88
melakukan observasi dan wawancara mendalam dikarenakan keterbatasan waktu penelitian. Pada saat pengambilan data juga tampak beberapa siswa
yang tidak sungguh-sungguh dalam menjawab pernyataan, meskipun peneliti telah memberikan arahan kepada siswa. Sikap syukur memberikan kontribusi
terhadap kesejahteraan subjektif sebesar 68.8 sedangkan sumbangan 31,2 berasal dari faktor lain yang mempengaruhi kesejahteraan subjektif yang
seharusnya dapat digali lagi, namun dikarenakan peneliti ingin memfokuskan tujuan penelitian, maka peneliti hanya mengangkat faktor sikap syukur dan
kesejahteraan subjektif.
89
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Terdapat hubungan positif dan sangat signifikan antara sikap syukur dengan kesejahteraan subjektif pada siswa MAN 1 Yogyakarta yang
ditunjukan dengan nilai koefisien korelasi ݎ
ݔݕ
0, 688 dengan taraf signifikansi p =0.000 p0.05, ini menunjukan bahwa semakin tinggi
sikap syukur yang dimiliki siswa maka semakin tinggi pula kesejahteraan subjektifnya, dan nilai determinasi sebesar 0.312, ini berarti variabel sikap
syukur mempengaruhi kesejahteraan subjektif sebesar 68,8. 2. Berdasarkan hasil kategorisasi interval sikap syukur 95 siswa berada
dalam kategori tinggi, 5 siswa berada pada kategori sedang, dan 0 pada kategori rendah. Hal ini menunjukan bahwa siswa MAN 1
Yogyakarta memiliki sikap syukur yang tinggi. 3. Berdasarkan hasil kategori interval kesejahteraan subjektif diketahui 85
atau 116 siswa dari 136 siswa berada pada katagori tinggi, 15 atau 20 siswa dari 136 siswa berada pada kategori sedang, dan 0 berada pada
kategori rendah. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar siswa MAN 1 Yogyakarta memiliki kesejahteraan subjektif yang tinggi.
90
Hasil penelitian ini membuktikan hipotesis dari peneliti bahwa ada hubungan postif antara sikap syukur dengan kesejahteran subjektif pada
siswa MAN 1 Yogyakarta. Semakin tinggi sikap syukur maka semakin tinggi pula kesejahteraan subjektif, begitupula sebaliknya semakin rendah
sikap syukur, maka semakin rendah pula kesejahteraan subjektif .
B. Saran
Dari hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti mengajukan saran-saran antara lain:
1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling Bagi
guru bimbingan
dan konseling
diharapkan mampu
mengoptimalkan kembali peranannya diantaranya yaitu, memaksimalkan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa dengan materi yang
berhubungan dengan sikap syukur dan kesejahteraan subjektif. Karena dengan memberikan materi mengenai sikap syukur siswa akan dapat
memahami pentingnya
memiliki sikap
syukur dan
dapat mengaplikasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memiliki
sikap syukur siswa akan merasakan kesejahteraan dalam hidupnya. 2. Bagi Orang Tua
Bagi orang tua siswa diharapkan dapat lebih memperhatikan kesejahteraan putra-putrinya dari berbagai aspek yang ada seperti
kemandirian, tujuan hidup, penerimaan diri melalui pola asuh yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu orang tua diharapkan
91
agar selalu memberikan arahan dan bimbingan tentang pentingnya memiliki sikap syukur, sehingga individu dapat menerima setiap kejadian
dengan lapang
dada yang
akan menjadikan
individu merasakan
kesejahteraan. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini
dimaksudkan sebagai
langkah awal
dalam memahami permasalahan pada siswa, khususnya yang berhubungan
dengan sikap syukur dan kesejahteraan subjektif pada siswa. Untuk penelitian lain yang akan melakukan penelitian serupa, disarankan
memperhatikan faktor lain yang dapat mempengaruhi kesejahteraan subjektif.