Pengalaman Pemeriksa Landasan Teori

dimana entitas yang diperiksa beroperasi dan minimal 20 jam dari 80 jam tersebut harus diselesaikan dalam 1 tahun dari 2 periode 2 tahun. Adapun definisi dari pendidikan berkelanjutan yaitu mencakup perkembangan mutakhir dalam metodologi dan standar pemeriksaan, prinsip akuntansi, penilaian akuntansi, prinsip manajemen atau profesional, pemeriksaan atas profesional informasi, sampling pemeriksaan, analisis laporan keuangan, manajemen keuangan, profesional disain evaluasi, dan analisis data. Pendidikan berkelanjutan ini juga mencakup profesional tentang pekerjaan pemeriksaan di lapangan, seperti administrasi profesional, struktur dan kebijakan pemerintah, teknik profesi, keuangan, ilmu ekonomi, ilmu profesional, dan teknologi informasi.

2.1.2. Pengalaman Pemeriksa

Pengalaman sangatlah diperlukan dalam rangka kewajiban seorang pemeriksa terhadap tugasnya untuk memenuhi standar umum pemeriksaan. Pengalaman yang selanjutnya menghasilkan pengetahuan seorang auditor dimulai dengan pendidikan formal, yang diperluas melalui pengalaman-pengalaman selanjutnya dalam praktik audit. Untuk memenuhi persyaratan sebagai seorang profesional, auditor harus menjalani pelatihan teknis yang cukup. Menurut Loeher 2002, pengalaman merupakan akumulasi dari semua yang diperoleh melalui berhadapan dan berinteraksi secara berulang-ulang dengan sesama benda alam, keadaan gagasan dan penginderaan. Universitas Sumatera Utara Menurut Bedard 1993, terdapat dua pandangan pokok mengenai keahlian. Pertama, pandangan perilaku terhadap keahlian yang didasarkan pada paradigma Einhorn. Menurut pandangan ini agar dikatakan sebagai seorang ahli harus: a. Mampu mengelompokkan variabel-variabel dalam cara yang sama ketika mengidentifikasikan dan mengorganisasikan isyarat cues; b. Dalam mengukur jumlah isyarat seorang ahli harus memperlihatkan keterandalan intra judge yang tinggi, keterandalan inter judge yang tinggi dan relatif bebas dari judge bias; c. Mampu menimbang dan mengkombinasikan isyarat dalam cara yang sama. Kedua, pandangan kognitif yang menjelaskan keahlian dari sudut pengetahuan. Pengetahuan bisa diperoleh lewat pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung misalnya, pendidikan, buku. Seseorang yang lebih berpengalaman pada bidang substantif, maka orang tersebut mempunyai lebih banyak item yang mampu disimpan dalam memorinya. Sehingga akan lebih mudah baginya untuk membedakan item-item menjadi beberapa kategori. Hal ini juga menunjukkan semakin banyak pengalaman seseorang, maka hasil pekerjaan semakin akurat dan lebih banyak mempunyai memori tentang struktur kategori yang rumit. Penelitian lain memberikan bukti bahwa pengalaman auditor mempunyai dampak yang signifikan terhadap kinerja, walaupun hubungannya tidak langsung. Hubungan antara pengalaman auditor dengan kinerja melalui variabel intervening efek pengetahuan mengenai pekerjaan job knowledge Bonner dan Lewis, 1990 dan Universitas Sumatera Utara Schmidt et al., 1986, terutama pengetahuan tentang tugas secara spesifik Bonner, 1990. Penelitian yang dilakukan Choo dan Trotman 1991 menunjukkan bahwa auditor yang berpengalaman lebih banyak menemukan item-item yang tidak umum atypical dibandingkan auditor yang kurang berpengalaman, tetapi tidak menemukan item-item yang umum, tidak ada bedanya antara auditor berpengalaman dengan yang kurang pengalaman. Abdol Mohammadi dan Wright 1987 menunjukkan bahwa auditor yang tidak berpengalaman mempunyai tingkat kesalahan yang lebih signifikan dibandingkan dengan auditor yang lebih berpengalaman. Studi ini auditor ditempatkan dalam berbagai level dan diminta untuk memberikan penilaian mengenai kemampuan suatu entitas melanjutkan usahanya going concern. Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat Tubbs 1992 yang melakukan pengujian mengenai efek pengalaman terhadap kesuksesan pelaksanaan audit. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin banyak pengalaman yang dimiliki, semakin banyak kesalahan yang dapat ditemukan oleh auditor.

2.1.3. Kualitas Hasil Pemeriksaan