Uji Linearitas Hasil Pengujian P
85
prososial di mana ia akan cenderung menunjukan empati dan lebih mudah merasa bahagia karena perasaan sanggup untuk berbagi dengan orang lain
akan memberikan perasaan bahwa ia masih bermanfaat dan dibutuhkan. Pengakuan nikmat tersebut akan bermacam-macam, dimulai dari
nikmat kesehatan, nikmat kehidupan, keluarga yang utuh, saudara dan teman- teman yang dicintai bahkan sikap syukur seorang hamba dapat tercipta dalam
cobaan atau situasi tersulit sekalipun. Dengan mengakui nikmat Allah, maka manusia akan menyadari bahwa mereka hanyalah hamba Allah yang tidak
memiliki daya dan kekuatan atas apapun. Siswa yang senantiasa bersyukur akan selalu merasa cukup dan tidak berambisi atas segala hal yang bersifat
duniawi. Sikap hidup tersebut kemudian melahirkan hati yang tenang dan kemudian menjadikan siswa merasa sejahtera dengan kehidupannya.
Hasil penelitian ini mendukung pendapat Mardha dan Hadi 2010: 2 yang menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan
subjektif salah satunya adalah Agama, dicerminkan dalam perilaku religius seperti selalu bersyukur atas apapun nikmat yang telah diberikan. Siswa yang
memiliki sikap syukur mampu melihat sesuatu secara positif baik terhadap kejadian baik maupun buruk dalam hidup mereka. Meraka meyakini bahwa
dibalik setiap kejadian terdapat hikmah yang dapat dijadikan pelajaran dan percaya bahwa kehendak Allah adalah yang terbaik baginya. Pikiran-pikiran
positif yang dikembangkan tersebut akan berdampak pada tenangnya jiwa siswa yang bersangkutan, dan akan mengantarkannya pada kesejahteraan. Hal
tersebut senada dengan pendapat Louis Diener 2011: 355 yang
86
menyatakan bahwa seseorang dikatakan memiliki kesejahteraan subjektif yang tinggi jika mereka merasa puas dengan kondisi hidup mereka, mempunyai
cukup afeksi positif dan memiliki sedikit afeksi negatif. Berdasarkan analisis data yang telah diketahui terdapat hubungan yang
signifkan antara sikap syukur dengan kesejahteraan subjektif. Hal ini berarti sikap syukur dapat dijadikan variabel bebas atau prediktor untuk memprediksi
atau mengukur sikap syukur siswa. Dari hasil analisis dapat dijelaskan bahwa angka koefisien korelasi
r
xy
0,688 dengan p = 0.000 p 0.05. Nilai korelasi yang didapat dari perhitungan korelasi kedua variabel bernilai positif. Hal ini
membuktikan hasil penelitian bahwa ada hubungan positif antara sikap syukur dengan
kesejahteraan subjektif pada siswa, yang berarti mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat sikap syukur maka semakin tinggi tingkat kesejateraan
subjektif siswa. Sebaliknya, bahwa semakin rendah tingkat sikap syukur maka semakin rendah kesejahteraan subjektif siswa. Nilai signifikansi di bawah 0,05
dalam penelitian ini menunjukan hubungan antara variabel sikap syukur dan kesejahteraan subjektif adalah hubungan yang signifikan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan peneliti, yaitu terdapat hubungan positif antara sikap syukur dengan kesejahteraan
subjektuf pada siswa MAN 1 Yogyakarta. Berdasarkan nilai korelasi sebesar 0,688 menunjukkan bahwa hasil penelitian ini adalah
adanya hubungan yang cukup kuat antara sikap syukur dengan kesejahteraan subjektif pada
siswa. Berdasarkan nilai korelasi yang signifikan dapat terlihat bahwa salah