5.3. Pengujian Hipotesis
5.3.1. Pengujian Hipotesis 1
Setelah pengujian asumsi klasik dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa model telah dapat digunakan untuk pengujian analisa regresi berganda.
Langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis yang diuji adalah pemahaman terhadap SAP, kecakapan profesional, dan pendidikan
berkelanjutan berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Persamaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = â
1
X
1
+ â
2
X
2
+ â
3
X
3
+ e Ringkasan hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada Tabel 5.12 berikut ini.
Tabel 5.12. Pengujian Hipotesis
Sumber: Lampiran 6 Nilai R pada intinya untuk mengukur seberapa besar hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen. Hasil perhitungan statistik didapatkan koefisien R sebesar 0,768 yang menunjukkan hubungan yang kuat antara variabel
pemahaman terhadap SAP, kecakapan profesional, dan pendidikan berkelanjutan terhadap variabel kualitas hasil pemeriksaan.
.768 .590
.545 1.121
1.660 Model
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin- Watson
Model Summaryb
Universitas Sumatera Utara
Jika variabel independen lebih dari satu, maka sebaiknya untuk melihat kemampuan variabel memprediksi variabel dependen, dalam penelitian ini nilai yang
digunakan adalah nilai adjusted R
2
. Nilai adjusted R
2
sebesar 0,545 mempunyai arti bahwa variabel dependen mampu dijelaskan oleh variabel independen sebesar 54,5.
Dengan kata lain 54,5 kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat Serdang Bedagai mampu dijelaskan oleh variabel pemahaman terhadap SAP, kecakapan profesional,
dan pendidikan berkelanjutan sementara sisanya sebesar 45,5 dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini.
Secara parsial pemahaman terhadap SAP dan kecakapan profesional mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Tetapi
pendidikan berkelanjutan tidak berpengaruh yang signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan.
Untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen dapat dilihat dari analisis tabel Coefficient berikut:
Tabel 5.13. Uji Statistik t Parsial
Sumber: Lampiran 6
Standardized Coefficients
B Std. Error
Beta Constant
4.892 3.308
1.479 .151
Pemahaman terhadap SAP
.355 .133
.657 2.676
.013 Kecakapan
Profesional .345
.154 .351
2.244 .033
Pendidikan Berkelanjutan
-.298 .290
-.218 -1.026
.314 1
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients t
Sig.
Universitas Sumatera Utara
a Untuk variabel pemahaman terhadap SAP, t-hitung t-tabel 2,676 2,039 dan memiliki nilai p-value 0,013 0,05. Hal ini berarti pemahaman terhadap SAP
berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Dari hasil tersebut maka H
1
diterima dan H
O
ditolak artinya pemahaman terhadap SAP berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan.
b Untuk variabel kecakapan profesional, t-hitung t-tabel 2,244 2,039 dan memiliki nilai p-value 0,033 0,05. Hal ini berarti kecakapan profesional
berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Dari hasil tersebut maka H
1
diterima dan H
O
ditolak artinya kecakapan profesional berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan.
c Untuk variabel pendidikan berkelanjutan, t-hitung t-tabel -1,026 2,039 dan memiliki nilai p-value 0,314 0,05. Hal ini berarti pendidikan berkelanjutan
berpengaruh tidak signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Dari hasil tersebut maka, H
O
diterima dan H
1
ditolak artinya pendidikan berkelanjutan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan.
Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan maka model penelitian adalah sebagai berikut:
Y = 4,892 + 0,355 X
1
+ 0,345 X
2
- 0,298 X
3
+ e Dari persamaan di atas, dapat dilihat bahwa koefisien dari variabel
pemahaman terhadap SAP dan kecakapan profesional menunjukkan angka positif. Berarti bahwa hubungan antara pemahaman terhadap SAP, kecakapan profesional
dengan kualitas hasil pemeriksaan adalah positif yaitu semakin tinggi variabel
Universitas Sumatera Utara
pemahaman terhadap SAP dan kecakapan profesional pemeriksa maka semakin tinggi kualitas hasil pemeriksaan.
Dari persamaan di atas, juga dapat dilihat bahwa koefisien dari variabel pendidikan berkelanjutan menunjukkan angka negatif. Berarti bahwa hubungan
antara variabel pendidikan berkelanjutan dengan kualitas hasil pemeriksaan adalah negatif yaitu semakin sering pemeriksa melakukan pendidikan berkelanjutan belum
tentu mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan.
5.3.1. Pengujian Hipotesis 2