Universitas Sumatera Utara
sementara bahwa penelitian ini tidak memperoleh FAP walaupun tidak secara signifikan. Lalu pada kelompok usia lebih tua 79 tahun tidak ditemukan alasan
yang pasti tetapi bisa saja akibat beberapa asumsi berikut pasien sudah berada pada tahapan End stage dan kemungkinan tidak bertahan hidup. Untuk data usia
tercantum secara jelas pada rekam medik dan database Rumah sakit.
5.2.3. Diagnosis
Sebanyak 37 orang 52.9 pasien kanker kolorektal yang ada didiagnosis sebagai adenokarsinoma kolorektal. Adenokarsinoma kolorektal sendiri adalah
kanker yang bermula di sel yang membentuk kelenjar yang dapat menghasilkan mukus guna melubrikasi bagian dalam kolon dan rektum. Hampir 95 dari
kanker kolorektal yang ada di dunia, rata-rata didiagnosis sebagai adenokarsinoma American Cancer Society, 2014. Kejadian dari adenolarsinoma umumnya
berasal dari polip adenoma, hal ini dapat dikaitkan pada faktor resiko yang tidak dapat diubah yaitu riwayat keluarga menderita polip adenoma baik FAP ataupun
HNPCC dan riwayat Personal of Inflammatory Bowel Disease. Dalam data rekam medis tidak seluruhnya menuliskan diagnosis pasti dari pasien, hal ini
dikarenakan hasil histopatologi yang belum ataupun tidak dilakukan. Kejadian ini menjadi penghambat bagi peneliti dalam mengumpulkan data diagnosis dan juga
kurang lengkapnya data yang tercantum didalam rekam medis rumah sakit.
5.2.4. Gambaran Histopatologi
Berdasarkan gambaran histopatologi diperoleh sebanyak 35 orang 50 pasien memiliki gambaran histopatologi terbanyak adalah Well-differentiated
adenokarsinoma . Pada Well-differentiated adenokarsinoma kurang lebih 95 dari tumor membentuk kelenjar dan masih terlihat bagian kolon atau rektum yang
normal AJCC, 2010. Kemudian pada Moderately differentiated 50-90 bagian tumor berbentuk kelenjar. Poorly-differentiated hanya 50 nya yang menyerupai
kelenjar Fleming, 2012. Berdasarkan literaur yang dilakukan oleh Fleming pada tahun 2012 memperoleh bahwa kurang lebih 70 pasien adenokarsinoma
kolorektal memiliki gambaran Moderately-differentiated dan hanya 10-20
Universitas Sumatera Utara
dengan gambaran Well dan Poorly-differentiated. Tetapi hal yang berbeda didapatkan oleh Sudoyo, et.al pada tahun 2010 yang melakukan penelitian pada
tiga rumah sakit di Indonesia. Dalam hasil penelitiannya diperoleh mayoritas gambaran histopatologi adalah grade 1 atau Well-differentiated. Berdasarkan hasil
penelitan tersebut peneliti menggunakan sebagai literatur pendukung penelitan ini. Dalam literature penelitian asing menggolongkan menjadi dua sistem grading
yaitu dengan menggabungkan well-differentiated dan moderately-differentiated menjadi Low-Grade dan Poorly- differentiated bersama Moderately-differentiated
menjadi High Grade. Berdasarkan gambaran histopatologi inilah dapat digunakan sebagai salah satu alat prognostik dan penentu terapi pasien. Gambaran dengan
High Grade berhubungan dengan nilai prognosis yang buruk Fleming, 2012. Pengumpulan data gambaran histopatologi ini sendiri memiliki beberapa
hambatan terutama dalam hal kelengkapan data baik di rekam medis pusat ataupun rekam medis patologi anatomi. Adapun hambatan ini dapat dikarenakan
tidak dilakukannya pemeriksaan histopatologi di rumah sakit oleh dokter terkait, hilangnya data hard copy sehingga tidak dapat dilakukan rekapdalam data rekam
medis pasien, adapun pasien yang melakukan pemeriksaan diluar rumah sakit Adam Malik Medan tidak menunjukan hasil dan atau dokter terkait tidak
melakukan pencatatan. Oleh karena hal tersebut data survei awal yang mendapatkan 79 data hanya bisa memasukkan 70 data berdasarkan kriteria inklusi
yang telah ditetapkan. Berdasarkan tabulasi data tiga tahun yaitu 2011,2012 dan 2013 diperoleh frekuensi data pada masing-masing tahun yaitu tahun 2011
sebanyak 15 orang 21.4, tahun 2012 sebanyak 29 orang 44.4 dan tahun
2013 sebanyak 26 orang 37.1
Universitas Sumatera Utara BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. KESIMPULAN