Faktor yang Memengaruhi Mastikasi .1 Pengertian

memberikan hasil yang memuaskan jika ditangani dengan benar. Walaupun porselin dapat menghasilkan gigi tiruan dengan estetis yang maksimal, namun terdapat beberapa kekurangan dalam penggunaan porselin seperti gigi lebih rapuh dan mudah fraktur, harus mempunyai ikatan mekanis dengan basis gigi tiruan, menghasilkan bunyi yang kurang nyaman serta relatif mahal. Selain itu, porselin juga agak sulit dimanipulasi di laboratorium dan oklusi yang optimal agak sulit diperoleh di praktek. Dalam beberapa tahun terakhir, resin akrilik telah diperbaiki mutunya dari segi sifat mekanis khususnya resistansi terhadap abrasi dan juga estetis. Selain itu, harga yang murah menjadi alasan utama resin akrilik sering digunakan dalam pembuatan GTP. 35 2.3.2.3 Mastikasi 2.3.2.3.1 Pengertian Mastikasi adalah proses menghaluskan makanan untuk ditelan dan dicerna. Mastikasi terdiri dari dua proses terpisah, makanan ditempatkan antara gigi agar dapat dihancurkan dan kemudian dihaluskan. 36

2.3.2.3.2 Faktor yang Memengaruhi

1. Stabilitas Kehilangan seluruh gigi dan pemakaian GTP sering menyebabkan terjadinya resorpsi linggir alveolar yang lebih parah sehingga menganggu stabilitas gigi tiruan. Stabilitas gigi tiruan yang tidak baik menyebabkan pergerakan gigi tiruan saat adanya tekanan. Menurut data dari literatur, gangguan stabilitas pada gigi tiruan sering menyebabkan pasien mengalami masalah dalam aktivitas harian khususnya, konsumsi makanan yang keras. Penelitian Kostelic S 2012 menunjukkan bahwa 25.9 pasien pemakai GTP mengalami masalah dalam mengonsumsi makanan keras. 14 Penelitian Brunello dan Mandikos 1998 menunjukkan korelasi yang signifikan antara stabilitas gigi tiruan dengan gangguan mastikasi dan pilihan makanan. 14 2. Faktor oklusal Universitas Sumatera Utara Penurunan fungsi mastikasi sering terjadi karena kehilangan gigi, maloklusi, atau penyakit periodontal. Gigi yang hilang sering diganti dengan gigi tiruan cekat atau lepasan untuk meningkatkan fungsi mastikasi. Beberapa penelitian menunjukkan hubungan yang signifikan antara kehilangan gigi dan kemampuan mastikasi melalui uji pengunyahan. Hasil penelitian menunjukkan beberapa variasi pada kemampuan mastikasi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jumlah permukaan oklusal, daerah kontak oklusal, jumlah gigi yang masih ada, dan bentuk gigi. Penelitian yang meneliti pengaruh faktor oklusal pada efisiensi mastikasi pada 32 subyek yang mengalami kehilangan gigi menunjukkan bahwa efisiensi mastikasi berkorelasi tinggi dengan daerah oklusal gigi posterior. 37 3. Kekuatan gigitan maksimum Kontak area gigi molar dan premolar merupakan faktor utama yang mempengaruhi efisiensi mastikasi. Selain itu, jumlah gigi yang beroklusi per sisi juga mempengaruhi proses mastikasi. Beberapa penelitian melaporkan korelasi yang signifikan antara kemampuan mastikasi dengan kekuatan gigitan maksimum. Hal ini menunjukkan kekuatan gigitan yang tinggi menyebabkan makanan dapat dikunyah dengan lebih baik. Namun, beberapa penelitian tidak menunjukkan sebarang korelasi antara kekuatan gigitan maksimum dengan kemampuan mastikasi. Hal ini disebabkan oleh variasi besar antara kekuatan gigitan maksimum dengan efisiensi mastikasi. 4. Saliva 37 Saliva berperanan penting dalam fungsi pencernaan seperti berkontribusi dalam pemecahan makanan, pengeluaran bahan kimia, dan lubrikasi bolus makanan untuk penelanan. Pengurangan saiz partikel, pengurangan resisten terhadap deformasi makanan, dan pembentukan bolus yang dapat ditelan merupakan tujuan utama proses pengunyahan. Saliva berfungsi membasahi partikel makanan agar bolus makanan mudah ditelan. Kelenjar saliva dan saliva yang dihasilkan memainkan peranan penting dalam kesehatan rongga mulut dan juga saluran pencernaan. 37 Universitas Sumatera Utara 2.3.2.4 Kenyamanan 2.3.2.4.1 Pengertian