Karekteristik Kesejahteraan Subjektif Kesejahteraan Subjektif 1. Pengertian Kesejahteraan Subjektif

37 tergantung dari cara individu tersebut mengevaluasi dan menginterpretasi suatu peristiwakejadian dalam sudut pandang yang positif Sehingga untuk meningkatkan kesejahteraan subjektif, diperlukan usaha yang berfokus pada mengubah persepsi, keyakinan dan sifat kepribadian seseorang. Sementara itu Diener, 2003: 2 juga mengenalkan teori evaluasi, dimana kesejahteraan subjektif ditentukan oleh bagaimana cara individu mengevaluasi informasi atau kejadian yang dialami. Hal ini melibatkan proses kognitif yang aktif karena menentukan bagaimana informasi tersebut akan diatur. Cara-cara yang digunakan untuk mengevaluasi suatu peristiwa, juga dipengaruhi oleh temperamen, standar yang ditetapkan oleh individu, mood saat itu, situasi yang terjadi dan dialami saat itu serta pengaruh budaya. Dengan kata lain kesejahteraan subjektif mencakup evaluasi kognitif dan afektif. Evaluasi kognitif dilakukan saat seseorang memberikan evaluasi secara sadar dan menilai kepuasan mereka terhadap kehidupan secara keseluruhan atau penilaian evaluatif mengenai aspek-aspek khusus dalam kehidupan, seperti kepuasan kerja, minat, dan hubungan. Reaksi afektif dalam kesejahteraan subjektif yang dimaksud adalah reaksi individu terhadap kejadian-kejadian dalam hidup yang meliputi emosi yang menyenangkan dan emosi yang tidak menyenangkan. 38 Jadi perspektif teori ini menganggap bahwa, individulah yang menentukan atau memegang peranan apakah peristiwa yang dialaminya akan menciptakan kesejahteraan subjektif bagi dirinya atau tidak. Pendekatan ini mempertimbangkan jenis kepribadian, sikap, dan cara-cara yang digunakan untuk menginterpretasi suatu peristiwa. Berdasarkan uraian di atas kesejahteraan subjektif memiliki dua pendekatan teori yaitu bottom up theories yang melihat bahwa kebahagiaan dan kepuasan hidup akan tercapai dari banyaknya peristiwa yang menyenangkan yang dialami oleh individu sedangkan top down theories memandang kesejahteraan subjektif yang dialami individu tergantung bagaimana ia megevaluasi kehidupannya.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Subjektif

Terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan subjektif menurut Mardha dan Hadi, 2010: 2 antara lain: a. Penilaian individu terhadap kesehatannya kesehatan subjektif. b. Penghasilan dikaitkan dengan pemenuhan kebutuhan dasar. c. Kemakmuran. d. Agama, dicerminkan dalam perilaku religius. e. Pernikahan, yang berefek pada adanya dukungan emosional dan ekonomi. 39 f. Pendidikan, yang memungkinkan individu untuk lebih maju dalam mencapai tujuan atau beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi di sekitarnya. g. Kepribadian. h. Tujuan, individu bereaksi positif ketika tujuannya mengalami peningkatan, dan sebaliknya. i. Perilaku coping yang efektif. Jadi dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor yang mempengaruhi kesejahteraan subjektif antara lain penilaian mengenai kesehatannya, kebutuhan dasar, kemakmuran, agama, pernikahan, pendidikan, kepribadian, tujuan, dan bagaimana individu dapat memecahkan masalah secara efektif. Sementara itu Jati Ari, 2010: 119-120 menyatakan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi kesejahteraan subjektif sebagai berikut: a. Harga diri positif Harga diri merupakan prediktor yang menentukan kesejahteraan subjektif. Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang memiliki kontrol yang baik terhadap rasa marah, mempunyai hubungan yang intim dan baik dengan orang lain, serta mampu bekerja secara maksimal. Hal ini akan menolong individu untuk mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik dan menciptakan kepribadian yang sehat.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KEKHUSYUKAN SHALAT DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA SANTRIWATI Hubungan Antara Kekhusyukan Shalat Dengan Kesejahteraan Subjektif Pada Santriwati Pondok Ta’mirul Islam Surakarta.

0 3 19

HUBUNGAN ANTARA KEKHUSYUKAN SHALAT DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA SANTRIWATI Hubungan Antara Kekhusyukan Shalat Dengan Kesejahteraan Subjektif Pada Santriwati Pondok Ta’mirul Islam Surakarta.

0 3 19

HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA REMAJA Hubungan Antara Regulasi Emosi Dengan Kesejahteraan Subjektif Pada Remaja.

0 3 18

HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA REMAJA Hubungan Antara Regulasi Emosi Dengan Kesejahteraan Subjektif Pada Remaja.

0 2 21

PENDAHULUAN Hubungan Antara Regulasi Emosi Dengan Kesejahteraan Subjektif Pada Remaja.

0 2 7

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MAHASISWA Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 19

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MAHASISWA FAKULTAS Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan Subjektif Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

5 34 18

HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF REMAJA SMA Hubungan Antara Optimisme Dan Dukungan Sosial Dengan Kesejahteraan Subjektif Remaja SMA Program Akselerasi Di Kota Surakarta.

0 0 18

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA KARYAWAN PERUSAHAAN LEASING DI LEMBAGA KEUANGAN.

0 0 16

Hubungan Antraa Rasa Syukur dan Harga Diri dengan Kesejahteraan Subjektif Pada Pensiunan Pegawai Negeri Sipil - Ubaya Repository

0 0 2