56
Alasan peneliti melakukan penelitian di sekolah ini adalah adanya peluang dalam penjaringan data dengan karakteristik: siswa kelas VII baru
memasuki lingkungan baru dan dengan orang-orang baru sehingga kemungkinan siswa mempunyai tingkat kemampuan interpersonal yang
sedang ataupun rendah. 2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan April 2014.
D. Desain Penelitian
Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, penelitian tindakan dilaksanakan dalam proses berdaur cyclical yang terdiri dari empat tahapan,
planing, action, observationevaluation, dan reflection. Berikut model penelitian tindakan dan pengulangannya menurut Kemmis dan Mc Taggart
Suwarsih, 1994: 25. yang disajikan dalam bagan sebagai berikut: Keterangan gambar:
Siklus I : 0. Observasi
1. Perencanaan I
2. Tindakan dan Observasi I 3. Refleksi I
Siklus II : 1. Rencana Revisi I
2. Tindakan dan Observasi II 3. Refleksi II
Seterusnya jika masih di butuhkan tindakan lagi 2. Tindakan dan Observasi III
3. Refleksi III
57
Gambar. 1 Proses Penelitian Tindakan Dari gambar di atas dijelaskan secara detail langkah-langkah dalam
penelitian tindakan kelas ini, yaitu sebagai berikut: 1. Kondisi Awal KA
Kondisi awal dalam siklus penelitian tindakan ini adalah adanya kemampuan interpersonal yang rendah. Kondisi demikian diperoleh dari
hasil wawancara peneliti dengan kepala SMP Negeri 5 Depok. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah diberikannya tindakan
untuk meningkatkan kemampuan interpersonal yang rendah menjadi kemampuan interpersonal yang tinggi pada siswa SMP Negeri 5 Depok
Yogyakarta. 2. Perencanaan Planning
Penyusunan rencana merupakan tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan interpersonal siswa. Pada tahap ini, peneliti
merencanakan apa saja yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah yang ada di SMP NEGERI 5 Depok berdasarkan hasil pengamatan awal. Setelah
peneliti dan pihak yang berwenang di sekolah tersebut mempunyai persamaan persepsi terhadap permasalahan siswa, maka langkah selanjutnya
adalah merencanakan pelaksanaan pemecahan masalah dalam kegiatan pembelajaran.
Melihat kondisi siswa dan permasalahan yang ada di SMP Negeri 5 Depok, peneliti bersama pihak sekolah memutuskan untuk menggunakan
58
metode sosiodrama yang diyakini mampu meningkatkan kemampuan interpersonal.
Peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran menurut skenario yang telah disiapkan sebelumnya, yaitu tindakan dipandu oleh perencanaan yang
telah disusun secara rasional. Sehingga sifat skenario tindakan adalah fleksibel dan terbuka terhadap perubahan dalam pelaksanaannya. Dengan
kata lain, tindakan bersifat dinamis, serta memerlukan keputusan cepat terhadap sesuatu yang perlu dilakukan.
3. Pengamatan Observition Fase ini merupakan fase mendokumentasikan semua kegiatan yang
terjadi selama penelitian. Fase ke tiga ini adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan
sedang dilakukan, jadi keduanya berlangsung pada waktu yang sama. 4. Refleksi Reflection
Fase ini merupakan fase mengingat kembali tindakan yang dilakukan sesuai hasil observasi. Fase ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan
kembali apa yang sudah dilakukan selama proses tindakan berlansung. Dalam refleksi ini dianalisis apakah proses tindakan yang dilakukan sudah
berhasil sesuai yang diharapkan atau belum sehingga bisa diketahui kekurangannya. Jika belum sesuai yang diharapkan, maka dibuat rencana
pembelajaran untuk siklus selanjutnya, begitu seterusya sampai mencapai hasil yang diinginkan. Refleksi dilakukan apabila peneliti merasa yakin