Faktor yang Memengaruhi Estetis .1 Pengertian

oklusal terlalu rendah, maka bibir akan bertumpang tindih dengan permukaan labial gigi anterior rahang atas. 6. Hubungan gigi anterior rahang atas dan bawah 31 Bunyi “s” dihasilkan dengan kontak berdekatan antara gigi insisivus maksila dan mandibula agar aliran udara dapat lewat melalui celah diantara gigi. Relasi rahang yang protrusif dan retrusif menyebabkan kesulitan dalam pengucapan bunyi “s”. Oleh karena itu, penyusunan gigi anterior rahang atas dan bawah dalam posisi anteroposterior penting untuk meperbaiki pengucapan. Konsonan “ch”, “j” dan “z” juga memerlukan saluran udara yang sama. Penelitian Burnett dkk. 2000 menyatakan bahwa bunyi siulan dan desis dihasilkan saat bicara karena saluran udara yang tidak benar di antara lidah dan melewati ruangan di antara insisal. Bunyi ini disebabkan oleh overjet yang rendah. 32 2.3.2.2 Estetis 2.3.2.2.1 Pengertian Perkataan “estetis” mempunyai beberapa defenisi menurut berbagai penulis. Estetis didefenisikan sebagai mengidealkan atau menyesuaikan sesuatu yang buatan dengan yang alami. Prinsip asas estetis adalah kecantikan, kealamian, dan individualisme. Estetis gigi tiruan didefenisikan sebagai efek kosmetik yang dihasilkan oleh gigi tiruan yang mempengaruhi kecantikan, daya tarik, karakter, dan martabat seseorang. 33

2.3.2.2.2 Faktor yang Memengaruhi

Beberapa faktor yang mempengaruhi estetis dental adalah warna, ukuran, posisi, dan pilihan bahan anasir gigi tiruan. Beberapa faktor terkait lainnya meliputi posisi senyum dan garis bibir, visibilitas gigi, penyusunan gigi yang simetris, serta hubungan antara garis tengah dental dengan garis tengah wajah dan bibir. 1. Warna anasir gigi tiruan 24,33,34,35 Hue , saturation, brilliance, dan translusensi adalah parameter yang digunakan untuk memilih warna gigi tiruan yang sesuai. Universitas Sumatera Utara a. Hue warna Hue adalah kualitas warna yang dapat membedakan antara warna yang satu dengan warna yang lain. Warna gigi biasanya berada dalam kisaran kuning dan kuning-merah. Seiring bertambahnya usia, variasi hue sering terjadi disebabkan oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik serta pengaruh lainya. Oleh karena itu, hue anasir gigi tiruan yang dipilih harus disesuaikan dengan usia pasien untuk menghasilkan penampilan yang alami. b. Saturation Saturation adalah kualitas warna yang dapat membedakan antara warna yang kuat dengan yang lemah. Tingkat saturation gigi tiruan bergantung pada ketebalan material gigi tiruan tersebut. Semakin tebal material, maka efek warnanya akan semakin intens. c. Brilliance Brilliance adalah kecerahan atau kegelapan sesuatu obyek. Seseorang yang berkulit cerah secara umumnya memiliki gigi dengan warna yang cerah dan kurang jenuh, maka gigi tampil cerah sesuai dengan warna kulit. Seseorang yang berkulit gelap biasanya memiliki gigi yang berwarna gelap sesuai dengan warna kulit wajah. Oleh karena itu, gigi tiruan harus dipilih sesuai dengan warna kulit wajah pasien untuk menghasilkan penampilan yang lebih alami. Selain warna kulit, usia juga mempengaruhi brilliance anasir gigi tiruan. Pasien muda mempunyai gigi yang lebih cerah dengan warna pulpa dapat dilihat melalui enamel yang translusen yang sedangkan pasien tua mempunyai gigi yang lebih gelap dan opak karena deposisi dentin sekunder dan reduksi ukuran kamar pulpa. Gigi pasien tua juga biasanya kelihatan bercak coklat yang disebabkan oleh penumpukan stein akibat dentin yang terekspos. d. Translusensi Translusensi adalah sifat obyek yang membenarkan cahaya melewatinya tanpa menghasilkan gambaran yang nyata. Translusensi merupakan representasi 3 dimensi dari brilliance. Translusensi yang tinggi cenderung menunjukkan brilliance Universitas Sumatera Utara yang rendah sehingga cahaya dapat melewatinya. Sedangkan gigi yang tampilannya opak menunjukkan translusensi yang rendah dan sedikit menyerap cahaya. 2. Ukuran anasir gigi tiruan Ukuran anasir gigi tidak hanya berhubungan dengan estetis dental tetapi juga dengan estetis facial. Sementara ukuran gigi harus proporsional antara satu sama lain, ukuran gigi juga harus proporsional dengan ukuran wajah karena variasi kasar ukuran gigi terhadap ukuran wajah berdampak buruk terhadap estetis optimal. Selain ukuran wajah, panjang bibir, ukuran dan relasi lengkung rahang, serta jenis kelamin juga menjadi faktor yang mempengaruhi ukuran gigi tiruan. a. Ukuran anasir gigi tiruan anterior 24,35 • Panjang Pada kondisi normal, servikal gigi anterior bertumpang tindih dengan ridge anterior secara servikal sebanyak 2-3mm. Ujung insisal gigi insisivus rahang bawah kelihatan di bawah posisi istirahat bibir. • Lebar Lebar gigi diukur dengan membuat tanda di sudut mulut pada oklusal rim dan bagian distal kaninus maksila dapat diindikasikan melalui tanda yang dibuat pada oklusal rim atas di bagian sudut mulut. Jarak antara tanda-tanda tersebut diukur dari bagian labial oklusal rim. Lebar gigi anterior disusun mengikut lebar yang diindikasi oleh oklusal rim. Gambar 7. Ukuran lebar gigi anterior 35 b. Ukuran anasir gigi tiruan posterior Ukuran anasir gigi tiruan posterior terbagi menjadi tiga: Lebar Bizygomatik 16 Lebar Bizygomatik 3.3 = = Lebar gigi insisivus rahang atas Lebar gigi anterior Universitas Sumatera Utara • Lebar Bukolingual Lebar bukolingual gigi tiruan harus lebih kecil daripada lebar gigi asli yang akan diganti. Gigi tiruan yang terlalu lebar dibagian bukolingual akan menyebabkan pembentukan permukaan poles dalam arah salah sehingga sayap gigi tiruan dibagian bukal dan lingual melekuk ke bagian oklusal. Hal ini akan menyebabkan penampilan pasien kelihatan tidak alami. • Lebar mesiodistal Lebar mesiodistal gigi posterior ditentukan dengan daerah edentulus di antara distal kuspid rahang bawah dan daerah menonjol rahang bawah. Setelah semua keenam gigi rahang bawah anterior diposisikan di posisi yang benar, tanda dibuat pada puncak ridge rahang bawah yaitu di bagian anterior retromolar pad . Tanda ini mengindikasikan jarak maksimum yang dapat dicapai oleh gigi tiruan posterior yang akan disusun. • Panjang vertikal permukaan bukal Gigi tiruan posterior harus dipilih sesuai dengan spasi antara lengkung rahang dan panjang total gigi anterior. Panjang gigi premolar pertama rahang atas harus sesuai dengan panjang gigi kaninus rahang atas untuk mecapai nilai estetis yang optimal. 3. Penyusunan anasir gigi tiruan Kesalahan dalam penyusunan gigi tiruan merupakan kesalahan yang sangat parah dan paling sering terjadi dalam proses pembuatan GTP. Apabila kompleks otot fasialis yang terlibat dalam ekspresi wajah tidak berada di posisi fisiologis antara gigi tiruan dan basis gigi tiruan maka wajah pasien akan kelihatan lebih tua. Hal ini juga dikenali sebagai “denture look” yang paling sering terjadi pada pemakai GTP yang padat. Sudut mulut kelihatan menurun, border vermilion bibir hilang, nasolabial melipat ke dalam, dan terbentuk keriput di atas bibir atas. 34,35 Universitas Sumatera Utara a. Penyusunan gigi tiruan anterior rahang atas Tabel 1. Penyusunan gigi tiruan anterior rahang atas 35 b. Penyusunan gigi tiruan anterior rahang bawah Gigi insisivus sentralis dan lateralis dalam posisi tegak lurus. Gigi kaninus miring ke arah mesial. Gigi tiruan anterior rahang bawah diposisikan sesuai dengan relasi mesial dengan gigi anterior atas. Terdapat overjet sekitar 2-3mm dan overbite sekitar 1-2mm. c. Penyusunan gigi tiruan posterior Gigi tiruan posterior harus disusun sesuai model diagnostik. Jika kehilangan tulang rahang bawah dari bukal dan lingual, maka gigi tiruan posterior bisa disusun tegak lurus di atas ridge rahang bawah tanpa melewati spasi yang ditempati oleh lidah dan papilla. Jika kehilangan tulang rahang atas dari bukal dan labial, maka ridge berada lebih ke palatal. Oleh karena itu, gigi posterior rahang atas disusun lebih ke lateral puncak. 4. Pilihan bahan anasir gigi tiruan Warna, sifat optik dan distribusi enamel serta dentin harus diduplikasi untuk menghasilkan gigi tiruan yang kelihatan alami. Enamel merupakan lapisan gigi yang translusen dan masih belum ditemui bahan yang dapat menduplikasikan enamel dari segi sifat optiknya. Gigi tiruan yang dibuat dari porselin dan resin akrilik dapat Angulasi Gigi Insisivus Sentralis Rahang Atas Gigi Insisivus Lateralis Rahang Atas Gigi Kaninus Rahang Atas Inklinasi labial Sedikit miring Relatif lebih miring ke labial dan adanya depresi servikal Posisi tegak lurus Relasi gigi terhadap garis tengah Sedikit miring ke arah mesial Relatif lebih miring ke mesial daripada gigi insisivus sentralis Posisi tegak lurus Relasi tepi insisal terhadap dataran sagital tengah Sedikit kurang daripada 90 derajat 30 derajat 45 derajat Relasi tepi insisal terhadap dataran oklusal Berkontak dengan dataran oklusal ½-1 mm daripada dataran oklusal Ujung kaninus berkontak dengan dataran oklusal Universitas Sumatera Utara memberikan hasil yang memuaskan jika ditangani dengan benar. Walaupun porselin dapat menghasilkan gigi tiruan dengan estetis yang maksimal, namun terdapat beberapa kekurangan dalam penggunaan porselin seperti gigi lebih rapuh dan mudah fraktur, harus mempunyai ikatan mekanis dengan basis gigi tiruan, menghasilkan bunyi yang kurang nyaman serta relatif mahal. Selain itu, porselin juga agak sulit dimanipulasi di laboratorium dan oklusi yang optimal agak sulit diperoleh di praktek. Dalam beberapa tahun terakhir, resin akrilik telah diperbaiki mutunya dari segi sifat mekanis khususnya resistansi terhadap abrasi dan juga estetis. Selain itu, harga yang murah menjadi alasan utama resin akrilik sering digunakan dalam pembuatan GTP. 35 2.3.2.3 Mastikasi 2.3.2.3.1 Pengertian