Karakteristik anak tunagrahita ringan

57 memiliki kecerdasan dibawah rata-rata anak normal pada umumnya, maknanya bahwa perkembangan kecerdasan Mental Age atau disingkat MA anak berada dibawah pertumbuhan usia sebenarnya Chronological Age atau yang disingkat CA. Menurut Abdurrachman dan Sudjadi 1994: 26 anak tunagrahita ringan atau disebut anak mampu didik educable mentally retarded adalah mereka yang memiliki IQ sekitar 75 atau 70-50 . Sementara menurut Moh. Amin 1995: 22 mengemukakan bahwa tunagrahita ringan debil ialah mereka yang memiliki IQ berkisar antara 70-50. Sementara menurut American Assosiation of Mental Deficiency atau yang disingkat AAMD dalam Triyanto, 2014: 31 mengemukakan bahwa yang tergolong tunagrahita ringan Mild Mental Reterdation adalah mereka yang memiliki IQ 70-55 . Berdasarkan teori yang telah disampaikan di atas maka dapat disimpulkan bahwa anak tunagrahita ringan adalah mereka yang memiliki kelemahan dalam hal berpikir bernalar dimana usia Mental Age MA berada dibawah usia Chronological Age CA, memiliki kemampuan belajar dan adaptasi sosial dibawah rata-rata anak normal IQ berkisar antara 75-50.

b. Karakteristik anak tunagrahita ringan

Menurut Hanson dan Aller dalam Frieda Mangunsong, 2014: 131-132 mengemukakan karakteristik anak cacat mental mild ringan, mereka termasuk yang mampu didik, bila dilihat dari segi pendidikan. Jika dilihat dari segi fisik, mereka tidak memperlihatkan kelainan fisik yang mencolok, walaupun perkembangan fisiknya sedikit agak lambat daripada anak-anak rata-rata. Tinggi dan berat badan mereka tidak berbeda dengan anak-anak lain, tetapi berdasarkan hasil observasi, mereka kurang dalam hal kekuatan, kecepatan, dan 58 koordinasi, serta sering memiliki masalah kesehatan. Karakteristik lainnya yaitu rentang perhatiannya pendek sehingga sulit berkonsentrasi dalam waktu lama. Mereka terkadang terlihat malu dan pendiam, namum hal ini dapat berubah bila mereka banyak diikutkan berinteraksi dengan anak lainnya. Di luar pendidikan, beberapa keterampilan dapat mereka lakukan tanpa selalu mendapat pengawasan, seperti keterampilan mengurus diri sendiri makan, mandi, berpakaian, Mereka yang IQ nya lebih tinggi mampu menikah, berkeluarga, dan bekerja pada pekerjaan semi skilled. Mereka mampu mengatasi berbagai situasi sosial, namun kurang dapat mengatur pendapatan Lyien, 2002 dalam Frieda Mangunsong, 2014:133. Sementara Menurut Moh. Amin 1995: 22 Mereka yang termasuk dalam kategori ini meskipun kecerdasannya dan adaptasi sosialnya terhambat, namun mereka mempunyai kemampuan untuk berkembang dalam bidang akademik, penyesuaian sosial, dan kemampuan bekerja. Menurut Wardani, dkk. dalam Nunung Apriyanto, 2012: 36 mengemukakan bahwa karakteristik anak tunagrahita ringan meskipun tidak dapat menyamai anak normal yang yang seusia dengannya, mereka masih dapat belajar membaca, menulis, dan berhitung sederhana. Kecerdasannya berkembang dengan kecepatan antara setengah dan tiga perempat kecepatan anak usia normal dan berhenti pada usia muda. Mereka dapat bergaul, dan bekerja yang hanya memerlukan keterampilan semi skilled. Pada usia dewasa kecerdasannya mencapai tingkat usia anak normal usia 12 tahun. Pada usia kanak-kanak anak tunagrahita ringan bagi yangFrieda lambat menunjukkan ciri-ciri sukar memulai dan melanjutkan sesuatu, mengerjakan secara berulang-ulang tetapi tidak ada variasi, penglihatan kosong, melamun, 59 dan ekspresi muka tanpa ada pengertian. Sementara bagi tunagrahita ringan yang cepat memperlihatkan ciri-ciri reaksi cepat tetapi tidak tepat, tampak aktif sehingga memberi kesan anak ini pintar, pemusatan perhatian sedikit, hiperaktif, bermain dengan tangannya sendiri, dan cepat bergerak tanpa dipikirkan lebih dahulu Frieda Mangunsong. 2014: 37. Berdasarkan teori yang telah disampaikan di atas maka dapat disimpulkan karakteristik anak tunagrahita ringan yaitu meliputi: 1 memiliki kecepatan belajar setengah sampai dengan tiga perempat kecepatan siswa normal, 2 memiliki kepribadian yang bervariasi dari hiperaktif sampai dengan yang sangat pendiam, 3 secara fisik mereka tidak memiliki kelainan cacat tubuh yang tampak, mereka tampak seperti anak normal lainnya. Dalam penelitian ini karakteristik siswa tunagrahita ringan sebagian besar tergolong hiperaktif. Mereka banyak berbicara namun perbendaharaan katanya terbatas. Secara fisik mereka tidak menunjukkan perbedaan kelainan dari anak normal lainnya. Sebagian besar dari mereka mampu membaca namun penalarannya kurang sehingga perlu dibantu. Pada siswa yang kemampuannya paling lemah, ia belum bisa membaca, pendiam, dan memiliki kecepatan belajar hampir setengahnya dari kecepatan siswa normal.

c. Strategi pembelajaran anak tunagrahita ringan

Dokumen yang terkait

MATERI DAN METODE PEMBINAAN KEISLAMAN BAGI SISWA TUNAGRAHITA RINGAN JENJANG SDLB KELAS IV DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI I GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

0 4 87

PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN RIAS FANTASIUNTUK SISWA KELAS XII SMK NEGERI 1 BERINGIN.

1 5 25

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCOCOK TANAM SAWI BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN MELALUI PENGGUNAAN MODUL DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 SLEMAN.

0 4 249

Peningkatan Kompetensi Keterampilan Menyulam Melalui Pembelajaran Dengan Media Job Sheet Pada Siswa Tunagrahita Ringan Kelas XI SMA Luar Biasa Negeri 1 Yogyakarta.

0 1 141

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN KRIYA KAYU PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN DI SEKOLAH LUAR BIASA YAPENAS SLEMAN.

7 37 134

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPAKAIAN PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS IV DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

1 1 252

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENCUCI PAKAIAN PADA SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS VA DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

0 1 275

KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS DASAR 1 SEKOLAH LUAR BIASA SEKAR TERATAI 1 SRANDAKAN BANTUL.

0 5 103

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS IV SDLB DI SLB NEGERI 2 YOGYAKARTA.

0 0 141

T1 Abstract Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemanfaatan Media Video untuk Pemahaman Konsep Berteman pada Tunagrahita Ringan: Studi di Sekolah Luar Biasa Negeri Salatiga

0 0 1