3. Dijaminnya hak untuk memperoleh kesempatan kerja yang produktif yang memungkinkan adanya balas jasa yang setimpal untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangga. 4. Terbinanya prasarana yang memungkinkan produksi barang dan jasa atau
pedagang internasional untuk memperoleh keuntungan dengan kemampuan untuk menyisihkan tabungan untuk pembiayaan usaha-usaha
selanjutnya. 5. menjamin partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan dan
pelaksanaan proyek-proyek.
II. 2 Teori Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan GNPGDP tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar dari tingkat pertumbuhan penduduk atau apakah
perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak. Pertumbuhan merupakan ukuran utama keberhasilan dari suatu pembangunan dan hasil pertumbuhan ekonomi akan
dapat pula dinikmati masyarakat sampai dilapisan paling bawah, baik dengan sendirinya atau dengan campur tangan pemerintah.
Pertumbuhan haruslah berjalan secara beriringan dan terencana dalam mengupayakan terciptanya kesempatan dan pembagian hasil-hasil pembangunan
dengan lebih merata. Dengan demikian maka daerah yang miskin, tertinggal, tidak produktif akan menjadi produktif dan pada akhirnya akan mempercepat pertumbuhan
itu sendiri. Strategi itu disebut ‘Redistribution With Growth’ Sirojuzilam, 2005:5.
Dalam kegiatan perekonomian yang sebenarnya pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan fisikal produksi barang dan jasa yang berlaku di suatu negara, seperti
perkembangan infrastruktur, jumlah sekolah, pertambahan produksi di semua sektor. Teori-teori yang menentukan laju pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
banyak dikemukakan oleh para ahli ekonomi dimana pandangan mereka banyak diarahkan kepada pembangunan di negara-negara berkembang.
a. Teori Klasik
Menurut pandangan Klasik, ada empat factor penentu pertumbuhan ekonomi yakni : jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam,
serta teknologi yang digunakan. Para ekonom Klasik memberi perhatian yang besar pada pengaruh perkembangan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi. Smith,
menyatakan pertumbuhan penduduk akan mendorong pembangunan ekonomi. Pertambahan penduduk akan memperluas pasar yang akan mempertinggi spesialisasi.
Proses itu akan terus berlangsung secara kumulatif dimana spesialisasi akan meningkatkan produktivitas. Pendapat yang berbeda diberikan oleh Ricardo dan
Malthus dimana mereka berpendapat bahwa perkembangan penduduk akan menciptakan stationary state. Jumlah penduduk yang semakin besar akan
menurunkan pembangunan ke taraf yang lebih rendah dimana penduduk akan menerima upah yang hanya cukup untuk hidup subsistence level.
b. Teori Schumpeter
Teori ini menerangkan pentingnya peranan pengusaha dalam pembangunan dimana pengusaha sebagai pihak yang selalu mengadakan inovasi dalam kegiatan ekonomi.
Schumpeter memulai analisisnya saat perekonomian sedang dalam keadaan tidak seimnbang. Golongan pengusaha mulai mengakadakan pembaharuan demi
mendapatkan keuntungan. Pembaharuan yang mereka lakukan akan memunculkan investasi sehingga perusahaan dapat menghasilkan lebih banyak produk. Schumpeter
membangi investasi ke dalam investasi otonomi autonomos investment dan investasi terpengaruh induced investment. Semakin tinggi tingkat kemajuan suatu
perekonomian, semakin terbatas untuk melakukan inovasi sehingga pertumbuhan akan semakin lamban. Pada akhirnya akan terjadi keadaan stationary state namun
berbeda dengan pendapat Klasik, keadaan ini terjadi pada saat tingkat pertumbuhan yang tiggi.
c. Teori Harrod-Domar
Teori ini dikembangkan oleh Evsey Domar dan R. F. Harrod yang bertujuan untuk menerangkan syarat yang harus dipenuhi agar pertumbuhan yang mantap steady
growth dapat dicapai. Teori ini menggunakan beberapa pemisalan, antara lain:
Pada awal perekonomian mencapai tingkat kesempatan kerja penuh dan alat modal digunakan sepenuhnya.
Perekonomian terdiri atas dua sektor yakni sector rumah tangga dan sector perusahaan.
Rasio modal-produksi sama besarnya Besar tabungan proporsional dengan pendapatan nasional.
Penanaman modal olehmasyarakat digunakan untuk mengganti alat modal yang tidak dapat dipakai lagi dan untuk memperbesar alat modal yang tersedia. Namun ini tidak
akan menambah produksi dan menaikkan pendapatan nasional secara otomatis. Untuk mewujudkannya, keseluruhan permintaan masyarakat haruslah ditambah. Kenaikan
ini harus terjadi pada salah satu atau kedua sector. Besarnya pengaruh penanaman modal terhadap perubahan pendapatan nasional ditentukan oleh multiplier.
d. Teori Neo-Klasik
Apabila teori Harrod-Domar didasari oleh analisa Keynes, maka teori Neo Klasik didasari oleh analisa Klasik. Dalam teori ini, permintaan masyarakat tidak
menentukan lajunya pertumbuhan. Sebaliknya, pertumbuhan bergantung pada pertambahan dalam penawaran factor produksi. Rasio modal dapat berubah dengan
mudah. Artinya, untuk mancapai tingkat produksi tertentu, dapat menggunakan jumlah modal yang berbeda dengan bantuan jumlah tenaga kerja yang berbeda pula.
Jika modal yang digunakan loebih besar, jumlah tenaga kerja yang diperlukan akan lebih kecil. Begitu pula sebaliknya. Dengan cara ini, perekonomian akan memiliki
kebebasan yang tidak terbatas untuk menentukan gabungan jumlah modal dan tenaga kerja. Pendapat Neo-Klasik mengenai perkembangan ekonomi yaitu:
Adanya akumulasi kapital merupakan factor penting dalam perkembangan ekonomi.
Perkembangan itu merupakan proses yang gradual. Perkembangan merupakan proses yang harmonis dan kumulatif.
Adanya aspek internasional dalam perkembangan tersebut.
II. 2. 1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi