai tentang dirinya sendiri. Apakah bertentangan dengan “siapakah saya”, pengharapan bagi individu “seharusnya saya menjadi apa”, standar bagi individu. Hasil penilaian tersebut disebut dengan harga diri. Semakin tidak sesuai antara harapan dan standar diri, maka akan semakin rendah harga diri seseorang. Menurut Fitts dalam Hendriati Agustiani, 2006:139 konsep diri dibagi menjadi dua dimensi pokok yaitu dimensi internal dan dimensi eksternal. Dimensi internal adalah penilaian yang dilakukan individu terhadap dirinya sendiri yang terdiri atas tiga bentuk yaitu, diri identitas, diri pelaku, dan diri penilaian. Selanjutnya ada dimensi eksternal yang dimana individu menilai dirinya melalui hubungan dan aktivias sosialnya. Dimensi eksternal terdiri atas diri fisik, diri etik-moral, diri pribadi, diri keluarga, dan diri sosial.

4. Identifikasi peranan seks dengan konsep diri