6 Tenaga Kerja 6. 1 Konsep dan Defenisi 6. 2 Pengaruh Tenaga Kerja dalam Pembangunan

Salah satu tujuan yang mendasar dalam pembangunan adalah pendidikan dimana pendidikan menjadi hal pokok atau kunci untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itu pendidikan dapat menjadi komponen pertumbuhan yang vital. Individu yang meperoleh pendidikan cenderung akan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi. Semakin tinggi pendidikan, semakin tinggi pula pendapatan yang mungkin diperoleh. Kepada masyarakat secara keseluruhan, peningkatan taraf pendidikan akan memberi manfaat yang mempercepar pertumbuhan ekonomi itu sendiri. Sumbangan sektor pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi antara lain Sadono Sukino;1994: 1. Manajemen perusahaan-perusahaan modern yang dikembangkan lebih efisien. 2. Penggunaan teknologi modern dalam kegiatan ekonomi dapat lebih cepat berkembang 3. Pendidikan yang lebih tinggi meningkatkan daya pemikiran masyarakat. 4. Berbagai pakar, tenaga ahli, dan tenaga terampil yang diperlukan berbagai kegiatan ekonomi dapat disediakan. II. 6 Tenaga Kerja II. 6. 1 Konsep dan Defenisi Sumber daya manusia human resources mengandung pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dapal proses produksi. Dalam hal ini SDM mencerminkan kualitas usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa. SDM juga menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut. Mampu bekerja artinya mampu melakukan kegiatan yang memiliki kegiatan ekonomis, yaitu bahwa kegiatan tersebut menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Kedua pengertian diatas mengadnung aspek kuantitas dalam jumlah arti jumlah penduduk yang mampu bekerja dan aspek kualitas dalam arti jasa kerja yang tersedia dan diberikan untuk produksi. Kemampuan bekerja tersebut diukur dengan usia. Penduduk yang berada dalam usia tersebut disenbut tenaga kerja man power. Tenaga kerja man power terdiri atas angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja labor force adalah jumlah tenaga kerja yang terdapat dalam suatu perekonomian dalam suatu waktu tertentu. Untuk mengetahui angkatan kerja diperlukan dua informasi yakni i jumlah penduduk yang sedang bekerja dan ii jumlah penduduk yang sedang menganggur dan mencari pekerjaan. Jadi, dapat dikatakan bahwa jumlah tenaga kerja adalah jumlah penduduk yang bekerja ditambah jumlah penduduk yang menganggur. Sedangkan yang tidak termasuk bukan angkatan kerja terdiri atas tiga golongan yakni golongan yang masih bersekolah, golongan yang mengurus rumah tangga tanpa memperoleh upah, dan golongan lainnya seperti penduduk yang tidak melakukan kegiatan ekonomi namun memperoleh penghasilan misalnya tunjangan dan penduduk yang hidupnya tergantung pada orang lain misalnya penduduk lanjut usia. Mereka yang tidak termasuk angkatan kerja dapat bekerja sewaktu-waktu sehingga mereka juga disebut angkatan kerja potensial.

II. 6. 2 Pengaruh Tenaga Kerja dalam Pembangunan

Tenaga kerja merupakan tantangan tersendiri bagi negara berkembang karena umumnya tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi dari tahun ke tahun. Kebanyakan negara berkembang tidak mampu menampung tenaga kerjanya dalam berbagai kesempatan kerja yang diadakan baik oleh kegiatan ekonomi yang lama maupun pertambahan kesempatan kerja melalui sektor-sektor lain. Kapasitas yang rendah di negara berkembang untuk meningkatkan output totalnya harus diimbangi dengan penurunan tingkat perkembangan penduduk sehingga penghasilan riil per kapita akan dapat meningkat. Dengan kapasitas yang rendah maka proses pembangunan akan tertunda. Ada empat aspek yang perlu diperhatikan di negar berkembang, yaitu:  Adanya tingkat perkembangan penduduk yang relatif tinggi. Dalam pembangunan ekonomi, penduduk berperan sebagai konsumen dan produsen. Jika penduduk memiliki kapasitas yang tinggi dalam memproduksi barang dan jasa, maka pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak menghambat pembangunan karena output yang dihasilkan akan selalu diserap oleh pasar. Pertumbuhan penduduk yang tinggi di negara-negara maju bahkan berpengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan per kapita. Karena adanya tabungan yang akan selalu melayani investasi. Namun yang terjadi di negara berkembang adalah kebalikannya. Para ekonom Klasik seperti Malthus dan Ricardo telah menyatakan bahwa tingkat perkembangan output akan selalu berlomba dengan tingkat perkembangan penduduk. Jika negara tidak dapat menyediakan kesempatan kerja makan akan terjadi pengangguran yang berarti terjadi penurunan standar hidup. Pembangunan akan selalu berlanjut dan untuk mempertahankan proses tersebut diperlukan investasi. Investasi ini berasal dari tabungan masyarakat. Jika sebagian penduduknya menganggur maka akumulasi kapital tidak akan maksimal. Usaha untuk mengadakan tabungan sangat sulit bagi penduduk yang berakibat pada penghambatan pembangunan. Produktivitas penduduk yang rendah juga berpengaruh negatif bagi pembangunan. Di negara berkembang dimana sebagian besar penduduknya hidup dari sector pertanian, hampir seluruh penghasilannya habis untuk melakukan konsumsi. Akibatnya adalah tingkat investasi yang rendah.  Adanya struktur umur yang tidak favorabel. Tidak sesuainya tingkat kelahiran dan kematian akan mengakibatkan proporsi yang tidak seimbang antara penduduk golongan usia muda dengan golongan usia dewasa. Ini berhubungan dengan konsep dependency ratio yang menyatakan perbandingan antara banyaknya penduduk tidak produktif di bawah 15 tahun dan di atas 65 tahun dan penduduk yang produktif diantara 15-64 tahun. Proporsi yang tidak seimbang ini merugikan pembangunan karena penduduk usia muda cenderung sebagai konsumen yang memperkecil pendapatan per kapita. Selain itu golongan usia muda yang lebih banyak cenderung mengalokasikan factor produksi ke arah investasi social, bukan investasi kapital.  Tidak adanya distribusi penduduk yang tidak seimbang. Tingkat urbanisasi memiliki pengaruh yang berbeda di setiap karateristik negara. Di negara maju, dimana penduduknya hanya sedikit di sektor pertanian, urbanisasi terjadi karena uoah yang lebih menarik di sector industri. Untuk negara berkembang, hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan perkembangan ekonomi antara sector pertanian dan industri, yaitu jika urbanisasi mengakibatkan kekurangan tenaga kerja di sektor perranian dan kelebihan tenaga kerja di sector industri.  Tidak adanya tenaga kerja yang terdidik dan terlatih. Rendahnya kualitas tenaga kerja tentu menghalangi pembangunan. Untuk mengembangkan perekonomian, khususnya industri, keahlian skill sangat diperlukan.

BAB III METODE PENELITIAN