Aktivitas fisik dan Obesitas

Universitas Sumatera Utara F.D., 2003. Hubungan positif konsumsi daging lebih kuat pada kanker kolon daripada kanker rektum Alexander, D.D., et.al., 2011 ; Larsson, S.C. dan Wolk, A, 2006. Mekanisme konsumsi daging merah terhadap perkembangan kanker kolorektal adalah berdasarkan keberadaan dari zat besi heme di daging merah. Dalam beberapa hal, daging yang dimasak dalam suhu tinggi, menghasilkan gugus amina heterosiklik dan hidrokarbon aromatik polisiklik, kedua gugus ini diyakini memiliki sifat carsinogenic Santarelli, R.L., 2008 ; Sinha, R, 2002 dalam Haggar, 2009. Diet tinggi sayuran dan buah-buahan dihubungkan dengan penurunan resiko kanker kolorektal, tetapi tidak pada semua studi pengamatan. Hubungan antara konsumsi buah dan sayuran serta insidensi kanker kolon dan rektum telah diteliti dalam dua metode kohort oleh Nurses’ Health Study dengan sampel wanita sebanyak 88,764 dan Health Professionals’ Follow-up Study dengan sampel pria sebanyak 47,325 Boyle, 2002. Perbedaan asupan serat pada makanan berhubungan dengan perbedaan geografis pada insidensi kanker kolorektal. Sebagai contoh, asupan serat berperan dalam perbedaan jumlah insidensi kanker kolorektal antara Afrika dan negara-negara Barat, dengan dasar bahwa asupan makanan yang tinggi serat dapat mengencerkan kandungan feses, meningkatkan kepadatan feses dan mengurangi waktu transit World Cancer Research Fund and American Institute for Cancer Research, 2007.

c. Aktivitas fisik dan Obesitas

Faktor gaya hidup memiliki hubungan dengan kanker kolorektal. Dua faktor resiko yang dapat diubah dan yang saling berhubungan sebanyak empat per tiga dari kanker kolorektal yaitu, inaktivitas fisik dan kelebihan berat badan. Bukti-bukti menunjukkan penurunan resiko kanker kolorektal dengan peningkatan aktivitas fisik, termasuk efek respon terhadap dosis, frekuensi dan intensitas aktivitas fisik berbanding terbalik dengan resiko Boyle, 2002. Bukti dari World Cancer Research Fund and American Institute for Cancer Research menunjukkan penurunan resiko kanker kolorektal akibat aktivitas fisik yang teratur dan diet yang sehat menunjukkan hasil yang lebih kuat pada kanker kolon daripada kanker Universitas Sumatera Utara rektum. Aktivitas fisik yang sedang meningkatkan kecepatan metabolik dan meningkatkan pengambilan uptake maksimal dari oksigen De Jong, A.E., et.al. dalam Haggar, 2009. Dalam jangka waktu yang panjang, aktivitas fisik yang teratur meningkatkan efisiensi dan kapasitas metabolik tubuh, dan meningkatkan motilitas usus Boyle, 2002. Aktivitas fisik setara dengan berjalan selama 4 jam per minggu dapat mengurangi resiko kanker kolorektal pada wanita ketika diperbandingkan dengan kelompok yang sedikit bergerak RR, 0,62 ; 95 CI, 0.40, 0.97, peningkatan aktivitas fisik pria dan wanita serupa pada usia lebih dari 45 tahun Boyle, 2002. Rendahnya aktivitas fisik dalam rutinitas sehari – hari juga dapat berkontribusi dalam peningkatan insidensi obesitas pada pria dan wanita yang juga faktor penting dalam kanker kolorektal. Beberapa hubungan biologis yang berhubungan dengan kelebihan berat badan dan obesitas, meningkatkan sirkulasi estrogen dan menurunkan sensitivitas insulin serta mempengaruhi resiko kanker, dan dihubungkan dengan kelebihan adipos pada abdomen Haggar, 2009. Penelitian-penelitian mengungkapkan bahwa individu-individu yang menggunakan membakar energi lebih efisien dalam penurunan resiko kanker kolorektal Boyle, 2002.

d. Merokok