Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.8 Klasifikasi histologi tumor kolon dan rektum menurut WHO IARC, 2011.
2.2.7 Diagnosis
1. Anamnesis
Meliputi perubahan pola makan, gejala-gejala non spesifik yang muncul seperti perubahan aktivitas usus, nyeri abdomen, penurunan berat badan yang
tanpa disadari, perdarahan pada bagian rektum, perasaan cepat letih. Penggalian riwayat penyakit dan riwayat dalam keluarga serta gaya hidup dari penderita
American Cancer Society, 2014.
2. Pemeriksaan Fisik
Dokter melakukan palpasi pada abdomen secara hati-hati untuk merasakan masa atau pembesaran organ-organ hepatolomegali, splenomegali, dll. Dokter
juga melakukan pemeriksaan colok dubur DRE. Saat pemeriksaan, dokter akan memasukkan lubrikan pada jari telunjuk yang telah menggunakan sarung tangan
untuk merasakan massa abnormal pada daerah ini. Pemeriksaan rektum akan
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan masa pada pasien dengan kanker rektum, tetapi tidak pada kanker kolon American Cancer Society, 2014.
3. Pemeriksaan Laboratorium dan Pendukung
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan meliputi pemeriksaan darah lengkap, fungsi hati dan Tumor markers. Pemeriksaan darah lengkap ditujukkan
untuk melihat apakah pasien menderita anemia. Pada beberapa penderita kanker kolorektal menderita anemia oleh karena pendarahan jangka panjang yang
disebabkan oleh tumor. Pemeriksaan enzim hati ditujukkan untuk menilai fungsi hati, karena kanker kolorektal dapat menyebar ke organ hati. Sedangkan
pemeriksaan tumor markers
untuk melihat substansi-substansi yang dihasilakannya, seperti carcinoembryonci antigen CEA dan CA 19-9, yang
dikeleuarkan ke aliran darah. Pemeriksaan darah untuk penanda tumor lebih sering digunakan dibandingkan pemeriksaan-pemeriksaan lain untuk memonitor
pasien yang telah didiagnosis untuk kanker kolorektal. Penanda tumor ini juga dapat digunakan untuk menunjukkan keberhasilan pengobatan American Cancer
Society, 2014. Selain itu terdapat pemeriksaan laboratorium lainnya yaitu Fecal Occult
Blood Test FOBT yang digunakan untuk menemukan darah yang tersembunyi di feses. Pemeriksaan ini didasari pada pembuluh darah pada permukaan dari polip
kolorektal yang lebih besar atau kanker yang mudah rapuh dan rusak saat feses keluar. Kerusakan pembuluh darah biasanya mengeluarkan sejumlah kecil dari
darah ke feses, tetapi jarang yang terlihat pada feses. Namun pemeriksaan ini tidak dapat menunjukkan asal darah baik dari kolon ataupun dari bagian lain
sistem pencernaan. Jika hasil positif, pemeriksaan kolonoskopi dibutuhkan untuk menemukan penyebab perdarahan. Selain kanker perdarahan dapat disebabkan
oleh ulkus, hemoroid, divertikulosis, ataupun penyakit inflamasi usus American Cancer Society, 2014.
a. Biopsi