Faktor genetik Konsep Kemampuan Interpersonal 1. Pengertian Kemampuan Interpersonal

34 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono 2004: 123 menyatakan bahwa teknik sosiodrama adalah suatu cara dalam bimbingan yang memberikan kesempatan pada murid-murid untuk mendramatisasikan sikap, tingkah laku atau penghayalan seseorang seperti yang dilakukan dalam hubungan sosial sehari-hari di masyarakat. Sementara menurut Wina Sanjaya 2006: 158 sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter, dan lain sebagainya. Sosiodrama digunakan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah- masalah sosial serta mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya. Winarno www. pakguruonline juga menjelaskan definisi keduanya dengan lebih rinci lagi yaitu sosidrama berasal dari dua kata yaitu “sosio” yang berarti sosial dan “drama” yang berarti suatu kejadian atau peristiwa dalam kehidupan manusia yang mengandung konflik, pergolakan, clash atau benturan antara dua orang atau lebih, sedangkan bermain peranan berarti memegang fungsi sebagai orang yang dimainkannya, sebagai contoh berperan sebagai Lurah, Penjudi, Presiden dan sebagainya. Namun dari hal tersebut, ia menggabungkan kedua istilah itu dalam satu pengertian yang sama yaitu “Metode Sosiodrama” yang artinya suatu metode mengajar dengan cara mempertunjukkan kepada siswa tentang masalah-masalah hubungan sosial untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Dalam hal ini, Winarno 35 menjelaskan bahwa masalah hubungan sosial tersebut didramatisasikan oleh siswa di bawah pimpinan guru untuk mengajarkan cara-cara bertingkah laku dalam hubungan antar sesama manusia. Dan cara yang paling baik untuk memahami nilai sosiodrama adalah dengan mengalami sendiri sosiodrama tersebut dan mengikuti penuturan terjadinya sosiodrama serta langkah-langkah guru pada saat memimpin sosiodrama. Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa sosiodrama dan bermain peranan role playing merupakan dua istilah yang berbeda dalam metode, meskipun keduanya mengandung pengertian yang sama yaitu mendramatisasikan masalah-masalah sosial. Hanya saja keduanya memiliki titik tekan yang berbeda-beda. Sosidrama berada pada titik tekan pendemonstasian sikap atau tingkah laku yang sesuai dengan sikap atau tingkah laku masyarakat dalam hubungan sosial. Sedangkan bermain peranan role playing dengan menekankan pada karakter pelaku sebenarnya. Misalnya siswa memerankan tokoh wanita yang solekhah yang selalu berbuat baik pada orang lain, maka dalam pembelajaran itu siswa dilibatkan untuk mendemonstrasikan karakter tersebut yang sesuai dengan realitas sosial. Atau juga bisa dikatakan bahwa teknik sosiodrama adalah suatu teknik dalam bimbingan kelompok yang memberikan kesempatan pada siswa-siswa untuk memecahkan dan mendramatisasikan masalah-masalah yang berkaitan dengan sikap, tingkah laku penghayatan seseorang yang timbul dalam hubungan sosial sehari-hari, sehingga melalui sosiadrama ini siswa 36 mendapatkan pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah sosial serta mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya. Roestiyah 2008: 90 mengemukakan bahwa dengan menggunakan metode sosiodrama siswa dapat mendramatisasikan tingkah laku, atau ungkapan gerak-gerik wajah seseorang dalam sosial antar manusia, atau siswa dapat memainkan peranan dalam dramatisasi masalah sosial atau psikologis. Selanjutnya, Nana Sudjana 2005 : 94 mendeskripsikan sosiodrama sebagai sandiwara tanpa skrip naskah tanpa latihan terlebih dahulu sehingga dilakukan secara spontan masalah-masalah yang berkaitan dengan situasi sosial.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Sosiodrama

Agar dapat menghasilkan kegiatan bersosiodrama secara efektif, maka seorang guru harus benar-benar memperhatikan faktor-faktor dibawah ini: a. Dari segi guru Guru tidak boleh bersikap apriori. Setiap individu akan menghayati situasi social menurut caranya sendiri. Apa yang akan ia lakukan, keputusan apa yang akan ia pilih jika ia berada dalam situasi sosial seperti itu, semua harus diserahkan kepada pemeran yang bersangkutan. b. Dari segi siswa Dramatisasi ini akan berhasil kalau para siswa yang berperan dapat menjiwai dan menghayati situasinya, dapat bertingkah laku dan bersikap seperti dalam situasi sosial yang sesungguhnya.