II. 3 Ketimpangan Antardaerah
Peningkatan pendapatan per kapita memang menunjukkan tingkat kemajuan perekonomian suatu daerah. Namun meningkatnya pendapatan per kapita tidak
selamanya menunjukkan bahwa distribusi pendapatan telah merata. Sering kali di negara-negara berkembang dalam perekonomiannya lebih menekankan penggunaan
modal daripada penggunaan tenaga kerja sehingga keuntungan dari perkonomian tersebut hanya dinikmati sebagian masyarakat saja. Apabila ternyata pendapatan
nasional tidak dinikmati secara merata oleh seluruh lapisan masyarakat, maka dapat dikatakan bahwa telah terjadi ketimpangan dalam distribusi pendapatan.
Berkaitan dengan pembangunan ekonomi regional, Williamson 1965 menyatakan bahwa dalam tahap awal pembangunan, disparitas regional menjadi lebih
besar dan pembangunan terkonsentrasi di daerah-daerah tertentu. Pada tahap yang lebih maju, dilihat dari pertumbuhan ekonomi, tampak bahwa keseimbangan
antardaerah dan disparitas berkurang dengan signifikan. Myrdal 1957 menyatakan bahwa tingkat kemajuan ekonomi antardaerah
yang berlebihan akan menyebabkan pengaruh yang merugikan backwash effect mendominasi pengaruh yang menguntungkan spread effect terhadap pertumbuhan
daerah, dalam hal ini mengakibatkan proses ketidakseimbangan. Pelaku-pelaku yang memiliki kekuatan di pasar secara normal akan meningkat bukannya menurun,
sehingga mengakibatkan ketimpangan antardaerah Arsyad, 1999. Ketimpangan antardaerah juga disebabkan oleh mobilisasi sumber-sumber
daya yang dimiliki oleh suatu daerah. Sumber-sumber daya tersebut antara lain
akumulasi modal, tenaga kerja, dan sumber daya alam yang dimiliki. Adanya heterogenitas dan beragam karateristik suatu wilayah menyebabkan kecenderungan
terjadinya ketimpangan antardaerah dan antarsektor ekonomi suatu daerah. Melihat fakta ini dapat dikatakan bahwa disparitas regional merupakan konsekuensi dari
pembangunan itu sendiri. Pendapatan per kapita banyak digunakan sebagai tolak ukur untuk
mengukur ketimpangan dalam suatu daerah. Pendapatan ini tidak dilihat dari tinggi tidaknya pendapatan melainkan apakah pendapatan tersebut terdistribusikan secara
merata atau tidak ke seluruh masyarakat.
II. 4 Investasi II. 4. 1 Pengertian Investasi