52 layanan sosial, bimbingan dan konseling, dan berbagai jenis layanan lainnya
yang bersifat khusus. Sementara menurut Frieda Mangunsong 2014: 4 mengungkapkan bahwa
anak yang tergolong berkebutuhan khusus adalah anak yang menyimpang dari rata-rata anak normal dalam hal: ciri-ciri mental, kemampuan-kemampuan
sensorik, fisik dan neuromoskular, perilaku sosial dan emosional, kemampuan berkomunikasi, maupun kombinasi dua atau lebih dari hal-hal di atas sejauh ia
memerlukan modifikasi dari tugas-tugas sekolah, metode belajar atau pelayanan terkait lainnya, yang ditujukan untuk mengembangkan potensi atau kapasitas
secara maksimal. Berdasarkan teori yang telah disampaikan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memerlukan layanan khusus karena menyimpang dari rata-rata anak normal dalam hal: ciri-ciri mental,
kemampuan sesorik, fisik maupun neuromoskular, perilaku sosial dan emosional, kemampuan berkomunikasi, maupun kombinasinya untuk dapat dikembangkan
potensi kemanusiaan mereka secara sempurna melalui layanan pendidikan, layanan sosial, dan berbagai jenis layanan lainnya yang bersifat khusus.
b. Klasifikasi anak berkebutuhan khusus
Menurut Abdul Hadis 2006: 6 mengungkapkan bahwa dalam dunia pendidikan anak berkebutuhan khusus diklasifikasikan ke dalam delapan
kelompok sesuai dengan jenis kelainan anak meliputi: 1 keterbelakangan mental, 2 ketidakmampuan belajar, 3 gangguan emosional, 4 kelainan fisik,
5 kerusakan atau gangguan pendengaran, 6 kerusakan atau gangguan penglihatan, 7 gangguan bahasa dan wicara, dan 8 kelompok anak berbakat.
53 Sementara Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 72 Tahun
1991 tentang Pendidikan Luar Biasa mengemukakan klasifikasi sebagai berikut: 1. Kelainan fisik, meliputi: tunanetra, tunarungu, dan tunadaksa
2. Kelainan mental, meliputi: tunagrahita ringan, dan tunagrahita sedang. 3. Kelainan perilaku, meliputi: tunalaras
4. Kelainan ganda
Sementara menurut Dembo dalam Abdurrachman dan Sudjadi, 1994: 9 mengklasifikasikan anak berkebutuhan belajar untuk keperluan pembelajaran
sebagai berikut: 1. Tunagrahita mental reterdation
2. Berkesulitan belajar learning disabilities 3. Gangguan perilaku dan emosi behavior disorders
4. Gangguan bicara dan bahasa speech and leangue disorders 5. Kerusakan pendengaran hearing impairment
6. Kerusakan penglihatan visual impairment 7. Kerusakan fisik dan gangguan kesehatan physical and other development
8. Cacat berat atau cacat ganda severe and multiplehandicaps 9. Berkecerdasan luar biasa tinggi atau berbakat gifted and talented
Berdasarkan teori yang telah disampaikan di atas maka dapat disimpulkan bahwa klasifikasi anak berkebutuhan khusus hanya dilakukan untuk keperluan
pembelajaran. Klasifikasi tersebut dikelompokkan berdasarkan jenis kelainan yang dimiliki anak tersebut meliputi: 1 kelainan fisik gangguan penglihatan,
pendengaran, wicara dan cacat kesehatan, 2 Ketidakmampuan belajar, 3 kelainan mental tunagrahita, 4 kelainan perilaku tunalaras, 5 kelainan
emosinal, 6 kelainan ganda, serta 7 kelompok anak berkecerdasan tinggi atau berbakat.
c. Pendidikan anak berkebutuhan khusus