2 Profil Perekonomian Daerah Penelitian 2. 1 Kabupaten Labuhan Batu
Berdasarkan UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, penyebutan nama Daerah Tingkat II Kotamadya Medan berubah menjadi Daerah Kota Medan.
Pemerintahan
Administrasi Kota Medan dipimpin oleh seorang walikota, yang saat ini dijabat oleh Abdillah periode 2005-2010. Wilayah Kota Medan kemudian terdiri atas lagi menjadi
21 kecamatan dan 151 kelurahan yang dibagi dalam 2000 lingkungan. Adanya pemerintahan daerah berkonsekuensi adanya Pemerintah Daerah.
Pemerintah Daerah Kota Medan adalah Walikota Medan beserta perangkat daerah otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Kota Medan.
Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan desentralisasi dan otonomi daerah, Pemerintah Kota Medan menyelenggarakan 2 dua bidang urusan yaitu urusan
pemerintahan teknis dan urusan pemerintahan umum. Berdasarkan fungsi dan kewenangan tersebut, Walikota Medan membawahi pimpinan eksekutif tertinggi
seluruh instansi pelaksana Eksekutif Kota.:
4. 2 Profil Perekonomian Daerah Penelitian 4. 2. 1 Kabupaten Labuhan Batu
Kabupaten Labuhan Batu adalah kawasan berbasis agribisnis. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan lahan dimana dari total luas wilayah, sebesar 58 persen wilayahnya
digunakan untuk sektor pertanian yang didominasi oleh sektor perkebunan 46 persen.
Kabupaten Labuhan Batu merupakan salah satu sentra perkebunan penghasil kelapa sawit di Sumatera Utara. Kelapa sawit ditanam di seluruh kecamatan di Kabupaten Labuhan
Batu. Produksi kelapa sawit perkebunan rakyat pada tahun 2006 yaitu sebesar 1.647.831 ton Dengan total luas tanah 130.227 Ha. Sedangkan untuk tanaman bahan
makanan, pada sawah merupakan tanaman dengan produksi terbanyak yaitu 316.337 ton dengan luas lahan 70.704 Ha. Perkebunan sendiri menyita lahan 424.180 hektar atau
46 luas wilayah Kabupaten Labuhan Batu. Hasil utama dari perkebunan adalah kelapa sawit dan karet. Kelapa sawit, misalnya pada tahun 2000 dapat memproduksi 4,3 juta ton
dari lahan seluas 292.649 hektar. Dari lahan seluas 118.779 hektar kebun karet, pada tahun 2000 dapat diproduksi 109,3 ribu ton karet.
Dengan karateristik wilayah seperti itu, tidak heran jika di Kabupaten labuhan Batu banyak berdiri industri yang mengolah hasil-hasil sektor pertanian dan perkebunan
tersebut. Sebagian besar industri di kabupaten ini merupakan industri pengolahan hasil pertanian, khususnya perkebunan. Produk yang dihasilkan dari sekitar 39 industri besar
dan sedang, 77 persen berupa minyak sawit mentah dan inti sawit yang menggunakan bahan baku kelapa sawit. Sampai tahun 2006, diperkirakan terdapat 51 perusahaan
besarsedang. Sebelas diantaranya berada di Kecamatan Torgamba. Sedangkan jumlah industri kecil dan kerajinan rumah tangga sebanyak 1339 perusahaan yang menyerap
tenaga kerja sebanyak 4455 orang dengan total nilai ptoduksi sebanyak 8.164.446.000 rupiah. Industri ini paling banyak terdapat di kecamatan Rantau Utara dengan 399
perusahaan.
Untuk melihat produktifitas ekonomi dengan mengabaikan inflasi, maka digunakan PDRB Atas Dasar Harga Konstan ADHK. Berdasarkan Harga Konstan tahun
2000, PDRB Kabupaten Labuhan Batu pada tahun 2006 adalah sebesar 7.361.834,75 juta rupiah. Sektor pertanian mengalami pertumbuhan terbesar pada tahun 2006 yaitu sebesar
12,30 persen, diikuti sektor industri sebesar 9,71 persen, kemudian sektor perdagangan sebesar 9,01 persen, sektor jasa 6,10 persen, sektor keuangan sebesar 5,55 persen, sektor
pertambangan dan –penggalian sebesar 5,40 persen, sektor bangunan sebesar 5,35 persen, sektor pengangkutan sebesar 4,87 persen, sektor listrik, gas, dan air bersih sebesar 3,04
presen.
Tabel 4.1. Perkembangan PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000
Tahun PDRB Atas Dasar Harga
Berlaku PDRB Atas Dasar Harga
Konstan 2000
2000 5.665.018,40 5.665.018,40 2001 6.405.502,95 5.936.474,95
2002 7.331.083,99 6.195.833,10 2003 8.325.972,49 6.485.545,82
2004 9.433.928,49 6.731.696,49 200 10.918.368,82 7.010.749,57
2006 12.564.460,07 7.361.834,75 Sumber: Biro Pusat Statistik
Dapat dilihat bahwa selama periode tahun 2000 - 2005, PDRB Kabupaten Labuhanbatu telah mengalami perkembangan yang cukup pesat dengan rata-rata
perkembangan sebesar Rp.1.050.670,08 juta atas dasar harga berlaku dan Rp.269.146,23 juta atas dasar harga konstan 2000. Pada tahun 2005, PDRB Kabupaten
Labuhanbatu atas dasar harga berlaku mengalami perkembangan sebesar Rp.1.484.440,33 juta dari tahun sebelumnya sedangkan atas dasar harga konstan 2000
mengalami perkembangan sebesar Rp.279.053,08 juta. Pendapatan Domestik Regional Bruto Kabupaten Labuhan Batu pada tahun 2006 Atas Dasar Harga Berlaku ADHB
adalah sebesar 12.654.460.60 juta rupiah. Sektor industri merupakan kontributor utama terhadap PDRB dengan peranan yang mencapai 45,45 persen. Setelah sektor industri
diikuti dengan sektor pertanian dengan kontribusi sebesar 23,30 persen, kemudian sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 16,46 persen, selanjutnya diikuti oleh sektor jasa
sebesar 6,12 persen. Sementara sektor-sektor lainnya hanya memberikan total kontribusi sebesar 8,67 persen terhadap perekonomian di Kabupaten Labuhan Batu.
Secara keseluruhan perekonomian di Kabupaten Labuhan Batu naik sebesar 5,01 persen bila dibandingkan tahun sebelumnya. PDRB perkapita Kabupaten Labuhan Batu
pada tahun 2006 Atas Dasar Harga Berlaku sebesar 12.727.924,81 rupiah, meningkat dari 11.471.610,16 rupiah pada tahun 2005. Sedangkan berdasarkan harga konstan 2000,
PDRB perkapita tahun 2006 sebesar 7.457.612,87 rupiah, meningkat sedikit dari tahun 2005 yang sebesar 7.322.367,57 rupiah.
PDRB perkapita Labuhanbatu selalu mengalami peningkatan. Namun PDRB perkapita yang selalu meningkat tersebut belum tentu
mencerminkan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal ini sangat tergantung kepada perkembangan jumlah penduduk. Jika pertumbuhan penduduk lebih cepat dari
pertumbuhan PDRB pada tahun yang sama, maka PDRB per kapitanya akan semakin kecil atau sebaliknya.
Pertumbuhan PDRB perkapita pada tahun 2005 sebesar 14,73 persen atau meningkat dari Rp.9.998.874,60 pada tahun 2004 menjadi Rp.11.471.610,16 pada tahun
2005 dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Kependudukan dan tenaga Kerja
Berdasarkan hasil Pendaftaran Pemilih dan Pendataan Penduduk Berkelanjutan P4B, jumlah penduduk Kabupaten Labuhanbatu pada tahun 2005 sebanyak 951.773
jiwa dengan pertumbuhan sebesar 0,88 mengakibatkan kepadatan penduduk daerah Labuhanbatu meningkat dari 102,30 jiwaKm
2
menjadi 103,19 jiwaKm
2
. Komposisi penduduk menurut gender Kabupaten Labuhanbatu terdiri dari 474.895 jiwa penduduk
laki-laki 49,90 dan 476.878 jiwa penduduk perempuan 50,10. Jumlah rumah tangga yang ada di Kabupaten Labuhanbatu sebesar 203.752, yang rata-rata 5 jiwa per
rumah tangga. Angka sex rasio sebesar 99,58 yang berarti perkembangan penduduk perempuan hampir sama dengan penduduk laki-laki.
Tabel 4.3. Indikator Kependudukan
INDIKATOR SATUAN
2000 2001
2002 2003
2004 2005
2006 1
2 3
4 5
6 7
8 9
Jumlah Penduduk Ribu Jiwa 832
840 865
910 943
951 987
Pertumbuhan Penduduk
Persen 1,68
0,95 1,27
6,99 3,62
0,88 2,73
Penduduk Miskin Ribu jiwa
- -
130,4 143,7
131,3 130,8
130,4
Persentase Penduduk Miskin
Persentase -
- 15,06
15,78 14,16
13,75 13,35
Angkatan Kerja ≥10 Thn
- Bekerja
- Mencari Kerja Ribu
Jiwa
Ribu Jiwa
Jiwa 320.5
303.8
16.650 337.17
321.52
15.644 345.57
324.86
20.714 391.03
341.30
49.647 388.07
319.69
68.384 407.56
324.13
103.232 427,67
328,34
99.281
Bukan Angkatan Kerja
Ribu Jiwa
314.0 279.59
299.70 301.43
306.79 310.50
308.4 Catatan : - data tidak tersedia
Sumber: BPS Kabupaten Labuhan Batu
Berdasarkan Sensus penduduk 2000, penduduk Kabupaten Labuhan Batu berjumlah 832.450 jiwa dengan kepadatan 90,26 jiwaKm
2
, terdiri dari 414.747 jiwa pria dan 417.450 jiwa wanita. Untuk tahun 2006, berdasarkan hasil proyeksi Sensus Penduduk
2000, penduduk Kabupaten Labuhan Batu sekitar 987.157 jiwa. Penduduk terbanyak berada di Kecamatan Torgamba yaitu 92.869 jiwa dengan kepadatan 82 jiwaKm
2
sedangkan penduduk paling sedikit berada di Kecamatan Silangkitang dengan 26.193 jiwa dengan kepadatan 86 jiwaKm
2
. Kecamatan Rantau Selatan merupakan kecamatan paling padat dengan kepadatan 772 jiwaKm
2
dan Kecamatan Aek Natas merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk terkecil dengan kepadatan sebesar 46 jiwa per
Km
2
. Penduduk Kabupaten Labuhan Batu lebih banyak pria 498.794 jiwa daripada wanita 488.363 jiwa dengan rasio jenis kelamin 102,14.
Penduduk Kabupaten Labuhanbatu mayoritas bersuku bangsa Batak 45,50 persen diikuti dengan suku Jawa 44,83 persen, Melayu 3,85 persen, Minang 0,81
persen dan Aceh 0,21 persen dan lainnya 4,80 persen. Sedangkan agama yang dianut penduduk Kabupaten Labuhanbatu mayoritas agama Islam 83,71 persen, Kristen
Protestan 13,08 persen, Kristen Khatolik 2,10 persen, Budha 1,01 persen, Hindu 0,06 persen dan lainnya 0,04 persen.
Permasalahan yang paling mendesak dan paling serius saat ini adalah masalah ketenagakerjaan. Pembangunan ketenagakerjaan diarahkan pada peningkatan kesempatan
kerja dan penurunan tingkat pengangguran. Tingkat Pengangguran Terbuka TPT selama tahun 2002 sampai 2005 memperlihatkan kecenderungan yang terus meningkat. Pada
tahun 2002, TPT Labuhanbatu mencapai 5,99 persen, tahun 2003 meningkat menjadi sebesar 12,70 persen. Tahun 2004 juga mengalami peningkatan menjadi 17,62 persen.
Meningkatnya pengangguran selain disebabkan terbatasnya kesempatan kerja, bertambah penduduk usia kerja, dan tamatan kerja yang masuk pasar tenaga kerja karena tidak
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Namun tahun 2005-2006 menunjukkan adanya penurunan sekitar 3,83 dimana jumlah penduduk yang bekerja meningkat sebesar 1,3.
Jumlah tenaga kerja yang terdaftar di Dinas Tenaga Kerja Labuhan Batu 2006 adalah 2096 1223 jiwa pria dan 873 jiwa wanita. Pencari kerja paling banyak memiliki
tingkat pendidikan SLTA umumKejuruanlainnya yaitu 1345 jiwa 64,17 sedangkan Sarjana 279 jiwa 13,31, SLTP umumsederajat 52 2,48, tamat DIIIDII 384 jiwa
18,32, dan SD 36 jiwa 1,72.
200 400
600 800
1000 1200
1400
SD SMP
SMA D-IIIII
S-1
Gambar 4.2. Grafik Jumlah Tenaga Kerja Kab. Labuhan Batu Tahun 2006
Pendidikan
Pendidikan tentunya berperan besar dalam perekonomian Kabupaten Labuhan Batu. Pada tahun ajaran 20052006 jumlah sekolah dasar ada 733 buah, guru 6.873 orang
dan murid 144.616 orang. Sedangkan untuk sekolah lanjutan tingkat pertama terdapat 107 buah sekolah, 2.037 orang guru dan 32.001 orang murid. Sementara untuk sekolah
lanjutan tingkat atas terdapat 78 sekolah dengan 1.740 oran guru dan 25.354 orang murid.
Selain sekolah umum, juga terdapat sekolah agama yaitu Madrasah Ibtidaiyah Negeri dan Swasta MIN dan MIS, Madrasah Tsanawiyah Negeri dan Swasta MTsN
dan MTs Swasta dan Madrasah Aliyah Negeri dan Swasta MAN dan MAS. Adapun jumlah sekolah, guru dahn murid dari sekolah tersebut yaitu :
MIN dan MIS ; 67 sekolah, 487 guru dan 8.270 murid.
MTsN dan MTs Swasta ; 132 sekolah, 1.801 guru dan 23.548 murid.
MAN dan MAS ; 57 sekolah, 985 guru dan 6.698 murid.
Keadaan pendidikan penduduk secara umum dapat diketahui dari beberapa indikator antara lain angka partisipasi sekolah, tingkat pendidikan yang ditamatkan dan
angka melek huruf. Untuk mengetahui kondisi pendidikan dapat dilihat dari nilai Angka Partisipasi Sekolah APS yaitu perbandingan antara jumlah murid dengan jumlah
penduduk usia sekolah. Tingkat partisipasi sekolah menunjukkan bahwa, penduduk berumur 7 sd 12 tahun yang sekolah sebesar 98,05 persen pada tahun 2005. Persentase
ini menurun dari 98,28 persen dibandingkan dengan tahun 2004 dan meningkat dari 97,10 persen pada tahun 2003. Sementara itu, angka partisipasi sekolah untuk penduduk
umur 13 sd 15 tahun yang sekolah sebesar 86,53 persen pada tahun 2005. Angka ini mengalami penurunan dari 90,62 persen pada tahun 2004 dan mengalami kenaikan dari
81,99 persen pada tahun 2003. Dengan demikian, secara rata-rata angka partisipasi sekolah penduduk umur 7 sd 15 tahun telah mencapai 94,48 persen pada tahun 2005.
Terjadi penurunan angka partisipasi sekolah dari 96 persen pada tahun 2004. Penurunan ini mengindikasikan bahwa kurangnya kesadaran masyarakat terhadap program
pemerintah tentang wajib belajar 9 tahun. Selain itu kondisi ekonomi yang serba sulit saat ini juga dapat menyebabkan ketidakmampuan masyarakat untuk membiayai pendidikan
anak. Dengan adanya bantuan pemerintah ke dunia pendidikan yaitu dalam bentuk Bantuan Operasional Sekolah BOS diharapkan untuk tahun depan tingkat partisipasi
sekolah penduduk umur 7 sd 15 tahun dapat ditingkatkan. Tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Labuhanbatu pada tahun 2005 sebagian
besar 29,05 persen tamatan SD, kemudian disusul yang tidakbelum tamat SD 27,24 persen, dan tamat SLTP 22,25 persen. Tamat SLTA sebesar 19,15 persen dan
selebihnya tamat AkademiSarjana. Jika dibandingkan dengan tahun 2004 kondisi ini lebih baik di pendidikan tingkat tinggi karena terjadi kenaikan tamatan pendidikan
AkademiSarjana dari 1,08 persen tahun 2004 menjadi 2,29 persen tahun 2005. Akan tetapi, kondisi lebih buruk terjadi pada penduduk yang tidakbelum tamat SD karena
adanya kenaikan dari tahun 23,22 persen tahun 2004 menjadi 27,24 persen tahun 2005. Dengan semakin menurunnya partisipasi sekolah dan meningkatnya angka
penduduk yang belumtamat SD menyebabkan meningkatnya angka buta huruf dari 1,91 persen pada tahun 2004 menjadi sebesar 3,49 persen tahun 2005.
Kemudian untuk indikator tingkat ketersediaan sarana pendidikan dalam proses belajar mengajar adalah rasio murid dengan guru. Di Kabupaten Labuhan Batu, rasio
murid terhadap sekolah pada tahun 20052006 dapat dijelaskan sebagai berikut :
Rasio murid SD terhadap sekolah adalah 197. Hal ini menunjukkan bahwa tiap sekolah dasar rata-rata memiliki 197 murid.
Rasio murid SLTP terhadap sekolah adalah 299. Hal ini menunjukkan bahwa tiap SLTP rata-rata memiliki 299 murid.
Rasio murid SLTA terhadap sekolah adalah 325. Hal ini menunjukkan bahwa tiap SLTA rata-rata memiliki 325 murid.
Investasi
Peranan perbankan sangat penting dalam menunjang perekonomian Kabupaten Labuhan Batu. Pada tahun anggaran 2006, jumlah kredit yang dikucurkan sebesar Rp
1.838.645 Milyar. Kredit tersebut digunakan untuk modal kerja sebesar Rp 781.082 Milyar, investasi sebesar Rp 832.551 Milyar, dan konsumsi sebesar Rp 225.012 Milyar.
Investasi ini digunakan oleh Pemerintah Daerah untuk melaksanakan program- program pemerintah dan membiayai belanja pemerintah.
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi berdasarkan PDRB dapat dihitung dengan dua cara yakni dengan menggunakan PDRB Riil berdasarkan harga konstan dan dengan PDRB
Nominal berdasarkan harga berlaku. Namun pertumbuhan ekonomi yang paling dapat menggambarkan pertumbuhan output secara nyata adalah PDRB Riil karena dalam
perhitungannya tidak memperhitungkan inflasi. Untuk melihat peranan masing-masing sektor dan sub sektor di dalam kinerja perekenomian di suatu wilayah dan kaitannya
dengan prioritas pembangunan yang dilaksanakan, maka penyajian data PDRB dalam bentuk persentase distribusi sumbangan sektoral terhadap PDRB sangatlah penting.
Kotribusi tiap-tiap sektor ekonomi tersebut merupakan gambaran struktur ekonomi di daerah. Sejak tahun 2000, peranan sektor primer cenderung mengalami penurunan. Pada
tahun 2000 kontribusi sektor primer terhadap total PDRB Kabupaten Labuhanbatu sebesar 28,62 menurun menjadi 25,40 pada tahun 2005. Sedangkan kontribusi sektor
sekunder sebesar 46,60 meningkat menjadi 47,82 pada tahun 2005, demikian juga sektor tersier dari 24,79 tahun 2000 menjadi 26,78 pada tahun 2005. Apabila dilihat
dari kontribusi setiap sektor ekonomi pada tahun 2005, sektor industri pengolahan, sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran masih memegang peranan dalam
pembentukan PDRB Kabupaten Labuhanbatu. Kontribusi sektor industri pengolahan sebesar 45,09 persen, sektor pertanian sebesar 24,04 persen dan sektor perdagangan, hotel
dan restoran sebesar 15,89 persen. Ketiga sektor tersebut memberikan kontribusi sebesar
85,02 persen. Gambaran ini menunjukkan bahwa Kabupaten Labuhanbatu sangat tergantung pada ketiga sektor ini.
Kabupaten Labuhan batu termsuk dalam wilayah yang cukup tinggi pertumbuhan ekonominya. Sejak tahun 1991, pertumbuhan ekonomi wilayah ini selalu di atas 8 per sen
per tahun. Pertumbuhan paling kecil terjadi tahun 1998 dimana pertumbuhan ekonominya hanya sebesar 1,20 persen. Bahkan angka ini lebih baik dibandingkan wilayah lain yang
tingkat pertumbuhannya mengalami minus. Mulai tahun 1999, perekonomian Kabupaten ini mulai bangkit kembali. Pertumbuhan ekonomi yang semakin stabil mulai dapat
tercapai. Bahkan pada tahun 2006, kabupaten ini mengalami pertumbuhansebesar 9,59 persen per tahun.