6 Test of Goodness of Fit Uji Kesesuaian 6. 1 Koefisien Determinasi R–Square 6. 2 Uji t–statistik

3. 6 Test of Goodness of Fit Uji Kesesuaian 3. 6. 1 Koefisien Determinasi R–Square Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel independen secara bersama mampu memberi penjelasan terhadap variabel dependen.

3. 6. 2 Uji t–statistik

Uji t–statistik merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lainnya konstan. Dalam uji ini digunakan hipotesis sebagai berikut : H : bi = b Ha : bi ≠ b Dimana bi adalah koefisien variabel independen ke-i nilai parameter hipotesis, biasanya b dianggap = 0. Artinya tidak ada pengaruh variabel X 1 terhadap Y. Bila nilai t-hitung t-tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu H ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel independen yang diuji berpengaruh secara nyata signifikan terhadap varabel dependen. Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus : t-hitung = Sbi b bi  Dimana : bi = Koefisien variabel independen ke-i b = Nilai hipotesis nol Sbi = Simpangan baku dari variabel independen ke-i Kriteria Pengambilan Keputusan: Ho :  = 0 Ho diterima tt tabel artinya variable independen secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. Ha :   0 Ha diterima t.t tabel artinya variable independen secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. Ho diterima Ha diterima Ha diterima Gambar 3.1 Kurva Uji t statistik 3. 6. 3 Uji F-statistik Uji F-statistik ini adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh koefisien regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut : H : bi = b 2 = bk ……………….. bk = 0 tidak ada pengaruh Ha : b 2 = 0 ……………………... i = 1 ada pengaruh Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F-hitung dengan F- tabel. Jika F-hitung F-tabel maka H ditolak, yang berarti variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus : F-hitung = 1 1 2 2 k n R k R    Dimana : R 2 = Koefisien Determinasi k = Jumlah variabel independen n = Jumlah sampel Kriteria pengambilan keputusan: Ho :  1 =  2 =  3 = 0 Ho diterima FF tabel , artinya variable independen secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. Ha : 1  2  3  0 Ha diterima FF tabel , artinya variable independen secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. Ho diterima Gambar 3.2 Kurva Uji F statistik

3.6.4 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik a. Multikolinearity

Multikolinearity adalah alat untuk mengetahui apakah ada hubungan yang kuat kombinasi linear diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearity dapat dilihat dari R-Square, F-hitung, t-hitung serta standard error. Kemungkinan adanya multikolinearity jika R 2 dan F-hitung tinggi sedangkan nilai t- hitung banyak yang tidak signifikan uji tanda berubah tidak sesuai dengan yang diharapkan. Adanya multikolinearity dapat ditandai dengan adanya: 1. Standard error tidak terhingga. 2. R2 sangat tinggi tetapi t-statistik berubah tanda dan tidak signifikan. 3. Tidak satupun t-statistik yang signifikan pada  = 10,  = 5,  = 1.

b. Autokorelasi Serial Correlation

Serial Correlation didefenisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu atau ruang. Model regresi linear klasik mengasumsikan autokorelasi tidak terdapat di dalamnya distribusi atau gangguan µi dilambangkan dengan E µ 1 : µ 2 = 0 i ≠ j

1. Dengan D-W Test Uji Durbin-Watson