Prosedur penelitian pengembangan Penelitian Pengembangan a. Pengertian penelitian pengembangan

63 Berdasarkan teori yang telah disampaikan di atas maka dapat disimpulkan bahwa penelitian pengembangan Research and Development atau disingkat RD adalah suatu metode penelitian yang menghasilkan produk tertentu dengan cara yang sistematis, bertujuan, untuk mencaritemukan, merumuskan, memperbaiki, mengembangkan, menghasilkan, serta menguji produk tersebut dengan metode tertentu sehingga menghasilkan produk yang baru, unggul, efektif, efisien, dan bermakna.

b. Prosedur penelitian pengembangan

Menurut Sugiyono 2013: 408-409 mengemukakan bahwa langkah- langkah dalam penelitian pengembangan dapat ditunjukkan pada gambar berikut ini: Gambar 17. Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and Development Sugiyono, 2013: 409 1. Potensi dan masalah Penelitian dapat berangkat dari potensi dan masalah. Potensi adalah segala sesuatu bila didayagunakan akan memberikan nilai tambah. Sementara masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan apa yang terjadi. Potensi dan masalah yang dikemukakan harus ditunjukkan dengan data empirik. Data tersebut tidak harus dicari sendiri, tetapi juga berdasarkan laporan 64 penelitian orang lain atau dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu yang masih up to date. 2. Pengumpulan data Pengumpulan informasi digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Disini diperlukan metode penelitian tersendiri. Metode apa yang akan digunakan untuk penelitian tergantung permasalahan dan ketelitian yang ingin dicapai. 3. Desain produk Produk yang dihasilkan dalam penelitian Research Development ber- macam-macam. Dalam bidang pendidikan produk yang dihasilkan melalui penelitian RD diharapkan mampu meningkatkan produktivitas pendidikan, yaitu lulusan yang jumlahnya banyak, berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan. Produk pendidikan misalnya kurikulum yang spesifik, metode mengajar, media pendidikan, bahan ajar, dan lain sebagainya. Hasil akhir dari kegiatan penelitian dan pengembangan ini adalah berupa desain produk baru, yang lengkap dengan spesifikasinya. Desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya. 4. Validasi desain Validasi desain merupakan kegiatan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini metode mengajar baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya. 65 5. Revisi desain Perbaikan desain dilakukan setelah desain produk divalidasi dan diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara perbaikan desain. 6. Uji coba produk. Pengujian produk bertujuan untuk mendapatkan informasi apakah metode yang baru tersebut lebih efektif dan efisien dibandingkan sebelumnya. 7. Revisi produk Revisi produk dilakukan berdasarkan hasil uji coba produk. Jika dari hasil pengujian yang didapatkan belum sesuai dengan apa yang diharapkan, maka perlu dilakukan revisi produk. 8. Uji coba pemakaian Setelah pengujian terhadap produk berhasil, dan mungkin ada revisi yang tidak terlalu penting, maka selanjutnya produk yang dapat diterapkan pada ruang lingkup lembaga pendidikan yang lebih luas. 9. Revisi produk Revisi produk dilakukan apabila dalam pemakaian lembaga pendidikan yang lebih luas terdapat kekurangan dan kelemahan. 10. Produksi Masal. Pembuatan produksi masal dilakukan apabila produk berupa metode tersebut dinyatakan efektif dalam beberpa kali pengujian. Sementara prosedur pengembangan oleh Tim Puslitjaknov 2008:9-10 peneliti menyebutkan sifat-sifat komponen pada setiap tahapan dalam pengembangan, menjelaskan secara analitis fungsi komponen dalam setiap tahapan pengembangan produk, dan menjelaskan hubungan antar komponen 66 dalam sistem. Sebagai contoh prosedur pengembangan yang dilakukan oleh Borg Gall 1983 dalam Tim Puslitjaknov 2008:10-11 mengembangkan pembelajaran mini mini course melalui 10 langkah: a. Melakukan penelitian pendahuluan prasurvei untuk mengumpulkan informasi kajian pustaka, dan pengamatan kelas, identifikasi permasalahan yang dijumpai dalam pembelajaran, dan merangkum permasalahan. b. Melakukan perencanaan identifikasi dan definisi keterampilan, perumusan tujuan, penentuan urutan pembelajaran, dan uji ahli atau uji coba kecil atau expert judgement. c. Mengembangkan jenis bentuk produk awal meliputi: penyiapan materi pembelajaran, penyusunan buku pegangan, dan perangkat evaluasi, d. Melakukan uji coba lapangan tahap awal; pengumpulan informasi data dengan menggunakan observasi, wawancara, atau kuestioner dan selanjutnya analisis data. e. Melakukan revisi terhadap produk utama, berdasarkan masukan dan saran-saran dari hasil uji lapangan awal, f. Tes penilaian prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran, g. Melakukan revisi terhadap produk operasional berdasarkan masukan dari dan saran-saran hasil uji coba lapangan utama, h. Melakukan uji lapangan operasional, data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan kuesioner, i. Melakukan revisi terhadap produk akhir, berdasarkan saran dalam uji coba lapangan, j. Mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk, melaporkan, dan menyebarluaskan produk. Prosedur penelitian pengembangan menurut Borg Gall dalam Tim Puslitjaknov 2008: 11, dapat dilakukan dengan lebih sederhana dengan melibatkan 5 langkah utama: 1. Melakukan analisis produk yang akan dikembangkan 2. Mengembangkan produk awal 3. Validasi ahli dan revisi 4. Uji coba lapangan skala kecil dan revisi produk 5. Uji coba lapangan skala besar produk akhir Menurut beberapa pendapat di atas, prosedur penelitian pengembangan media yang peneliti gunakan yaitu mengacu pada pengembangan Borg Gall yang telah disederhanakan oleh Tim Puslitjaknov karena lebih mudah dipahami dan sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Adapun langkah model 67 pengembangan yang dilakukan meliputi: melakukan analisis produk, mengembangkan produk awal, validasi ahli dan revisi, uji coba lapangan skala kecil dan revisi produk, dan uji coba lapangan skala besar dan produk akhir.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan yang dapat dijadikan referensi bagi peneliti diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Penelitian oleh Nandya Putri 2012 dengan judul penelitian “Efektifitas Penggunaan Media Video untuk Meningkatkan Pengenalan Alat Musik Daerah pada Pembelajaran IPS Bagi Anak Tunagrahita Ringan di SDLB 20 Kota Solok”.S1 Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan menggunakan Uji Mann Whitney yang menghasilkan Uhit= 1 ˃ Utab 0 untuk n= 4 berarti dapat disimpulkan bahwa pada taraf signifikansi 95 atau alfa= 0,05 maka penggunaan media video dapat meningkatkan kemampuan pengenalan alat musik daerah untuk anak tunagrahita ringan kelas DIIIC di SDLB 20 Kota Solok dan berlaku bagi seluruh anak tunagrahita ringan diberbagai tempat yang memiliki kemampuan dan karakteristik yang sama dengan subjek penelitian. 2. Penelitian oleh Anggi Ariyani 2013 dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Video Bergambar terhadap Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV SPLB-C YPLB CIPAGANTI”. S1 Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa anak tunagrahita ringan mengalami peningkatan kemampuan berbicara sebagai pengaruh perlakuan dengan menggunakan media video cerita bergambar dibandingkan skor anak sebelum diberikan perlakuan menggunakan media tersebut pada mata pelajaran bahasa

Dokumen yang terkait

MATERI DAN METODE PEMBINAAN KEISLAMAN BAGI SISWA TUNAGRAHITA RINGAN JENJANG SDLB KELAS IV DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI I GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

0 4 87

PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN RIAS FANTASIUNTUK SISWA KELAS XII SMK NEGERI 1 BERINGIN.

1 5 25

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCOCOK TANAM SAWI BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN MELALUI PENGGUNAAN MODUL DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 SLEMAN.

0 4 249

Peningkatan Kompetensi Keterampilan Menyulam Melalui Pembelajaran Dengan Media Job Sheet Pada Siswa Tunagrahita Ringan Kelas XI SMA Luar Biasa Negeri 1 Yogyakarta.

0 1 141

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN KRIYA KAYU PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN DI SEKOLAH LUAR BIASA YAPENAS SLEMAN.

7 37 134

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPAKAIAN PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS IV DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

1 1 252

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENCUCI PAKAIAN PADA SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS VA DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

0 1 275

KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS DASAR 1 SEKOLAH LUAR BIASA SEKAR TERATAI 1 SRANDAKAN BANTUL.

0 5 103

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS IV SDLB DI SLB NEGERI 2 YOGYAKARTA.

0 0 141

T1 Abstract Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemanfaatan Media Video untuk Pemahaman Konsep Berteman pada Tunagrahita Ringan: Studi di Sekolah Luar Biasa Negeri Salatiga

0 0 1